Tentang Kita 1 & 2

Tentang Kita 1 & 2

Episode 1

Suara riuh tepuk tangan terdengar saat not terakhir permainan piano Megi selesai. Gadis kecil dengan balutan gaun berwarna putih itu bangun dari kursinya dan mengembangkan senyuman dari bibir mungilnya kepada pelanggan cafe.

Detik kemudian ia berlari kebelakang dan melihat jam yang melingkari salah satu pergelangan tangan.

"Sudah hampir jam sepuluh malam, aku harus cepat," ucapnya, ketika jarum arloji itu menunjukan waktu yang semakin larut.

Ia bergegas merapikan tas dan meminta izin untuk pulang. Pekerjaannya sebagai salah satu penyanyi di cafe, membuat nama Megi menjadi jelek. Gadis berusia 18 tahun ini harus rela setiap malam pulang larut, karena tuntutan pekerjaannya.

"Mas aku pulang ya, sudah mau jam sepuluh." Izinnya saat melewati kasir cafe.

"Udah dijemput, Meg?" tanya pria itu pada gadis belia di depannya.

Megi menggelengkan kepala, menghela napas sedikit berat.

"Yasudah tunggu di dalam saja, nanti gue panggil kalau jemputan lu nongol."

"Gak usah deh, Mas. Aku tunggu di depan saja."

"Nanti lu diculik om-om baru tahu," ucap Wahyu, si pria penjaga kasir itu.

"Ha ... ha. Ada-ada saja kamu Mas, aku balik dulu ya."

Megi melambaikan tangannya dan berlalu pergi meninggalkan cafe. Hanya berjarak lima meter dari teras cafe, Megi menunggu jemputannya datang.

"Ikut aku!" Seorang pria ganteng menyeret pergelangan tangan Megi kuat.

"Kemana, Kak?" tanya Megi bingung.

"Sudah ikut saja!" Pria itu semakin menguatkan cengkeraman dan memaksa Megi mengikuti langkahnya.

"Kak ... sakit," rintih Megi, saat merasakan cengkeraman pria itu semakin menguat.

"Diam ... bawel banget!" bentak lelaki berkulit putih itu, kasar.

"Kak ... Kakak mau jual aku lagi di tempat domino?"

"Diem ... ssttt ... ssstt!" Perintah pria tinggi itu ketika Megi melakukan perlawanan.

Sebuah pukulan menghantam wajah ganteng pria putih itu, membuat genggaman eratnya di pergelangan tangan Megi terlepas. Dengan cepat gadis kecil itu sudah berpindah tangan.

Segala makian meluncur dari mulut pria yang kini menggandeng pergelangan tangan gadis imut itu.

"Lu ngapain sih?" Dorong pria yang saat ini sedang memegang rahangnya, sakit.

Kembali pria tinggi berbadan kekar itu mengatupkan rahangnya, tangannya kembali mengepal kuat. Saat ingin melemparkan tumbukkan di wajah pria putih itu, tangannya ditarik dan dihadang oleh tubuh kecil Megi.

"Cukup kak Mika ... kak Mirza. Cukup!" teriak Megi, menghentikan perang di antara dua pria itu.

"Ayo ... ikut!" Mirza menarik kembali pergelangan tangan Megi.

Kembali pukulan keras menghantam pipi putih Mirza, kali ini lebih keras sampai membuat tubuh jangkung Mirza jatuh tergelempang di tanah.

"Cukup ... cukup Mirza, jangan pernah sentuh Megi lagi, atau lu gak akan gue biarkan hidup!" ancam Mika keras di depan wajahnya.

Mika menarik tangan Megi, menjauh dari pria berhati iblis itu. Tidak sanggup lagi ia pikir, Mirza, tega berulang kali menjual adik yang berdarah sama, dengan darah yang mengalir di dalam tubuhnya.

Mika mengambil sepedanya dan membonceng tubuh gadis itu di depan. Bisa saja Mirza menarik Megi, jika ia duduk di boncengan belakang. Bagaimana pun sepeda ini dikayuh, lajunya tidak akan bisa lebih cepat melawan motor.

"Megi, Kakak mohon larilah sekencang mungkin saat kamu melihat Mirza ada di sekitar kamu, Dek," ucap Mika yang masih mengatupkan rahangnya karena geram.

Sudah kesekian kalinya Mirza membawa Megi ke tempat judinya itu. Alih-alih untuk menjual Megi kepada si penagih hutangnya.

Setan apa yang sedang merasuki adik kandungnya itu, sampai dia sangat tega menjual adik bungsunya sendiri untuk kepuasan dirinya.

"Kak, Kak Mirza tadi bibirnya berdarah, dia baik-baik saja, kan?" tanya Megi, cemas.

"Cukup, Megi! Cukup ... jangan sebut dia Kakak kamu lagi. Kakak kamu hanya aku, hanya Mika saja. Anggap Mirza sudah meninggal, Megi."

"Kak, tapi kak Mirza kan--"

"Cukup ... jangan sebut nama Iblis itu di hadapanku!"

Megi menutup mulutnya sebelum laki-laki di belakangnya itu semakin marah. Ada cemas yang menyelimuti hati gadis kecil itu, saat ia melihat salah satu kakaknya terluka, bagaimana dia bisa melupakan hubungan itu? Darah jelas lebih kental dari pada air. Bagaimana juga, Mirza tetaplah kakaknya.

Mika menghentikan sepedanya di depan gedung Gipsi radio fm. Megi selalu siaran malam di sini, bekerja di dua tempat dalam satu malam. Kuat, gadis kecil itu begitu tegar menahan segala beban di pundaknya.

Tanpa perintah Megi langsung masuk ke dalam gedung tersebut. Menyapa beberapa orang penyiar yang baru saja selesai. Dengan cepat dia memasuki ruangan auditorium.

Megi langsung duduk dan menghentikan iklan yang dari tadi menggantikannya siaran di radio.

"Selamat malam. Bertemu lagi dengan Megs di sini."

"Megs akan menenami malam kalian selama dua jam kedepan di siaran 90.6 FM Gipsi radio. Dalam acara berbagi kisah malam kita."

"Baiklah, langsung saja hubungi nomor 0821********, kita akan berbagi kisah kamu dengan Megs, dan para pendengar setia, tentunya."

"Langsung saja kita terima penelpon pertama. Halo, dengan siapa Megs bicara?"

"Halo, panggil saja saya Penggemar Rahasia kamu, Megs," jawab seseorang di ujung telepon.

"Hehe. Sudah ada Penggemar Rahasia, Megs di sana. Mungkin kisah ini berat untuk kamu ceritakan, sampai merahasiakan identitasnya. Tapi gak masalah, setiap orang punya ranah pribadinya sendiri."

"Baiklah, tanpa membuang banyak waktu lagi. Penggemar Rahasia Megs, silahkan berbagi kisah malam kamu dengan Megs, dan pendengar setia kita."

Terdengar helaan napas panjang di ujung sana, sulit memang berbagi kisah kelam ini, bagi lelaki bersuara berat itu.

"Megs, apa yang akan kamu lakukan?

Saat menemui wanita yang akan kamu nikahi, berada satu ranjang dengan pria paruh baya di dalam kamar hotel."

Megi terdiam sejenak, dia seperti tertampar oleh pertanyaan itu. Ia ingat beberapa kali pernah berada dalam satu kamar hotel dengan lelaki paruh baya. Jijik, Megi sendiri jijik saat mengingat kejadian itu.

Syukurlah Mika selalu menyelamatkan ia dari situasi mengerikan itu. Megi selalu menangis dan mengulur waktu, meminta iba dan membuang harga dirinya demi menyelamatkan kehormatannya. Untung setiap kali Megi mengulur waktu, Mika akan datang dan membawa Megi pergi menjauh dari tempat terkutuk itu.

"Megs, apa kamu masih disana?" Suara berat lelaki itu menyadarkan lamunan Megi. Dia menghapus buliran air yang sempat jatuh dari matanya.

"Ya Megs masih di sini, maaf aku terdiam menunggu kelanjutan kisah Penggemar Rahasia. Berat pasti yang dirasakan Tuan Penggemar Rahasia saat itu. Tapi pasti ada alasan di balik perbuatan calon istri Tuan Penggemar Rahasia."

"Alasan apapun tidak bisa menjelaskan perbuatannya yang salah, Megs. Jika kamu berada di posisiku apa yang akan kamu lakukan, Megs? Apakah kamu akan menerimanya atau melupakannya?"

"Baiklah ... menurut saya jika Tuan tidak bisa melupakannya, maka Tuan harus bisa terima dia. Terima segala kesalahannya dan menutup mata atas kisah masa lalunya. Tapi melupakan kesalahannya juga tidak semudah menutup mata, pastinya."

"Tapi, jika Tuan ingin melupakannya dan tidak ingin meneruskan hubungan yang sudah ternoda itu. Kuncinya hanya satu Tuan, kamu harus bisa memaafkannya. Bukan untuk menerima kesalahannya, tapi untuk hati Tuan. Hati Tuan perlu obat untuk menyembuhkan luka, dan obatnya hanya bisa Tuan dapatkan dari mulai membuka maaf untuknya."

"Satu point lagi buat Tuan Penggemar Rahasia aku. Anda harus bisa memafkan diri anda sendiri, anda harus memaafkan diri anda, yang menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang dibuat oleh pasangan anda. Jangan salahkan diri anda atas kesalahan yang dibuat pasangan anda di belakang, Tuan."

"Inilah cara Tuhan menyadarkan anda, sakit memang. Tapi itulah yang terbaik untuk Tuan, anda melihat sisi buruk pasangan anda lebih dulu sebelum semuanya terlambat. Dan satu yang harus Tuan yakini, Tuhan sudah menyiapkan hati yang lebih baik, menggantikan hati yang hilang dari dalam hatimu, Tuan Penggemar Rahasia."

"Terima kasih, Megs. Terima kasih, untuk segalanya."

"Terima kasih kembali Tuan Penggemar Rahasia. Terima kasih untuk partisipasi anda. Dan ... sebuah lagu untuk menyemangati hati Tuan Penggemar Rahasia. Ini dia ... Tentang Rindu dari Virzha."

Megi membuka earphone-nya dan meletakan begitu saja. Teringat tentang perkataan penggemar rahasianya itu, ia ingat bagaimana Mirza, kakak yang seharusnya melindunginya namun malah berulang kali mencoba menjerumuskan dia.

Ada sakit hati yang tidak bisa di lupakan, tapi ikatan antara dia dan Mirza juga bukan sesuatu yang bisa dilepaskan begitu saja. Walaupun Mirza selalu menyakitinya, ia selalu berusaha untuk memafkan. Memaafkan segala tindakan Mirza yang menyerupai iblis tersebut.

Megi melihat jarum jam di tangannya saat keluar dari ruang auditorium, sudah lewat tengah malam. Ia melangkah dengan cepat dan melihat Mika yang masih sabar menunggu di depan gedung.

Mika memberikan jaket yang ia gunakan saat melihat Megi berjalan mendekat ke arahnya. Menutupi tubuh mungil gadis belia itu.

Santai, Mika mengayuh pedal sepedanya, sesekali bersiul dan bernyanyi, melupakan waktu yang saat ini sudah jauh lewat dari tengah malam. Ada candaan setiap kali Megi pulang bekerja bersama Mika, buat Megi, tiga laki-laki yang dikirim Tuhan dalam hidupnya itu adalah anugerah yang tidak bisa digantikan dengan apapun. Walaupun satu dari anugerah itu masih tersesat.

Setelah mengayuh sepedanya melewati dinginnya suasana malam yang semakin mencekam, mereka tiba didepan rumah sederhana yang masih berdindingkan kayu.

"Assalamualaikum, Papa." Suara semangat Megi, memecah keheningan malam dini hari.

Mika yang mengikuti langkahnya itu hanya bisa tersenyum dan menggeleng. Masih ada semangat yang tersisa setelah lelah berbicara di radio dan bernyannyi di cafe. Suaranya itu tidak ada habisnya, Megi selalu tampak ceria saat dirumah.

Untuk menghilangkan rasa cemas papanya yang saat ini terbaring lemas karena penyakit radang paru-paru yang diderita lelaki tua tersebut.

Megi seakan melupakan segala kejadian buruk yang dia alami, berusaha untuk melupakan setiap goresan kenangan pahit yang ditorehkan si Hati Iblis, Mirza.

"Gadis Kecil Papa baru pulang?"

"Ehemm." Megi mengangguk, sembari membuka jaketnya.

Dia berlari memeluk badan gempal laki-laki paruh baya itu yang kini mulai mengurus karena penyakit. Seperti anak kecil yang memeluk Papanya karena rindu. Ia bersikap seakan ia hanyalah bocah kecil tanpa beban.

Mika yang menyaksikan kejadian itu hampir tiap malam, hanya cuek. Dia hanya tersenyum dan kemudian berlalu untuk tidur. Bagaimana bisa seorang gadis belia begitu kuat menahan segala beban ini. Adiknya begitu manja di hadapan Papanya, tapi berubah bagaikan baja di luar sana.

"Eh ... jangan peluk-peluk Papa. Gak mau kamu bau keringat." Respon sang ayah, saat anak gadis kecilnya itu, memeluk badannya sambil tiduran disamping.

"Megi wangi Papa, gak percaya coba Papa cium saja," jawabnya yang masih menempelkan badan ke badan Pria itu.

"Megi tidur sana di kamar, jangan ganggu Papa!" Usir pria itu, pada gadis yang setiap malam selalu menganggu tidurnya.

"Gak mau, Megi mau di sini saja tidur sama Papa," ucap Megi bandel.

"Jangan, kamu bakalan ganggu mimpi indah Papa. Sana ... sana!"

"Ih ... gak mau, Papa." Ia semakin mengeratkan pelukan.

"Nanti kalau malaikat maut datang mau cabut nyawa Papa gimana? Kamu peluk-peluk Papa begini, nanti dia gak bisa ngambil nyawa Papa."

Sontak gadis muda itu memukul lembut bibir Papanya, seperti marah akan omongan pria tersebut.

"Jangan ngomong gitu, gak ada yang bisa bawa Papa, selama Megi peluk Papa begini."

"Iya ... lagian siapa yang berani bawa Papa pergi, kalau ada bidadari cantik di sebelah Papa."

"Iya ... dong," jawab Megi dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Tapi, sayang, Bidadarinya masih kecil. Ha ... ha ... ha."

"Ih ... Papa. Aku sudah gede tahu," jawab Megi mengerucutkan bibirnya.

"Sudah gede kok masih nempel terus sama Papa begini. Sudah hussh ... sana! Papa mau tidur."

"Iya sudah, Megi tidur disini." Megi masih kekeh dengan pelukannya di samping pria tersebut.

Tidak ada tempat yang paling nyaman selain di dalam pelukan sang ayah.

Seperti apa, pintarnya Megi menyembunyikan lelah, sang ayah akan tetap bisa merasakana kelelahan putrinya itu.

Apalagi di umur Megi yang masih sangat muda, dia seharusnya bermain dan belajar, bukan malah bekerja sampai larut malam begini. Ada perasaan gagal di dalam hati pria itu, dia tidak mampu berbuat banyak untuk memenuhi kehidupan putri semata wayangnya tersebut.

Kehidupan pahit dan keras, harus menjadi jalan putri kecilnya. Sayang sekali, Megi pintar dan juga cantik, seharusnya hidupnya bisa lebih baik dari saat ini.

Akan tetapi, kegagalan itu bukan hanya sekali, ia juga gagal mendidik satu putranya.

Kakak yang seharusnya memberikan pelukan untuk adik kecilnya ini, malah memberikan ancaman bagi hidup dan masa depannya.

Nasib baik, putra pertamanya bisa menjadi seseorang yang menggantikan perannya. Peran dia yang melindungi keluarga ini, dan peran ia yang menafkahi keluarga mereka.

Ada bulir bening yang terlihat di sudut mata lelaki paruh baya itu. Ia menatap wajah polos putri kecilnya yang sedang tertidur di sebelahnya.

"Kasian kamu, Nak." Diraih ujung kepala gadis kecil yang telah masuk ke alam mimpi.

"Andai Papa tidak gagal, pasti kamu tidak mengalami ini semua. Maafkan kegagalan Papa yang membuat kamu memderita, Nak."

Di luar kamar, ada sepasang bola mata yang masih menatap kejadian itu. Mika masih terjaga karena suara gaduh yang timbul, sebelum keheningan malam membawa suara itu lenyap.

"Mika juga gagal, Pa. Gagal menjadi kakak yang baik buat Megi," ucapnya lirih, sengaja ia berbisik agar pria itu tidak mendengarkan.

Terpopuler

Comments

Mifta Siregar

Mifta Siregar

apa2an ini kk fiza,belum apa2 aja aq uda nangis😭😭😭😭😭

2024-10-31

0

Anitataurusya

Anitataurusya

ga pernah gagal dech fiza

2023-10-21

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

setelah leon-shena...ku disini membaca karya mu fiza

2023-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Epidode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Epidode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 End
145 Season 2 (01)
146 02
147 03
148 04
149 Season 2 (05)
150 Season 2 (06)
151 Season 2 (07)
152 08
153 09
154 10
155 11
156 12
157 13
158 14
159 15
160 16
161 17
162 18
163 19
164 20
165 21
166 22
167 23
168 24
169 25
170 26
171 27
172 28
173 29
174 30
175 31
176 32
177 33
178 34
179 35
180 36
181 37
182 38
183 39
184 40
185 41
186 42
187 43
188 44
189 45
190 46
191 47
192 48
193 49
194 50
195 51
196 52
197 53
198 54
199 55
200 56
201 57
202 58
203 59
204 60
205 61
206 62
207 63
208 64
209 65
210 66
211 67
212 68
213 69
214 70
215 71
216 72
217 73
218 74
219 75
220 76
221 77
222 78
223 79
224 80
225 81
226 82
227 83
228 84
229 85
230 86
231 87
232 88
233 89
234 90
235 91
236 92
237 93
238 94
239 95
240 96
241 97
242 98
243 99
244 100
245 101
246 102
247 103
248 104
249 105
250 106
251 107
252 108
253 109
254 110
255 111
256 112
257 113
258 114
259 115
260 116
261 117
262 118
263 119
264 120
265 121
266 122
267 123
268 124
269 125
270 126
271 127
272 128
273 129
274 130
275 131
276 132
277 133
278 134
279 135
280 136
281 137
282 138
283 139
284 140
285 141
286 142
287 143
288 End
289 Extra Part 01
290 Extra Part 02
291 Extra Part 03
Episodes

Updated 291 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Epidode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Epidode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
End
145
Season 2 (01)
146
02
147
03
148
04
149
Season 2 (05)
150
Season 2 (06)
151
Season 2 (07)
152
08
153
09
154
10
155
11
156
12
157
13
158
14
159
15
160
16
161
17
162
18
163
19
164
20
165
21
166
22
167
23
168
24
169
25
170
26
171
27
172
28
173
29
174
30
175
31
176
32
177
33
178
34
179
35
180
36
181
37
182
38
183
39
184
40
185
41
186
42
187
43
188
44
189
45
190
46
191
47
192
48
193
49
194
50
195
51
196
52
197
53
198
54
199
55
200
56
201
57
202
58
203
59
204
60
205
61
206
62
207
63
208
64
209
65
210
66
211
67
212
68
213
69
214
70
215
71
216
72
217
73
218
74
219
75
220
76
221
77
222
78
223
79
224
80
225
81
226
82
227
83
228
84
229
85
230
86
231
87
232
88
233
89
234
90
235
91
236
92
237
93
238
94
239
95
240
96
241
97
242
98
243
99
244
100
245
101
246
102
247
103
248
104
249
105
250
106
251
107
252
108
253
109
254
110
255
111
256
112
257
113
258
114
259
115
260
116
261
117
262
118
263
119
264
120
265
121
266
122
267
123
268
124
269
125
270
126
271
127
272
128
273
129
274
130
275
131
276
132
277
133
278
134
279
135
280
136
281
137
282
138
283
139
284
140
285
141
286
142
287
143
288
End
289
Extra Part 01
290
Extra Part 02
291
Extra Part 03

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!