Episode 2

Lentik jemari gadis belia itu menari indah di atas tuts piano, disertai senandung indah dari suara lembut, sedikit serak milik gadis kecil itu, membuat ia bak penyanyi papan atas.

Selalu banyak mata yang memandang Megi, tidak terkecuali mata-mata para pria hidung belang yang ingin memetik kelopak bunga gadis belia nan rupawan itu.

Memang, pekerjaan yang diambil Megi mengandung resiko yang sangat besar. Berulang kali terjebak dalam lembah hitam, tak membuat Megi keluar dari dunia malam.

Sebenarnya, ia hanya bernyanyi di cafe muda-mudi biasa, namun siapa yang bisa menjamin, tidak akan ada mata nakal yang mencoba meraihnya. Kesempatan itupula lah yang selalu diambil Mirza untuk mendapatkan uang secara mudah dan banyak.

Setiap ada mata nakal yang memandang adiknya itu, maka akan didekati dan melakukan penawaran. Alih-alih mendapatkan uang yang banyak, malah berulang kali Mirza harus terjebak. Lagi dan lagi Mirza harus mengigit jari, karena Mika yang selalu berhasil menghalangi niat busuknya.

Megi yang polos itu tidak pernah sadar, kalau sepasang bola mata selalu memperhatikan dia. Mirza akan mencoba menarik Megi setiap kali ada kesempatan, namun Megi itu, entah beruntung, apa memang ada pelindungnya. Dia terus gagal dan gagal lagi.

Tepuk tangan terdengar riuh saat gadis kecil itu menghentikan tuts terakhir permainan pianonya.

Dia melirik jam di tangan, masih pukul delapan lewat, namun pekerjaannya sudah selesai. Ia membereskan ransel mungil miliknya dan berniat segera pulang. Sekadar melihat keadaan papanya di rumah, sebelum jam siaran malam di radio, mulai.

Baru dua langkah Megi keluar dari cafe, tangannya kembali ditarik keras oleh pria tampan berhidung bangir itu.

"Ikut gue!" teriaknya keras.

"Kak Mirza ... Kakak," ucap Megi sambil melihat sisi bibir Mirza yang pecah karena bogeman tangan besar Mika.

"Kakak gak apa-apa?" tanya Megi cemas.

"Gak usah banyak tanya. Ikut gue!" Tariknya kasar pada pergelangan tangan Megi.

"Aku gak mau, Kak!" Berontak Megi melepaskan cengkeraman tangan Mirza.

Wajah yang menahan marah, Mirza mencengkeram kedua tangan Megi, kuat. Menarik paksa tubuh kecil gadis kecil yang hanya setinggi bahunya tersebut.

"Mas ... Mas Wahyu. Telepon kak Mika ... tolong, Mas!" teriak Megi kencang, berharap si kasir mendengar ucapannya.

Mirza yang sadar rencananya akan kembali gagal, membekap mulut Megi dan menarik tubuh mungil itu masuk kedalam sebuah taksi.

"Kak mau bawa aku kemana?" tanya Megi cemas.

"Diam ... gak usah ribut!" bentak Mirza pada gadis mungil itu.

"Kak ... aku ada siaran malam Kak, bawa aku ke studio Gipsi, Kak."

Mirza yang mendengar celoteh adiknya itu, mencengkeram kuat pipi putih gadis itu dengan satu tangan.

"Gue kasih elu kerjaan yang gampang dan banyak duitnya. Bukan kerjaan yang kere seperti elu jalani itu!"

Mendengar perkataan kakaknya, air mulai mengalir dari kedua mata gadis kecil itu. Bagaimana lagi dia bisa lari dari cengkeraman lelaki ini. Kenapa? Setiap hari selalu saja ia mengalami kejadian menjijikan seperti ini.

Ingin menelpon Mika, namun jika ia mengeluarkan ponselnya, pasti akan direbut paksa oleh Mirza. Itu akan lebih parah, karena Mika akan kehilangan jejaknya.

Mika sengaja mengaktifkan GPS ponsel adiknya itu. Agar sewaktu-waktu jika kejadian ini kembali terjadi, Mika akan mudah mencari di mana keberadaaan gadis kecil itu.

Mobil taksi itu berhenti di depan sebuah kelab malam ternama. Mirza menyeret Megi keluar dari dalam taksi dan mencengkeram kuat kedua tangan gadis kecil itu.

'Dimana kak Mika, apa mas Wahyu gak dengar ucapanku?' benak Megi terus memanggil nama malaikat penolongnya itu.

Megi menendang kuat bagian terlarang Mirza dan mencoba untuk kabur. Dikeluarkan ponsel dengan cepat dan mencari nama Mika. Mirza yang mengejar dengan menahan sakit sempat kehilangan jejak adiknya itu.

"Ah ... sial! Kemana larinya dia?" Dia mengumpat kesal.

***

Di dalam kelab malam itu, duduk seorang pria tampan berambut panjang, dengan mengikat sebagian rambutnya, ia mengeluarkan pesona miliknya.

Ia memesan sebotol sampanye dan duduk di sofa merah kelab malam itu. Mengeluarkan sebungkus rokok dan menghisapnya perlahan.

Tanpa menunggu lama, datang dua orang gadis berpakaian minim dengan bibir merah merona, berjalan melenggang ke hadapannya. Duduk di sebelah pria muda itu tanpa diminta.

"Mas ganteng, kok sendirian saja sih?" tanya seorang gadis tinggi di samping kanannya.

"Kita temenin ya." Kali ini gadis berbadan sintal di samping kirinya.

"Mau temenin?" Dia meraih dagu gadis di sebelah kirinya, dengan satu jarinya.

"Boleh saja," jawabnya sambil merenggangkan kedua tangan dan menaikan sebelah kakinya ke atas pangkuan.

Menggoyang-goyangkan kakinya seolah menikmati keadaan. Kedua gadis itu langsung menjatuhkan kepala ke atas dada bidang milik lelaki kekar tersebut. Jari lentik wanita itu mengelus lembut dada bidang milik lelaki berambut panjang di dalam dekapan.

'Shittt !' umpatnya dalam hati. 'Jadi begini cara mereka menggoda. Dasar murahan'. Ia memaki dua gadis itu dalam hatinya.

Bagaimana bisa mereka menggoda tanpa memikirkan seseorang yang mungkin mencintai mereka dengan sangat tulus.

Dia mengisap rokok di tangan, menjatuhkan putungnya, lalu menginjak dengan sedikit geram. Ia mengeluarkan satu batang lagi, dan membakarnya kembali.

Entah apa yang dia lakukan, dia pun bingung. Yang pasti dia jijik melihat tingkah dua gadis di sampingnya ini.

Pandangan mata lelaki itu beralih ke sofa yang berada di depannya. Beberapa orang lelaki berumuran sekitar empat puluh tahun, tanpa beban menggoda gadis-gadis murahan itu.

"Jijik sekali melihat tingkah mereka, apa dia tidak ingat istrinya di rumah?" teriak pria ganteng itu kesal.

"Mas ... kalau semua laki-laki ingat istrinya di rumah, maka bar ini akan sepi pelanggan, dong, Mas," jawab simpel seorang gadis di sisi kanannya.

"Kalian berdua gak malu kerja begini?" tanyanya kesal.

"Mas sendiri, gak malu datang ke sini?" timpal gadis di sisi kirinya.

Plak ... seperti tertampar oleh pertanyaan sendiri. Setiap orang yang berada di tempat hina ini, jelas statusnya sama saja. Murahan!

Wanita ataupun laki-laki yang berada di tempat ini semua sama hinanya. Sedangkan dia? Apa tujuannya datang kemari, jika bukan untuk menghibur diri.

Entah apa yang mendorong lelaki tampan itu kedaerah hina ini. Ia mencari sebuah jawaban atas pertanyaan hatinya selama ini, namun selama berbulan-bulan jawaban yang ia cari tidak kunjung datang.

Hanya sebuah kecanduan yang membuatnya ingin kembali ke tempat kotor ini. Suasana ramai yang ia kira mampu menghibur luka hati, namun hanya malah menambah beban luka saja.

Ia menatap tajam, saat datang seorang lelaki yang mungkin lebih muda darinya, dengan menyeret gadis muda. Dia memaksa gadis belia itu duduk dan menawarkannya pada lelaki tua yang ada di hadapannya.

Lelaki muda itu menolak badan gadis kecil itu, mendekat pada bibir lelaki tua yang sudah banyak mencium gadis-gadis bar di sini.

Sedang, pria tua itu mencoba mencium aroma tubuh si gadis kecil. Dengan wajah takut, si kecil menghindar dari penciuman lelaki tersebut.

Sean membuang kembali batang rokoknya, kali ini dia menginjak dengan sangat kuat.

"Jijik gue lihatnya!"

Seperti ada kemarahan yang dipendam, melihat tingkah si tua bangka itu.

"Kenapa sih, Mas? Dari tadi jijik mulu ngomongnya?" protes gadis sintal yang membelai lembut dagunya.

Seperti tidak mengindahkan perkataan si gadis sintal itu, dia masih menatap ke arah pria tua dihadapan yang sedang menggoda gadis kecil.

Dilihatnya Mirza yang sedang menghitung uang dengan mata berbinar-binar, senyum merekah lebar di bibir lelaki muda itu.

Dipaksanya si gadis kecil untuk mengikuti langkah pria tersebut. Terdengar rengekan si gadis kecil kepada si pria muda. Namun tanpa menoleh, pria itu seperti tak peduli.

"Dasar sok suci!" makinya lagi.

Kini dia bangkit dari tempat duduk dan melemparkan uang di atas meja. Menutupi kepala dengan topi jaket yang digunakan.

Cepat, tangannya menarik lengan tangan gadis itu, terlihat kekesalan tergambar di wajah pria paruh baya tersebut.

"Eh ... Bos. Dia wanitaku," kata si lelaki tua itu.

"Aku beli dia," jawab Sean angkuh.

"Mau ... tunggu giliran, dong. Aku yang bayar duluan," balas pria paruh baya itu, genit. Tangannya ingin mencolek dagu Megi, namun ditahan oleh Sean.

"Eh ... apa ini?" tanya Mirza, menengahi.

"Aku beli dia," ucapnya kembali.

"Wah ... Bang, kalau mau, tunggu antrean, ya. Bapak ini duluan. Nanti selesai sama Bapak ini, sama Abang deh," ucap Mirza enteng.

Mendengar ucapan Mirza yang bak iblis menyerupai manusia itu, mata gadis kecil tersebut mulai berhiaskan kaca. Tanganya sakit sekali, dicengkeram kiri dan kanan.

'Kak Mika, tolong aku!' Dalam hati ia terus memanggili kakaknya. Seharusnya Mirza juga memperlakukan dia sama seperti Mika. Namun, Mirza malah mencoba merusak hidupnya.

"Aku mau dia, saat ini juga!" ucap Sean, matanya terus memandang lekat gadis kecil yang mulai menangis terseduh itu.

"Gak bisa, Bang ... Bapak ini sudah bayar lima juta. Jadi Abang nunggu antre saja, ya," jawab Mirza antusias, sekalian memancing. Mana tahu paras indah Megi mampu membawa uang yang lebih banyak untuknya.

"Gue bayar dua puluh lima juta."

'Nah ... kena kan umpanku.' Dalam hati Mirza bersorak senang. Umpannya telah di makan sempurna.

Sementara Megi yang dilanda kecemasan, memandangi wajah lelaki yang menawarnya dengan harga tinggi itu. Semakin deras air mata yang melintasi pipinya. Namun, lelaki itu tidak menunjukan ekspresi sama sekali.

"Uangnya dulu Bang, baru aku kasih wanitanya," ucap Mirza tanpa ampun.

"Wah ... gak bisa gitu, dong. Saya yang duluan," protes keras si Bapak tua yang tak terima kekalahannya. Ia sudah tidak sabar bagaimana rasanya mencicipi gadis belia ini.

"Pak, siapa mahal dia dapat. Kalok Bapak mau tiga puluh juta, saya kasih dia ke Bapak." Tawar Mirza seperti berdagang sayur saja.

"Tapi--"

"Dah ... ini uang Bapak, nanti lain kali saya kasih Bapak, deh." Dengan cepat Mirza mengusir Bapak tua itu tanpa harga.

Sean menarik tangan gadis kecil itu, saat Mirza menerima bayaran di rekeningnya. Puas, sekali kerja dia mampu membawa uang dengan jumlah yang sangat banyak. Tidak dia pikirkan bagaimana nasib sang adik di tangan orang asing.

Bahkan Mirza tidak melihat bagaimana rupa sang pembeli badan adiknya itu. Wajah Sean yang tertutup topi jaket ditambah lampu remang-remang dari kelab malam, membuat Mirza tidak dapat melihat dengan jelas.

Toh itu bukan masalah buatnya, mau lajang atau kakek tua sekalipun, yang penting uangnya banyak.

Baginya mendapatkan uang banyak dan bisa berfoya-foya adalah suatu kesenangan tersendiri. Walau dia harus mengorbankan hidup indah sang adik.

Megi dilempar keras, memasuki mobil hitam legam berbodi besar milik Sean. Ia melajukan mobilnya dengan cepat meninggalkan parkiran kelab malam itu.

Sementara Megi yang duduk di sampingnya terus menangis tanpa henti. Mencoba untuk mengirimi pesan kepada kakaknya.

Ada rasa marah yang membuncah dalam dirinya, ketika melihat wajah gadis kecil itu terus dihiasi bulir bening air. Ia menatap sinis dengan sudut mata.

"Gak usah banyak nangis, elu suka kan kerja begini. Sok drama!" ucap Sean dengan nada kejam.

Megi yang mendengar ucapan lelaki muda itu, sontak memalingkan wajah. Dilihatnya pemuda tampan dengan rambut gondrong yang diikat sebagian. Hidung yang mancung bak perosotan dan bibir tipis tetapi kejam.

Wajahnya terlihat lembut tapi kenapa ucapannya kasar sekali?

"Kenapa? Gak suka gue ngomong gitu?" sambung Sean dengan mata yang masih menatap lurus kedepan.

Dengan lihai dia membawa mobil hitam berbadan besar tersebut, melewati keramaian kota malam. Memasuki area hotel bintang lima dan memarkirkannya tepat di depan teras hotel.

"Turun!" perintahnya kasar.

Sean mengenakan kembali topi jaketnya, kali ini ditambah kacamata hitam. Cepat, kakinya menaiki lift menuju lantai delapan dan mencengkeram kuat lengan tangan Megi.

Menyeret badan mungil gadis itu melewati koridor kamar dan membuka pintu sebuah kamar di sisi paling ujung. Ia melemparkan badan Megi ke atas kasur. Menutup pintu hotel dan membuka jaket beserta kacamatanya. Hanya meninggalkan kaus ketat yang membentuk tubuh six pack miliknya.

"Tanggalkan seluruh pakaianmu!" perintahnya langsung.

Megi yang mendengarkan perintahnya langsung melompat keluar kasur dan berlutut di hadapannya.

"Aku mohon Kak, jangan lakukan itu. Aku gadis baik-baik," pinta Megi, mengemis.

"Hah ... baik-baik? Cuiih." Sean membuang saliva ke samping.

Dia mencengkeram pipi Megi dan menekannya.

"Gadis baik-baik, tidak ada di kelab malam. Jangan banyak drama, cepat lepaskan!" perintah Sean sedikit keras.

Megi memeluk betis Sean sembari memohon. Begini memang setiap kali dia ingin menyelamatkan kehormatannya, dia rela membuang harga diri.

"Kak aku mohon. Aku akan gantikan uang Kakak. Tapi aku mohon jangan lakukan ini padaku."

Mendengar kata-kata Megi malah membuat amarah Sean semakin meledak. Dia menarik lengan tangan gadis kecil tersebut. Megi memejamkan mata, menahan sakit cengkeraman tangan kekar pria itu.

"Apa elu lebih suka jika pria tua itu yang menyentuh elu? Dasar Murahan!" Sean membanting tubuh Megi ke atas kasur.

Megi yang kehilangan kekuatan hanya bisa menangis dan meutupi wajah dengan kedua tangan. Semoga kali ini pun Mika bisa menolong dirinya.

Perlahan Sean mendekati gadis kecil itu, terlihat amarah tergambar di wajah tampannya.

"Kak aku mohon ... jangan, Kak," pintanya tergugu.

Melihat air mata gadis kecil itu, perlahan amarah Sean mereda. Dia menjauhkan tangannya dan bangkit dari kasur.

"Mau tanggalkan sendiri? Atau gue yang melepaskannya?" tanya Sean kembali.

Terpopuler

Comments

🏕️𝕽ᵗᵐLing𝕽𝖍'𝖘😎 𝕽z

🏕️𝕽ᵗᵐLing𝕽𝖍'𝖘😎 𝕽z

tar bucin si sean

2020-07-04

0

ratmie lutfy

ratmie lutfy

jahat bner sih mirzuki.

2020-07-04

0

nothing but regular human

nothing but regular human

Permisi. Mampir jga ke novelku: and A Long Nightmare, dan, Silence Love. Semangat berkarya😇

2020-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Epidode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Epidode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 End
145 Season 2 (01)
146 02
147 03
148 04
149 Season 2 (05)
150 Season 2 (06)
151 Season 2 (07)
152 08
153 09
154 10
155 11
156 12
157 13
158 14
159 15
160 16
161 17
162 18
163 19
164 20
165 21
166 22
167 23
168 24
169 25
170 26
171 27
172 28
173 29
174 30
175 31
176 32
177 33
178 34
179 35
180 36
181 37
182 38
183 39
184 40
185 41
186 42
187 43
188 44
189 45
190 46
191 47
192 48
193 49
194 50
195 51
196 52
197 53
198 54
199 55
200 56
201 57
202 58
203 59
204 60
205 61
206 62
207 63
208 64
209 65
210 66
211 67
212 68
213 69
214 70
215 71
216 72
217 73
218 74
219 75
220 76
221 77
222 78
223 79
224 80
225 81
226 82
227 83
228 84
229 85
230 86
231 87
232 88
233 89
234 90
235 91
236 92
237 93
238 94
239 95
240 96
241 97
242 98
243 99
244 100
245 101
246 102
247 103
248 104
249 105
250 106
251 107
252 108
253 109
254 110
255 111
256 112
257 113
258 114
259 115
260 116
261 117
262 118
263 119
264 120
265 121
266 122
267 123
268 124
269 125
270 126
271 127
272 128
273 129
274 130
275 131
276 132
277 133
278 134
279 135
280 136
281 137
282 138
283 139
284 140
285 141
286 142
287 143
288 End
289 Extra Part 01
290 Extra Part 02
291 Extra Part 03
Episodes

Updated 291 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Epidode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Epidode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
End
145
Season 2 (01)
146
02
147
03
148
04
149
Season 2 (05)
150
Season 2 (06)
151
Season 2 (07)
152
08
153
09
154
10
155
11
156
12
157
13
158
14
159
15
160
16
161
17
162
18
163
19
164
20
165
21
166
22
167
23
168
24
169
25
170
26
171
27
172
28
173
29
174
30
175
31
176
32
177
33
178
34
179
35
180
36
181
37
182
38
183
39
184
40
185
41
186
42
187
43
188
44
189
45
190
46
191
47
192
48
193
49
194
50
195
51
196
52
197
53
198
54
199
55
200
56
201
57
202
58
203
59
204
60
205
61
206
62
207
63
208
64
209
65
210
66
211
67
212
68
213
69
214
70
215
71
216
72
217
73
218
74
219
75
220
76
221
77
222
78
223
79
224
80
225
81
226
82
227
83
228
84
229
85
230
86
231
87
232
88
233
89
234
90
235
91
236
92
237
93
238
94
239
95
240
96
241
97
242
98
243
99
244
100
245
101
246
102
247
103
248
104
249
105
250
106
251
107
252
108
253
109
254
110
255
111
256
112
257
113
258
114
259
115
260
116
261
117
262
118
263
119
264
120
265
121
266
122
267
123
268
124
269
125
270
126
271
127
272
128
273
129
274
130
275
131
276
132
277
133
278
134
279
135
280
136
281
137
282
138
283
139
284
140
285
141
286
142
287
143
288
End
289
Extra Part 01
290
Extra Part 02
291
Extra Part 03

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!