BAB 4

(Keesokan harinya)

Pilihan adalah sebuah ketentuan dari seseorang, banyak orang salah dalam mengambil hal penting.

Bagiku di masa lalu sebuah pilihan hanya permainan, bukan sebuah takdir maupun masa depan. Hidup dan mati, itulah pilihanku di masa lalu.

"Brakk!" suara pukulan meja dari Kak Putri

Pukulan itu diarahkan ke mejaku, sekali lagi sebuah firasat datang. Kali ini aku tahu hal buruk akan terjadi, maka aku hanya perlu diam dan mengambil tindakan di akhir.

"Plakkk!!!" kak Putri menampar wajahku

Tamparan kedua setelah kemarin, namun tamparan itu lebih keras di bandingkan kemarin. Berbeda kemarin ia hanya melampiaskan amarah sendiri, namun kali ini aku merasakan orang lain.

Kak Putri selalu membantu orang lain tanpa pandang bulu. Begitu sekarang, ia marah demi seseorang.

"Apa yang kau katakan ke Luna kemarin?" tanya kak Putri

"Luna?"

"Benar, dia bilang akan pulang ke rumahnya dan berhenti dari sekolah"

Berita ini sebenarnya sebuah rahasia antara sekolah dan keluarga Luna. Karena kak Putri semua orang tahu dan menyebar ke penjuru sekolah.

"Heh? Luna pindah? Tidak mungkin!"

"Bidadari kita akan pindah? Kenapa?"

"Lalu kenapa? Bukankah bagus jika ia pulang kerumahnya? Ia juga bisa pergi ke sekolah yang lebih bagus"

"Kau!!! Kau jangan banyak bicara jika tidak tahu apa pun" sekali lagi ayunan tangan kak Putri mengarah padaku

Dua adalah angka terakhir dalam kesabaran ku, kuhentikan dan kutangkap tangan kak Putri.

"Sudah cukup, tidak untuk yang ketiga kalinya" ujarku dengan nada dingin

Semua terdiam melihatku, secara tidak sengaja aku mengeluarkan aura amarah. Kak Putri menarik kembali tangannya, sangat terkejut ia dari ekspresi.

"Jika boleh tahu ada apa sebenarnya dan kenapa kau malah menyalahkan aku? Seharusnya kau bisa bicara baik-baik bukan, tak perlu menggunakan kekerasan" kataku

Teman-temanku dan kelas di sebelah beserta anggota OSIS melihat ke arahku. Dari luar, kelas lain melihat kerumunan di kelasku ikut berkumpul dan menambah banyak penonton.

"Panggilan kepada Ferdi kelas IPS 2" sebuah pengumuman datang dari kantor kepala sekolah

Aku berdiri dan menuju ke kantor kepala sekolah, sementara kerumunan itu terdiam dan membukakan aku jalan. Seperti seorang rakyat yang memberi jalan pada raja di zaman kerajaan.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Abdul

"Aku juga tidak tahu, kak Putri tiba-tiba datang dan menampar Ferdi"

Bisikan-bisikan dari orang terdengar saat aku berjalan, apa ini sebuah hukuman atau kesalahan.

"Baiklah, ayo kita pikirkan masalah ini. Pertama Luna selalu makan sendirian di ruang OSIS, kedua masalah Luna adalah di keluarga tetapi melibatkan sekolah, dan terakhir adalah saran ku pada Luna" pikirku

"Begitu rupanya" bisik ku

...***...

(Ruang Kepala Sekolah)

Beberapa orang berkumpul di ruang kepala sekolah, dilihat dari tampilan mereka adalah orang dari keluarga besar. Lalu kak Putri, Pak Roby sebagai wali kelas, dan wakil kepala sekolah.

"Maafkan bapak Ferdi memanggil mu begini, tapi ada hal penting yang harus dibicarakan" kata kepala sekolah

"Boleh saja pak, ada apa sebenarnya?"

Pak kepala sekolah menatap kakek yang duduk di sebelahnya. Tahu bahwa gilirannya bicara ia pun membuka kata.

"Apa kau orang yang menyuruh cucuku Luna untuk memutuskan hubungan pertunangannya?" tanya kakek tua itu

"Aku tidak pernah menyuruh Luna untuk memutuskan pertunangan nya"

Suasana di ruangan semakin dingin bukan karena AC menyala, namun aku tahu bahwa itu berasal dari kakek tua.

Kakek itu bukan orang biasa, tekanan yang seharusnya panas berubah menjadi dingin. Dia kuat, seperti seorang pejuang.

"Kau pasti bohong Ferdi, Kemarin sebelum ia kembali ke rumahnya ia bilang akan menjadi Ferdi untuk sementara. Lalu apa maksudnya itu?"

Tampaknya seorang kucing ingin menjadi seorang singa. Luna telah memutuskan pilihannya, namun sejak awal ia tidak dapat memilih dan akan berakhir sama.

Luna gagal dalam memutuskan pertunangan dan terjebak dalam keluarga. Masalah nya semakin besar karena sesuatu, karena itu informasi bahwa ia akan pindah dan keluar sekolah adalah dari keluarga nya

"Ahhhh, kesal....aku sangat kesal....rasanya aku ingin membunuh mereka semua" batinku

"Ah maaf jadi maksudmu aku yang disalahkan dalam hal ini?"

"Aku dan keluarga Wijaya Putri telah bersusah payah menjauhkan Luna dari keluarga. Sebenarnya aku sudah tahu hal ini akan terjadi, dan akan membiarkan ia bersembunyi di luar negeri"

Kakek yang sangat sayang pada cucunya membuat rencana gila terdengar bodoh. Pada akhirnya akan sama saja jika akar tidak di cabut dari tanah.

Ia akan terus di kejar oleh keluarga dan Luna sendiri akan selalu merasa tidak aman. Kecuali Luna sudah tahu hal ini dan menerima semua.

"Tapi seseorang yang bodoh menyuruh ia untuk kembali ke tempat kotor itu dan menentangnya. Itu adalah kesalahanmu bocah!"

"Dia berjuang sendiri dan gagal, kini ia menyerah"

"Luna memiliki impian untuk menjadi seorang guru. Apa kau tahu itu Ferdi? Sekarang impian itu tidak akan pernah ia rasakan sama sekali"

"Kudengar kau adalah siswa yang luar biasa namun ternyata kau hanyalah bocah bodoh yang sok pintar" ujar kakek itu

Sejak awal aku tidak menganggap sebagai siswa luar biasa dari yang lain. Aku berdiri disini dan menikmati hidup karena teman-temanku.

"Asal kau tahu saja karena perbuatan mu juga, sekolah ini akan di ubah menjadi sekolah khusus perempuan. Pemilik sekolah ini adalah keluarga Uzumaki, banyak orang tahu bahwa tahun ini sekolah ini berjaya. Tapi itu semua hanya kebohongan, kurasa aku juga salah memasukan Luna kesini. Bukan berteman dengan manusia tapi dengan keledai"

Aku tidak marah, sejak dulu hatiku telah mati, perasaanku tak lagi ada. Namun kenapa ia melibatkan orang lain dalam pembicaraan ini, temanku adalah orang yang hebat.

"Kurasa guru disini juga tidak berkualitas pak" jawab seorang salah seorang pengawal

"Namamu adalah Ferdi bukan, aku kemari hanya ingin memberitahu jika kau tidak akan pernah hidup senang lagi, mulai sekarang hidupmu akan Sengara karena terlibat dengan klan Uzumaki"

Aku hanya tersenyum saat ia mengatakan itu, sejak dulu aku telah hidup sengsara. Namun beruntung aku masih memiliki keluarga dan kau mengancam keluarga ku di depan muka.

Meski begitu aku hanya tenang karena sejak awal ini adalah pertarungan kata-kata. Apa yang akan ia lakukan adalah membalas dendam padaku.

"Pak tua seperti kau salah dalam menyalahkan aku. Sejak awal Luna sudah memilih jalannya, itu tidak ada hubungan denganku. Lalu jika kau mau mengancam orang maka lebih baik lakukan sendiri dan jangan bawa anak buah"

"Hah, pak tua?" kak Putri terkejut

Kepala sekolah dan wakilnya pun kaget mendengar keluarnya kata itu. Jabatan dan hidup mereka di pertaruhkan maka mereka pun langsung meminta maaf padanya.

"Bocah ini benar-benar mencari mati. Kuakui kau benar-benar bernyali besar, tapi kau tak akan bertahan hanya dengan omongan saja"

Sudah berapa lama aku tidak diancam begini, apakah satu setengah tahun lalu saat disiksa oleh pemberontak. Darahku mendidih, bersemangat untuk melihat tontonan dari keluarga Uzumaki.

Keluarga Uzumaki sendiri adalah salah satu klan terbesar di Jepang dan membuka cabang di Asia Tenggara.

Siapa yang tidak kenal dengan pemimpin mereka, Uzumaki Tora yang dianggap sebagai master pedang jenius dan merupakan salah satu dari 10 orang terkuat di dunia.

Masalah putrinya yang tak ingin menikah dengan pewaris bela diri terkenal di Negara ini membuat ia datang kemari. Banyak menyebut ia adalah orang yang menyeramkan dan haus akan pertarungan.

Sejak kecil ia telah memenangkan banyak kejuaraan pedang dan tak pernah sekali pun kalah.

Ia pun berkeliling dunia untuk mencari orang kuat dan kembali beberapa tahun kemudian.

Saat ia kembali ketua Uzumaki mewariskan padanya. Dan aku tahu bahwa kakek tua itu adalah pemimpin sebelumnya dari Klan Uzumaki.

"Menarik. Waktu bermain" ucapku

BAB 4....KEPUTUSAN

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***