(Punti Kayu, Permainan Memanah)
Kelompok ku sudah 7 orang memanah namun tidak ada yang berhasil.
Jarak target sangat jauh, dan banyak dari mereka tidak kena bahkan tidak mencapai target.
Permainan memanah ini hanya memiliki satu kesempatan bagi setiap orang. Jika gagal tidak bisa mengulang, dan jika semua gagal maka tidak mendapat huruf.
"Hahh, tidak kena lagi. Ini susah sekali!" teriak Bunga karena gagal
"Kalau begini kita akan kalah"
"Tenang masih ada Raihan sama Babay, mereka pasti bisa. Kan mereka ikut Gym"
Dalam pikiran aku bertanya, "memang apa hubungannya?"
"Ayo Raihan giliranmu"
"Oke"
Raihan maju dengan dada tegap,
"Ehh pak ini gimana ya caranya?" tanya Raihan membuat semua orang tertawa kecil
"Ini begini dek.." petugas pun membantu Raihan
"Apa benar bisa?" Bunga ragu
Raihan bersiap dan menembak panah, namun sayang tidak mengenai target.
"Giliran Babay, jangan sampai gagal lho Bay"
"Serahkan saja pada aku"
Babay menarik busur dan menembak target, kekuatannya sangat baik namun akurasi nya rendah. Panahnya melayang jauh ke atas dan melewati target.
"Maaf, hehehe"
"Hahaha" suara tawa terdengar dari kelompok lain
Kami tahu jika mereka menertawakan, namun tidak dihadapi menghindari pertengkaran.
"Gawat kalau begini kita harus memanggil kelompok lain yang belum memanah" saran Ana
"Benar"
"Tunggu masih ada Ferdi"
"Ferdi?"
Aku tahu aku terlihat payah, namun itu karena aku tidak ingin menjadi pusat perhatian. Tinggi ku hanya 159 cm, dan berat badan proporsional, wajahku biasa saja seperti laki-laki lain.
Aku mengambil nafas bersiap memanah, merasa belum siap dan kurang aku mengubah bentuk busur dari Vertikal menjadi Horizontal.
"Panah ini cukup lama, talinya cukup kuat namun pegasnya sedikit renggang"
"Ubah gaya menjadi Horizontal melihat target, angin cukup bagus" aku menarik tali busur sekuat tenaga
Bagiku ini hanya hal yang mudah, namun aku tidak ingin mereka melihatku jadi kutunggu waktu yang tepat.
"Dasar anak itu, lama sekali mengekernya"
"Huuuff, Sratt!!!" aku melepas anak panah
Kekuatan dari tembakan ku berbeda dari Rendi dan Babay, namun dalam memanah bukan kekuatan saja. Aku tahu itu karena dulu sering menggunakan nya di kala terdesak.
Yang dibutuhkan dalam memanah adalah konsentrasi dan fokus yang tinggi, lalu kepercayaan dan kepekaan, selanjutnya kekuatan dan kecepatan.
Diantara itu semua terdapat hal paling utama, itu adalah ketepatan. Memanah itu bukan memerlukan keberuntungan, mengenai target bukan sebuah kebetulan.
Benar...tidak ada yang kebetulan saat memanah, mengenai target karena kepercayaan dan kemampuan sendiri. Itulah...pemanah.
"Slebb!!" suara panah menancap tepat di tengah target berwarna merah
Jika di ajang olimpiade nilai tertinggi akan di dapatkan. Namun jika disini aku hanya akan mendapatkan sebuah hadiah huruf, I
Tapi, "Aneh, padahal aku jelas-jelas mengincar sedikit ke pinggir. Apa kemampuan ku sudah berkurang ya"
"Woahhh, hebat Ferdi" Raihan langsung memeluk
"Luar biasa Ferdi, bisa tepat ke tengah"
Kelompok Rendi terdiam melihat kemampuan Ferdi. Takjub, iri dan tidak percaya jika dia bisa melakukannya.
"Hahahaha" suara tawa yang dibuat-buat oleh Ana dan Bunga
"Geh, sialan. Ayo kita pergi ke tempat lain nya" ajak Rendi ke teman temannya
(Permainan berjalan di atas tali)
Sepuluh orang telah berada disana, dan 7 orang berhasil melewati. Bukan sulit untuk melewati permainan ini, namun bersiaplah yang memakan waktu lama.
Jika semua orang ikut bermain ini maka waktunya tidak cukup.
"Kita sudah berhasil dapat jadi tidak apa yang lain kalau ingin main" jelas Bobi
"Woi tunggu dulu, mau kemana kau?" Ibra menarik baju Bobi
"Aku mau melihat yang lainnya"
"Jangan lari Bob, katanya kau bisa dengan mudah melewati nya" kata Agus sambil membawa perlengkapan ke atas
"T...tapi kan sudah dapat hurufnya"
"Kita semua harus bermain Bob, kita harus bersenang-senang"
Bobi dipaksa menaiki permainan itu, walau takut.
"Awas saja kalian ya" teriak Bobi ditengah tali
"Hahahaha" tawa semua orang di bawah
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments