Episode 4

Sean menjatuhkan batang rokok yang menempel pada kedua jarinya, menginjak kasar. Seperti ada api yang kembali berkobar saat mendengar nama Hana disebut.

"Ke akhirat pun dia, gue gak peduli," ucap Sean, membara.

Mika yang mendengar kata-kata kasar dari Sean enggan untuk kembali bertanya. Waktu memang mampu merubah segalanya, bahkan orang-orang yang paling dekat dengannya pun, mampu berubah jadi orang asing. Waktu juga bisa membalikkan setiap keadaan, yang awalnya semua indah, kini hanya bagaikan neraka.

Mika tidak ingin membahas apapun lagi, kalau Sean sudah berucap sekasar itu. Ia kenal, Sean bukan lelaki kasar sebelumnya, pasti ada sesuatu yang terjadi sehingga lelaki berwajah ganteng itu berubah drastis. Sean menjadi seseorang yang tidak dapat ditebak apa isi kepalanya, saat ini.

Sean juga bukan seseorang yang bisa di korek informasinya, ia akan langsung mengalihkan dengan cara apa saja, jika dikorek terus, maka Sean akan berubah haluan menjadi pengorek informasi dari si penanya.

Sebenarnya Sean ini orang yang pintar membaca sesuatu, susah berkelit jika ia menanyakan sesuatu. Tapi kalau ia yang di tanya, maka sebisanya ia akan mengelitkan ucapan.

Sean melirik jam di tangan kirinya, sudah hampir lewat tengah malam. Namun, belum ada tanda-tanda gadis kecil itu akan keluar.

"Apa seperti ini setiap malam?" tanya Sean.

Mika hanya mengangguk, sesekali meneguk soft drinknya. Sean mengeluarkan sebatang rokok, lagi, ia ingin membakarnya. Namun, tangannya ditahan oleh Mika.

"Jangan merokok kalau lu cuma coba buang beban. Ceritakan saja," ucap Mika tanpa menoleh kearah Sean.

Sean tersenyum simpul, tangannya mulai menyulutkan api pada ujung gulungan tembakau itu. Mengisapnya perlahan, dan kembali mengembuskan ke atas.

"Hana, dia membatalkan pernikahan kami," ucap Sean, getir.

Mika yang mendengarnya, hanya bisa menghela napas, seperti sudah tidak kaget lagi. Hana si gadis cantik dengan badan langsing dan tinggi semampai itu. Bukanlah gadis baik-baik. Sean seharusnya sudah tahu itu, namun, entah apa yang mampu membuat mata Sean buta selama bertahun-tahun. Sean mengejarnya dari SMA, penarik yang diciptakan Hana untuk Sean, memang sangat kuat.

Hana mampu menarik Sean yang dulu, berubah menjadi Sean yang sekarang. Dari dulu pun Sean memang kasar, tetapi, sisi itu tersimpan rapi ditutupi sikap oleh ceria yang ia miliki.

Mika menatap wajah Sean yang kini mulai berubah sendu. Seperti hilang entah kemana bara api di matanya tadi.

"Kenapa? Kalian sudah pacaran delapan tahun, kan?" tanya Mika mencoba mengorek informasi.

"Lu, kenapa biarin adik lu kerja sampek semalam ini sih?" Sean kembali mengelitkan pertanyaan Mika.

Mika menggelengkan kepala, dan mengendikan bahu. Selalu, Sean selalu berkelit seperti ini kalau ditanya tentang masalah pribadinya. Apalagi jika hal itu menyakitkan untuk diingat.

Bahkan Mika yang sudah mengenal Sean sangat lama pun, tidak mampu meraih sedikit kepercayaannya. Sean hanya akan bercerita saat keadaan sudah membaik, menurutnya. Akan tetapi, jika keadaannya masih begitu sakit untuknya, maka tingkah Sean lah yang akan menceritakan semuanya.

Sifatnya selalu spontan, namun kalau ditanya tentang pribadinya, dengan spontan juga ia berkelit. Mika cukup paham dengan sifat Sean yang seperti ini.

"Sorry ini, gue bukan mau ngerendahin posisi lu. Tapi lu bisa kerja di hotel yang lagi gue kelola. Adik lu bisa kerja di sana dengan aman juga."

"Gak usah, Sean. Gue bisa berdiri di atas kaki gue sendiri." Tolak Mika, lembut.

Sean, kehidupannya jauh lebih baik dari yang dulu. Ia dulu hanya seorang anak pengusaha, yang bisa dikatakan berada di kelas menengah. Jauh, Mika jauh lebih berada di atas Sean kelas kastanya.

Itulah yang membuat Mika jauh lebih bersinar dibandingkan Sean. Walaupun sebenarnya, fisik Sean lebih menggoda dibandingkan Mika.

"Tapi adik lu akan lebih terjamin keselamatannya kalau kerja di sana."

Mendengar ucapan Sean, Megi yang baru keluar dari gedung putih itu, membantah.

"Aku gak mau, Kak!"

Dua orang yang tidak menyadari kehadiran gadis belia itu, terkejut dan langsung melihat ke arah gadis berambut hitam tersebut.

"Santai, Gadis Kecil. Gue gak maksa, cuma nawarin aja," ucap Sean tenang. Sesekali ia menyisir rambut kebelakang menggunakan jari tangan.

"Kenapa, Meg? Sean itu bukan lelaki jahat," ucap Mika lembut.

Megi melihat ke arah Sean dengan tajam menggunakan sudut mata, Sean yang menyadari itu, merasa tidak nyaman. Dipandangan sinis oleh gadis belia.

Bagi Megi, Sean masih lelaki yang sama seperti Sean yang membelinya tadi. Tidak ada bedanya ia dengan lelaki tua itu.

"Kak, pulang yuk!" Ajak Megi pada Mika.

Mika yang dari tadi hanya melihat adanya perang mata antara Megi dan Sean beranjak dari duduknya, pamit untuk kembali.

Sean menahan, menawarkan untuk mengantarkan mereka kembali. Mika tidak bisa menolak, mengingat sepedanya berada di cafe tempat Megi biasa bernyanyi.

Berat, langkah Megi memasuki mobil berwarna hitam legam itu. Kesan pertama yang diberikan mobil itu adalah kenangan pahit.

Sesekali Sean mencuri pandangannya ke belakang melalui kaca spion. Melihat mata gadis mungil itu membalas tatapannya dengan tajam.

Serasa mendapatkan lawan yang seimbang, Sean malah menatapnya dengan sangat sinis. Cepat, Megi membuang pandangan keluar. Seperti tahu akan ada perang dingin di antara dua orang itu, Mika membuka suara.

"Kapan? Nikah lu diadakan?" tanya Mika langsung tanpa berbelit.

"Sebelum kiamat, rencana. Tapi, udah kiamat duluan ternyata," jawabnya sembari tertawa getir.

"Hubungan lu, kiamat?" tanya Mika asal.

"Hidup gue yang kiamat," balas Sean.

Megi yang tidak paham apa yang dikatakan dua orang itu, hanya membuang pandangannya ke luar jendela.

"Kak, sepeda kakak di mana?" tanya Megi mencoba menghentikan pembicaraan kakaknya dengan lelaki kasar itu.

"Lu naik sepeda, Mik?" tanya Sean, terkejut.

"Iya, kenapa?"

Sean menggelengkan kepala, sesekali mulutnya memaki. Entah memaki siapa? Dirinya atau keadaan runyam yang dialami sahabatnya itu.

Sean menghentikan mobilnya di depan rumah gubuk sederhana. Yang dianggap Sean lebih mirip kandang dibandingkan rumah.

"Gak salah, Mik?" tanya Sean dengan mata yang membelalak lebar.

"Gak. Udah bener. Ini istana gue sekarang," jawab Mika sambil membuka pintu mobil Sean.

Sementara Megi langsung turun dan memasuki rumah dengan mengucapkan salam seperti biasanya.

"Anj*r ... lu kenapa gak ngomong sama gue sih, Mik. Masih anggap gue temen gak, sih, lu?"

"Santai, Bro. Ini gak seburuk yang lu pikirin,kok," jawab Mika sembari menepuk bahu Sean.

Sementara, Sean hanya bisa melihat rumah itu dengan tatapan sinis.

Megi, si gadis kecil itu bahkan bisa masuk ke dalam rumah itu dengan senyum yang merekah.

"Gak waras lu, Mik," ucap Sean yang masih terkejut dengan dunia sahabatnya, kini berubah 180 derajat.

"Mau, masuk?"

"Gue bukan gak mau, tapi ini udah jam berapa? Ada adik perempuan di rumah lu."

Setelah mengobrol hampir tiga jam, kini Mika melihat kembali sosok sahabatnya yang sebenarnya, sopan. Kenapa dia bisa berucap kasar dan sering memaki? Hanya Sean lah yang tahu alasannya.

"Jadi mau langsung balik?"

"Enggak, gue mau ke kelab malam lagi. Cabut ya."

Mika menghela napas panjang mendengar ucapan Sean. Ingin melarangnya, namun, kini Sean telah banyak berubah. Biarkan saja, mungkin ini adalah fase terendah di hidupnya. Bukan dari hartanya, namun, ia bangkrut di moralnya.

Mika yang mengenal dekat Sean selama hampir lima belas tahun itu, seperti tak percaya dengan Sean yang sekarang. Hana, pasti wanita itu yang merubah Sean menjadi yang sekarang.

Sean yang biasanya ceria dan banyak bergaul bukan seorang yang pemarah. Walau terkadang saat dia marah bak singa yang terbangun dari lelapnya.

Hana, mungkin ia yang membangunkan singa dalam diri Sean yang tak mampu Sean tidurkan kembali.

***

Sean melajukan mobilnya dengan cepat, ia memasuki bar malam yang berbeda dari yang ia datangi sebelumnya. Menatap satu persatu wanita yang ada di dalam kelab tersebut, akan tetapi, matanya tidak menemukan apa yang ia cari.

Kembali ia keluar dan memasuki bar malam lainnya. Namun, hasilnya juga sama, apa yang dicarinya tidak ada.

Beberapa kali ia memasuki bar, dan hasilnya semua sama.

Ia terduduk lemas di dalam mobilnya. Menghantukkan kepala ke setir mobil.

"Bodoh ... dasar gak berguna. Lelaki gak berguna," ucapnya sembari mengahntamkan kembali kepalanya ke setir mobil.

***

Megi menatap langit-langit plafon kamarnya. Saat ia memejamkan mata, kembali terbayang kejadian malam ini. Bukan hanya Sean yang memperlakukan ia dengan kasar, hampir seluruh lelaki memperlakukan ia dengan kasar, karena ia yang memohon seperti tak ada harga diri untuk melepaskan diri dari lubang gelap itu.

Namun, entah kenapa perlakuan Sean teramat membekas di hati.

Ia ingat saat Sean membeli dirinya seharga dua puluh lima juta, hanya segitukah harga kegadisannya?

Tapi jika bukan Sean yang membelinya, maka dia akan jatuh ke tangan pria tua itu.

"Perlakuan kak Mirza memang sudah tidak bisa dimaafkan lagi, kak Mirza sanggup menyakiti adiknya sampai begini. Bagaimana jika Papa tahu? Aaah ...."

Pikiran Megi melayang jauh, ingin rasanya ia memeluk lelaki berkulit putih itu, seperti ia bisa memeluk Mika. Ingin punya keluarga yang harmonis, walaupun tanpa ibu, setidaknya keluarga mereka tetap lengkap.

Akan tetapi, Mirza jarang sekali menginjakan kaki di rumah kecil ini. Ia hanya pulang sebentar lalu pergi lagi, entah di mana dia banyak menghabiskan waktu.

Mungkin ia menghabiskan waktunya di tempat perjudian ataupun kelab malam.

Setelah malam itu, Megi bisa menjalani kehidupannya dengan tenang. Sebelum uang Mirza habis terbuang, maka Megi akan hidup nyaman, sementara. Megi bisa pulang pergi kerja tanpa harus merasakan ke khawatiran lagi.

Tapi uang segitu hanya bertahan beberapa hari saja. Setelah itu, Mirza akan kembali pada kebiasaannya.

Lelaki itu memang memiliki hati seperti baja, tidak pernah menganggap hubungan darah itu lebih penting dari pada uang.

Baginya uang masih segalanya, tanpa uang maka habislah dunianya itu.

***

Riuh tepuk tangan kembali terdengar saat Megi menghentikan permainannya. Kali ini, matanya melihat sosok lain di bagian para tamu.

Sedari tadi matanya tertuju pada lelaki itu, lelaki yang duduk sendiri dengan memakai jaket dan topi.

Walaupun tertutup oleh topi, tatapan matanya itu tidak akan luput dari ingatan Megi.

Sean, sedari tadi ia membuat Megi tidak nyaman bernyanyi. Mata tajamnya itu selalu menatap dengan sinis.

Dengan terburu, gadis belia itu keluar dari cafe. Namun, kembali tangannya di cengkeram erat. Bukan Mirza, tetapi, Sean.

"Kenapa sih, Kak?" tanya Megi berusaha melepaskan diri.

"Ikut gue!"

Lelaki berbadan tegap itu menarik Megi kembali ke dalam, mendudukannya di kursi tamu. Ia memanggil seorang Waiters dan memesan minuman untuk gadis belia di depannya tersebut.

"Apa sih, Kak? To the point aja," ucap Megi, malas berlama-lama.

Sean terdiam, pandangannya menatap lurus kedepan. Melihat secara jeli perkumpulan lima orang gadis cantik dan tiga orang pria.

Tanpa sadar, Sean menggebrak meja di depan. Megi terkejut dan langsung melompat. Mengelus dada, pelan.

"Wanita murahan!" ucapnya lantang.

Megi yang mendengar perkataan itu keluar dari mulut Sean, menatap sinis kearahnya, ia bangkit dan langsung menampar wajah mulus lelaki bengis tersebut.

"Apa maksud, Kakak?" tanya Megi, sinis.

"Ikut gue!" Tarik Sean di lengan tangan gadis belia itu.

Megi menghempaskan tangan Sean dengan kuat, kembali menampar wajah mulus lelaki bermata elang itu.

Melihat sikap Megi yang begitu kasar, membuat lelaki itu membara. Dia menarik paksa Megi dan melemparkannya ke dalam mobil.

"Diam di situ!" Sean membanting pintu mobil dengan kasar, gadis kecil itu sedikit terlompat, terkejut setengah mati.

Sean berjalan masuk kembali ke dalam cafe, perlahan mata gadis belia itu mulai berembun. Sakit hati atas perlakuan kasar lelaki berambut panjang itu. Bahkan, Mika saja tidak pernah menyeretnya seperti ini.

Ia mengambil ponsel dari dalam tas dan mencoba menghubungi sang malaikat pelindungnya.

Belum sempat, lelaki itu sudah kembali keluar, dengan menyeret satu wanita yang lain. Wanita berparas ayu dengan rambut pirang dan pakaian minim

"Masuk!" Perintah lelaki itu, saat si gadis sudah berada di depan pintu mobil.

Gadis itu hanya berdiam, memandangi wajah bengis itu dengan netra berlapiskan kaca. Kasar, Sean melempar badan gadis itu sampai kepalanya terantuk oleh pintu.

"Kamu apaan sih, Kak? Kasar banget jadi cowok?" Megi melihat gadis itu, sesegukan, sesekali ia menghapus sudut dagu menggunakan punggung tangan.

"Ssssstt." Sean menaruh satu jarinya di depan bibir.

Megi kembali melihat ke arah perempuan itu dari kaca spion, semakin menangis sejadi-jadinya. Memperhatikan badan langsing dan wajahnya ayu gadis itu sekali lagi. Kasihan, tetapi ia tidak berani membela.

Sean menghentikan laju mobilnya tiba-tiba. Seketika tubuh mungil gadis kecil itu, terhoyong kedepan, cepat tangan Sean menahan tubuh gadis mungil itu agar tidak terantuk.

"Diam!" perintah Sean kasar kepada si gadis cantik di kursi belakang.

"Gue bilang diam!" Kembali Sean memberi perintah, namun, kali ini suaranya menggelegar.

Sampai dua gadis yang ada di mobil itu terpaku. Perlahan, rona wajah Sean memerah padam. Ada emosi yang sedang membakar habis jiwanya, ia seperti seorang yang sedang menahan bara api agar tidak keluar dari dalam tubuhnya.

Ia menatap lekat ke wajah Megi, kemudian berganti dengan wanita berparas cantik yang berada di kursi belakang.

"Nangis lagi, gue buat kalian nangis seumur hidup!" ancamnya.

Megi tertegun, terdiam tanpa suara. Pria ini bukan manusia, ia adalah seorang singa, singa yang kehilangan kuasa atas dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Syamsul Hidayat

Syamsul Hidayat

mbak Fiza selalu bisa bikin sy ngak tidur...maraton membacanya

2024-01-28

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

sean tereak tereak mulu yak . jasi peran tarzan apa yak?😉

2023-08-05

0

Yuna

Yuna

Sean udah ngeluarin 25 juta buat nolongin Megi tp kq Megi ny g ada terima kasih ny y

2020-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Epidode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Epidode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 End
145 Season 2 (01)
146 02
147 03
148 04
149 Season 2 (05)
150 Season 2 (06)
151 Season 2 (07)
152 08
153 09
154 10
155 11
156 12
157 13
158 14
159 15
160 16
161 17
162 18
163 19
164 20
165 21
166 22
167 23
168 24
169 25
170 26
171 27
172 28
173 29
174 30
175 31
176 32
177 33
178 34
179 35
180 36
181 37
182 38
183 39
184 40
185 41
186 42
187 43
188 44
189 45
190 46
191 47
192 48
193 49
194 50
195 51
196 52
197 53
198 54
199 55
200 56
201 57
202 58
203 59
204 60
205 61
206 62
207 63
208 64
209 65
210 66
211 67
212 68
213 69
214 70
215 71
216 72
217 73
218 74
219 75
220 76
221 77
222 78
223 79
224 80
225 81
226 82
227 83
228 84
229 85
230 86
231 87
232 88
233 89
234 90
235 91
236 92
237 93
238 94
239 95
240 96
241 97
242 98
243 99
244 100
245 101
246 102
247 103
248 104
249 105
250 106
251 107
252 108
253 109
254 110
255 111
256 112
257 113
258 114
259 115
260 116
261 117
262 118
263 119
264 120
265 121
266 122
267 123
268 124
269 125
270 126
271 127
272 128
273 129
274 130
275 131
276 132
277 133
278 134
279 135
280 136
281 137
282 138
283 139
284 140
285 141
286 142
287 143
288 End
289 Extra Part 01
290 Extra Part 02
291 Extra Part 03
Episodes

Updated 291 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Epidode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Epidode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
End
145
Season 2 (01)
146
02
147
03
148
04
149
Season 2 (05)
150
Season 2 (06)
151
Season 2 (07)
152
08
153
09
154
10
155
11
156
12
157
13
158
14
159
15
160
16
161
17
162
18
163
19
164
20
165
21
166
22
167
23
168
24
169
25
170
26
171
27
172
28
173
29
174
30
175
31
176
32
177
33
178
34
179
35
180
36
181
37
182
38
183
39
184
40
185
41
186
42
187
43
188
44
189
45
190
46
191
47
192
48
193
49
194
50
195
51
196
52
197
53
198
54
199
55
200
56
201
57
202
58
203
59
204
60
205
61
206
62
207
63
208
64
209
65
210
66
211
67
212
68
213
69
214
70
215
71
216
72
217
73
218
74
219
75
220
76
221
77
222
78
223
79
224
80
225
81
226
82
227
83
228
84
229
85
230
86
231
87
232
88
233
89
234
90
235
91
236
92
237
93
238
94
239
95
240
96
241
97
242
98
243
99
244
100
245
101
246
102
247
103
248
104
249
105
250
106
251
107
252
108
253
109
254
110
255
111
256
112
257
113
258
114
259
115
260
116
261
117
262
118
263
119
264
120
265
121
266
122
267
123
268
124
269
125
270
126
271
127
272
128
273
129
274
130
275
131
276
132
277
133
278
134
279
135
280
136
281
137
282
138
283
139
284
140
285
141
286
142
287
143
288
End
289
Extra Part 01
290
Extra Part 02
291
Extra Part 03

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!