Episode 16

Sean yang menyaksikan kisah cinta dua remaja itu turun dari mobilnya.

Menyilangkan kedua tangan nya di depan dada dan menyandarkan bahunya di depan pintu mobil.

Ia juga menyilangkan salah satu kakinya dan menghela nafas nya. Seperti melihat drama series.

Di keluarkan sebatang rokok dan menghisapnya, menambah suasana seru menonton drama.

Megi yang membuang pandangan matanya ke jendela menangkap sosok Sean yang berada tepat lurus di hadapannya.

"Meg, kok melamun sih? Kamu gak suka sama mas ya?"

"Ehm, Hem." Megi mencoba untuk kembali memperhatikan lawan bicara di hadapannya.

Megi menggaruk sudut dahinya yang tak gatal. Ia pernah suka sama mas Pandu, tapi saat ini hatinya sudah terpaut oleh kak Sean.

"Mas, Megi minta maaf ya, mas. Megi gak bisa terima perasaan mas Pandu."

Terdengar helaan nafas panjang di depan Megi. Raut wajah Pandu berubah menampilkan wajah kecewa.

"Mas, mas Pandu kecewa ya sama Megi. Megi bukan mau nyakiti perasaan mas Pandu. Tapi Megi sekarang gak bisa terima perasaan mas Pandu." terang Megi panjang.

"Kenapa Meg? Mas gak cukup baik ya buat kamu?"

"Bukan gitu mas. Tapi saat ini kakak Megi sedang berlayar di luar sana. Kak Mika akan membawa Megi kembali ke Beijing saat ia pulang nanti. Megi gak mungkin ninggalin mas Pandu kan, dengan hubungan yang terputus di tengah jalan."

"Kamu gak perlu kembali ke Beijing, Meg. Mas bersedia kok kalau harus melamar kamu."

Sean menaikan sebelah alisnya saat mendengar ucapan lelaki dengan suara lembut itu. Ia menangkupkan telapak tangannya dan menutupi mulutnya dengan tangan itu.

"Menarik." ucap Sean lirih.

"Duh, gimana ya mas. Kak Mika sedang memperjuangkan masa depan Megi saat ini. Kak Mika ingin melihat Megi kembali melanjutkan pendidikan Megi, dan meraih mimpi Megi, Mas. Megi cuma gak tega aja kalau matahin semangat kak Mika. Kak Mika udah banyak berjuang buat hidup Megi, Mas."

Perkataan Megi cukup membuat Pandu berpikir keras. Selama ini ia telah salah mengartikan senyum Megi.

"Megi juga masih ingin mengejar impian Megi, Mas. Megi ingin bukti in ke Papa, Mama, Tante dan juga kakak-kakak Megi bahwa Megi bisa membanggakan mereka."

"Iya, Mas paham Megi." jawab Pandu dengan nada lemas.

"Megi harap mas Pandu gak akan jauhi Megi setelah ini ya. Mas Pandu udah Megi anggap seperti kakak Megi sendiri."

"Gak akan kok, Mas masih bisa lihat senyum kamu aja udah cukup kok." jawab Pandu sambil mengambil tangan Megi yang sedari tadi diam di atas meja.

Sean yang melihat itu tersenyum geli, lelaki itu sungguh munafik. Mana mungkin luka hatinya bisa sembuh dengan melihat senyum gadis kecil itu.

Ternyata Megi cukup tegas dengan perasaan nya sendiri. Ia tidak menerima seseorang hanya karena iba ataupun alasan lainnya.

"Mas, maaf sekali lagi ya. Megi pulang ya. ini udah larut malam." ucap Megi tak enak hati.

"Iya, kamu hati-hati ya."

Megi mengangguk dan mulai membereskan barang-barangnya. Ia berjalan miring untuk bisa keluar dari tempat duduk nya.

Saat ia ingin berjalan ke pintu, Barista itu kembali memanggil Megi.

"Megi."

"Iya, mas."

"Bolehkah Mas cium dahi kamu sebagai seorang kakak?"

Megi hanya tersenyum sendu dan mengangguk lembut. Pandu berjalan mendekat dan meraih pucuk kepala Megi.

Mendarat sebuah kecupan di dahi Megi.

"Makasih ya Megi."

"Untuk?"

"Untuk rasa yang sudah kamu tumbuhkan di dalam hati Mas."

Megi hanya tersenyum dan meraih wajah lembut barista muda itu. Tidak terlalu tampan memang, tapi ia memiliki kharisma tersendiri. Di tambah ada tahi lalat di bawah sudut mata kanannya. Membuat barista ini mempunyai kharisma kuat yang menarik Megi sementara.

Sebelum akhirnya kehadiran Sean mampu menggantikan Pandu di hatinya.

Ada rasa bersalah di dalam hati Megi, andai mas Pandu lebih cepat mengatakannya, mungkin saat ini kak Sean tidak akan memenuhi hati dan pikiran Megi.

Tapi siapa yang tahu kapan datangnya cinta, ia dulu tak suka dengan lelaki kasar itu. Entah sejak kapan lelaki kasar itu mampu bertahta di hatinya.

"Yaudah, mas. Megi balik dulu ya."

"Iya hati-hati."

Pandu mengusap kembali pucuk kepala Megi sebelum ia keluar dari pintu.

Sean yang menunggu Megi sedari tadi mematikan rokok yang sempat beberapa kali ia ganti, karena durasi Megi dan barista itu cukup memakan waktu lama.

"Udah?" tanya Sean saat Megi membuka pintu mobilnya.

"Emm." jawab Megi cuek.

Tanpa banyak berpikir Sean masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan parkiran cafe.

Memecah jalanan malam yang mulai sepi karena keadaan malam yang sudah menunjukan pukul dini hari.

"Kenapa di tolak? Gue lihat dia lelaki yang baik."

Ucap Sean yang membuat dahi Megi mengernyit heran.

Berarti Sean mampu mendengar seluruh percakapan mereka.

"Kakak tau dari mana dia baik? Kenal?"

"Enggak."

"Jadi?"

"Gue lihat dari gaya bicaranya, dan tampilan luarnya. Dia cukup menarik dan juga hangat, sepertinya."

"Kakak gak bisa nilai orang cuma dari luarnya aja, belum tentu yang baik di luar juga baik di dalam kan, kak."

"Lu pikir gue bocah, yang gak bisa gunain mata gue buat nilai cowok lain?"

"Kan aku gak ada bilang gitu, kakak sendiri yang merasa kok."

"Terserah." ucap Sean mengalah, tak ada gunanya ia berdebat dengan anak kecil.

"Kak." panggil Megi lembut.

"Emm."

"Kakak gak pingin tau kenapa aku nolak dia?"

"Kenapa?" ucapnya cuek.

"Karena aku sukanya sama cowok lain."

"Oh..." jawab Sean cuek.

"Kok cuma 'oh' sih kak?" ucap Megi kesal.

Sean hanya menghela nafas panjang, Susah kalau berurusan sama bocah.

"Kak." ucap Megi sedikit berteriak.

"Hmm."

"Kakak gak pingin tahu aku sukanya sama siapa?"

"Ngapain gue pingin tahu isi hati anak kecil. Paling juga perasaan lu besok udah berubah, kalok jumpa cowok yang lebih, menurut lu."

"Ih, kakak sepelein aku. Walaupun umur aku kecil, tapi aku jamin cinta aku tulus tau kak." ucap Megi antusias.

Sean hanya menatap gadis kecil itu dengan sudut matanya. Gadis itu tertunduk malu dan rona wajahnya terlihat memerah.

"Anak kecil gak usah sok ngomongin cinta. Tidur aja masih ngences."

"Ih kakak apaan sih. Orang gede juga ngences kali."

"Udah... sssstttt. Diem." ucap Sean yang mulai gerah dengan ocehan gadis belia di sampingnya.

Ia gak habis pikir kenapa lelaki tadi bisa suka dengan gadis kecil yang cerewet seperti Megi. Dan Mika, sanggup dia, tiap malam mendengar ocehan gadis kecil ini.

Sean menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya. Pusing kalau harus setahun menghadapi si kecil ini.

Megi mengerucutkan bibirnya, kesal dengan sikap Sean yang dingin dan cuek itu.

"Kak."

"Apa lagi?" jawab Sean ketus.

"Aku mau bilang sesuatu."

"Hem, apa?"

"Sebenarnya yang aku suka itu... emmm."

Megi memandang wajah Sean yang sedang fokus menyetir, menjalankan laju mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Aku jatuh cinta sama, kakak." ucap Megi cepat, lalu membuang pandangan keluar jendela.

Hatinya bertabuh tak beraturan saat mengatakan kalimat itu. Nafasnya seperti tersengal, kini debaran jantung itu semakin membuat wajahnya merona.

Seperti tak mendengar apapun wajah Sean hanya menunjukan ekspresi datar. Ia sedikitpun tak terkejut dengan pernyataan Megi.

Sean masih dengan santai melaju mobilnya. Seperti tak ada apapun yang terjadi, sementara gadis di sebelahnya sudah salah tingkah tak karuan.

Karena tidak ada respon dari Sean, Megi mencoba memalingkan wajahnya dan menatap kearah Sean.

Di luar dugaan nya, Sean sama sekali tak terkejut, wajahnya terlihat sangat datar.

"Kak." panggilnya lirih.

Namun Sean masih fokus menatap jalan.

"Kak." panggilnya lagi dengan suara meninggi.

"Hemm." balas Sean cuek.

"Kakak dengerin aku gak sih?"

"Denger." ucap Sean males.

"Jadi kakak kok diem aja sih?" tanya Megi kesal.

"Terus?" tanya Sean yang masih fokus melihat arah depan.

"Ih..." Megi mengerucutkan bibirnya dan menyilangkan kedua tangannya di dada.

Sean hanya melihatnya dengan sudut matanya. Ia sudah menangkap sinyal itu dari pertama Megi memandangnya. Ia sudah tak kaget lagi, baginya Megi gak lebih dari seorang bocah kecil. Perasaan Megi akan berubah seiring berjalannya waktu.

Perasaan gadis kecil, hanya akan bertahan beberapa waktu saja. Saat ia sudah dewasa ia akan lupa akan perasaan itu. Apalagi Megi, si gadis kecil dengan senyum yang bertebaran kesana sini. Masa depan nya masih jauh sekali, mana mungkin perasaan nya akan bertahan lama.

Apalagi ia bukan lelaki hangat seperti kakaknya, ia hanya lelaki berhati dingin dan kasar. Pasti cepat atau lambat ia akan berubah rasa mengahadapi kerasnya sikap Sean.

Sean menghentikan laju mobilnya di teras apartemen dia. Tapi mereka masih sama-sama terduduk diam di dalam mobil.

"Turun!" ucap Sean menekan.

"Kakak mau kemana?"

"Apa sekarang gue butuh izin lu untuk keluar?" ucap Sean ketus.

"Bukan gitu kak, nanti kakak pulang jam berapa kan bisa aku bukain pintu."

"Gak perlu, gue tinggal di hotel selama lu pake apartemen gue."

"Kenapa?"

"Lu tanya kenapa?" Sean menaikan alisnya. Megi ini polos atau memang sengaja menggoda sih?

"Pikir aja sendiri." sambungnya.

Seketika bibir Megi manyun mendengar ucapan Sean. Tidak ada kata-kata yang bagus keluar dari bibirnya, tapi kenapa ia masih bisa jatuh cinta pada lelaki ini.

"Turun!" Kembali Sean mengucapkan kalimat perintah.

"Kakak mau ke club malam ya?" Tanya Megi.

Sean hanya memutar bola matanya malas.

"Kalau kakak sedih jangan ke club kak, tapi kesana aja." Megi menunjukan kubah masjid di area apartemen mereka.

"Kak Mika juga sering kesana kalau lagi sedih, Aku gak pernah melihat kak Mika nangis, selain saat berada di sana." ucap Megi tanpa jeda.

Sesaat Sean terdiam sejenak, memang tempat itu mampu membuat perasaan ia tenang. Tapi ia malu kembali kesana sendiri, terlalu banyak kesalahan yang melekat pada tubuhnya.

Ia hanya seorang yang berhati hitam saat ini, terlalu malu untuk ia melangkahkan kaki nya disana.

Sean mendekatkan wajahnya ke Megi.

"Gue mau kemana, bukan urusan lu."

Megi memutar bola matanya malas, memang kak Sean ini tak bisa sedikitpun berbicara lembut.

"Cuma tanya aja, kak. Gak perlu ketus juga kan."

"Udah tau kan? jadi kenapa?"

"Apanya?"

"Gak perlu suka sama cowok ketus kayak gue."

"Dih... itu kan hak aku kak. Kakak gak bisa ngelarang. Lagian aku juga yakin cepat atau lambat kakak akan terima perasaan aku."

Sean meraih pipi Megi, ia menyamakan wajah Megi dan mendekat perlahan. Rona wajah Megi memerah seketika.

"Pede banget." ucap Sean tepat di depan wajah Megi.

"Buat gue, lu cuma anak kecil gak lebih. Lu udah gue anggap kayak adik gue sendiri. Gak usah buang-buang energi lu buat ngejar lelaki kasar kayak gue."

"Aku udah gede tau kak. Cinta aku ke kakak itu beneran tulus."

"Anak kecil jangan ngomongin cinta cintaan deh. Eneg gue!"

"Kakak lihat aja nanti."

"Turun, cepet turun!" Sean membuka pintu mobil Megi.

"Iya, iya. Dasar."

Megi menuruni mobil dengan cepat. Megi menutup pintu mobil dengan kasar, membuat Sean sedikit terlompat kaget.

Di lihatnya Megi yang menjulurkan lidahnya, Mengejek kearahnya.

Ia menggaruk tengkuknya dan mengacak-acak rambutnya.

Dia menghela nafas berat.

"Ribet, nih. Bakalan ribet urusan."

****

Sean memasuki club malam ternama di kota. Suara riuh sudah terdengar saat ia memasukan kakinya kedalam.

Ia melempar bokongnya kasar ke sofa kosong dekat dengan pintu.

Tangan nya melambai untuk memanggil pelayan, namun matanya membelalak lebar saat melihat salah satu penari di atas panggung club.

Dengan baju tali satu yang mempress badan, rok sepan yang hanya sejengkal tangan.

Mulutnya memaki kasar, di lewati para penonton yang sebagian besar lelaki itu.

Dengan sigap badan tegapnya menembus rerumpunan lelaki yang sedang menikmati pemandangan indah dari wanita muda yang menari-nari di atas pentas.

Menampakan setiap lekuk tubuh yang berlapiskan pakaian ketat.

Sean mencengkram kuat tangan gadis ber rok mini itu. Menarik keras badan gadis itu meninggalkan panggung tariannya.

"Sean apa-apa an sih lu?" hardik cewek itu kasar.

"Dasar murahan. Gue udah bilang kan. Akan gue patahin setiap tulang sendi elu."

"Sean!" ucap Rena keras, sampai membuat seisi club terdiam. Memandang kearah mereka.

Rena melepaskan cengkraman tangan Sean lalu dua orang pria menghadang Sean untuk melindungi Rena.

Terdengar gerutukan gigi Sean yang mengatup kuat.

"Minggir!" ucap Sean saat dua lelaki yang tak kalah besarnya menghadang ia.

Tapi seperti tak mengindahkan ucapan Sean, dua lelaki itu mendongakan dagunya seolah menantang.

"Gue bilang, Minggir!" ucap Sean menggelegar.

Tapi kedua lelaki itu tak bergeming.

"Rena, lu mau pulang baik-baik. Apa gue paksa lu pulang?" Sesaat nada Sean melemah.

"Apa urusan lu ngatur gue?" timpal Rena.

Wajah Sean mulai memerah karena menahan amarah yang di hidupkan membara oleh Rena.

Tanpa banyak kata, Sean mencengkram leher salah satu lelaki di hadapannya, menekan titik nadinya dan di putar kepala nya ke kanan.

Hitungan detik, lelaki bertubuh tegap itu jatuh pingsan. Sean hanya membuat lelaki itu pingsan. Bisa saja ia mematikannya saat ini, karena Systema yang ia pelajari memang bela diri mematikan lawan.

"Lu mau ikut gue pulang? atau seluruh bar ini menjadi kuburan?"

Sean berbicara sambil menggretekan tulang jemarinya.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

seeu..seeu..gregeran thor bacanyahhhhh
megiiiiii...kko bener" cinta sama sean...yg sabar yah🙏🙏🙏🙏

2023-08-07

0

ratmie lutfy

ratmie lutfy

nex

2020-07-04

0

Titin Nuriah

Titin Nuriah

neeeeexxxxx

2019-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Epidode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Epidode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 End
145 Season 2 (01)
146 02
147 03
148 04
149 Season 2 (05)
150 Season 2 (06)
151 Season 2 (07)
152 08
153 09
154 10
155 11
156 12
157 13
158 14
159 15
160 16
161 17
162 18
163 19
164 20
165 21
166 22
167 23
168 24
169 25
170 26
171 27
172 28
173 29
174 30
175 31
176 32
177 33
178 34
179 35
180 36
181 37
182 38
183 39
184 40
185 41
186 42
187 43
188 44
189 45
190 46
191 47
192 48
193 49
194 50
195 51
196 52
197 53
198 54
199 55
200 56
201 57
202 58
203 59
204 60
205 61
206 62
207 63
208 64
209 65
210 66
211 67
212 68
213 69
214 70
215 71
216 72
217 73
218 74
219 75
220 76
221 77
222 78
223 79
224 80
225 81
226 82
227 83
228 84
229 85
230 86
231 87
232 88
233 89
234 90
235 91
236 92
237 93
238 94
239 95
240 96
241 97
242 98
243 99
244 100
245 101
246 102
247 103
248 104
249 105
250 106
251 107
252 108
253 109
254 110
255 111
256 112
257 113
258 114
259 115
260 116
261 117
262 118
263 119
264 120
265 121
266 122
267 123
268 124
269 125
270 126
271 127
272 128
273 129
274 130
275 131
276 132
277 133
278 134
279 135
280 136
281 137
282 138
283 139
284 140
285 141
286 142
287 143
288 End
289 Extra Part 01
290 Extra Part 02
291 Extra Part 03
Episodes

Updated 291 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Epidode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Epidode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
End
145
Season 2 (01)
146
02
147
03
148
04
149
Season 2 (05)
150
Season 2 (06)
151
Season 2 (07)
152
08
153
09
154
10
155
11
156
12
157
13
158
14
159
15
160
16
161
17
162
18
163
19
164
20
165
21
166
22
167
23
168
24
169
25
170
26
171
27
172
28
173
29
174
30
175
31
176
32
177
33
178
34
179
35
180
36
181
37
182
38
183
39
184
40
185
41
186
42
187
43
188
44
189
45
190
46
191
47
192
48
193
49
194
50
195
51
196
52
197
53
198
54
199
55
200
56
201
57
202
58
203
59
204
60
205
61
206
62
207
63
208
64
209
65
210
66
211
67
212
68
213
69
214
70
215
71
216
72
217
73
218
74
219
75
220
76
221
77
222
78
223
79
224
80
225
81
226
82
227
83
228
84
229
85
230
86
231
87
232
88
233
89
234
90
235
91
236
92
237
93
238
94
239
95
240
96
241
97
242
98
243
99
244
100
245
101
246
102
247
103
248
104
249
105
250
106
251
107
252
108
253
109
254
110
255
111
256
112
257
113
258
114
259
115
260
116
261
117
262
118
263
119
264
120
265
121
266
122
267
123
268
124
269
125
270
126
271
127
272
128
273
129
274
130
275
131
276
132
277
133
278
134
279
135
280
136
281
137
282
138
283
139
284
140
285
141
286
142
287
143
288
End
289
Extra Part 01
290
Extra Part 02
291
Extra Part 03

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!