Dinner Romantis

Daniel berjalan dengan langkah kakinya yang lebar menuju ruangannya.

Kedatangannya langsung di sambut Mona, sekretaris yang langsung menyampaikan rentetan jadwal yang cukup padat untuknya hari ini.

Membayangkan betapa waktunya akan tersita habis melakukan berbagai pertemuan dengan klien bisnisnya membuat Daniel berdecak kesal.

Belakangan ini dia tak memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dengan kekasihnya.

Kesibukannya dikantor begitu menguras waktu dan pikirannya.

Hingga berakhir dengan kemarahan Tania yang semakin mendesaknya untuk segera memperjelas hubungan mereka.

Gadis itu merasa kesibukan Daniel akan berdampak pada hubungan yang mereka jalin selama ini.

Daniel jadi kurang memperhatikannya, dan Tania tidak terima akan hal itu

Hari-harinya menjadi gelisah jika mengingat tuntutan Tania yang membuat kepalanya hampir pecah.

Dan pagi ini dia harus kembali di kejutkan dengan kehadiran kekasihnya yang begitu tiba-tiba di perusahaan ini.

Daniel hanya tidak ingin kehadiran Tania menimbulkan kecurigaan orang-orang di kantornya.

Selama ini pria itu sudah menutupnya dengan sangat rapi, bukan karena dia malu berpacaran dengan seorang Tania yang jelas-jelas menjadi rebutan banyak pria diluaran sana.

Siapa yang tidak menginginkanTania, gadis cantik dengan lekukan tubuh yang mampu menyihir siapa saja yang melihatnya.

Daniel lebih memilih merahasiakan hubungan mereka guna menjaga agar kedua orangtuanya tak mendengar berita soal hubungan mereka dari orang lain.

Pria itu hanya perlu memilih waktu yang tepat untuk menyampaikan perihal hubungan mereka untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Kedua sudut bibir Daniel seketika melengkung mengingat penampilan berbeda Tania pagi ini, dan dia baru menyadarinya sekarang.

"Aku tidak tau kamu bisa terlihat begitu manis dengan tampilan yang sesederhana itu." batin Daniel sembari mengusap bibirnya.

Membayangkan bagaimana sikap Tania yang berbeda, terkesan polos jika di bandingkan biasanya.

Tania yang Daniel kenal selama ini adalah wanita agresif yang mampu membuat darahnya selalu berdesir setiap kali mereka berdekatan.

Namun Tania yang baru saja Daniel temui tadi begitu kalem, manis, tampak lembut dan...semakin menggoda.

Bayangan mesum baru saja terlintas di kepala pria itu, membuatnya terkekeh pelan saat menyadari pikirannya yang mulai berkelana.

Daniel tidak menyadari jika gadis yang ia cumbui di dalam lift tadi adalah orang yang berbeda.

Sudah hampir dua tahun Daniel dan Tania menjalin kasih, namun Tania selalu menutup rapat latar belakang keluarganya dari sang kekasih.

Semenjak gadis itu memutuskan untuk pergi dari rumah dan meninggalkan keluarganya.

Tania bertekad untuk merahasiakan identitas keluarganya.

Orang mengenal Tania sebagai anak yatim yang mandiri, bahkan di usianya yang masih muda dia mampu mendapatkan puncak karirnya sebagai model dengan bayaran paling tinggi.

Gaya berpenampilan mereka sangat berbeda, namun wajah mereka yang sangat mirip karena terlahir sebagai kembar identik tentu akan membingungkan bagi siapa saja yang melihatnya.

Tania selalu berpenampilan anggun dan sexy, tak jarang dia memamerkan lekuk tubuhnya dibalik balutan pakaiannya yang ketat.

Kembali lagi ke Daniel...

Seketika Daniel menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran-pikiran nakal setiap mengingat betapa menggodanya Tania.

Bahkan selama ini Daniel harus berjuang keras untuk menahan hasratnya sebagai lelaki normal di tengah godaan dan rayuan yang selalu Tania tawarkan.

Tak jarang dia merasakan kepalanya seakan mau meledak setiap juniornya menegang tak terkendali tiap kali Tania mencoba merayunya dengan kenikmatan dunia.

Tapi bukan Daniel namanya kalau ia tidak punya jurus jitu untuk menenangkan adik kesayangannya.

Sementara di toko roti milik Kania, gadis itu masih sibuk menatap layar laptop di dalam ruangan pribadinya.

Berkali-kali bahunya bergidik jika mengingat kejadian pagi tadi.

Masih teringat jelas bagaimana tangan kekar itu memeluknya, menyalurkan rasa asing yang tidak Kania mengerti.

Bahkan suara bariton yang begitu khas masih bisa Kania ingat dengan begitu jelas.

Bagaimana bisikan itu membuat tubuh Kania menggigil diiringi rasa geli disekujur tubuhku.

Dan yang paling membuat Kania frustasi adalah sampai saat ini gadis itu masih bisa merasakan bagaimana panasnya pagutan pria asing itu saat menjajah bibirnya.

"Ya ampuuun...bisa gila aku." gumamnya menjatuhkan kepalanya ke atas meja.

Meski mencoba sekuat tenaga untuk melupakannya, tapi bayangan pria itu justru semakin hadir dan mengusik ketenangan Kania.

"Lagian tu orang pakai parfum merk apaan sih..." ujar Kania sembari menghirup aroma maskulin yang masih menempel di pakaiannya.

"Arrrghh..fokus Kania, jangan biarkan pria brengsek itu merusak harimu, kamu hanya perlu menarik nafas dalam dan melupakannya." gumam Kania sambil mencoba memfokuskan pandangannya lagi ke layar laptop.

"Tapi kenapa tadi kamu malah diem aja sih Kania...murahan banget sih." gerutunya lagi dengan penyesalan yang tak lagi berarti.

Sembari memukul kepalanya sendiri atas kebodohannya karena urung untuk mencari tau siapa pria yang sudah berani mencuri ciuman pertamanya ketika berusaha mengejar pria itu hingga menghilang di salah satu ruangan.

Kini Kaniai hanya bisa menghentak hentakan kakinya ke lantai karena kesal.

Tok tok tok...

"Mbak ada yang cariin tuh, katanya pengen ketemu sama mbak Kania." ujar Sari karyawanku dari celah pintu ruangannya.

"Siapa?" tanya Kania sambil menutup laptop, dan Sari mengedikkan kedua bahunya sebagai jawaban bahwa gadis itu tak mengenal tamu Kania kali ini.

Kania berjalan mengikuti Sari ke depan toko.

Rasa penasaran mulai muncul pada dua orang

yang menurut penuturan Sari mengatakan ingin menemuinya.

Dari balik kaca pembatas ruangan terlihat Salma dan suaminya sedang duduk menunggu.

"Selamat sore... tante Sa..Salma?" sapa Kania yang cukup terkejut melihat kehadiran wanita paruh baya yang tempo lalu ia tolong saat sedang kecopetan.

"Tante pikir kamu bakalan lupa, oh ya luka kamu gimana...masih sakit?" tanya Salma sambil meneliti wajah Kania.

"Kania baik-baik aja, jadi tante enggak perlu khawatir...silahkan duduk dulu om..tante." ujar Kania mempersilahkan sembari menarik kursi yang tersedia di ruangan toko.

"Jadi nama kamu Kania? nama yang cantik, sama seperti orangnya..." ucap Salma membuat Kania tersipu malu.

"Oh ya Kania, kenalkan ini suami tante." Salma memperkenalkan suaminya yang masih terlihat gagah di umurnya yang sudah setengah abad.

"Sore om." Kania mengulurkan tangannya dan langsung di sambut dengan sapaan hangat.

"Dan kamu boleh panggil saya om Surya." ucapnya sambil menunjukan senyum ramah pada Kania

Dan perkenalan itu merupakan awal dari obrolan panjang ketiganya.

Kania dapat menyimpulkan jika kedatangan mereka untuk menyampaikan rasa terima kasih karena sudah menolong tante Salma dari serangan pencopet waktu itu.

Kania juga meyakini jika mereka bukanlah orang sembarangan, dan itu semua terlihat begitu jelas dari penampilan dan mobil yang terparkir di depan toko

Meski begitu sikap mereka begitu ramah dan terbuka hingga menciptakan suasana obrolan yang menyenangkan.

Mereka pun berpamitan setelah memberi sekeranjang buah dan mengundang Kania untuk berkunjung kerumah mereka akhir pekan ini.

Meski sedikit ragu, namun Kania tak mampu menolak dan membuat mereka kecewa.

Bagaimanapun juga niat baik harus di sambut dengan baik pula, begitulah pesan yang ibunya sampaikan dan senantiasa Kania ingat hingga saat ini.

*

*

"Hallo sayang, bersiaplah...aku akan tiba satu jam dari sekarang." ucap Daniel dalam sambungan telpon sembari merapikan berkas yang ada di meja kerja.

"Wow... aku semakin tidak sabar untuk segera bertemu denganmu sayang." menyandarkan tubuhnya di kursi kerja, senyum pria itu mengembang hanya dengan membayangkan betapa cantik kekasihnya malam ini.

Setelah memutuskan panggilan, Daniel segera bersiap.

Kebetulan di dalam kantor terdapat kamar tidur lengkap dengan toilet dan lemari yang menyimpan beberapa pakaian miliknya.

Dengan begitu Daniel tak perlu repot lagi pulang kerumah.

Sesuai janjinya, satu jam setelahnya Daniel sudah berdiri di depan unit apartemen Tania.

"Cantik." ucap Daniel begitu melihat penampilan Tania yang begitu memukau malam ini.

"Terima kasih, kamu juga terlihat luar biasa malam ini sayang." Tania langsung mengalungkan kedua tangannya di salah satu lengan kekasihnya.

Dan tak ingin membuang waktu, mereka segera pergi ke tempat yang sudah dipersiapkan Daniel untuk momen romantis mereka malam ini.

Tania terlihat bahagia dengan senyum manis yang tak lekang dari bibirnya, mengingat belakangan ini pertemuan mereka memang terbilang jarang karena kesibukan Daniel yang luar biasa

Dinner romantis, di dukung oleh suasana yang sudah di tata sedemikian rupa harus tertunda karena kemunculan Kevin.

Bagaikan sebuah kebetulan, Kevin yang hendak pulang setelah pertemuannya dengan salah satu rekan bisnisnya di restauran hotel ini mendadak penasaran saat tanpa sengaja melihat keberadaan Daniel dengan seorang gadis.

"Wah...kirain tadi gua salah lihat." ucap Kevin sambil melempar senyuman tanpa dosa pada Daniel yang mendadak gugup melihat ekspresi kesal Tania karena merasa terganggu dengan kehadiran Kevin.

"Lo ada acara juga di sini?" tanya Daniel mencoba bersikap wajar.

Bagaimanapun juga Kevin adalah sahabatnya dan ia tidak mungkin mengabaikan pria itu.

"Iya, kebetulan tadi gua...loh! Ka..Kania?" Kevin mendadak gagu karena terlampau terkejut melihat keberadaan Tania yang ia kira adalah Kania yang ia kenal.

Tania sendiri tak kalah terkejut saat Kevin menyebutkan nama Kania, dan hal itu membuat gadis itu merasa semakin tidak nyaman dengan keberadaan Kevin bersama mereka.

"Aku mau pulang..." ucap Tania tanpa memperdulikan reaksi terkejut dari kedua pria yang duduk di hadapannya.

Terpopuler

Comments

Isu💟THY

Isu💟THY

semangat

2020-09-23

0

Rozh

Rozh

💖👍

2020-09-06

0

Ani you

Ani you

like

2020-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Perkenalan
3 Kania yang Dingin.
4 Copet
5 Janji Daniel
6 Hadiah istimewa dari Ibu
7 Kegelisahan Daniel
8 Kecupan pertama Daniel untuk Kania
9 Dinner Romantis
10 Kania atau Tania
11 Hubungan Yang Rumit
12 Hujan
13 Musibah
14 Kecelakaan
15 Menyelidiki
16 Wajah itu
17 Terpesona
18 Berburu calon mantu
19 Bidadari
20 Permintaan Konyol
21 Kesepakatan
22 Pria yang sama
23 Tegang
24 Sambutan hangat
25 Garis takdir
26 Tempat bersandar
27 Lamaran
28 Tidak rela
29 Terjebak diantara 2 pria
30 Pilihan hati
31 Menjelang akad
32 Pemanasan
33 Cinta dan Kecewa
34 Malam Penyatuan
35 Tertunda
36 Orisinil
37 Akhirnya...
38 Tenaga ekstra
39 Siang hari yang panas
40 Hukuman
41 Jangan nakal
42 Rahasia
43 Rumah baru
44 Memberi kabar
45 Luka lama
46 Tamu
47 Tamu 2
48 Ujian
49 I Miss You
50 Sang Ratu
51 Kejutan pagi hari
52 Memberi jarak
53 Lebih terbuka
54 Lima menit
55 Menentukan pilihan
56 Pengkhianat
57 Situasi Sulit.
58 Menghindar
59 Ranjang yang bergoyang
60 Akhirnya...
61 Apakah ini lelucon?
62 Menuntunmu pulang
63 Sandiwara
64 Menjadi Debu
65 Berjuang sendiri
66 Remuk tak berbentuk
67 Berhenti saling menyakiti
68 Memilih Pergi
69 Menemukan Wanitaku
70 Salah paham
71 Memberikan pilihan
72 Meluapkan Rindu.
73 Masih Rindu.
74 Percayalah padaku.
75 Tak Akan Goyah
76 Salah Sasaran
77 Semakin Cinta.
78 Bahagia itu sederhana
79 Kehilangan
80 Panas
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog
2
Perkenalan
3
Kania yang Dingin.
4
Copet
5
Janji Daniel
6
Hadiah istimewa dari Ibu
7
Kegelisahan Daniel
8
Kecupan pertama Daniel untuk Kania
9
Dinner Romantis
10
Kania atau Tania
11
Hubungan Yang Rumit
12
Hujan
13
Musibah
14
Kecelakaan
15
Menyelidiki
16
Wajah itu
17
Terpesona
18
Berburu calon mantu
19
Bidadari
20
Permintaan Konyol
21
Kesepakatan
22
Pria yang sama
23
Tegang
24
Sambutan hangat
25
Garis takdir
26
Tempat bersandar
27
Lamaran
28
Tidak rela
29
Terjebak diantara 2 pria
30
Pilihan hati
31
Menjelang akad
32
Pemanasan
33
Cinta dan Kecewa
34
Malam Penyatuan
35
Tertunda
36
Orisinil
37
Akhirnya...
38
Tenaga ekstra
39
Siang hari yang panas
40
Hukuman
41
Jangan nakal
42
Rahasia
43
Rumah baru
44
Memberi kabar
45
Luka lama
46
Tamu
47
Tamu 2
48
Ujian
49
I Miss You
50
Sang Ratu
51
Kejutan pagi hari
52
Memberi jarak
53
Lebih terbuka
54
Lima menit
55
Menentukan pilihan
56
Pengkhianat
57
Situasi Sulit.
58
Menghindar
59
Ranjang yang bergoyang
60
Akhirnya...
61
Apakah ini lelucon?
62
Menuntunmu pulang
63
Sandiwara
64
Menjadi Debu
65
Berjuang sendiri
66
Remuk tak berbentuk
67
Berhenti saling menyakiti
68
Memilih Pergi
69
Menemukan Wanitaku
70
Salah paham
71
Memberikan pilihan
72
Meluapkan Rindu.
73
Masih Rindu.
74
Percayalah padaku.
75
Tak Akan Goyah
76
Salah Sasaran
77
Semakin Cinta.
78
Bahagia itu sederhana
79
Kehilangan
80
Panas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!