Menyelidiki

Kania duduk dengan gelisah menunggu di depan ruang operasi, sesekali ia berdiri dan berjalan kesana kemari untuk mengurangi kegelisahannya.

"Minum teh hangat ini dulu." Rey menyodorkan satu cup teh hangat pada Kania yang memandangnya dengan wajah penuh kecemasan.

"Terima kasih Rey." Kania menerimanya dan kembali duduk.

"Minumlah selagi hangat, dan makan roti ini untuk mengisi perutmu." Rey kembali menyodorkan sepotong roti pada Kania.

Namun Kania hanya memandangi roti dan teh hangat pemberian Reyhan yang ada di tangannya.

"Jangan cuma di liatin, tapi di makan biar kenyang." celetuk Rey sambil menyobek plastik pembungkus roti dan menyuapkannya ke mulut Kania.

"Aku bisa makan sendiri." ucap Kania, namun tak ayal gadis itu membuka mulutnya dan mengunyah roti dari tangan Reyhan.

"Anak pinter...makan yang banyak biar kenyang, aku enggak mau kamu ikutan sakit." ucap Rey sambil mengusap rambut Kania.

"Iya...iya..nih aku makan." Kania menggigit sisa roti yang ada di tangan Reyhan dan mendapati pria itu sedang tersenyum sambil menatapnya.

Terlihat pintu ruang operasi terbuka, mereka berdua menoleh bersamaan dan langsung berdiri untuk menanyakan keadaan Tania pada dokter yang keluar lebih dulu.

Keduanya bernafas lega saat dokter menjelaskan jika operasinya berjalan lancar, dan sejauh ini kondisi Tania dinyatakan cukup stabil.

Namun karena cedera kakinya yang cukup parah, dokter hanya meminta kami menunggu sampai Tania siuman dan melihat bagaimana perkembangan selanjutnya.

Dari ucapan yang tersirat, Kania bisa menyimpulkan bahwa dokter saja tidak yakin jika Tania bisa kembali berjalan lagi dengan normal seperti sedia kala.

Namun Kania hanya bisa berharap dan mendoakan yang terbaik untuk kesembuhanTania.

*

*

"Mereka semua pada kemana sih, ditelponin dari tadi pada enggak ada yang aktif." gerutu Mila saat dirinya belum melihat kedatangan Kania maupun Reyhan di kampus.

Saat Mila hendak berjalan keluar kelasnya, gadis itu menerima panggilan dari Kevin.

"Hallo kak Kevin.. tumben nih, ada perlu apa telponin Mila jam segini?" tanya Mila yang mulai curiga jika ada maksud tersembunyi dari panggilan telpon sepupunya.

"Mmm..ntar kamu pulang jam berapa? mau kak Kevin jemput gak?" jawab Kevin di seberang telpon.

"Helleeh..modus doang ini kan, bilang aja mau ketemu Kania." tuduh Mila to the point.

"Yah ketauan deh.." suara Kevin menyahuti dengan nada pura-pura kecewa.

"Tapi sayangnya hari ini Kania gak ngampus kak, Mila telponin dari tadi juga gak bisa-bisa" ujar Mila memberikan penjelasan.

"Oh ya? memang sebelumnya dia gak kasih kabar ke kamu?" tanya Kevin kemudian.

"Ciyeeee..segitu khawatirnya ya.." ledek Mila sembari terkikik geli membayangkan sahabatnya yang jadian dengan Kevin.

"Bukannya gitu, tapi sebelumnya ada yang mau kakak omongin ke kamu Mil, gimana kalau kamu ntar kakak jemput aja?" tawar Kevin kemudian.

"Beneran ini?" tanya Mila tak percaya kalau Kevin yang selalu sibuk itu menawarkan tumpangan untuknya.

"Iya Mila.." seru Kevin diiringi hembusan nafas kesal yang masih bisa Mila dengar.

"Ya udah ini Mila juga udah mau pulang kok." ucap Mila riang.

"Ok kalau gitu kakak ke sana sekarang." jawab Kevin.

"Oke...Mila tunggu." teriak gadis itu

Lima belas menit kemudian Kevin sudah berada di depan kampus.

Dan setelah itu Kevin segera mengantar Mila pulang kerumahnya.

"Memangnya mau ngomongin apaan sih kak?" tanya Mila penasaran, saat ini mereka sedang duduk di halaman yang ada di samping rumah, dimana ada taman kecil dengan kolam renang yang merupakan tempat favorit Mila setiap bersantai di rumah.

"Kamu bilang udah kenal Kania cukup lama kan? jadi kenal sama keluarganya juga dong?" tanya Kevin sambil menatap ke arah Mila yang sibuk dengan cemilannya.

"Udah mulai penasaran sama keluarganya nih yeee..." goda Mila.

"Kak Kevin serius Mila...Kania punya kakak atau adik cewek enggak? atau dia punya saudara sepupu yang mirip banget gitu?" tanya Kevin lagi dengan wajah yang lebih serius.

"Setau Mila sih Kania cuma punya satu adik kak..itu juga cowok, setiap ke rumahnya juga enggak pernah lihat ada orang lain deh selain ayah sama bi Lastri yang kerja di rumah Kania, emang kenapa sih kak?" tanya Mila penasaran.

"Kamu yakin?" Kevin masih tidak percaya.

"Yakin, lagi pula selama ini Kania gak pernah bilang kalau dia punya saudara lain kecuali Rian adiknya." tambah Mila

Kevin mengerutkan dahinya, mencoba mengingat gadis bernama Tania kekasihnya Daniel, wajah mereka benar-benar sama persis. Dan Kevin tak menemukan perbedaan diantara keduanya, selain dari segi penampilan mereka yang jelas sangat berbeda.

"Selain bisnis toko rotinya, Kania pernah cerita soal kerjaan sambilan lain enggak? misalnya kerjaan sebagai model gitu?" tanya Kevin yang nampaknya belum mau menyerah, pria itu masih ingin tau lebih banyak informasi soal Kania dari Mila.

Mila tergelak mendengar pertanyaan Kevin.

"Model apaan? di ajak foto selfie aja suka protes tuh anak, memangnya apa sih yang pengen kakak cari tau dari Kania, jangan bilang kak Kevin cuma mau isengin Kania doang ya." ancam Mila sambil melempar bantal sofa ke arah Kevin.

"Ya ampun, gak gitu Mila..kak Kevin cuma pengen lebih kenal aja sama Kania." elak Kevin sambil meneguk jus jeruk di depannya.

Memikirkan soal Kania membuat tenggorokannya kering.

Dan informasi yang di dapatkannya dari Mila justru membuat Kevin semakin sakit kepala.

"Kalau pengen lebih kenal dideketin dong, usaha apa gitu sebelum keduluan orang, tapi harus siap-siap kecewa, soalnya Kania itu gak pernah mau dideketin cowok kak, udah banyak yang nyoba tapi Kania selalu nolak." ujar Mila mencoba memberikan gambaran agar Kevin tak terlalu berharap pada Kania.

"Maksudnya Kania gak suka sama cowok gitu?" Kevin membulatkan matanya tak percaya.

Dan satu bantal melayang ke wajah Kevin.

"Ishh..apaan sih, Kania itu masih normal kak! tuh anak cuma bilang belum mau pacaran sebelum bisa kuliahin adiknya sampai selesai." tambah gadis itu lagi.

"Mila salut lihat perjuangan Kania kak, meski dia pernah susah, tapi dia gak pernah nyerah sampai bisa sejauh ini. Dan bagi Kania keluarga itu selalu nomor satu." lanjut Mila panjang lebar.

Kevin terdiam sambil menghela nafas, terlihat jelas saat ini ia masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Kalau yang bersama Daniel waktu itu bukan Kania, kenapa wajah mereka begitu mirip, sedangkan menurut Mila Kania tidak memiliki saudara perempuan.

Apa wanita itu benar-benar Kania, lalu kenapa dia tidak mengenaliku dan mengaku sebagai orang lain..." gumam Kevin dalam hati.

Yang jelas Kania benar-benar sudah begitu mencuri atensinya, dan Kevin tidak akan menyerah untuk mendekati Kania.

*

*

*

Hari sudah menjelang sore, namun Kania masih bingung apakah dia harus memberitahukan perihal Tania ke ayahnya atau tidak.

Besok adalah hari paling menyedihkan bagi keluarga mereka, dimana mereka harus mengenang kepergian sang ibu tepat di hari yang sama dengan hari kelahiran Rian.

Dan Kania tidak ingin menambah kesedihan ayahnya dengan mengabarkan berita tak kalah menyedihkan soal kecelakaan Tania.

Saat Kania masih disibukan dengan begitu banyak masalah di kepalanya.

Tiba-tiba ponsel Tania yang memang saat ini sedang ia pegang berdering, dan Kania melihat tulisan "MY LOVELY" tertera di layar.

Kania tidak berniat menerima panggilan itu dan memilih mengabaikannya.

Namun ponsel itu berulang kali berdering dan terdengar sangat mengganggu.

Kania berniat menonaktifkan saja, namun yang ada Kania malah menekan layar di ponsel Tania dan terdengar suara pria di sebrang panggilan.

"Hallo sayang...kamu dimana? kenapa dari tadi kamu mengabaikan panggilanku? kamu masih marah? oke aku salah dan aku minta maaf...kirim lokasi kamu dimana, sekarang juga aku kesana."

Rentetan pertanyaan dari seberang panggilan membuat kepala Kania semakin pusing saja.

"Maaf saat ini..." Kania terbengong bengong karena ucapannya terpotong.

"Kamu enggak perlu minta maaf sayang, di sini aku yang salah, katakan saja sekarang ini kamu ada dimana, aku akan menjemputmu karena ada kabar baik yang ingin aku sampaikan."

"Tapi..."lagi-lagi ucapan Kania terpotong.

"Atau kamu ingin aku menunggumu di apartemen, bagaimana apa kamu setuju?" suara itu seolah tidak memberikan kesempatan pada Kania untuk berbicara.

"Tolong dengarkan saya dulu..." Kania kembali mencoba untuk menjelaskan.

"Aku akan menunggumu, i love you Tania." dan panggilan pun terputus secara sepihak.

Kania terpaku, dilihatnya layar ponsel Tania dan merasa kesal sendiri karena pria yang kemungkinan merupakan kekasihnya Tania itu tidak memberinya kesempatan untuk bicara sedikit pun.

"Ceh... pasti kekasihmu itu orang yang sangat egois." ucap Kania mendesis kesal sambil melihat ke arah Tania yang masih terbaring lemah.

Terpopuler

Comments

Ibu Salma

Ibu Salma

seru...

2021-10-24

0

LINA

LINA

hallo ka 15 like 👍 and rate 5 sudah mendarat di karya kk 😊 saling mendukung 🙂
salam Dijodohkan dengan Cowok Manja 💛

2020-11-08

0

Isu💟THY

Isu💟THY

next

2020-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Perkenalan
3 Kania yang Dingin.
4 Copet
5 Janji Daniel
6 Hadiah istimewa dari Ibu
7 Kegelisahan Daniel
8 Kecupan pertama Daniel untuk Kania
9 Dinner Romantis
10 Kania atau Tania
11 Hubungan Yang Rumit
12 Hujan
13 Musibah
14 Kecelakaan
15 Menyelidiki
16 Wajah itu
17 Terpesona
18 Berburu calon mantu
19 Bidadari
20 Permintaan Konyol
21 Kesepakatan
22 Pria yang sama
23 Tegang
24 Sambutan hangat
25 Garis takdir
26 Tempat bersandar
27 Lamaran
28 Tidak rela
29 Terjebak diantara 2 pria
30 Pilihan hati
31 Menjelang akad
32 Pemanasan
33 Cinta dan Kecewa
34 Malam Penyatuan
35 Tertunda
36 Orisinil
37 Akhirnya...
38 Tenaga ekstra
39 Siang hari yang panas
40 Hukuman
41 Jangan nakal
42 Rahasia
43 Rumah baru
44 Memberi kabar
45 Luka lama
46 Tamu
47 Tamu 2
48 Ujian
49 I Miss You
50 Sang Ratu
51 Kejutan pagi hari
52 Memberi jarak
53 Lebih terbuka
54 Lima menit
55 Menentukan pilihan
56 Pengkhianat
57 Situasi Sulit.
58 Menghindar
59 Ranjang yang bergoyang
60 Akhirnya...
61 Apakah ini lelucon?
62 Menuntunmu pulang
63 Sandiwara
64 Menjadi Debu
65 Berjuang sendiri
66 Remuk tak berbentuk
67 Berhenti saling menyakiti
68 Memilih Pergi
69 Menemukan Wanitaku
70 Salah paham
71 Memberikan pilihan
72 Meluapkan Rindu.
73 Masih Rindu.
74 Percayalah padaku.
75 Tak Akan Goyah
76 Salah Sasaran
77 Semakin Cinta.
78 Bahagia itu sederhana
79 Kehilangan
80 Panas
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog
2
Perkenalan
3
Kania yang Dingin.
4
Copet
5
Janji Daniel
6
Hadiah istimewa dari Ibu
7
Kegelisahan Daniel
8
Kecupan pertama Daniel untuk Kania
9
Dinner Romantis
10
Kania atau Tania
11
Hubungan Yang Rumit
12
Hujan
13
Musibah
14
Kecelakaan
15
Menyelidiki
16
Wajah itu
17
Terpesona
18
Berburu calon mantu
19
Bidadari
20
Permintaan Konyol
21
Kesepakatan
22
Pria yang sama
23
Tegang
24
Sambutan hangat
25
Garis takdir
26
Tempat bersandar
27
Lamaran
28
Tidak rela
29
Terjebak diantara 2 pria
30
Pilihan hati
31
Menjelang akad
32
Pemanasan
33
Cinta dan Kecewa
34
Malam Penyatuan
35
Tertunda
36
Orisinil
37
Akhirnya...
38
Tenaga ekstra
39
Siang hari yang panas
40
Hukuman
41
Jangan nakal
42
Rahasia
43
Rumah baru
44
Memberi kabar
45
Luka lama
46
Tamu
47
Tamu 2
48
Ujian
49
I Miss You
50
Sang Ratu
51
Kejutan pagi hari
52
Memberi jarak
53
Lebih terbuka
54
Lima menit
55
Menentukan pilihan
56
Pengkhianat
57
Situasi Sulit.
58
Menghindar
59
Ranjang yang bergoyang
60
Akhirnya...
61
Apakah ini lelucon?
62
Menuntunmu pulang
63
Sandiwara
64
Menjadi Debu
65
Berjuang sendiri
66
Remuk tak berbentuk
67
Berhenti saling menyakiti
68
Memilih Pergi
69
Menemukan Wanitaku
70
Salah paham
71
Memberikan pilihan
72
Meluapkan Rindu.
73
Masih Rindu.
74
Percayalah padaku.
75
Tak Akan Goyah
76
Salah Sasaran
77
Semakin Cinta.
78
Bahagia itu sederhana
79
Kehilangan
80
Panas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!