Episode 5

Decitan suara ban mobil hitam itu berbunyi saat ia menginjak pedal rem secara kasar. Menghentikan paksa mobil yang dilajunya dengan sangat kencang.

"Sorry, lu turun di sini. Gue gak bisa anter lu pulang," ucap Sean tanpa melihat sedikitpun ke arah Megi.

Gadis kecil itu langsung turun dari mobil, membanting pintunya dengan kasar. Bukan ia yang meminta Sean mengantarnya pulang, namun, kenapa ia memperlakukan Megi begitu sampah.

Sean kembali melajukan mobilnya dengan cepat meninggalkan Megi di depan gedung Radio.

Gadis itu menggerutu dalam hati. Tidak paham dengan maksud lelaki kasar itu. Amarahnya gampang sekali tersulut, emosinya tidak mampu ia kendalikan sama sekali.

Megi memasuki gedung putih itu dengan sedikit cemberut, melirik jam di tangan, ini belum waktunya siaran. Ia menghela napas, keluar dan duduk di cafe dekat gedung itu.

Seorang barista datang dengan segelas kopi, menaruhnya pelan di depan Megi.

"Kopi?" tanyanya lembut.

Megi mengembangkan senyumnya, mengangguk pelan. Perlahan, rona merah menghiasi wajahnya saat melihat lambang hati tergambar di permukaan kopi tersebut.

***

Sean menyeret tubuh gadis berambut pirang itu memasuki rumah besar bak istana. Mencengkeram kuat lengan tangan gadis itu menyusuri lantai marmer rumah mewah tersebut.

Tidak menghiraukan tangisan dan perkataan gadis itu yang meronta kesakitan. Ia melemparkan badan gadis itu sampai terhuyung, jatuh di atas kasur.

"Sekali lagi, gue lihat lu begini. Gue buat arwah lu pisah dari raga!" ancamnya dengan gejolak amarah yang tak sanggup lagi ditahan.

"Gak usah sok peduli lu sama gue." Jawaban yang dilempar gadis itu, kembali menyulut amarah lelaki berambut gondrong di hadapannya.

Seperti menyiram bensin dalam kobaran api. Jawaban itu semakin membuat amarah Sean meledak keluar, menampakan sisi lain dari lelaki bengis tersebut.

Sebuah tamparan melayang keras di pipi mulus wanita cantik itu. Sehingga menimbulkan tetesan darah di sudut bibirnya.

"Rena," panggil seorang wanita tua dari balik pintu.

Ia langsung memeluk putri kecilnya itu. Tangan keriputnya menyapu aliran darah yang mengalir dari sudut bibir gadis bungsunya.

"Jangan seperti ini, Sean. Jangan sakiti adikmu," ucap wanita tua, memelas.

"Jaga diri, jika memang tak ingin kupatahkan tulang di setiap sendinya," ucap Sean dengan wajah yang memerah padam.

Ia membanting pintu kamar itu keras. Keluar dari rumah itu dengan sedikit tergesa. Melihat Sean yang masih mengobarkan amarahnya, wanita paruh baya itu mengikuti langkah besar putra semata wayangnya tersebut. Meraih bahu putranya itu sebelum sempat keluar dari pintu.

"Jangan pergi, Nak. Mama, kangen," ucap wanita berumur lima puluh tahunan itu. Namun, wajahnya masih terlihat sangat muda.

Lelaki berambut panjang itu, menolehkan pandangan, melihat sekilas wajah wanita yang sudah melahirkannya itu. Wajahnya yang cantik, sudah mulai banyak keriput, dan kini, malah dibanjiri oleh air mata.

Seperti enggan untuk tinggal, lelaki itu kembali melanjutkan langkahnya, wanita itu menarik pergelangan tangan Sean, menahan langkah yang ingin pergi.

"Jangan pergi, Nak. Tinggallah dirumah sama Mama, ya," bujuk wanita paruh baya itu lembut.

"Ini bukan rumah, ini neraka," ucapnya tanpa menoleh dan langsung pergi. Menembus malamnya keramaian kota dan kembali menghentikan mobilnya di sebuah kelab malam.

Ia menjatuhkan bokongnya di sofa berwarna dongker di dalam bar. Memesan sebotol sampanye dan kembali membakar sebatang rokok.

Tanpa harus ada aba-aba, gadis-gadis bar akan selalu datang menawarkan dirinya untuk dinikmati lelaki manapun.

Kali ini dua gadis bertubuh langsing dengan pakaian minim duduk di kedua sisinya. Menempel mesra pada dua sisi dada bidang lelaki berbadan kekar itu.

Menuangkan sampanye dan menyuapinya.

Cepat tangan Sean menampik gelas yang disodorkan wanita itu, sampai gelas itu terjatuh, menunpahkan isi di dalamnya.

"Ih ... Mas kenapa, sih? Kalau gak mau jangan dibuang. Itu kan mahal, Mas," ucap gadis bertantop hitam itu.

Jemarinya lembut menari, menyentuh setiap inci keindahan wajah tampan Sean.

"Jangan sentuh gue," ucap Sean ketus.

"Kalau gak mau disentuh jangan ke sini Mas, ke masjid aja." Kali ini gadis yang berbaju biru itu menimpalinya.

Tangan lentiknya menjalar meraba dada bidangnya si mantan atlet Systema itu--bela diri asal Rusia--. Seakan ingin membangunkan gelora di dalam diri Sean.

"Berapa banyak gadis seperti kalian di dalam bar ini. Kumpulkan kemari!" perintah Sean sambil menginjak api rokoknya.

"Ngapain banyak-banyak, Mas? Kita berdua aja bisa kok, buat Mas puas malam ini." Kini jemarinya semakin berani bermain ke **** *****.

Sean memghentikan gerakan itu sebelum benar-benar menyentuh rana terlarangnya.

"Yakin?" tanya Sean seakan ingin menikmati gadis manis di sisinya itu.

"Yakin dong, kita bakalan buat Mas nagih," bisiknya di telinga kanan Sean.

Seperti memiliki hati yang dingin, bukannya membangkitkan gelora di dalam jiwa, malah membuat Sean semakin jijik saja.

Walaupun jijik, ia membawa kedua wanita itu ke penginapan di dekat bar. Seperti sudah ada tempat yang memang dipersiapkan untuk melakukan perzinahan itu.

Sean memasuki salah satu kamar yang tidak terlalu bagus itu, bersama dua gadis yang dibawanya tadi. Tanpa banyak perintah, gadis itu langsung mendekat dan menjamah tubuh atletis Sean.

Siapa yang tak tergoda, pria tampan dengan tubuh six pack, kulitnya yang bersih dan badan yang harum parfumenya sampai menyengat ke hidung. Setiap sudut wajahnya menampilkan karakter macho, gayanya yang maskulin, bahkan wanita malam pun rela menyerahkan tubuhnya tanpa dibayar.

Ditambah lagi, selalu saja ia memesan minuman berharga tinggi di dalam bar. Sean menjadi lahan empuk, incaran setiap gadis di bar yang di datangi.

Tajir, royal dan tampan. Itu sudah cukup membuat Sean di kenal sebagai pria dingin dalam bar. Ucapannya yang selalu kasar, tak pernah memikirkan perasaan orang.

Ia sering duduk berjam-jam di dalam bar, membuang uangnya dengan memesan sampanye yang terkadang hanya ia minum seteguk lalu membuangnya.

Membayar wanita yang menemani ia duduk tanpa pernah menyentuhnya, bukan hanya itu. Bahkan kadang rokok yang diisapnya hanya beberapa kali sudah dibuang dan mengganti dengan batang yang baru.

Apa namanya, jika bukan mubazir uang, sikap anehnya itu, hanya dialah yang paham.

Gadis itu langsung menanggalkan seluruh pakaiannya di depan mata Sean. Dengan kasar lelaki itu menyuruhnya untuk memakai lagi.

Ia melemparkan sebuah amplop dengan isi yang lumayan tebal dan mengusir dua wanita itu keluar dari kamar.

Terus, Sean selalu melakukan hal itu. Ia enggan untuk menyentuh. Namun, selalu memakai alasan untuk mengajaknya ke kamar, tanpa disentuh mereka akan diusir keluar.

Perasaan ingin menyentuh itu hanya ia dapatkan saat melihat Megi di atas ranjang malam itu. Seperti ada magnet yang membuat Sean tertarik untuk menikmati tubuh mungil wanita itu.

Untunglah, ia tidak melakukan hal menjijikan itu. Jika itu sampai terjadi, maka ia akan menyesal lebih dalam lagi. Terlebih, gadis itu adalah adik sahabatnya sendiri.

Sean berbaring dengan meletakan pergelangan tangannya di atas dahi, matanya menerawang ke langit-langit bobrok penginapan itu.

Teringat akan gadis mungil itu, bagaimana dia saat ini?

Diliriknya jam di tangan kiri, sudah jauh lewat tengah malam. Mungkin gadis kecil itu sudah tertidur pulas saat ini. Sulit ia melupakan ekspresi wajah Megi yang menangis dan memohon di kakinya malam itu.

Ada rasa bersalah yang kembali menyulut amarahnya jika mengingat kejadian itu. Uh ... Megi, gadis kecil yang sok bijak itu, tengah mengganggu pikirannya.

***

Megi keluar dari gedung siaran, melihat Mika yang sudah berdiri dengan sepeda, menunggu kepulangannya.

Mika menyodorkan jaketnya saat Megi datang mendekat kearahnya.

"Katanya Sean tadi menghantarkan kamu? Mana dia?"

"Gak tau tuh," jawab Megi sambil memakai jaket yang diberikan Mika.

Badan mungil itu terduduk di atas boncengan sepeda, pelan, Mika mulai mengkayuh sepedanya menembus dinginnya malam. Mendayung perlahan, memecah gelap dan merasakan sapaan angin malam yang menyelimuti badan mereka.

Sederhana memang, namun, itu semua mampu membuat Megi kembali bahagia. Saat-saat seperti ini dia akan merasakan kebahagiaan yang menghangatkan hatinya, di terpaan dinginnya angin, bukan hanya masalah harta. Namun, mendapatkan kakak seperti Mika adalah kebahagiaan dan anugerah yang berharga melebihi harta.

Dua lelaki terbaik yang ia miliki kini, sudah cukup membuatnya bahagia. Tak peduli harus kerja di tengah dinginnya cuaca malam, kalau bisa seperti ini, maka ia tak perlu yang lain.

"Kakak kenal lelaki bengis itu dari mana sih?"

"Siapa?" tanya Mika, menggoda.

"Kak Sean itulah," jawab Megi. Bibirnya memanyun jika mengingat Sean.

"Oh ... dia itu sahabat Kakak waktu sekolah."

"Gak salah, Kak? Kakak berteman dengan si Macan Asia itu?"

Mike terkekeh, Sean punya julukan baru saat ini.

"Sean itu lelaki yang baik, Dek. Kamu akan mengerti, jika kamu mengenalnya lebih dekat."

"Dia kasar sekali Kak, dia menyeret seorang perempuan dari cafe, sampai perempuan itu menangis terseduh."

"Benarkah?" tanya Mika tak percaya.

"Iya, Kak. Bukannya membujuk wanita itu sampai diam, dia malah mengancam dengan suara, ya ... ampun macem petir, Kak."

Mendengar cerita Megi, Mika berpikir keras. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah perempuan itu Hana?

Jika memang itu Hana, kesalahan apa yang dibuatnya?

"Kak, Kakak kenal gak siapa perempuan itu?"

"Mana Kakak tau, Kakak kan gak lihat."

"Dia cantik, tinggi dan berambut pirang Kak. Kasihan sekali dia, Kak."

"Ada alasan di balik sikapnya, Megi. Mereka punya privasinya sendiri, jangan menilai seseorang dari satu sisi saja."

"Seperti kak Mirza? Kakak gak bisa melihat kak Mirza dari satu sisi juga kan, Kak," ucap Megi, kembali menghidupkan bara kebencian di dalam hati Mika.

"Mirza dan Sean itu berbeda, Megi. Mirza terlalu buruk jika ingin kamu jajarkan bersama Sean."

Kali ini, Megi tidak paham dengan ucapan kakaknya itu. Benarkah Sean adalah lelaki baik hati yang seperti dikatakan oleh kakaknya itu?

"Megi, kita pindah yuk!"

"Pindah? Mau kemana, Kak?"

"Ke mana saja, tinggalkan kota ini dan segala kenangan buruknya."

"Tapi papa bagaimana, Kak?"

"Kita bujuk lagi."

"Sudahlah kak, percuma. Papa gak akan mau, di sini, tempat ia ingin menghabiskan masa tuanya, Kak."

Memang, tidak mungkin lelaki paruh baya itu mau meninggalkan kota ini. Di mana banyak hal yang terjadi di kota ini, dan juga semua orang yang ia sayangi terkubur di dalam kota ini. Kota yang memberikan kehidupan layak dan dalam sekejap menghilang bagaikan embusan angin.

Kota yang memperkenalkan ia dengan sang dewi hati, sampai memberikan dia tiga buah hati. Kota yang banyak menyimpan sejarah baginya itu. Tidak mungkin ia tinggalkan begitu saja.

Namun, dalam pikiran Mika saat ini, bagaimana membawa pergi jauh sang adik dari predator berhati iblis itu. Jika Megi terus di sini, maka cepat atau lambat kehidupan Megi akan hancur sia-sia.

Akan tetapi, pindah juga tak semudah yang dipikirkan, butuh banyak biaya dan juga persiapan. Sementara, yang didapatkan dari bekerja di toko material tidaklah seberapa. Mau sampai kapan dia terus begini, umurnya sudah lanjut, ia juga ingin berumah tangga.

Keluarga ini lebih penting buatnya. Mika sudah memikirkan ini semenjak lama, tetapi, kali ini ia mendapatkan kesempatan untuk merubahnya. Jika Megi masih di sini, maka semua perjuangannya akan sia-sia.

Untuk apa ia sukses jika adik perempuan semata wayangnya itu hancur. Percuma ia bekerja sekuat tenaga jika adiknya tidak bisa menyambung impiannya.

"Meg, Kakak ingin kerja kapal. Untuk itu kita harus pindah," ucapnya kembali, mencoba meyakinkan adik bungsunya itu.

"Kakak, serius?" tanya Megi, kaget.

"Kita perlu hidup yang lebih baik, Dek. Kamu harus lanjutkan kuliahmu."

Mendengar ucapan Mika, ia hanya bisa terdiam. Bukan hanya papanya, tetapi ia juga berat meninggalkan kota ini.

Ada seseorang yang sedang ia tunggu di sini. Ada seseorang yang sedang ia rebut perhatiannya. Seseorang yang mengusik pikiran Megi selama satu bulan ini. Yang selalu menjadi punggung kedua tempat Megi bersandar.

Haruskah dia melepaskannya sebelum mendapatkan cintanya?

Pandu, nama itu sudah mengusik tidur malam Megi selama ini, wajahnya sering terbayang indah di pelupuk matanya.

Seseorang yang memberikan semangat baru dikala gundah hatinya. Bagaimana jika mereka harus pergi, apakah kisah mereka akan terhenti sebelum dimulai?

"Kak, kenapa harus pindah?"

"Jika kamu dan papa masih di sini, akan ada yang selalu mengancam hidup kamu, Megi."

"Kakak bisa kerja di hotel milik pria bengis itu, jika memang gaji kakak udah gak cukup, kan."

"Tapi kamu yang gak mau kerja di sana?"

"Aku gak mau, tapi kakak kan bisa kerja di sana."

"Itu hotel, Megi. Waktu kakak akan banyak habis tersita kalau bekerja di sana. Siapa yang akan menjaga kamu nanti?"

Lagi, ucapan Mika membuat jalan buntu untuk gadis belia itu. Apapun usaha yang dilakukannya untuk membujuk kakak itu, hanya akan menemukan jalan buntu.

Pandu, tidak sanggup rasanya jika harus mengakhiri kisah ini sebelum memulai. Kenapa? Seperti ini jalan yang harus ditempuh olehnya?

Tidak bisakah ia memiliki seseorang yang menemaninya? Mendengarkan kisahnya di kala senang dan juga susah.

Pandu, diharapkan untuk menjadi pelindung kedua bagi Megi. Semua usaha yang dilakukan Pandu untuk membuat Megi semangat, sudah hampir membuahkan hasil. Tapi sekarang, semuanya terancam sia-sia.

Tidak mungkin juga bila harus bertahan di sini, hanya demi seseorang yang asing. Tidak mungkin Megi meninggalkan keluarganya.

Megi menghela napas panjang, mencoba untuk tegar atas apa yang terjadi.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

kasian mika..megi...klo Mirza halal tuch thor dikasih sianida

2023-08-05

0

Ahyuni Aie

Ahyuni Aie

terlalu bnyk crita. tp sdikit dialog nya..
bosen.

2020-01-31

5

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Epidode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Epidode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 End
145 Season 2 (01)
146 02
147 03
148 04
149 Season 2 (05)
150 Season 2 (06)
151 Season 2 (07)
152 08
153 09
154 10
155 11
156 12
157 13
158 14
159 15
160 16
161 17
162 18
163 19
164 20
165 21
166 22
167 23
168 24
169 25
170 26
171 27
172 28
173 29
174 30
175 31
176 32
177 33
178 34
179 35
180 36
181 37
182 38
183 39
184 40
185 41
186 42
187 43
188 44
189 45
190 46
191 47
192 48
193 49
194 50
195 51
196 52
197 53
198 54
199 55
200 56
201 57
202 58
203 59
204 60
205 61
206 62
207 63
208 64
209 65
210 66
211 67
212 68
213 69
214 70
215 71
216 72
217 73
218 74
219 75
220 76
221 77
222 78
223 79
224 80
225 81
226 82
227 83
228 84
229 85
230 86
231 87
232 88
233 89
234 90
235 91
236 92
237 93
238 94
239 95
240 96
241 97
242 98
243 99
244 100
245 101
246 102
247 103
248 104
249 105
250 106
251 107
252 108
253 109
254 110
255 111
256 112
257 113
258 114
259 115
260 116
261 117
262 118
263 119
264 120
265 121
266 122
267 123
268 124
269 125
270 126
271 127
272 128
273 129
274 130
275 131
276 132
277 133
278 134
279 135
280 136
281 137
282 138
283 139
284 140
285 141
286 142
287 143
288 End
289 Extra Part 01
290 Extra Part 02
291 Extra Part 03
Episodes

Updated 291 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Epidode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Epidode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
End
145
Season 2 (01)
146
02
147
03
148
04
149
Season 2 (05)
150
Season 2 (06)
151
Season 2 (07)
152
08
153
09
154
10
155
11
156
12
157
13
158
14
159
15
160
16
161
17
162
18
163
19
164
20
165
21
166
22
167
23
168
24
169
25
170
26
171
27
172
28
173
29
174
30
175
31
176
32
177
33
178
34
179
35
180
36
181
37
182
38
183
39
184
40
185
41
186
42
187
43
188
44
189
45
190
46
191
47
192
48
193
49
194
50
195
51
196
52
197
53
198
54
199
55
200
56
201
57
202
58
203
59
204
60
205
61
206
62
207
63
208
64
209
65
210
66
211
67
212
68
213
69
214
70
215
71
216
72
217
73
218
74
219
75
220
76
221
77
222
78
223
79
224
80
225
81
226
82
227
83
228
84
229
85
230
86
231
87
232
88
233
89
234
90
235
91
236
92
237
93
238
94
239
95
240
96
241
97
242
98
243
99
244
100
245
101
246
102
247
103
248
104
249
105
250
106
251
107
252
108
253
109
254
110
255
111
256
112
257
113
258
114
259
115
260
116
261
117
262
118
263
119
264
120
265
121
266
122
267
123
268
124
269
125
270
126
271
127
272
128
273
129
274
130
275
131
276
132
277
133
278
134
279
135
280
136
281
137
282
138
283
139
284
140
285
141
286
142
287
143
288
End
289
Extra Part 01
290
Extra Part 02
291
Extra Part 03

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!