(Satu Hari Sebelum ke Yogyakarta)
Pulang seperti biasa, malam hari berjalan kaki. Tak ada orang menemani karena berita besar keluarga Uzumaki.
Malam hari selalu diliputi dengan kegelapan, namun karena bulan dan bintang bumi ini menjadi terang. Daratan bumi menjadi satu-satunya tempat kejahatan utama, lalu apakah semua akan tetap sama?
"Aku tahu kau berada disana, keluarlah!" tegas ku
Seorang pria dengan pakaian serba hitam keluar dari persembunyian di balik tembok jalan. Aku tahu bahwa dia adalah orang yang sangat berbahaya untuk aku hadapi sekarang, beruntung aku mengenalnya.
"Ternyata anda sudah mengetahui keberadaan saya Master!" ujar Shadow atau Hiro si Pembunuh Bayaran Bayangan
Orang yang dulu adalah lawan sekarang menjadi kawan, karena beberapa alasan ia meminta ku untuk mengajarinya dan mengangkat sebagai murid ku.
Dulu aku tidak mengerti kenapa aku harus mengajari pembunuh bayaran, namun alasan itu akan lebih baik ketika aku menahan dia agar tidak membunuh orang lagi.
"Kau rupanya Shadow, bagaimana kabarmu? Sudah hampir 2 tahun kita tidak bertemu" tanyaku
"Saya baik-baik saja Master! Daripada itu saya kemari karena ingin menemui master"
"Ada apa?"
"Saya telah melakukan misi dari Master, saya mengelilingi dunia dan membantu orang dari bayangan"
Mendengar hal itu aku baru sadar jika 2 tahun lalu aku menyuruhnya untuk berkeliling dunia dan membantu orang lain, padahal itu hanya sebuah candaan.
"Tapi kau tidak membunuh orang kan?"
"Tentu Master saya bahkan telah mengendalikan perasaan membunuh saya"
"Mengendalikan? Yah terserah, tapi aku yakin kau menemui ku bukan hanya untuk menyampaikan hal itukan?"
"Tentu Master saya kemari hanya menyampaikan keberhasilan misi dan siap melakukan misi selanjutnya"
Tidak berubah meski 2 tahun berlalu, saat itu kau berusaha membunuh kami, namun karena sebuah takdir kau ikut bertempur bersama kami di balik bayangan.
Dulu aku merasakan hawa membunuh yang kuat dari mu, tapi dengan kepergian 2 tahun ini kau telah berubah.
"Baiklah kalau begitu, aku akan memberikan misi baru padamu"
Shadow tampak tidak sabar menunggu misi dariku,
"Dunia saat ini tidak akan pernah damai, mau berapa kali kau berusaha merubahnya itu tidak akan berhasil. Tugas kita sudah selesai, tak ada lagi perang, tak ada lagi pertempuran, tak ada lagi darah"
"Benar Master! Namun..."
"Namun kejahatan akan selalu lahir dan saat itulah kau di perlukan. Untuk saat ini kau hanya perlu menikmati hidup Shadow!, Akan aku berikan kau sebuah misi Carilah Kebahagiaan mu Shadow!"
"Mencari... kebahagiaan?"
Aku menganggukkan kepala,
"Ya, nikmati hidup dan mencari kebahagiaan. Dan jangan lupa untuk berbuat kebaikan. Itulah misi mu sekarang"
"Master, bagaimana saya mencari kebahagiaan itu?"
"Tugasmu adalah mencari tahu nya, mengerti!"
"Ya master"
Shadow menundukkan kepala dan memberi salam jelas. Aku sendiri senang dengan kembalinya dia, meski begitu aku kurang yakin dia bisa berbaur dengan masyarakat.
"Ngomong-ngomong kau bisa menemui yang lain" jelasku
"Apakah mereka ada disini?"
"Tidak, kita semua berpisah, satu di Amerika, satu di Inggris, satu di Papua, satu lagi sudah menjadi kepala desa dan satunya sering berpindah-pindah. Lalu untukku hanya disini"
"Baiklah, kalau begitu saya akan berada disini saja bersama Master!"
"Terserah, tapi jangan buat masalah"
"Baik master"
"Ah benar juga, mungkin aku akan pergi keluar kota beberapa hari. Aku akan menitip kota ini padamu ya, Shadow!"
"Baik Master!"
...***...
Pertarungan sengit antara Ferdi dan Tora berakhir dengan kemenangan tak terduga oleh Ferdi. Kedua nya pingsan setelah adu kekuatan dan ketahanan, namun disaat keduanya tak sadarkan diri badai berhembus di klan Uzumaki.
"Tu...tuan besar kalah?!"
"Wow...Tuan Tora kalah, tidak kusangka anak itu sangat hebat"
"Dari awal dia menunggu kesempatan datang dan mengakhiri nya dengan serangan telak. Tapi bisa dengan tenang dan berpikir seperti itu disaat melawan Tuan Tora tidaklah mudah" jelas Fina
"Apakah anak itu akan menjadi 10 orang terkuat juga? Dia sudah mengalahkan Tuan Tora lho" tanya Scar
"Untuk mendapat angka di rangking bukan hanya itu tahu, diperlukan hal lain" tepis Ryan
"Meski begitu, bukti apalagi yang diperlukan. Kekuatan dan kemampuan anak itu sangat hebat, dan kita disini sebagai bukti dari dunia"
"Tuan Tora adalah pendekar pedang nomor 1 di Jepang. Di Asia dia menjadi nomor 7 orang terkuat, apa anak itu sebenarnya bisa mengalahkan semua peringkat 8 kebawah!"
"Aku jadi ingin melawan anak itu!"
Bagi penonton termasuk pengikut Klan Uzumaki, telah menanggap pertarungan itu sebagai tanda perubahan.
Kekalahan dari Tuan mereka sangat telak dan membuat hati mereka bergetar setiap mengingat pertarungan tak seimbang.
Namun bagi mereka yang tahu arti dari kata Ferdi di atas arena tadi, mereka adalah kekuatan kemenangan. Tepuk tangan tak berhenti sampai Ferdi masuk ke dalam ruangan.
Semua pengikut dan pengawal telah menganggap Ferdi sebagai penerus Klan Uzumaki. Bukan karena keturunan atau darah dari Tuan Tora, tapi dari perjuangan dan kekuatan sendiri.
"Pemimpin baru kita telah lahir!" teriak Lina di tengah aula
Semua mata dan pandangan tertuju padanya, tentu itu adalah sebuah kesempatan untuk mengubah klan Uzumaki kembali ke jalan benar saat masa jaya. Bukan dengan kekuatan tapi dengan perjuangan dan kekeluargaan.
Klan Uzumaki awal jaya karena Tora yang saat itu menyatukan semua orang untuk satu tujuan yaitu menjadi keluarga. Namun karena keinginan menjadi kuat, Tora sendiri menyimpang dari arah awal.
"Ayah mertua, apakah ini adalah sebuah bukti nyata tentang anak itu? Dia telah mengalahkan Tuan kita, dan menurut peraturan Klan dia yang akan menjadi pewaris selanjutnya" jelas Lina
Kakek Yu melangkah ke sisi tembok pembatas di kursi nya. Suara lantang dan keras terdengar walau umurnya sudah tidak muda.
"Tentu saja, tapi itu tergantung dari pilihan anak itu dan tentunya pemimpin kita!"
Tak ada kata lagi disana, hanya sebuah harapan dari berbagai orang agar Klan Uzumaki menjadi lebih baik.
(Kamar Inap Ferdi, Malam Hari)
Setelah pertandingan sengit itu aku tidak sadarkan diri, seperti biasa jika melawan menggunakan fisik meski menang aku akan tumbang diakhir.
Kepalaku sakit dan tubuh serasa hancur, ku paksa membuka mata.
Di samping terlihat Kak Putri di kanan dan Luna di kiri tertidur, mungkin karena menjaga ku seharian.
"Sakit juga terkena serangan itu, aku tidak akan melakukan hal ini lagi" bisik ku
"Kau sudah sadar bocah?" Kakek Yu datang dari depan pintu kamar
"Yah begitulah, sudah berapa lama aku pingsan? Dan bagaimana pertandingan nya?"
"Sekitar 3 jam, dan tentunya aku tidak percaya kau berhasil menang melawan anakku. Bahkan kau bisa menggunakan teknik Aliran Surga secepat itu"
"Hanya sebuah keberuntungan, jika aku terlalu lama mungkin aku yang akan kalah. Lalu apakah orang itu masih pingsan seperti ku?"
"Dia sudah sadar setengah jam yang lalu dan sekarang ada di ruang tamu"
"Geh, bisa cepat sadar setelah terkena serangan di area kepala. Dia benar-benar monster"
"Hahahaha, tapi kau adalah orang yang mengalahkan monster itu. Jadi kau ini apa?"
"Hanya manusia biasa" aku berusaha untuk menemui Tora, membahas tentang janji dan taruhan, "Aku akan menemui orang itu dulu"
Aku berhati-hati untuk turun dari tempat tidur agar tidak membangun kan Kak Putri dan Luna.
"Aku pergi dulu pak tua"
"Tentu saja bocah" setelah aku pergi cukup jauh aku masih bisa mendengar gumaman kakek tua itu, "Manusia biasa kah?"
BAB 10....KEMBALI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Teh
up terus kak
2022-07-08
0