Episode 15

Ting...

Megi segera berlari saat mendengar bel apartemen berbunyi. Megi membuka pintu dengan cepat, dan melihat seorang wanita paruh baya di depan pintu.

Masih terlihat sangat cantik walaupun sudah memiliki beberapa kerutan di dahinya.

Megi mengerutkan dahinya saat melihat wanita itu hadir di depan pintu.

"Maaf, siapa ya?" tanya Megi langsung.

"Bisa saya masuk? Saya ingin bertemu Sean." jawab wanita paruh baya itu.

"Tapi, kak Sean. Itu..." Megi terlihat kebingungan untuk menjelaskan keadaan Sean yang kacau saat ini.

"Kamu siapa?" tanya wanita paruh baya itu kambali.

"Aku, Megi. Tante."

"Megi, gadis kecil yang sangat cantik."

"Makasih, tante." ucap Megi sambil menundukan kepalanya.

"Bisa, saya masuk dan ketemu Sean?" tanya nya kembali.

Megi mundur dua langkah memberikan ruang untuk wanita paruh baya itu masuk.

Tanpa banyak berkata wanita itu langsung menuju ke depan pintu kamar Sean.

"Hemmm, Tante." Panggil Megi saat melihat wanita itu ingin membuka pintu kamar Sean.

"Iya, ada apa?"

"Tadi kak Sean pulang dengan wajah lebam. Megi ambilin es batu dan handuk untuk kompresnya ya. Tante tunggu dulu disini."

Wanita itu tersenyum sendu dan meraih sebelah pipi Megi.

"Gadis kecil yang manis. Baiklah tante akan tunggu kamu disini." ucapnya lembut.

Tanpa membuang waktu Megi menyiapkan es dalam wadah, handuk dan satu kotak peralatan obat. Di tatanya rapi di atas sebuah nampan dan memberikannya ke wanita paruh baya itu.

Wanita itu hanya tersenyum dan kemudian langsung membuka pintu kamar Sean.

Sean masih tertidur dengan posisi duduk dan kepalanya di letakan di atas kasur.

Wanita itu menatap wajah Sean dengan pandangan sedih.

Bagaimana bisa suaminya melakukan itu pada Putra semata wayang nya ini.

Wajah ganteng Sean di hiasi lebam di sudut bibir dan pelipisnya. Bibirnya masih memerah karena darah.

Sesaat pegangan nampan wanita itu melemas, air mata menghiasi pipi wanita paruh baya itu.

Ia bersimpuh di hadapan putra sulungnya itu.

Di sentuh sedikit pipi lebam Sean, namun belum sampai tangannya menyentuh kulit pipi Sean, tangannya seperti terhenti. Tangisnya kembali pecah.

Di masukan handuk itu kedalam air es dan membersihkan sudut bibir Sean. Sontak Sean kaget dan terbangun saat air dingin menyentuh kulitnya.

"Mama." ucap Sean lirih.

Perempuan itu hanya menangis terseduh, di peluk badan tegap Sean dan menangis kembali di dalam pelukan Sean.

Sean membalas pelukan itu dan memberikan ruang untuk wanita yang telah melahirkan nya itu membuang seluruh kesedihannya.

Lalu ia kembali meleraikan pelukannya dan menghapus buliran yang menghiasi pipi keriput wanita paruh baya itu.

"Kapan peperangan di antara kalian berakhir, Sean?" ucap Mama Sean dengan nada lirih.

Seperti tak ingin menjawabnya Sean mengambil handuk itu dan mencelupkannya ke dalam es.

Di kompresnya sudut bibir yang pecah oleh tangan Papanya sendiri.

Miranda kembali mengambil handuk itu dan mengompres pelan wajah Sean. Di basuh bibir merah Sean sampai mengembalikan warna bibirnya ke semula.

"Sudah sebelas tahun, Nak. Tidak ingin kah kamu memeluk kembali Papa kamu?" kembali Miranda membuka suara paraunya.

"Adakah keinginan ia untuk memeluk putranya, Ma? Aku menyesali kenapa Mama menikahi lelaki itu."

Miranda hanya kembali menangis mendengar perkataan anak sulungnya. Peperangan antara anak dan Ayah ini telah berjalan selama bertahun-tahun.

Tidak adakah niat di dalam hati mereka untuk saling membuka diri.

Miranda meneteskan obat merah di kapas, dan mengobati sudut bibir Sean yang pecah.

Sean seperti tak merasakan apapun, wajahnya hanya datar saat wanita itu mencoba mengobati seluruh lukanya.

"Apa ini sakit, Nak?" tanya Miranda saat melihat wajah Sean yang tanpa ekspresi.

"Ini tidak lebih sakit dari luka yang ia goreskan disini, Ma." Sean menunjukan dada bidangnya.

Itu membuat Miranda kembali menangis terseduh. Sungguh pilu sekali hatinya, dua lelaki yang sangat ia sayangi tak pernah berada dalam atap yang sama. Bertahun-tahun Sean terpisah dari ia, tinggal menyendiri, menjauh dari keluarganya.

"Nak, pulanglah kerumah sayang. Mama rindu kamu, Mama rindu putra Mama di rumah itu."

"Rumah Sean disini, Ma. Sejak delapan tahun yang lalu, disini lah rumah, Sean."

"Tak bisakah kamu maafkan Papa kamu Nak? Bagaimana pun juga, kamu adalah darah dagingnya, Sean. Mama yakin kalian masih menyayangi satu sama lain kan."

"Cukup, Ma. Cukup Mama. Jangan ingatkan aku lagi tentang darah yang mengalir." ucap Sean yang mulai keras.

Miranda hanya terdiam, ia tak ingin membuat putranya kembali memanas.

"Siapa gadis kecil di depan itu? Apa dia kekasihmu, Nak?" tanya Miranda penasaran.

Sean menghela napas, ia melupakan kehadiran Megi disini.

"Itu, dia adiknya Mika, Ma. Mika menitipkan ia padaku karena tak ada yang menjaganya."

"Mika?" Miranda memutar bola matanya, mencoba mengingat nama itu.

Itu bukan nama yang asing di telinganya, ia sering mendengar nama itu di sebut sebelum hari ini.

"Mika, sahabat SMA, Sean Ma."

"Mama ingat, sayang. Kemana dia? kenapa gadis kecil itu tinggal sama kamu?"

"Dia sedang berlayar, Ma. Keluarga Mika bangkrut setahun lalu. Papa Mika meninggal sekitar dua bulan yang lalu. Jadi Megi tinggal disini sebelum Mika kembali." jelas Sean panjang.

"Innalillahi wa innaillahi rojiun. Tapi Megi gak bisa seatap sama kamu, Nak. Megi Mama bawa pulang aja ya, biar tinggal di rumah sama Mama dan Rena."

"Tidak perlu, Ma. Sean bisa tidur di hotel kalau malam. Lagian ada hal lain yang harus Sean bereskan."

"Terserah kamu saja." Miranda mengalah. Tak mungkin anak laki-laki semata wayangnya ini di lawan.

Miranda mengobati kembali luka lebam Sean. Ia beranjak dari kamar Sean saat langit sudah mulai berganti warna. Sementara Sean masih tertidur di sampingnya. Sambil membelai rambut Sean, Miranda tetus mentapi wajah Sean.

Seperti bayi, wajahnya kembali terlihat polos saat tertidur. Betapa ia sangat merindukan putra nya ini. Sudah lama sekali ia tak mampu meraih dahi putranya.

Miranda mencium dahi Sean, lalu kembali mengelus rambutnya. Tak lama ia beranjak dari kasur dan keluar dari kamar Sean.

Seperti biasa, ia akan memasak makanan sebelum ia pulang dari apartemen anaknya. Tapi kali ini berbeda, meja makan sudah tersedia bermacam makanan namun tidak ada seorangpun disana.

Miranda menelusuri seisi apartemen namun tak menemukan Megi di setiap sudut rumah.

"Kemana gadis kecil itu?"

Ia kembali memasuki kamar tidur Sean dan melihat putranya masih tertidur dengan pulas. Tanpa ingin membangunkan anaknya ia berjalan perlahan keluar dari apartemen Sean.

***

"Selamat malam. Kembali lagi di siaran 90.6 Fm Gipsi radio. Seperti biasa Megs akan menemani malam kamu untuk dua jam kedepan."

"Seperti biasa, Megs akan membuka acara malam kita. Buat teman-teman yang ingin berbagi kisah malam kalian bisa langsung hubungi Megs disini."

"Langsung saja kita terima penelpon pertama kita. Hallo siapa disana?"

"Hallo Megs. Aku Hana..."

Megi memutar bola matanya, seperti mengingat sesuatu. Ia seperti pernah mendengar nama itu, tapi lupa dimana.

"Baiklah Hana, ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan?"

"Megs, aku bersalah dengan seseorang. Aku membuat kesalahan, dan aku kehilangan dia. Apa yang harus aku lakukan Megs?"

"Huft, ini sesuatu yang sulit ya. Sudahkah kamu mencoba untuk menjelaskan permasalahan nya, Hana?"

"Tidak pernah, Megs. Dia bukan orang yang bisa di ajak berbicara Megs. Dia orang yang lebih percaya dengan apa yang ia lihat dari pada yang ia dengar. Aku sampai sekarang tidak pernah bisa menemui dia, Megs."

"Cobalah untuk mengajaknya berbicara, Hana. Ajak ia untuk membicarakan masalah kalian. Jika kalian tidak pernah bisa berbicara, maka masalahnya tidak akan pernah selesai, Hana."

"Iya aku tahu, Megs. Tapi ia orang yang sangat keras Megs. Sulit sekali menjelaskan masalah padanya, ia menghilang dari pandanganku. Aku tak bisa menemuinya, sudah setahun aku memcoba mencarinya Megs, Tapi dia pergi, hilang di telan bumi."

Megi terdiam sesaat, suara wanita ini sangat lembut. Pasti ia wanita yang sangat cantik dan juga penyayang. Siapa pria bodoh yang di maksudkan oleh Hana ini?

"Megs, bisakah aku menyampaikan sesuatu?"

"Baiklah, Hana. Apa yang ingin kamu sampaikan?"

"Aku tau kamu marah, tapi dimana pun kamu saat ini. Jika kamu mendengarkan aku, aku mohon. Mohon kamu memberikan aku kesempatan untuk menjelaskan permasalahan ini, aku mohon."

"Baiklah Tuan, disini ada Hana yang mencarimu. Jika malam ini kamu mendengarkan kami, jumpai ia dan jangan lari dari masalah kamu."

"Terima kasih Megs."

"Terima kasih kembali, Hana. Dan satu buah lagu khusus buat Hana. Ini dia, Republik Tiada guna lagi."

Megi melepaskan earphone nya dan menghela nafas panjang. Saat begini biasanya Mika sudah menunggunya di depan gedung.

"Kak, kakak sedang apa ya? Megi rindu." Megi meletakan kepalanya di atas meja. Saat ini dia hanya berada di kesendirian yang panjang.

Hanya ada Mirza, satu-satunya lelaki yang sedarah dengan ia. Namun demi menjauhkan Megi dari Mirza, Mika rela menitipkan ia dengan lelaki lain.

***

Sean terbangun dari lelapnya karena gemuruh yang hadir dari dalam perutnya. Cacing perutnya sudah beriuh kesal karena belum mendapat asupan gizi yang baik seharian ini.

Sean mengacak-acak rambutnya, melihat sekeliling dan ternyata hari sudah jauh malam.

Ia berjalan menuju dapur dan dilihatnya makanan yang sudah dingin tertata rapi di atas meja makan.

Tanpa banyak berpikir Sean menyendok makanan itu satu persatu dan mulai melahapnya. Namun Sean terhenti saat memakan suapan pertama.

"Kok, masakan Mama beda ya?" ucapnya dengan mulut yang masih terisi penuh.

Kembali di suapnya makanan itu, matanya kembali memutar, merasakan dengan nikmat rasa masakan itu.

"Masakan nya enak, tapi beda banget sama masakan Mama. Apa Mama go-food ya?"

Sean mengerdikan bahunya dan kembali memakan masakan itu. Setelah berulang kali memikirkan ia baru tersadar bahwa sekarang ada wanita lain di apartemen nya.

Ia mengernyitkan dahinya dan menggaruk tengkuknya, di lirik jam di dinding apartemen nya sudah hampir tengah malam. Dimana gadis kecil itu?

Sean mempercepat makannya dan kembali ke kamar, ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Megi.

Sebelum menekan nomor Megi, ia melihat ada sebuah pesan yang dikirim Megi sore tadi.

('Kak, aku pergi kerja ya. Aku akan pulang setelah siaran selesai.)

Sean menggaruk kepalanya dan mengumpat kesal.

"Bodoh, kenapa bisa lupa kalok Megi sekarang tanggung jawab gue."

Sean masuk ke kamar mandi untuk membereskan wajahnya.

"Ting..." notif ponsel Megi berdenting saat ia keluar dari ruangan auditorium.

(Meg, Mas tunggu di cafe ya.) sebuah pesan dari Pandu.

Senyum Megi merekah dan dengan sedikit berlari ia menuruni anak tangga gedung putih itu.

Langkahnya pasti untuk mendatangi cafe di depan gedung putih tersebut.

Megi langsung membuka pintu kaca cafe itu dan memilih duduk di sisi dekat jendela.

Lambaian tangan dari Barista itu di sambut oleh senyuman dari Megi.

Kini senyum gadis belia itu sudah kembali seperti semula.

Waiters menyuguhkan sebuah kopi namun kali ini permukaan kopi itu berbentuk seperti sebuah cincin.

Megi menaiki sebelah alis matanya.

Waiters itu langsung pergi saat meletakan itu, sementara si Barista masih sibuk di balik bar cafe ini.

Megi menghela nafas panjang, dan menunggu Pandu untuk menyelesaikan pekerjaan nya.

Malam ini suasana cafe memang agak ramai. Padahal malam sudah menunjukan pukul lewat tengah malam. Megi melempar pandangan keluar jendela.

Biasa disana Mika berdiri menunggunya, kini semua terasa begitu hampa. Kosong sekali dunia Megi saat ini.

Orang-orang yang ia sayangi berada di kejauhan. Rindu, hanya itu yang bisa ia rasakan.

Megi kembali meletakan dagunya di atas meja, jarinya menari-nari di atas meja. Sekedar membuang suntuk, Megi kembali menghela nafas panjang. Kali ini dia mulai bosan, bosan menunggu Barista itu selesai bekerja.

"Meg, maaf ya mas lama." ucapan Pandu tak mampu membuat Megi kembali duduk tegap.

"Gak papa, mas." jawab Megi dengan dagu yang masih bertumpuh di atas meja.

"Meg, kesel ya mas lama?"  kini pandu meletakan bokongnya di kursi depan tempat Megi duduk.

"Mas udah tau, tapi masih nanya." ucap Megi sambil memainkan jarinya di atas meja.

"Kopinya kenapa gak di minum, Meg?"

"Males, aku kesel sama mas Pandu."

"Iya, mas Pandu minta maaf ya. sekarang tegak dong. Mas mau bicara."

Megi membuang nafas dan dengan malas menegakkan badannya. Di lihatnya wajah Pandu yang begitu lembut dan berkharisma itu.

"Mas mau ngomong apa?"

"Nih, Buat kamu." Pandu menyodorkan sebuket bunga mawar berwarna merah muda.

Sesaat senyum Megi merekah indah, mengalahkan keindahan bunga-bunga yang ada di tangannya saat ini.

"Kok tumben banget mas kasih aku bunga?" ucap Megi sambil menyentuh kelopak bunga-bunga di genggamannya.

"Abisnya, mas udah lama gak lihat kamu ketawa."

"Mas kan tau aku lagi ada di masa-masa sulit mas."

mata Megi kembali sendu saat mengatakan hal itu, senyum kembali hilang jika mengingat hal menyedihkan yang begitu pahit untuk di ingatnya.

"Yah, kok sedih lagi sih?"

"Enggak kok mas, oh ya, mas mau ngomong apa tadi?"

Wajah Pandu mulai terlihat gugup, jemarinya mulai *** satu sama lain. Di tatapnya wajah gadis itu, tanpa berani menyentuh, Pandu hanya bisa mengatakan perlahan.

"Meg, boleh gak, kalau mas jadi pacar kamu?"

Mata megi membelalak lebar, mulutnya menganga sedikit. Kenapa baru sekarang?

Megi melempar pandangannya keluar jendela, tanpa di sadari sepasang mata sedang menyaksikan mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Mifta Siregar

Mifta Siregar

cemburu ngak yaaaa

2024-11-01

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

sèruuuuuii....lanjoottttt

2023-08-07

0

Maysa Asmaul Husna

Maysa Asmaul Husna

kaya nya hana selingkuh sama bokap nya sean dh

2020-05-06

5

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Epidode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Epidode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 End
145 Season 2 (01)
146 02
147 03
148 04
149 Season 2 (05)
150 Season 2 (06)
151 Season 2 (07)
152 08
153 09
154 10
155 11
156 12
157 13
158 14
159 15
160 16
161 17
162 18
163 19
164 20
165 21
166 22
167 23
168 24
169 25
170 26
171 27
172 28
173 29
174 30
175 31
176 32
177 33
178 34
179 35
180 36
181 37
182 38
183 39
184 40
185 41
186 42
187 43
188 44
189 45
190 46
191 47
192 48
193 49
194 50
195 51
196 52
197 53
198 54
199 55
200 56
201 57
202 58
203 59
204 60
205 61
206 62
207 63
208 64
209 65
210 66
211 67
212 68
213 69
214 70
215 71
216 72
217 73
218 74
219 75
220 76
221 77
222 78
223 79
224 80
225 81
226 82
227 83
228 84
229 85
230 86
231 87
232 88
233 89
234 90
235 91
236 92
237 93
238 94
239 95
240 96
241 97
242 98
243 99
244 100
245 101
246 102
247 103
248 104
249 105
250 106
251 107
252 108
253 109
254 110
255 111
256 112
257 113
258 114
259 115
260 116
261 117
262 118
263 119
264 120
265 121
266 122
267 123
268 124
269 125
270 126
271 127
272 128
273 129
274 130
275 131
276 132
277 133
278 134
279 135
280 136
281 137
282 138
283 139
284 140
285 141
286 142
287 143
288 End
289 Extra Part 01
290 Extra Part 02
291 Extra Part 03
Episodes

Updated 291 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Epidode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Epidode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
End
145
Season 2 (01)
146
02
147
03
148
04
149
Season 2 (05)
150
Season 2 (06)
151
Season 2 (07)
152
08
153
09
154
10
155
11
156
12
157
13
158
14
159
15
160
16
161
17
162
18
163
19
164
20
165
21
166
22
167
23
168
24
169
25
170
26
171
27
172
28
173
29
174
30
175
31
176
32
177
33
178
34
179
35
180
36
181
37
182
38
183
39
184
40
185
41
186
42
187
43
188
44
189
45
190
46
191
47
192
48
193
49
194
50
195
51
196
52
197
53
198
54
199
55
200
56
201
57
202
58
203
59
204
60
205
61
206
62
207
63
208
64
209
65
210
66
211
67
212
68
213
69
214
70
215
71
216
72
217
73
218
74
219
75
220
76
221
77
222
78
223
79
224
80
225
81
226
82
227
83
228
84
229
85
230
86
231
87
232
88
233
89
234
90
235
91
236
92
237
93
238
94
239
95
240
96
241
97
242
98
243
99
244
100
245
101
246
102
247
103
248
104
249
105
250
106
251
107
252
108
253
109
254
110
255
111
256
112
257
113
258
114
259
115
260
116
261
117
262
118
263
119
264
120
265
121
266
122
267
123
268
124
269
125
270
126
271
127
272
128
273
129
274
130
275
131
276
132
277
133
278
134
279
135
280
136
281
137
282
138
283
139
284
140
285
141
286
142
287
143
288
End
289
Extra Part 01
290
Extra Part 02
291
Extra Part 03

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!