Episode 14

"Meg." ucap Mika lembut sambil mengelus pucuk kepalanya.

"Kak... Aku gak bisa tinggalin Papa kak."

"Papa udah gak disini, dek. Tapi sekarang Papa disini." Mika menunjukan tangannya ke dada.

Megi memeluk badan Mika, ia meletakan telinganya di dada Mika.

"Pa... Papa denger Megi? Megi rindu Pa. Megi rindu sekali Pa."

Mika yang mendengar itu tak kuat menahan air matanya. Ia pun sama sakitnya seperti Megi. Ia pun rindu sekali dengan lelaki hebat yang membesarkan tiga anaknya sendiri. Selama bertahun-tahun ia menghabiskan hidupnya hanya untuk anak-anaknya.

Ia tak pernah memikirkan wanita lain semenjak kekasih hatinya meninggalkan ia sendiri. Kini sekarang ia sudah hadir di sisi wanita pujaan hatinya itu.

Haruskah kami anak-anak nya ini terus menangisi kepergiannya?

"Meg, jangan sedih. Sekarang papa pasti lebih bahagia, dek. Papa udah ketemu Mama disana."

Megi mendongakkan kepalanya, di lihatnya wajah sang kakak yang sama kacaunya dengan ia.

"Megi jahat ya kak. Megi udah merebut Mama dari kakak dan Papa. Sekarang Papa juga tinggalin kita kak."

Semakin pilu perasaan Mika saat ini, kenapa di saat-saat seperti ini pendirian ia untuk pergi harus kembali bimbang.

Sungguh teriris hatinya mendengar ucapan adik perempuan semata wayang itu.

"Jangan ngomong seperti itu, Sayang. Kamu adalah anugerah terindah buat Papa dan kakak."

Sepasang bola mata yang dari tadi memperhatikan mereka berdua, saat ini mulai berhias bulir bening di sudut matanya. Ada rasa sesak yang bersarang di dadanya.

Berulang kali ia melihat pemandangan yang membuat ia tertampar.  Apa bedanya ia dan Mika, tapi kenapa ia tak pernah seperti itu dengan Rena.

Sean membasuh sudut matanya sebelum bulir itu jatuh. Ia kembali duduk di sebalik setirnya sembari menunggu.

Setelah beberapa menit adik kakak itu keluar.

Bersamaan mereka memasuki mobil besar Sean, kali ini Megi yang duduk di sebelah Sean.

Di pandangnya wajah manis si gadis kecil itu.

Matanya masih memerah, sesekali ia menarik ingusnya agar tidak jatuh.

Sean memutar arah mobilnya dan melaju dengan sedang, menuju ke pesisiran. Setelah mengendarai satu jam mereka sampai di tempat yang mereka tuju.

Asrama yang akan di tempati Mika selama tiga minggu, Mika harus menjalani pelatihan sebelum ia benar-benar berangkat ke laut.

Mereka turun dan mengantar Mika ke gerbang asrama taruna itu. Mika memeluk Megi erat beberapa kali sebelum ia benar-benar pergi.

"Jangan repotkan Sean ya Megi. Kamu harus nurut kata dia."

Megi hanya mengancungkan jempolnya ke depan wajah Mika. Kini wajahnya telah kembali merona.

Mika memeluk badan Sean yang sedikit lebih besar darinya itu.

"Gue titip adik gue ya, sob. Jangan banyak lu buat nangis." ucap Mika dengan di selangi candaan.

Sean tersenyum simpul dan menumbuk lembut dada Mika.

Mika berjalan memasuki gerbang. Sebelum hilang dari pandangan, mereka berdua masih berdiri mengiringi kepergian Mika.

Pandangan Megi teralih ke lelaki setinggi 185 centimeter di sampingnya itu. Rambut lurus Sean terurai, angin dari pesisir pantai itu membuat rambut gondrong Sean terbang terbawa angin. Beberapa helai terbang menutupi sebagian pipi mulus Sean.

Dengan kaca mata hitam yang ia gunakan, membuat penegasan hidung mancungnya itu terlihat lebih menonjol. Di tambah dengan bibir tipis nya, pesona Sean benar-benar mematikan ketenangan degup jantung Megi.

Deg... Hantaman jantung Megi yang sudah tak beraturan. Rona wajah Megi mulai terhiasi oleh warna merah muda. Ia si gadis kecil akan sangat mudah terpesona oleh ciptaan indah sang maha kuasa seperti Sean.

Walaupun kadang sikap nya kasar, perkataannya makian. Namun saat ia seperti ini, Sean sangat menggoda iman.

Seperti sadar ada yang memperhatikan wajahnya dari tadi, Sean menyingkap kacamata hitamnya dan menaruhnya di atas kepalanya.

"Kenapa? Lu gak suka tinggal sama gue?" Suara beratnya memecah keheningan, dan merusak pandangan Megi.

"Aku akan tinggal dimana kak?"

"Di bawah kolong!" ucap Sean ketus sambil berlalu mendekati mobil.

"Lu mau tinggal di situ?" teriak Sean dari sebalik pintu mobilnya, melihat Megi masih terpaku sepuluh meter di depannya.

Megi menghela nafas dan menghentakan kakinya, bibirnya mengerucut kesal.

"Kapan lelaki itu berbicara dengan nada yang baik." ucapnya sambil berjalan menuju mobil Sean.

Hatinya menggerutu kesal, Sean benar-benar menghancurkan mimpi indahnya tadi

***

"Sementara lu tinggal disini." Sean membuka pintu kamar apartemen yang selama ini ia tinggali.

Megi masuk dengan mata yang membelalak lebar, di lihatnya sekililing ruangan apartemen itu.

Mewah, tak kalah dari apartemen Tantenya di Beijing dulu.

Sean beranjak pergi setelah menghantar Megi masuk kedalam kamar. Langkah nya cepat menuju pintu apartemen.

"Kak." panggil Megi menghentikan langkah Sean.

Sean hanya menolehkan ujung matanya ke arah Megi.

"Kakak, kalau aku tinggal disini, kakak tinggal dimana?"

"Lu tanya gue?" ucap Sean sambil membalikan badannya.

Ia berjalan mendekat ke arah Megi lalu duduk di sofa panjang di ruang tengah, yang khusus ia gunakan untuk bekerja.

Menaiki kedua kakinya di atas meja kaca, dan menggoyangkan kakinya.

Bukannya menjawab ia malah mengeluarkan sebatang rokok dan membakarnya.

Megi yang melihat tingkah aneh Sean itu hanya acuh dan berlalu masuk ke dalam kamar.

Memindahkan bajunya kedalam lemari besar yang saat ini isinya hanya beberapa rak saja.

"Kalau gue tinggal disini, emang lu mau ngapain?" bisik Sean di telinga kanan Megi.

Sontak gadis imut itu melompat dan memegang dadanya.

"Kakak ih... Buat aku kaget aja."

Sean menjatuhkan badannya di kasur berukuran 6 kaki itu. Ia merenganggkan badannya dan mengelus sisi kasur di sebelah nya itu.

"Gue gak keberatan kalok lu mau tidur disini." Sean menepuk kasur di sampingnya.

Bukannya kesal, Megi malah merona melihat tingkah Sean yang sedang menggodanya itu. Ia seperti tersipu malu mendengar ucapan Sean.

Sean menyadari ekspresi yang di tunjukannya Megi. Dahinya berkerut seketika, lalu tak lama melepaskan kerutan dahinya.

'Mampus gue, kayaknya, Megi naksir sama gue.'

Gerutu Sean dalam hati.

***

"Sore, Tuan." ucap lembut gadis cantik di sebalik counter Resepsionis itu.

"Dimana, Sean?" ucap Rayen tegas.

"Tuan Muda belum ada kesini dari pagi, Tuan." ucap wanita itu lemas sambil menundukkan kepalanya.

Tertancap amarah di balik wajah tampan yang sudah mulai keriput itu. Kedua tangannya di masukan kedalam kantong celana nya, sembari berjalan mondar mandir di lobi hotel.

Setelah tiga puluh menit seperti itu, lelaki muda yang ia tunggu menampakan batang hidung mancungnya.

Dengan santai dan bersiul, jarinya memainkan kunci mobil, Sean berjalan melewati Papanya.

Melihat tingkah putranya yang seperti itu, membuat Rayen tak mampu lagi memendam amarah di dadanya lagi.

"Sean Rayen Putra!" bentak nya saat Sean berjalan melewatinya.

Sean berjalan mundur, ia menyingkap kacamata hitamnya keatas. Mulutnya masih bersiul-siul tak jelas.

Di pandangnya wajah lelaki paruh baya itu.

"Siapa ya?" Sean memutar bola matanya berusaha untuk memgingat-ingat.

"Oh... Tuan Dirut Rayen Chandra kan?" ucap Sean sambil menyeringai.

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Sean. Seperti tak peduli dengan tamparan itu, Sean hanya menghela nafas dan kemudian memakai kacamatanya lagi.

Kembali bersiul dan berjalan sedikit menggoyangkan badannya.

Rayen menarik lengan tangan Sean,

dan kembali menampar keras pipi Sean. Kali ini lebih kuat, karena tamparan itu membuat sudut bibir Sean mengeluarkan darah.

Sean membuka kacamatanya dan menatap wajah lelaki itu lekat.

"Apa kamu lupa siapa nama kamu?" ucap Lelaki paruh baya itu sambil menahan amarah.

Seperti tak suka, Sean hanya memalingkan pandangannya dan mengorek telinganya dengan jari kelingking.

"Sean..." kali ini suara itu menggelegar, membuat seluruh isi hotel menunjukan pandangan kearah dua lelaki sedarah itu.

"Ada apa Tuan Rayen Chandra? Gak perlu nge gas, gue gak budek." Sean berbicara dengan mendekatkan wajahnya ke Papanya. Seperti ingin menantang Rayen untuk memulai peperangan lagi.

"Apa kamu lupa, siapa aku?" tanya Rayen dengan nada yang menahan amarah.

Benar-benar putranya yang satu ini. Sifatnya sungguh keras dan membangkang. Rayen sudah cukup bersabar menghadapi tingkah putranya selama ini. Kali ini, ia sudah benar-benar kehabisan kesabarannya.

"Coba gue ingat dulu, apakah lu ada dalam daftar memori gue?" ucap Sean. sambil melipat satu tangannya di dada, dan satu tangannya lagi mengelus dagu. Seakan-akan dia benar-benar tak ingat lelaki di depannya.

"Kamu." ucap Rayen dengan bibir yang bergetar karena menahan amarah yang semakin berkobar karena tingkah anaknya itu.

"Kayak nya, lu gak ada dalam daftar memori gue deh. Biasa kalok gak penting akan terbuang sendiri dalam ingatan sih." Sean mengucapnya datar.

Sean mengucapkannya tanpa dosa, namun itu membuat Rayen tak mampu lagi menahan amarah yang sudah hampir melahap habis akal sehatnya itu.

Bugh

Sebuah pukulan mendarat di perut six pack Sean. Kembali tinjuan menghantam wajah ganteng Sean. Namun seperti tak ingin membalas Sean hanya menahan semua pukulan Rayen. Sesekali ia terbatuk dan memuntahkan darah dari mulutnya.

Petugas meleraikan perkelahian kedua manusia itu. Hubungan darah itu, sepertinya terlupakan oleh Rayen, tanpa ampun ia masih memukul tubuh Sean yang sudah jatuh ke lantai.

Sean memegang dadanya yang beberapa kali kena pukul tanpa ampun itu. Sekali lagi ia batuk dan mengeluarkan darah.

Rayen yang di pegangi oleh dua orang satpam mulai kembali ke akal sehatnya, saat melihat putra sulungnya memuntahkan darah di lantai kilat lobi hotel.

Seperti ada rasa penyesalan yang bersarang di dadanya.

Ia berlutut bersimpuh di hadapan Sean yang berusaha untuk duduk dan mengatur nafasnya.

"Maafkan Papa, nak. Papa khilaf putraku."

"Cuih..." Sean meludahi kembali darah yang berada di dalam mulutnya.

"Jangan panggil gue seperti itu." ucap Sean yang mulai beranjak berdiri di atas kakinya yang melemas.

"Sean, putra ku. Kamu selamanya akan tetap menjadi putraku, nak." nada Rayen terdengar parau. Kini matanya mulai berhiaskan air mata penyesalan.

Ia memandang tangan yang ia gunakan untuk memukuli darah dagingnya itu. Sean tak melawan, namun amarahnya membuat ia kalap.

Masih ada rasa sayang yang tertinggal di hati Sean. Ia hanya menerima pukulan itu tanpa melawan.

Padahal jika ia mau, tak perlu waktu lama, ia mampu melumpuhkan lelaki paruh baya itu.

"Gue menyesali, seandainya nama gue hanya Sean Putra saja." ucap Sean sambil berjalan sempoyongan keluar lobi.

"Sean Rayen Putra... Itu akan selalu menjadi identitas kamu. Kamu bisa mengganti nama kamu, tapi kamu tidak akan pernah bisa mengganti darah yang mengalir di tubuh kamu, nak."

Sean menghentikan langkah nya, ia menolehkan sedikit kepalanya ke belakang.

"Itu yang gue sesali, kenapa harus darah Rayen yang menetes di darah gue. Kenapa bukan darah orang lain saja."

"Apa sekarang aku benar-benar sudah kehilangan putraku, Sean?"

"Bukan hanya Putra, tapi kau juga sudah kehilangan Putri. Sadarkah dengan apa yang sudah kau lakukan?"

Sean melanjutkan langkah gontai nya, ia berjalan menuju mobilnya dengan jalan sempoyongan.

Ia melajukan mobilnya kembali ke apartemennya.

Braaakk...

Sean membuka pintu apartemennya dengan keras. Megi yang sedang berkutat di dapur melompat kaget dan langsung berlari ke depan.

Matanya membelalak lebar saat ia melihat wajah Sean yang di penuhi luka lebam, bahkan bibirnya masih berwarna merah karena darah.

"Kak." Megi berjalan mendekati Sean.

Namun Sean dengan cepat menghalang tubuh Megi yang mendekatinya. Megi terdorong mundur dua langkah kebelakang.

Sean menutup pintu kamarnya dengan keras, terdengar suara pecahan barang yang di lempar kuat, Megi beberapa kali melompat terkejut, karena suara pecahan yang terlempar kuat dari dalam kamar.

"Aaaarrrrgggghhh!" jeritan Sean menggelegar memenuhi ruang apartemen nya.

Untung apartemennya berada di tingkat paling atas, tak banyak kamar yang berpenghuni disini. Dan kamar yang Sean huni adalah kamar yang terbesar.

Jadi kemungkinan suara Sean hanya terdengar ke beberapa kamar saja.

Kembali pecahan barang membuat Megi terkejut, ia hanya menghela nafas dan kembali ke dapur.

Sean terduduk di depan kasurnya, ia mengacak-acak rambutnya.

Terasa harum masakan Megi menganggu penciuman Sean.

Seketika Sean kembali mengenang indah masa lalu nya. Dimana hari-harinya selalu di hiasi harum masakan yang di bawakan Hana saat makan siang.

Hana, lagi-lagi ia memenuhi pikiran Sean. Hana, wanita manis yang menghiasi hidup Sean selama delapan tahun terakhir.

Wanita yang selalu Sean jaga, selalu Sean buat bahagia.

Wanita yang menjadi impian Sean selama bertahun-tahun lamanya. Yang menemani siang, malam Sean.

Hati Sean selalu terpaut akan lembut sikapnya, manis tutur katanya.

Sampai Sean harus menelan pil pahit tanpa air, yang di berikan Hana. Tepat seminggu sebelum pernikahan Sean, Hana di temukan seranjang dengan lelaki paruh baya.

Bagaikan geluduk yang membakar habis, Seperti itu lah Hana membakar seluruh kenangan indah di ingatan Sean.

Hana mengubah seluruh hidup Sean menjadi mengerikan.

Berkat ia, Sean menjajahi dunia malam, hanya untuk mencari tahu alasan di balik sikap Hana.

Apa yang di cari Hana selain dia?

Sean mampu memenuhi kebutuhan materi Hana.

Seminggu lagi, Hana pun akan terpenuhi kebutuhan batinnya.

Tapi kenapa Hana tidak sanggup menunggu waktu delapan hari.

Padahal ia sudah sanggup mendampingi Sean selama delapan tahun.

Sean menjatuhkan kepalanya ke kasur yang berada di belakangnya.

Tangannya menutupi dahi nya.

"Kenapa Hana, Kenapa?" ucap Sean sambil memejamkan matanya.

"Kenapa kau hancurkan aku tak bersisa."

Terpopuler

Comments

Mifta Siregar

Mifta Siregar

kyk nya hana seranjang sama bapak nta sean

2024-11-01

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

dunia berputar sean...jngn sia" kan potensi diri...come on weak up handspme😘😘😘😘😘😘💪💪💪💪

2023-08-07

0

Ana

Ana

Move on sean hidupmu msh pnjang, mungkin hana bukn tulang rusukmu

2020-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Epidode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Epidode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 End
145 Season 2 (01)
146 02
147 03
148 04
149 Season 2 (05)
150 Season 2 (06)
151 Season 2 (07)
152 08
153 09
154 10
155 11
156 12
157 13
158 14
159 15
160 16
161 17
162 18
163 19
164 20
165 21
166 22
167 23
168 24
169 25
170 26
171 27
172 28
173 29
174 30
175 31
176 32
177 33
178 34
179 35
180 36
181 37
182 38
183 39
184 40
185 41
186 42
187 43
188 44
189 45
190 46
191 47
192 48
193 49
194 50
195 51
196 52
197 53
198 54
199 55
200 56
201 57
202 58
203 59
204 60
205 61
206 62
207 63
208 64
209 65
210 66
211 67
212 68
213 69
214 70
215 71
216 72
217 73
218 74
219 75
220 76
221 77
222 78
223 79
224 80
225 81
226 82
227 83
228 84
229 85
230 86
231 87
232 88
233 89
234 90
235 91
236 92
237 93
238 94
239 95
240 96
241 97
242 98
243 99
244 100
245 101
246 102
247 103
248 104
249 105
250 106
251 107
252 108
253 109
254 110
255 111
256 112
257 113
258 114
259 115
260 116
261 117
262 118
263 119
264 120
265 121
266 122
267 123
268 124
269 125
270 126
271 127
272 128
273 129
274 130
275 131
276 132
277 133
278 134
279 135
280 136
281 137
282 138
283 139
284 140
285 141
286 142
287 143
288 End
289 Extra Part 01
290 Extra Part 02
291 Extra Part 03
Episodes

Updated 291 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Epidode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Epidode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
End
145
Season 2 (01)
146
02
147
03
148
04
149
Season 2 (05)
150
Season 2 (06)
151
Season 2 (07)
152
08
153
09
154
10
155
11
156
12
157
13
158
14
159
15
160
16
161
17
162
18
163
19
164
20
165
21
166
22
167
23
168
24
169
25
170
26
171
27
172
28
173
29
174
30
175
31
176
32
177
33
178
34
179
35
180
36
181
37
182
38
183
39
184
40
185
41
186
42
187
43
188
44
189
45
190
46
191
47
192
48
193
49
194
50
195
51
196
52
197
53
198
54
199
55
200
56
201
57
202
58
203
59
204
60
205
61
206
62
207
63
208
64
209
65
210
66
211
67
212
68
213
69
214
70
215
71
216
72
217
73
218
74
219
75
220
76
221
77
222
78
223
79
224
80
225
81
226
82
227
83
228
84
229
85
230
86
231
87
232
88
233
89
234
90
235
91
236
92
237
93
238
94
239
95
240
96
241
97
242
98
243
99
244
100
245
101
246
102
247
103
248
104
249
105
250
106
251
107
252
108
253
109
254
110
255
111
256
112
257
113
258
114
259
115
260
116
261
117
262
118
263
119
264
120
265
121
266
122
267
123
268
124
269
125
270
126
271
127
272
128
273
129
274
130
275
131
276
132
277
133
278
134
279
135
280
136
281
137
282
138
283
139
284
140
285
141
286
142
287
143
288
End
289
Extra Part 01
290
Extra Part 02
291
Extra Part 03

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!