(Ruang Kepala sekolah, Setelah Tes OSIS)
"Aku hanya ingin ayah memasukan murid bernama Ferdi itu ke OSIS. Apa ayah bisa?"
"Hem, kenapa kau begitu tertarik padanya?"
"Dia mungkin bisa mengubah sekolah kita menjadi lebih baik, itulah yang aku pikirkan"
"Murid ini?"
Percakapan ayah dan anak yang telah lama putus akhirnya dimulai oleh masalah seseorang.
"Baiklah akan aku lakukan. Tapi hanya memasukkan nya saja bukan?"
"Tidak, aku ingin dia dijadikan sebagai ketua OSIS"
"Kurasa itu sedikit sulit Armen, ketua OSIS harus di lakukan secara pemilihan. Bukan kehendak dariku"
"Tapi ayah adalah kepala sekolah, cukup berikan dia sedikit tugas dan jadikan dia sebagai citra"
Kepala sekolah dan ketua OSIS saling bekerja sama untuk membuat Ferdi menjadi ketua OSIS.
Semua itu merupakan awal dari pemilihan yang melibatkan strategi dan konflik besar.
"Akan ayah coba, tapi jangan terlalu banyak berharap"
"Baik ayah"
Armen pergi meninggalkan ruangan ayahnya dengan meninggalkan sepucuk dokumen di meja.
"Hemm Ferdi kah? Tidak ada yang menonjol dengan anak ini"
...***...
"Kepada Ferdi diharapkan untuk datang ke ruang kepala sekolah sekarang"
Sebuah pengumuman di istirahat pertama, membuat aku kehilangan kesempatan untuk ke perpustakaan.
Namun tidak bisa aku tolak karena sebuah panggilan, tapi apa alasan aku di panggil ke ruang kepala sekolah.
Aku terus berpikir saat menuju ruangan,
"Begitu rupanya" aku sudah mendapatkan jawaban dari panggilan
"Jadi ada apa pak?"
Aku duduk di kursi berhadapan dengan kepala sekolah di ruangan nya. Dingin dari AC membuat kami berdua kedinginan.
"Ada hal yang ingin aku sampaikan jadi aku akan langsung pada intinya. Aku ingin kau menjadi ketua OSIS tahun ini"
"Kenapa?"
"Entah kenapa anakku tertarik padamu, lalu ingin menjadikan kau ketua OSIS. Dia bilang kau bisa mengubah sekolah ini menjadi lebih baik"
"Itu bukanlah jawaban, itu hanya keinginan anda dan anak anda"
"Benar juga, tapi entah kenapa setelah melihat langsung aku jadi percaya. Bicara empat mata dengan kepala sekolah tanpa rasa takut dan gugup"
Ketua OSIS dan kepala sekolah bekerja sama, tidak dapat percaya dia akan melakukan hal besar.
"Bukan kah ketua OSIS dilakukan secara pemilihan voting? Dan aku tahu bahwa ini adalah permintaan kak Armen. Sejak awal aku menolak permintaan nya, tapi dia sangat keras kepala"
"Kenapa kau menolaknya? Padahal ini merupakan kesempatan untuk mencari pengalaman menjadi seorang pemimpin"
"Kau tidak akan mendapat kesempatan ini lagi jika melepasnya"
"Aku sudah cukup puas untuk menjadi seorang pemimpin. Sejak dulu aku selalu mengambil keputusan yang berat untuk anggota, aku menjadi ketua, aku menjadi panutan, aku menjadi pemimpin yang ditakuti dan dihormati"
"Apa maksudmu kau sudah memiliki banyak pengalaman menjadi seorang pemimpin?"
"Tentu saja. Dan bahkan lebih dari yang bapak duga"
"Tidak mungkin, kau seorang anak kecil?"
"Kalau begitu kita akan melihat nya, aku bahkan bisa membuat jabatan anda hilang dalam sekejap. Anda akan dipindahkan ke pinggiran desa dan menjadi guru biasa disana, bagaimana apa anda percaya ucapan saya?"
"Lalu lakukanlah, jangan membuat aku duluan yang mengeluarkan mu"
Aku bangkit dari kursi dan menatap tajam kepala sekolah,
"Satu lagi, jangan pernah anda usik aku lagi. Terutama anak anda!" kataku dengan nada dingin
Aku kembali ke kelas melewati pintu, saat itu Kepala Sekolah tidak tahu apa yang mengincar dirinya.
"Kalian ingin bermain seperti itu ya, baiklah aku juga bisa melakukan nya"
...***...
Catur adalah permainan favorit ku, sejak kecil aku selalu memainkannya. Tapi ada hal aneh dari diriku dulu, aku selalu kalah dalam bermain dengan orang dewasa.
Aku terus bermain dan main tapi tetap kalah. Namun itu bukan karena buruk dalam permainan, tapi aku selalu mencoba kalah.
Setiap pergerakan lawan, langkah, pikiran, strategi, akan aku lihat secepat mungkin. Dan menyusun rencana untuk aku kalah, agar semua sesuai kemauan dan jalan ku.
Lawan selalu mengikuti langkah yang aku buat, jalan yang buat selalu berhasil dan membuat aku mengerti. Kalah bukanlah hal buruk.
Umur 7 tahun aku mulai mengambil alih, selalu satu langkah dari lawan. Membuat aku selalu menang hingga sekarang, baik dalam permainan maupun kehidupan.
Strategi dan taktik adalah diriku, lalu diriku yang lain adalah iblis. Kalian ingin bermain menggunakan otak, tentu saja akan senang.
"Melihat kalian menjadi gila adalah kesenanganku"
Malam harinya di rumah kepala sekolah, ia menerima sebuah telpon dari dinas pendidikan.
"Benar dengan pak Risman? Saya dari dinas pendidikan provinsi sumatera selatan ingin memberitahu Anda bahwa jabatan anda sebagai kepala sekolah akan hilang" suara telpon dari dinas pendidikan
"Apa!, kenapa pak?"
"Anda sudah menganggu orang yang salah. Mungkin itu alasan yang tepat"
"Menganggu?, Tapi pak saya tidak melakukan apa pun"
"Coba anda pikir kan lagi, setelah itu kita akan bicara besok tentang pengunduran diri bapak. Terima kasih selamat malam"
"T..tunggu pak, halo?"
Telpon dimatikan secara sengaja, kini kepala sekolah yang bernama Risman mulai berpikir.
"Jangan-jangan anak itu? Tidak...Ferdi, siapa anak itu sebenarnya?"
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments