Kania yang Dingin.

Kania dan Mila sedang sibuk menikmati makanan mereka, diselingi obrolan dan candaan yang membuat kedua gadis itu terlihat tertawa lepas tanpa beban.

Sampai akhirnya Mila dikejutkan oleh kedatangan Rey yang dengan sengaja menepuk keras bahu gadis itu dari belakang tubuhnya.

"Reyhaaan!" teriak Mila sekencangnya yang membuat pengunjung lain menoleh ke arah mereka.

"Idih...nih mulut ngalahin emak-emak kompleks, bisa nggak sih kamu ngomong nggak pake teriak, teler nih kuping jadinya..." ucap Reyhan sembari menggosok kedua telinganya.

"Enggak bisa! lagian jadi orang seneng banget bikin orang jantungan, emang mau lihat aku mati trus jadi kuntilanak perawan yang tiap malem datengin kamu minta tanggung jawab." ketus Mila kesal.

"Ogah, ngapain juga minta tanggung jawab ke aku? kalau bidadari yang minta tanggung jawab mah aku mau..." jawab Reyhan yang langsung memilih duduk disebelah Kania.

Kania di buat terbahak sampai harus menutup mulutnya dengan kedua tangan "Emang ada ya hantu perawan." ucap Kania tak henti-hentinya tertawa.

"Ga tau juga deh...eh Rey lama banget sih kamu datengnya, makanan kamu jadi dingin nih, aku pikir tadi kamu bakal cepet nyusulin kita kesini, aku minta ganti makanan yang baru aja ya." ucap Mila hendak memanggil pelayan di kafe itu, tapi dengan cepat Reyhan menahan Mila.

"Udah nggak apa-apa aku makan ini aja, seneng bener buat orang repot." ujar Reyhan sambil mulai menikmati makanan yang ada di hadapannya.

"Serius kamu Rey nggak mau aku pesenin makanan yang baru?" tanya Mila memastikan.

"Kamu nggak lihat makanan itu udah mau habis di buat Rey, itu artinya makanannya masih baik-baik aja Mil, jadi ngapain mau pesen lagi sih, nggak malu apa sama kak Kevin." imbuh Kania merasa tidak enak hati.

Pasalnya makanan sebanyak ini bisa mereka nikmati dengan cara gratis, dan hal itu membuat Kania berpikir sebanyak apa kekayaan yang Kevin miliki untuk menjamu semua pengunjung yang hadir tanpa harus membayar sepeser pun.

Orang kaya mah bebas, slogan itu ternyata bukanlah isapan jempol belaka, dan Kania sudah membuktikannya hari ini.

"Laper atau doyan kang, makan sampai nggak noleh kanan kiri.. " ejek Mila heran melihat Rey yang makan dengan begitu lahap.

"Aku makan Mil, bukan mau nyebrang jalan, jadi ngapain juga aku harus noleh kanan kiri, lagian aku dah laper banget dari tadi belum makan." jawab Reyhan dengan mulutnya yang penuh dengan makanan.

"Pelan-pelan aja makannya Rey, ntar perut kamu sakit baru tau rasa." Kania mengambil tisue dan menyapu makanan yang menempel di sudut bibir Rey.

"Eh .." ucap Rey kaget dengan wajah tersipu mendapatkan perhatian tak terduga dari Kania.

"Yeey...awas ada yang baper." Mila menatap malas pada Reyhan yang memasang wajah menjijikkan dengan ekspresi terpesona pada Kania yang tak bisa pemuda itu tutupi.

"Ehkeem..ekheem..., kakak boleh gabung nggak nih..." Tiba2 Kevin yang entah muncul sejak kapan meminta ijin bergabung dengan Kania dan teman-temannya.

"Mmm..boleh dong kak, apa sih yang nggak buat kakak Mila yang cakep ini." jawab Mila dengan nada manja.

"Yakin nih, kakak nggak ganggu kalian kan?" tanya Kevin memastikan, apalagi saat melihat kedekatan Kania dan Reyhan yang layaknya seperti sepasang kekasih.

"Iya udah sini duduk, oh ya kak nih kenalin Reyhan sahabat Mila yang paling rese." ucap Mila menunjuk Reyhan yang langsung menyapu bibirnya dengan tisue.

"Kevin, sepupunya Mila." Kevin menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Reyhan.

"Reyhan kak." Reyhan pun menyambut uluran tangan Kevin.

"Oh ya makasih ya udah mau singgah ke sini, seneng bisa kenal sama kalian semua." ucap Kevin dengan mata yang berbinar.

"Kita yang harusnya ngucapin makasih kak, udah di undang datang disini makan gratis pula." celetuk Reyhan sambil tersenyum dan melirik Kania yang memilih menunduk dan menyibukkan diri dengan ponselnya.

"Iya sama-sama, sering-sering main ke sini biar kafe ini makin rame." ucap Kevin sambil melirik Kania yang tak banyak bicara.

"Siap pak bos, asalkan tetep dapat gratisan mah kita seneng-seneng aja." ucap Mila sambil terkekeh.

"Tenang aja, pokoknya mulai hari ini kalian masuk dalam daftar tamu istimewa di kafe ini." ucap Kevin.

Kania menendang kaki Mila dari bawah meja.

Dia benar-benar merasa sungkan dengan kebaikan Kevin.

Mila yang kaget dengan tindakan Kania hanya bisa membesarkan matanya menatap Kania yang terlihat kesal.

"Jadi kalian bertiga aja nih, nggak ngajak yang lain?" tanya Kevin pada ketiga sahabat itu.

"Ya iyalah, memangnya kita mau ngajak siapa lagi." jawab Mila sambil menyeruput jus dihadapannya.

"Pacar kalian mungkin..." ucap Kevin asal, namun tak ayal memperhatikan reaksi Kania yang sedikit kaget sebelum memutuskan tatapan mereka yang sesaat tadi sempat tertaut.

"Ada yang salah ya?" tanya Kevin bingung dengan kebisuan dari ketiga orang yang ada di hadapannya.

"Enggak ada yang salah kok, tapi masalahnya kita semua nih masih pada jomblo kak...sih Reyhan lagi tuh, udah di obral juga...masih aja enggak laku-laku." ucap Mila dengan nada penuh ejekan ke arah Reyhan yang langsung melotot tak terima.

"Enak aja kita, kamu aja kali yang nggak laku, aku mah cuma belum dapet yang cocok aja, lagi pula aku nggak mau pacar-pacaran kak, maunya langsung nikah aja." celetuk Reyhan sembari menggosok tengkuknya dan melirik ke arah Kania.

Dan hal itu pun tak luput dari perhatian Kevin sejak tadi.

"Eh kang somay, emang siapa yang mau nikah sama kamu, yang ada tuh cewek-cewek pada kabur kamu ajak nikah." tambah Mila.

"Ya kalau mereka pada kabur, kan masih ada Kania, kamu mau kan nikah sama aku?" Reyhan menatap lekat mata Kania.

Uhuk...uhuk..., mendengar ucapan Reyhan, Kania yang kebetulan sedang minum pun langsung tersedak karena kaget.

"Pelan2 Kania" Reyhan pun dengan sigap menepuk nepuk punggung Kania.

"Ceh, kamu lihat tuh Kania aja langsung sawan denger ucapanmu, sembarangan bener ngajak nikah anak orang." ucap Mila diiringi tawa lebar.

"Memangnya kalian pacaran?" tanya Kevin penasaran sambil menatap Kania dan Reyhan bergantian.

"Enggak!" teriak Kania spontan.

Reyhan hanya terdiam, pandangannya masih belum beralih dari wajah Kania.

"Oh..kirain, jadi masih ada kesempatan dong..." ucap Kevin penuh arti.

"Kesempatan apa nih kak?" tanya Mila penasaran.

"Kesempatan buat kenalin kalian ke temen-temen kakak, ya siapa tau aja ada yang kecantol, biar nggak jadi jomblo terus..." jawab Kevin sekenanya.

Padahal dalam hati pria itu bersorak begitu tau Kania belum memiliki kekasih dan berdoa agar di berikan kesempatan untuk mendapatkan hati gadis itu, gadis yang membuatnya jatuh hati semenjak pertemuan pertama mereka yang tanpa sengaja di rumah Mila beberapa waktu lalu.

Dan sejak saat itu, Kevin yang selama ini di kenal sebagai casanova di buat penasaran oleh seorang gadis sederhana yang jauh dari kebanyakan wanita yang dikenalnya selama ini.

"Emangnya kak Kevin udah punya pacar apa, pake mau cariin kita jodoh segala." ucap Mila.

"Belum sih...tapi kakak sekarang udah punya calonnya, tinggal nunggu waktu yang tepat aja nembaknya kapan." Kevin kembali melirik Kania, dan hatinya semakin meleleh kala mendapati gadis itu juga tengah mencuri pandang dengan senyuman semanis madu yang tersunging dari bibir merah alami meski tanpa polesan lipstik seperti gadis kebanyakan.

"Yang bener kak, siapa? kenalin ke Mila dong..." Mila melingkarkan tangannya ke lengan Kevin, menggoyangnya cukup keras dengan rasa penasaran yang semakin menjadi.

"Iya gampang, ntar juga kamu tau siapa orangnya." Kevin tersenyum, dan lagi-lagi tatapannya bersambut karena Kania juga tengah melihat ke arahnya.

Drrt... drrt..."Eh bentar ya, aku angkat telpon dulu." Kevin merogoh ponsel di kantongnya dan terlihat berbicara sambil menoleh ke arah lain disudut kafe.

Dari jauh terlihat pria tinggi dengan wajah tak kalah tampan yang masih mengenakan setelan kerja, lengkap dengan jas berwarna navy yang melekat begitu pas di tubuhnya.

Penampilannya yang menawan dan berkelas cukup menjelaskan bahwa pria itu bukanlah pria sembarangan.

Membuat siapa saja yang melihat tak mampu menutupi rasa kagum karena pria itu terlihat begitu sempurna tanpa celah.

Dan dengan langkah lebar pria itu berjalan kearah Kevin masih dengan ponselnya yang menempel di telinga.

"Eh itu ada temen kakak, kalian enggak keberatan kan kalau dia ikut gabung disini." tanya Kevin pada ketiga orang yang duduk di hadapannya.

"Boleh...boleh, wah...dia siapa kak ganteng banget." ucap Mila yang langsung terpana saat melihat dari jauh pria itu berjalan ke arah mereka.

Kania melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Mila...aku pamit duluan ya, udah sore banget ini, mau singgah ketoko lagi soalnya." bisik Kania sambil bersiap bangkit dari duduknya.

"Loh mau kemana?" tanya Kevin sedikit kecewa.

"Mmm...udah sore kak, udah waktunya pulang." jawab Kania tak enak hati, namun ia tak punya alasan untuk tinggal lebih lama, terlebih sikap Kevin yang jujur membuat jantung Kania bertalu tak karuan.

Membuat ia harus sesegera mungkin menghindar, entah apa alasannya, yang jelas gadis itu tak ingin terlalu di buat percaya diri kala mendapati tatapan Kevin yang berbeda terhadapnya.

"Bentaran lagi ya Kania, temenin aku dulu disini, ntar aku anterin kamu pulang deh." bujuk Mila.

"Nggak bisa Mila, Ayah juga pasti udah nungguin aku di rumah. Oh ya kak Kevin, makasih banyak udah undang kita kesini, maaf kalau udah buat kakak repot, dan sukses buat kafenya. Aku permisi duluan ya kak, dah Mila." ucap kania buru-buru berpamitan pulang.

"Aku anterin ya, sekalian aku juga mau pulang. Makasih buat makanannya ya kak Kevin, sampai ketemu lagi." Reyhan pun ikut pamit dan segera menyusul Kania.

"Oh iya lain kali jangan lupa main lagi kesini." teriak Kevin yang dibalas senyuman manis saat Kania membalikkan setengah badan dan menoleh ke arahnya.

"Mil...lihat toko perhiasan enggak di deket sini?" tanya Kevin tiba-tiba dengan pandangan lurus kedepan mengikuti jejak Kania hingga gadis itu menghilang dan tak terlihat.

"Toko perhiasan? buat apaan?" tanya Mila yang kini di buat bingung oleh sikap sepupunya.

"Cari cincin buat ngelamar anak orang." Kevin tersenyum dan beralih ke arah sahabatnya yang kini sudah berdiri di hadapannya.

"Hei bro...sory baru bisa dateng sekarang." ucap pria bernama Daniel sambil bertos ala pria dan diakhiri dengan pelukan persahabatan seperti yang biasa mereka lakukan setiap kali bertemu.

"Gua pikir lo nggak bakal dateng." jawab Kevin sembari mempersilahkan Daniel duduk setelahnya.

"Nggak mungkin lah, nih buktinya gua udah ada disini kan, walaupun gua harus batalin janji penting sama klien, jadi awas aja kalo sampe lo nggak kasih gua servis yang memuaskan di sini." canda Daniel dengan nada ancaman.

"Lo emang sohib gua yang paling the best, eh lo sendirian aja nih, cewek lo kok nggak di ajak?" tanya Kevin.

Bukannya menjawab Daniel malah meringis sembari memainkan ponsel yang ada di tangannya.

"Mau sampai kapan lo umpetin tuh cewek, sekali kali lo kenalin ke gua gitu, pelit bener sama sahabat sendiri." ucap Kevin pura-pura kecewa.

Eheem...eheem..., Mila yang sedari tadi mendengar percakapan kedua orang itu merasa di cuekin dan kesal pada Kevin.

"Ups... sory, nih kenalin adik sepupu gua Mila." ucap Kevin pada Daniel.

Daniel hanya menatap Mila sebentar dan tersenyum tipis sambil menganggukan kepalanya pada Mila, namun tak lama karena pria itu kembali mengalihkan perhatiannya ke layar ponselnya.

"Dia ini sahabat kakak dari jaman SMA, namanya Daniel." ucap Kevin pada Mila yang masih menatap wajah Daniel dengan penuh pesona.

"Ganteng..." bisik Mila pada Kevin agar tak terdengar oleh Daniel yang duduk di hadapan mereka.

"Dasar ganjen, dia itu udah punya pacar, lagian kalau belum dia juga nggak bakal mau sama anak kecil macem kamu." ledek Kevin.

"Sialan!" Mila memukul lengan Kevin.

"Eh lo mau makan apa, biar gua pesenin." tanya Kevin pada Daniel.

"Yang paling enak dan paling mahal di kafe lo ini." ucap Daniel terkekeh tanpa memperdulikan Mila yang masih menatapnya penuh harap.

Kevin pun tersenyum memanggil pegawainya untuk menyiapkan menu sesuai selera sahabatnya.

"Gimana rasanya jadi bos, pasti seneng kan lo makin banyak aja cewek-cewek cantik yang ngintilin." ucap Kevin.

"Seneng apaan, yang ada gua makin risih, lo macem nggak kenal gua aja." jawab Daniel datar, membayangkan tatapan memuja dari para gadis yang ditemuinya sepanjang waktu.

Tak terkecuali Mila yang mungkin sebentar lagi meneteskan air liurnya karena begitu terpesona oleh ketampanan Daniel.

Kevin pun tertawa terbahak di buatnya "Cepetan nikahin tu cewek rahasia lo, keburu anyep entar kelamaan di umpetin." ledek Kevin.

"Sialan...lo sendiri gimana, masih betah aja ngejomblo." umpat Daniel tak mau kalah.

"Siapa bilang, doain aja gua bakal lebih dulu nikah ketimbang lo." jawab Kevin sombong.

"Emang udah punya calon, kok lo nggak pernah kasih tau gua?" tanya Daniel.

"Ya gua juga baru kenal sama tuh cewek, tapi kali ini gua yakin kalau dia itu jodoh yang Tuhan kirim buat gua." ucap Kevin yakin.

"Ntar kamu bantuin kakak ya Mil..." imbuh Kevin melirik ke adik sepupunya.

"Maksud kak Kevin, kakak naksir sama Ka.." belum selesai Mila melanjutkan ucapannya, Kevin keburu menutup mulut Mila dengan tangannya.

"Husst...jangan kenceng-kenceng Mil." potong Kevin mendengar teriakan Mila.

"Tapi kan.." tentu saja Mila kaget menyadari Kevin yang ternyata menaruh hati pada sahabatnya yaitu Kania.

Meskipun jujur Mila bahagia karena dia tau sepupunya itu orang baik dan pastinya akan sangat cocok dan mampu membahagiakan Kania.

Namun Mila juga tau kalau Kania belum mau terikat hubungan apapun dengan pria.

Dia takut sepupunya hanya akan merasakan kekecewaan seperti pria-pria yang selama ini coba mendekati Kania, karena Kania akan secara terang-terangan memberikan penolakan pada semua pria yang coba mendekatinya.

Terpopuler

Comments

Lani Chayank

Lani Chayank

lanjut

2020-12-19

0

Mairaa

Mairaa

lanjuut lagi...🤩

2020-09-29

0

Naiindy Aurelia

Naiindy Aurelia

next..

2020-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Perkenalan
3 Kania yang Dingin.
4 Copet
5 Janji Daniel
6 Hadiah istimewa dari Ibu
7 Kegelisahan Daniel
8 Kecupan pertama Daniel untuk Kania
9 Dinner Romantis
10 Kania atau Tania
11 Hubungan Yang Rumit
12 Hujan
13 Musibah
14 Kecelakaan
15 Menyelidiki
16 Wajah itu
17 Terpesona
18 Berburu calon mantu
19 Bidadari
20 Permintaan Konyol
21 Kesepakatan
22 Pria yang sama
23 Tegang
24 Sambutan hangat
25 Garis takdir
26 Tempat bersandar
27 Lamaran
28 Tidak rela
29 Terjebak diantara 2 pria
30 Pilihan hati
31 Menjelang akad
32 Pemanasan
33 Cinta dan Kecewa
34 Malam Penyatuan
35 Tertunda
36 Orisinil
37 Akhirnya...
38 Tenaga ekstra
39 Siang hari yang panas
40 Hukuman
41 Jangan nakal
42 Rahasia
43 Rumah baru
44 Memberi kabar
45 Luka lama
46 Tamu
47 Tamu 2
48 Ujian
49 I Miss You
50 Sang Ratu
51 Kejutan pagi hari
52 Memberi jarak
53 Lebih terbuka
54 Lima menit
55 Menentukan pilihan
56 Pengkhianat
57 Situasi Sulit.
58 Menghindar
59 Ranjang yang bergoyang
60 Akhirnya...
61 Apakah ini lelucon?
62 Menuntunmu pulang
63 Sandiwara
64 Menjadi Debu
65 Berjuang sendiri
66 Remuk tak berbentuk
67 Berhenti saling menyakiti
68 Memilih Pergi
69 Menemukan Wanitaku
70 Salah paham
71 Memberikan pilihan
72 Meluapkan Rindu.
73 Masih Rindu.
74 Percayalah padaku.
75 Tak Akan Goyah
76 Salah Sasaran
77 Semakin Cinta.
78 Bahagia itu sederhana
79 Kehilangan
80 Panas
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog
2
Perkenalan
3
Kania yang Dingin.
4
Copet
5
Janji Daniel
6
Hadiah istimewa dari Ibu
7
Kegelisahan Daniel
8
Kecupan pertama Daniel untuk Kania
9
Dinner Romantis
10
Kania atau Tania
11
Hubungan Yang Rumit
12
Hujan
13
Musibah
14
Kecelakaan
15
Menyelidiki
16
Wajah itu
17
Terpesona
18
Berburu calon mantu
19
Bidadari
20
Permintaan Konyol
21
Kesepakatan
22
Pria yang sama
23
Tegang
24
Sambutan hangat
25
Garis takdir
26
Tempat bersandar
27
Lamaran
28
Tidak rela
29
Terjebak diantara 2 pria
30
Pilihan hati
31
Menjelang akad
32
Pemanasan
33
Cinta dan Kecewa
34
Malam Penyatuan
35
Tertunda
36
Orisinil
37
Akhirnya...
38
Tenaga ekstra
39
Siang hari yang panas
40
Hukuman
41
Jangan nakal
42
Rahasia
43
Rumah baru
44
Memberi kabar
45
Luka lama
46
Tamu
47
Tamu 2
48
Ujian
49
I Miss You
50
Sang Ratu
51
Kejutan pagi hari
52
Memberi jarak
53
Lebih terbuka
54
Lima menit
55
Menentukan pilihan
56
Pengkhianat
57
Situasi Sulit.
58
Menghindar
59
Ranjang yang bergoyang
60
Akhirnya...
61
Apakah ini lelucon?
62
Menuntunmu pulang
63
Sandiwara
64
Menjadi Debu
65
Berjuang sendiri
66
Remuk tak berbentuk
67
Berhenti saling menyakiti
68
Memilih Pergi
69
Menemukan Wanitaku
70
Salah paham
71
Memberikan pilihan
72
Meluapkan Rindu.
73
Masih Rindu.
74
Percayalah padaku.
75
Tak Akan Goyah
76
Salah Sasaran
77
Semakin Cinta.
78
Bahagia itu sederhana
79
Kehilangan
80
Panas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!