BAB 7

(Kediaman Uzumaki, Malam Hari)

Pertaruhan telah disetujui, Tora dan istrinya membiarkan aku membawa Luna sementara berkeliling. Putri dan paman Jhon pergi ke kamar yang telah disiapkan, dan penjaga kembali ke tempatnya.

"Tak ku sangka kau begitu nekat, lalu bagaimana sekarang?" tanya Luna padaku

"Aku juga tidak tahu, tapi kau tenang saja hal seperti ini sudah biasa bagiku"

"Jawaban apa itu?" Luna tertawa kecil, "Kau ini lucu padahal nyawamu terancam, tapi jika kau mati maka aku akan mati juga"

"Berhenti bicara seperti itu, aku tidak ingin mendengar apa pun lagi dari orang bodoh yang melawan takdir sendirian"

"Tapi...aku ingin menjadi seperti mu, orang yang kuat dalam keadaan apapun. Kau seperti bisa menyelesaikan masalah dengan mudah"

"Kau tahu apa yang membuat aku berhasil sampai sekarang?, jika kau tidak bisa melakukannya sendirian maka tak apa kau meminta bantuan orang lain. Begitulah aku menyelesaikan masalah"

Aku membuat kata memanfaatkan orang lain menjadi meminta bantuan. Aku berbohong lagi, namun aku tidak akan membiarkan kebohongan ini menjadi menyakitkan.

"Tapi tetap saja kau benar-benar aneh, bocah bodoh. Mempertaruhkan semuanya, bahkan aku tidak menyangka" datang kakek Yu

"Kakek Yu" Luna memeluk Kakek Yu

"Semua orang disini adalah saksi bocah, jika kau mengingkari janji mu maka tak ada tempat lagi di dunia ini"

"Ya, aku tahu"

"Jadi apa kau sudah siap untuk pertandingan besok?" tanya kakek Yu

Aku sudah berhasil menahan Sang Ratu, bahkan aku bisa melewati para benteng dengan mudah. Penentuan nya adalah besok, dan untuk itu aku perlu tahu bagaimana peraturan pertarungan pedang.

"Justru itu aku bingung, bagaimana ya peraturan pedang itu?"

Kakek Yu dan Luna melihat satu sama lain sebentar dan menangkap tubuhku.

"Apa kau sudah gila Ferdi, kupikir kau tahu bagaimana cara ber pedang makanya aku sedikit tenang. Apa maksudmu tidak tahu peraturan hah?" jelas Luna

"Bocah apakah kau bisa ber pedang?"

"Se...sedikit sih, hahahaha" aku tertawa kecil

Kali ini aku harus membawa kuda hitam milik Tora berada di pihak ku. Jika perlu berlatih tentu saja dengan orang yang kuat dan berpengalaman, dan orang itu adalah Kakek Yu sebagai pemimpin Klan Uzumaki sebelumnya.

"Kakek Yu apakah kau bisa mengajari aku?"

"Dasar bodoh, kau sudah tidak punya harapan lalu untuk apa aku mengajarimu?"

"Kumohon kakek! Aku akan melakukan apapun"

Yu adalah orang tegas dan kuat di masanya, namun ia tetap saja tidak tahan dengan anak-anak. Ia tahu bahwa Ferdi adalah kunci untuk membuka mata anaknya agar kembali.

"Baiklah, tapi jika kau kalah aku akan membunuhmu bagaimana?"

"Hahaha, sepertinya orang-orang disini suka membunuh ya"

Dengan begitu aku diterima berlatih dengan kakek Yu dalam sehari, aku bekerja keras untuk mendapatkan kembali kemampuan ku yang dulu.

Di samping itu Luna terlihat takut dan cemas mengetahui aku tak bisa berpedang. Karena waktu semakin larut ia pun kembali ke kamar untuk menyiapkan rencana jika Ferdi gagal.

...***...

(Pukul 12.00 malam)

"Tak! Tak!" suara hentakan dari dua pedang kayu beradu

"Pertahanan mu terbuka lebar" kakek Yu kembali menyerang perutku

Rasa serangan dari pedang kayu cukup menyakitkan, bahkan aku ingin muntah setelah semua terkena serangan itu.

"Tapi tak diragukan lagi, kakek Yu adalah pendekar pedang yang hebat. Pertahanan dan serangannya sangat kuat meski belum serius"

Namun aku masih membutuhkan kartu AS untuk mengalahkan Tuan Tora. Tentu saja aku harus mengetahui nya dari kakek Yu.

"Kakek Yu apakah ada jurus atau teknik tertentu yang bisa aku lakukan? Kalau begini aku tidak akan bisa menang"

"Sebelum itu aku akan bertanya, kau benar-benar belum pernah memegang pedang bukan? Hingga saat ini aku merasa kau memiliki kemampuan yang luar biasa"

"Aku hanya pernah berlatih kempo satu Minggu, hanya itu, jadi apakah kau bisa mengajari aku jurus?"

"Kau bahkan tidak bisa memukulku sekali dan kau bilang ingin jurus dariku?"

"Ayolah, aku tidak akan memiliki kesempatan jika melawan Tuan Tora jika begini"

"Meski begitu kau tidak akan bisa menguasainya dalam satu hari bocah!"

"Kalau begitu bisa kau perlihatkan aku jurus itu dan menyerang ku dengan itu?"

"Baiklah jika itu mau mu, entah kenapa aku seperti dimanfaatkan tapi aku tidak ingin murid ku mati begitu saja"

Kakek Yu mengambil kuda-kuda, dengan cepat ia mengayunkan pedang. Dan saat itu aku melihat sebuah cahaya dari pedang membuat aliran seperti air.

"A..apa itu?" tanyaku

"Itu adalah teknik pedang rahasia dari keluarga Uzumaki, Aliran Surga. Kau bisa menyerang lawan beberapa kali dengan membuatnya seperti aliran, kau juga bisa membuat bingung lawan dengan gerakan lanjutan"

"Teknik ini mengutamakan kecepatan dan kekuatan, Tora menguasai jurus ini selama 6 bulan. Dia benar-benar anak yang berbakat, bahkan kami penerus sebelumnya membutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menguasai nya"

"Hebat sekali, kakek bisa kau melawan aku dengan jurus itu? Dan kali ini aku akan serius, maka kau juga harus serius" ujarku

Kakek Yu melihat rasa percaya diri dariku, entah kenapa ia sangat mempercayai ku sekarang.

"Baiklah, lebih baik kau bersiap untuk kesakitan"

Latihan pun kembali dimulai namun kali ini dengan intensitas lebih tinggi. Aku mengeluarkan semua kemampuanku, namun dengan jurus itu kakek Yu lebih unggul.

Jurus Aliran Surga itu membuat serangan menjadi beberapa kali, dengan kecepatan ia merubah tempat serangan membentuk aliran.

Aku hanya menebak kemana arahnya dan membalas sebelum ia kembali melancarkan serangan.

Latihan itu kulakukan sampai jam 3 pagi, kakek Yu juga butuh istirahat. Namun sebelum ia pergi ia bertanya padaku apakah semua ini adalah kesengajaan.

"Tampaknya kakek sudah tahu, aku memang tidak berniat untuk kalah tapi jika memang begitu, aturan yang aku buat adalah pertarungan sampai mati. Dengan begitu aku tidak akan menderita dan di kejar oleh klan Uzumaki"

"Lalu bagaimana dengan keluargamu nanti?"

"Kurasa mereka akan kehilangan, tapi aku yakin mereka akan baik-baik saja karena aku tidak kalah"

"Kau benar-benar aneh bocah"

"Oh benar juga, mungkin Luna akan merencanakan sesuatu yang berbahaya. Lebih baik kakek selalu berada di dekatnya besok"

"Darimana kau tahu itu?"

"Jika aku bilang aku bisa melihat masa depan apakah kau akan percaya? Lalu juga ini hanyalah sebuah firasat"

...***...

(Keesokan harinya, Pukul 16.30)

Tampak semua orang tahu dengan pertandingan ini, dari penjaga hingga pelayan.

Tak sabar menonton meski sudah mengetahui hasil akhir jika tuan mereka akan menang mudah.

"Dimana bocah itu?" tanya Tora pada Lina

"Kudengar berlatih dengan ayah tadi malam, dan paginya dia hanya berlatih sendiri mengayunkan pedang sampai siang hari"

"Hanya dengan itu? Dia pikir bisa mengalahkan aku"

"Sayang bisakah kau sedikit memberi dia kesempatan? Dia bahkan baru berlatih pedang"

"Kau pikir aku ini tidak punya perasaan aku tidak akan membunuhnya, aku hanya akan membuat bocah itu pingsan hingga berdarah"

(Pukul 16.50)

Semua orang telah berkumpul bahkan penjaga dan pelayan juga duduk di tempat penonton. Terlihat para tamu penting yang mengunjungi Tora juga ikut duduk di kursi VIP.

Sementara pendukung ku hanyalah kedatangan Kepala sekolah dan wakilnya, Kak Putri, Paman Jhon dan sekertaris nya, lalu dua alumni yang meminta agar bisa menyiarkan pertandingan ku di situs sekolah.

Tak masalah aku tidak memiliki pendukung, sebelum pertandingan aku juga telah di beri semangat oleh teman-teman sekolah.

Seperti biasa mereka sudah tahu aku melakukan hal berbahaya lagi, sebuah pertandingan dengan pertaruhan besar.

Permainan ini sudah mencapai puncak, aku bidak biasa akan melawan sang Ratu. Tidak...bukan bidak biasa lagi, tapi aku sudah berubah (sekolah°yang tahu catur pasti tahu), sekarang aku juga menjadi Ratu.

"Pertaruhan pun dimulai ditengah permainan yang panas, siapakah yang akan bertahan?"

BAB 7....PERSIAPAN

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***