Episode 17

"Lu mau ikut gue pulang? Atau seluruh bar ini menjadi kuburan?"

Sean berbicara sambil menggretekan tulang jemarinya.

Tanpa banyak berfikir lagi, Rena mengikuti langkah kaki Sean keluar dari dalam club malam.

Tak mungkin ia menjatuhkan korban lagi hanya demi menuruti egonya.

Sean bukan orang yang bisa di tentang.

Rena memasuki mobil Sean, tanpa banyak bicara Sean melajukan mobilnya dengan kencang. Menembus sepinya malam yang hampir menyongsong fajar.

Saat ini hampir seluruh penghuni kota sedang terlelap dalam rehatnya, namun kakak beradik ini malah dalam keadan yang tak mampu di jelaskan.

Rena memandang wajah kakaknya yang saat ini sedang memerah padam. Entah apa yang akan di lakukan Sean kali ini. Kejadian kemarin masih menyisakan bekas luka di hati Rena.

Sean terlalu kasar, sifatnya terlalu keras.

Sean menarik pergelangan tangan Rena kuat, memasuki rumah mewah dan menyeretnya menaiki anak tangga.

Di lemparnya kuat Rena di atas kasur. Sean membongkar isi lemari pakaian Rena.

"Apa yang lu lakuin, Sean?" Rena bangkit dari kasurnya dan mencoba menghentikan pergerakan Sean.

"Begini yang lu pakai, Rena?" Sean membanting baju-baju minim milik Rena.

"Apa urusan lu?"

"Gue kakak lu, jelas gue harus ngurusin elu."

"Sejak kapan lu sok peduli sama hidup gue, Sean."

"Rena!" ucap Sean keras.

Sontak tubuh gadis itu melompat karena terkejut.

"Gue tau, gue bukan kakak yang baik selama ini. Tapi gue gak mau lihat hidup adik gue hancur, Rena." ucap Sean melembut.

"Lu aja hidupnya gak lebih baik dari gue."

"Rena...!" Suara Sean kembali menggelegar.

Membangunkan seisi rumah.

"Kenapa? Lu aja sama ancurnya kayak gue, gak usah sok-sok an mau ngatur gue deh." ucap Rena ngeyel.

Sean yang mulai kehabisan kesabaran mencengkram pipi Rena dengan satu tangannya.

"Karena gue ancur, makanya gue gak mau lihat lu lebih ancur dari gue, Rena. Gue laki-laki, gue ancur tapi gak ninggalin bekas, kayak elu!" Sean menghempas pipi Rena yang ia cengkram.

"Sejak kapan lu berusaha jadi kakak yang baik buat gue, Sean? Kemana aja lu selama ini?"

"Gue tau gue salah, gak bisa kalau sekarang gue berubah. Iya?"

Sean mengambil sebuah koper dari atas lemari Rena.

"Ngapain elu?" tanya Rena saat melihat Sean mulai memasuki satu persatu bajunya ke dalam koper.

"Gue bakalan anterin lu ke pesantren. Biar elu belajar!"

"Apa? Gue gak mau Sean." Rena mencoba untuk menghentikan tangan Sean. Namun Sean dengan cepat mendorong Rena kembali terjatuh di atas kasur.

"Diem lu disitu, lu harus belajar menjaga diri, Rena. Jangan jadi wanita murahan!"

"Lu apa apa an sih, Sean. Gak usah urusin hidup gue, gue gak mau masuk pesantren!"

"Gue bilang lu mondok, ya lu harus mondok!"

Rena mulai menjatuhkan buliran bening air matanya. Tak bisa di bayangkan hidupnya jika harus pergi ke pondok pesantren.

Ia yang sudah hidup bebas selama bertahun-tahun, harus hidup terkekang.

"Enggak Sean. Gue gak mau."

"Gue gak butuh persetujuan lu." tanpa peduli ucapan Rena, Sean sibuk memilah baju dan memasukannya ke dalam koper secara berantakan.

"Apa hak lu, Sean! ini hidup gue, lu gak berhak nentuin kemana gue harus pergi!"

"Lu bilang gue gak berhak kan? Makanya lu gue bawa ke pondok pesantren, biar lu tau agama. Biar lu paham apa hak gue ngatur hidup lu."

"Sean, gue gak mau!" Rena kembali mengacak-acak isi kopernya.

"Rena...!" Suara Sean kembali menggelegar.

Kali ini di susul oleh Miranda yang masih memakai mukenah dan matanya masih di hiasi buliran bening.

"Ada apa ini, Nak?" tanya Miranda lembut sambil memasuki kamar Rena.

"Ma, Sean mau ngirim aku ke pesantren Ma. Bilang sama dia aku gak mau Ma." Bujuk Rena saat melihat Mama nya datang mendekat.

Sementara Sean seperti tak peduli, ia kembali membereskan baju-baju Rena dan mengancing koper Rena.

"Mama kalau mau ikut siap-siap. Kita anter Rena ke pondok pesantren."

Mendengar ucapan Sean, Rena merengek kepada Mamanya. Tapi dia adalah Sean, bahkan Rayen saja tak sanggup melawan ia.

"Nak, kenapa ini? Coba jelaskan dulu sama Mama." Bujuk Miranda ke anak lajangnya.

"Tanya sama dia Ma, apa yang udah dia lakuin di club malam."

Mendengar pernyataan Sean, Miranda tertegun, kemana saja ia selama ini, ia terlalu sibuk menangisi takdirnya sampai ia lupa untuk memperhatikan anak gadis semata wayangnya itu.

"Rena, kenapa kamu bergaul di club malam lagi, Nak."

"Aku cuma duduk sama temen, Ma." ucap Rena sambil memanyunkan bibirnya.

"Oh, jadi menari ria di atas panggung, dan membiarkan setiap tangan lelaki menjamah badan lu, itu yang di bilang cuma duduk sama temen?"

Mata Rena membelalak lebar, ia jelas sekali tak setuju dengan argumen yang di sampaikan Sean. Walaupun pada kenyataannya memang itu yang terjadi.

"Benar kamu melakukan itu, Nak?" tanya Miranda yang seakan tak percaya putrinya mampu begitu.

Pantas saja terakhir Sean pulang dengan amarah yang sangat meledak. Ia melihat adiknya seperti itu, bagaimana mungkin tidak murka.

"Udah Ma, gak usah di tanya lagi. Mama siap-siap kita akan berangkat."

"Bentar ya, Sayang." ucap Miranda sambil berlalu keluar dari kamar Rena.

Kali ini dia setuju dengan sikap Sean. Lagian Sean bukan ingin menjerumuskan Rena, ia ingin melindungi Rena.

Rena yang melihat sikap Mama nya lebih setuju ke Sean dari pada ia, langsung melompat memohon di kaki Sean.

"Kak, aku mohon jangan kirim aku ke pesantren, Kak." ucap Rena dengan air mata yang membanjiri pipinya.

Sean menghela nafas panjang, ia berjongkok dan meraih pucuk kepala Rena.

"Dek, gue sayang sama lu. Gue gak pingin lihat lu begini. Gue sadar gue juga buruk, tapi gue gak pernah nyentuh gadis di luaran sana."

"Kak, gue mohon jangan lakuin ini, kak. Hidup gue bakalan kayak neraka di pesantren."

"Biarin aja hidup lu tersiksa di dunia, Dek. Yang penting hidup lu tenang di akhirat. Gue ini kakak laki-laki lu, gue punya tanggung jawab atas hidup lu." nada Sean semakin melembut.

"Ayo Nak, Mama siap."

"Kakak, aku mohon jangan Kak." tangisan Rena semakin menguat.

"Gue janji bakalan berubah, Kak. Tapi gue mohon jangan masukin gue kesana." Rena memeluk kuat betis Sean.

"Lu harus di cekoki agama, biar paham lu harus hidup bagaimana."

Sean menyeret Rena yang sedang memeluk betisnya. Rena yang kekeh dengan keinginannya enggan untuk berdiri. Walaupun peganggan tangan Sean saat ini sangat sakit ia rasakan.

Bukan Sean namamya jika ia tidak mampu membuat keinginannya terpenuhi. Dengan cepat ia mengangkat tubuh Rena dan menggendongnya, dengan sedikit berlari ia menuruni anak tangga di ikuti oleh Miranda.

Rena yang berontak keras dalam gendongan Sean tak mampu menghentikan langkah besar Sean.

Apapun yang Sean katakan pasti akan ia lakukan. Tak di hiraukannya jeritan dan pukulan Rena.

"Gue gak mau, Sean. Gue mohon jangan lakuin ini!" teriakan keras Rena tak membuat Sean menghentikan langkahnya.

"Rena, gak papa Nak. Kamu pasti betah disana." ucap Miranda berusaha menangkan Rena.

Sean langsung memasukan Rena di jok belakang, menyusul Miranda yang ikut masuk. Tak di hiraukannya suara Rena yang menangis sekuat mungkin mencari perlindungan.

Sean melajukan mobilnya dengan kencang, keluar dari area perkotaan dan memasukan mobilnya ke area pedesaan yang masih terjaga ke asriannya.

Ia mengemudikan mobilnya pelan saat memasuki jalanan tanah dan bebatuan di desa itu. Setelah berjam-jam akhirnya mereka sampai di area pesantren yang tak terlalu luas.

Rena yang sedari tadi masih menangis saat ini hanya meninggalkan sesegukan. Di bantu Miranda, Rena mengganti bajunya dengan yang lebih tertutup. Sementara Sean sudah lebih dahulu masuk ke dalam pondok.

"Assalamualaikum." Ucap Sean saat mengetuk salah satu daun pintu kayu di pesantren itu.

"Waalaikum salam. Masuk, Nak." jawab pria berjenggot itu ramah.

Sambil menunggu Rena datang, Sean mengungkapkan niat hatinya untuk menitipkan Rena sementara di tempat itu.

Setelah berbincang hampir dua jam, Sean dan Miranda pamit untuk pulang. Sementara Rena masih sesegukan akibat tangisan tadi.

Rena yang tak ingin tinggal di tempat itu terus memeluk Miranda. Tega, dalam hati ia memaki niat baik kakaknya.

Kembali Rena merengek saat Miranda akan jalan keluar pagar pondok pesantren itu. Pelukannya sangat erat, enggan melepaskan tubuh wanita tua itu.

"Rena, gak papa, Nak. Kamu akan banyak belajar disini." Miranda melerai pelukan erat Rena.

"Ma, aku gak mau, Ma. Tolong aku."

Sean yang melihat Rena melekat erat di badan Miranda, menarik tubuh Rena dan menjatuhkannya di dada bidang miliknya.

Di cium dahi Rena dan menghapus buliran bening yang sudah menghiasi dari semalam.

"Gue bukan tega, Ren. Gue sayang sama lu. Lu adik gue satu-satunya." ucap Sean lembut.

"Tapi lu gak berhak berbuat ini, Sean. Ini hidup gue." ucapnya ketus.

"Gue ada hak. Selain Rayen, gue adalah wali elu. Belajar menghargai diri elu sendiri, Ren." ucap Sean lembut tapi menekan.

"Gue benci sama lu, Sean. Gue Benci. Lu gak pernah jadi Kakak yang baik buat gue!" ucap Rena ketus.

Ia membalikan badannya dan mengikuti salah satu santriwati untuk masuk kedalam pondok

Sejenak Sean hanya berdiri terpaku, hatinya begitu sakit mendengar ucapan Rena. Apa salah jika ia ingin mendapat kasih sayang seperti Mika?

Ia hanya ingin berubah, ia hanya ingin adiknya menyayangi ia seperti Megi yang menyayangi Mika. Bahkan Megi masih sangat menyayangi Mirza, padahal Mirza bukan kakak yang baik.

"Nak, kita pulang." Miranda meraih tangan Sean.

Membuat Sean tersadar atas lamunannya.

Di sebalik setir mobilnya, Sean masih terdiam terpaku, menatap kosong pondok pesantren itu.

Pikirannya terus berperang, apa ia salah memasukan Rena kesini?

Apa tempat ini terlalu buruk untuk Rena belajar?

Apa ia yang terlalu buruk menjadi seorang kakak?

"Sean." panggil Miranda lembut, mengembalikan kesadaran Sean.

"Ma, apa Sean salah memasukan Rena kesini?" ucapnya parau.

"Apa Sean tidak boleh berubah jadi kakak yang baik buat Rena, Ma?"

"Sean cuma mau Rena berubah jadi wanita yang lebih baik, Ma. Tapi mama denger apa yang dia ucapkan terakhir tadi? Ia benci Sean, Ma. Ia sangat Benci."

Sean memeluk setir mobilnya dan membenamkan wajahnya. Sesekali ia memaki diri nya sendiri.

Terdengar helaan nafas berat dari Miranda. Di raihnya kepala Sean dan mencoba menenangkan putra nya itu.

"Bukan salah kamu, Nak. Mama dan Papa yang salah. Kami tidak mendidik kalian dengan benar."

"Bodoh... Bodoh..." ucap Sean lirih, ia menghantukan kepalanya ke setir mobil.

"Sean, jangan salahkan diri kamu sendiri, Nak." Miranda mengambil kepala Sean dan memeluknya erat. Di benamkan wajah Sean di bahu lemahnya itu.

"Sean hanya ingin membuat ia lebih baik, Ma. Sean tau, Sean memang bukan lelaki baik. Tapi apa Sean salah, jika Sean menginginkan adik wanita Sean enggak di lihat murahan, Ma?"

"Kamu gak salah, Nak. Jangan salahkan dirimu lagi. Tenanglah, Sean. Tenang putraku."

Untuk pertama kali Sean merasakan ada pundak yang merangkul ia di saat terendah hidupnya. Ia tak peduli, jika saat ini dia terlihat cengeng di depan wanita yang melahirkannya itu.

Tangisannya kian dalam saat ia merasakan tangan Miranda mengelus lembut pundaknya. Sesekali Miranda merapikan rambut gondrongnya yang helai nya berjatuhan menghalangi wajah tampan putranya itu.

Di biarkan Sean menumpahkan segala beban Hati yang menderanya selama ini. Putranya sudah sebesar ini, tapi kenapa ia tidak pernah memperhatikan pertumbuhan Sean selama ini.

Ia terlalu sibuk menangisi hidupnya, sampai ia biarkan anak-anaknya mencari perhatian di luaran sana. Anak-anak nya tumbuh dewasa sendirinya, ia lalai memperhatikan dan memberi dukungan untuk anak-anaknya.

Ada rasa bersalah menyelimuti hati Miranda. Andai ia bisa memutar waktu, ia tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk menangisi kisah hidupnya itu.

Banyak hal yang bisa di ubah dalam hidup. Banyak kegagalan yang bisa di rubah menjadi sebuah kesuksesan. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk merubah kegagalan mereka. Tapi hanya satu yang tak akan bisa dirubah, walaupin sesukses apapun kita.

Kesempatan untuk mendidik anak hanya ada sekali seumur hidup. Saat kita gagal mendidik anak, maka gagal lah seluruh hidup kita. Ini yang sedang di alami oleh Miranda dan Rayen.

Gagal dalam mendidik dua anaknya.

Miranda melerai pelukan Sean dan menghapus buliran bening yang membanjiri pipi mulus Sean.

"Sudah, Nak. Kita pulang yuk." ucapnya lirih.

Sean kembali duduk tegap, di sisirnya rambut lurusnya ke belakang menggunakan tangannya. Ia mengambil kacamata hitamnya dan menggunakannya. Sekedar untuk menutupi mata sembabnya.

Kembali ia melajukan mobilnya menuju ibu kota. Menembus jalan sore hari dan sampai dirumah milik Rayen saat malam sudah menyapa.

Ia mencium tangan Miranda sebelum kembali melajukan mobilnya menuju hotel.

Tetapi Miranda menahannya, sudah tidak ada Rena di rumah istana itu. Haruskah ia tinggal sendirian di rumah yang begitu mewah namun bagaikan penjara.

Melihat Miranda yang seperti itu, Sean tak kuasa untuk menolaknya, padahal ia sangat muak jika harus berpas pasan dengan si pemilik rumah. Rayen Chandra.

Sean menghela nafas dan membuka pintu mobilnya. Namun belum sempat kakinya menginjak tanah, nada dering ponsel Sean menjerit keras.

Di tatapnya layar ponselnya itu, 'Farrel' nama yang tertera. Sean menghela nafas panjang dan menyisir rambutnya kebelakang. Di tekannya tombol hijau pada layar dan menempelkannya di telinga kiri.

"Bos, Nona Kecil hilang." Suara panik dari seberang sana.

Cukup satu kalimat untuk membuat Sean menghela nafas dan menepuk jidatnya.

Huft... Lelah. lirihnya dalam hati.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

sukaaaaaa......ada sisi rohani nya juga....👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾

2023-08-07

0

LilyPutih

LilyPutih

ceritanya bagus kak
aku tigal like
mampir di karya ku kak
*aku mencintai adik iparku

trima kasih

2020-05-03

0

TtehYuyun RarSka

TtehYuyun RarSka

jangan2 hana itu lgi ngamar ama bokapnya sean lagi

2020-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Epidode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Epidode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 End
145 Season 2 (01)
146 02
147 03
148 04
149 Season 2 (05)
150 Season 2 (06)
151 Season 2 (07)
152 08
153 09
154 10
155 11
156 12
157 13
158 14
159 15
160 16
161 17
162 18
163 19
164 20
165 21
166 22
167 23
168 24
169 25
170 26
171 27
172 28
173 29
174 30
175 31
176 32
177 33
178 34
179 35
180 36
181 37
182 38
183 39
184 40
185 41
186 42
187 43
188 44
189 45
190 46
191 47
192 48
193 49
194 50
195 51
196 52
197 53
198 54
199 55
200 56
201 57
202 58
203 59
204 60
205 61
206 62
207 63
208 64
209 65
210 66
211 67
212 68
213 69
214 70
215 71
216 72
217 73
218 74
219 75
220 76
221 77
222 78
223 79
224 80
225 81
226 82
227 83
228 84
229 85
230 86
231 87
232 88
233 89
234 90
235 91
236 92
237 93
238 94
239 95
240 96
241 97
242 98
243 99
244 100
245 101
246 102
247 103
248 104
249 105
250 106
251 107
252 108
253 109
254 110
255 111
256 112
257 113
258 114
259 115
260 116
261 117
262 118
263 119
264 120
265 121
266 122
267 123
268 124
269 125
270 126
271 127
272 128
273 129
274 130
275 131
276 132
277 133
278 134
279 135
280 136
281 137
282 138
283 139
284 140
285 141
286 142
287 143
288 End
289 Extra Part 01
290 Extra Part 02
291 Extra Part 03
Episodes

Updated 291 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Epidode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Epidode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
End
145
Season 2 (01)
146
02
147
03
148
04
149
Season 2 (05)
150
Season 2 (06)
151
Season 2 (07)
152
08
153
09
154
10
155
11
156
12
157
13
158
14
159
15
160
16
161
17
162
18
163
19
164
20
165
21
166
22
167
23
168
24
169
25
170
26
171
27
172
28
173
29
174
30
175
31
176
32
177
33
178
34
179
35
180
36
181
37
182
38
183
39
184
40
185
41
186
42
187
43
188
44
189
45
190
46
191
47
192
48
193
49
194
50
195
51
196
52
197
53
198
54
199
55
200
56
201
57
202
58
203
59
204
60
205
61
206
62
207
63
208
64
209
65
210
66
211
67
212
68
213
69
214
70
215
71
216
72
217
73
218
74
219
75
220
76
221
77
222
78
223
79
224
80
225
81
226
82
227
83
228
84
229
85
230
86
231
87
232
88
233
89
234
90
235
91
236
92
237
93
238
94
239
95
240
96
241
97
242
98
243
99
244
100
245
101
246
102
247
103
248
104
249
105
250
106
251
107
252
108
253
109
254
110
255
111
256
112
257
113
258
114
259
115
260
116
261
117
262
118
263
119
264
120
265
121
266
122
267
123
268
124
269
125
270
126
271
127
272
128
273
129
274
130
275
131
276
132
277
133
278
134
279
135
280
136
281
137
282
138
283
139
284
140
285
141
286
142
287
143
288
End
289
Extra Part 01
290
Extra Part 02
291
Extra Part 03

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!