Berburu calon mantu

Di sepanjang perjalanan Kania lebih banyak diam dan menatap keluar jendela.

Menikmati lalu lalang kendaraan yang berjalan beriringan, dan juga deretan bangunan tinggi di sepanjang jalan.

"Kita cari makan siang dulu ya, kamu belum makan kan?" tanya Kevin membuka percakapan.

"Cuma makan bakso tadi di kantin, tapi masih laper." ujar Kania yang langsung di sambut tawa oleh Kevin

"Kecil-kecil selera makan kamu oke juga ternyata." jawab Kevin yang justru terdengar seperti ledekan bagi Kania.

"Ishh...gimana mau kenyang, baru makan sedikit udah di serobot sama Mila." imbuh Kania membela diri.

Teringat ketika di kantin kampus tadi Mila malah melahap habis bakso yang baru beberapa suap masuk ke mulutnya dengan alasan gadis itu malas antri kalau mau memesan makanan.

"Jadi sekarang mau makan apa?" tanya Kevin menoleh pada Kania yang terlihat sedang berpikir.

"Terserah kak Kevin aja, aku sih ngikut." jawab Kania yang sulit menentukan pilihan.

"Yakin nih mau ngikuti seleranya aku..." goda Kevin dengan senyuman yang tak kalah menggoda.

"Iya...." ujar Kania tersipu.

"Tipe aku banget." imbuh Kevin sembari membelokkan mobilnya ke salah satu restauran.

"Eh...maksudnya?" Kania menatap Kevin yang tersenyum saat sudah menemukan tempat parkir.

"Penurut..." gumam Kevin pelan yang masih bisa di dengar oleh Kania.

"Aku suka tipe cewek penurut, seperti kamu..."

Dan seperti biasa Kevin akan keluar terlebih dahulu untuk membukakan pintu Kania.

Namun sepertinya gadis itu masih terpaku karena sedang menahan malu mendengar ucapan Kevin barusan.

"Maksudnya biasa cewek kan suka ribet kalau di tanya mau makan apa, sementara kamu malah percayain semuanya ke aku, bikin aku bangga... jadi berasa kayak kepala keluarga."

Kania terkekeh geli mendengar penuturan konyol Kevin, ia lebih memilih mengikuti pilihan Kevin karena tidak tau makanan kesukaan pria itu.

Sementara ia termasuk orang yang tidak pernah pilih-pilih soal makanan, jadi apapun pilihan Kevin, mau itu bakso, nasi padang atau yang lainnya pun Kania akan dengan senang hati mengikuti.

Dan di sinilah mereka berada sekarang, sebuah restauran yang mengusung tema traditional dengan menyajikan makanan khas nusantara.

Ornamen bangunannya pun ditata sedemikian rupa menyerupai hunian yang tampak asri, jajaran pondok beratapkan jerami juga menciptakan suasana seperti sedang berada di pedesaan.

Suara gemericik air dari kolam ikan dan deretan bunga serta pepohonan yang menghijau menambah daya tarik tersendiri.

Membuat siapapun yang datang ke tempat ini merasa nyaman.

"Gimana... suka gak?" tanya Kevin melihat Kania yang tampak takjub melihat suasana sekitar restauran.

"Suka." jawab Kania tanpa pikir panjang.

"Sama, aku juga suka sama kamu?" ucap Kevin dengan nada menggoda.

"Eh..." Kania terdiam, lagi-lagi ucapan yang terlontar dari bibir Kevin membuat gadis itu menjadi salah tingkah.

"Becanda..." imbuh Kevin sembari membuka buku menu.

Dan Kania tertunduk malu seraya menghela nafas pelan, sesaat ia sempat menyalah artikan ucapan Kevin hingga terselip sebuah harapan di dalam hati.

Setelah memilih dan memesan beberapa hidangan untuk mereka berdua, Kevin meletakkan kedua tangannya ke atas meja.

Pemandangan di depan matanya tak kalah indah dan menarik untuk ia nikmati.

Dan Kevin sudah lama menunggu momen ini, menghabiskan waktu berdua bersama Kania yang saat pertemuan pertama mereka di rumah Mila waktu itu begitu tertutup, bahkan terkesan menjaga jarak.

Begitupun saat kunjungan gadis itu di peresmian kafenya tempo lalu.

Meski sikapnya sudah sedikit lebih santai, namun Kania yang polos terlihat masih sungkan dan malu-malu setiap ia menatapnya waktu itu.

Tapi hari ini ia bisa melihat sisi Kania yang tak pernah gadis ini tunjukkan sebelumnya.

Kania yang santai, hangat dan periang meski masih sedikit malu-malu membuatnya semakin yakin jika hatinya benar-benar menginginkan gadis ini.

"Kak..." tegur Kania pada Kevin yang tampak melamun sambil menatapnya.

"Kak Kevin..."

Dan sentuhan jari telunjuk Kania dilengannya membuat Kevin tersadar dari lamunan.

"Oh...makanannya udah dateng." ucap pria itu berkilah.

Lalu mereka berdua mulai menyantap semua hidangan yang tersaji di atas meja.

"Habis ini mau kemana?" tanya Kevin begitu selesai membersihkan bibirnya dari sisa makanan dengan tisue.

Kania yang sedang menyeruput jusnya dengan sedotan pun mendongak.

"Toko." jawabnya kemudian.

"Toko roti kamu?" tanya Kevin lagi.

Gadis itu mengangguk dan kembali menikmati jusnya.

"Hebat kamu." lanjut Kevin dengan tatapan kagum.

"Hah?" kali ini Kania di buat hampir tersedak mendengar ucapan Kevin.

"Menurutku kamu itu hebat karena bisa membagi waktu antara kuliah dan juga bisnis kamu." Kevin manggut-manggut sambil mengingat semua informasi tentang Kania yang diperolehnya dari Mila.

"Bisnis apaan...Itu cuma toko roti kecil kak, jadi gak terlalu sulit menjalankannya disela-sela waktu kuliah." ujar Kania mulai bisa bicara dengan lebih santai pada Kevin.

"Tapi tetep aja itu gak gampang, bahkan dulu aku harus ambil cuti kuliah waktu mulai merintis bisnis, tiap kali ada kendala bawaannya pengen nyerah. Tapi nuruti kemauan papa buat nerusin bisnisnya juga gak minat." ucap Kevin kembali mengenang masa-masa sulit ketika ia lebih memilih mandiri dan lepas dari bayang-bayang orang tuanya.

"Masa sih?" ujar Kania sedikit ragu.

Kevin mengernyit heran mendapati respon Kania yang sedikit tak percaya.

"Aku pikir semua orang kaya gak bakal repot kalau mau memulai usaha, modal ada, fasilitas memadai, nama besar orang tua jelas menjanjikan peluang, beda sama kami pengusaha kecil yang harus memulai semuanya dari nol." terang Kania sembari memainkan sedotan di dalam gelas, memutarnya kesana kemari dan hal itu cukup menarik perhatian Kevin.

"Kamu bener, tapi hal itu yang coba aku hindari.

Semuanya aku bangun dari nol, ngumpulin modal sedikit-sedikit dari hasil kerja part time di kafe temen, karena waktu itu papa nentang pilihanku yang pengen punya usaha sendiri tanpa campur tangannya. Dan semua proses sampe aku ada di tahap sekarang ini tuh gak mudah." ujar Kevin menuturkan.

"Dan semua usaha serta kerja keras kakak dulu ternyata gak sia-sia, buktinya sekarang bisnis kafe kak Kevin bisa sesukses ini." imbuh Kania memberikan pujian.

Kevin tersenyum menatap Kania, senang rasanya jika mendengar kerja kerasnya selama ini mendapatkan apresiasi sebesar ini, apalagi jika itu berasal dari gadis yang ia sukai.

"Doain biar usahaku makin lancar." pinta Kevin.

"Aamiin..." jawab Kania tulus.

"Doain juga kedepannya usahaku buat deketin kamu gak nemuin halangan."

"Aamiin...eh..." Kania terpaku, namun tidak dengan pria yang ada di hadapannya.

Senyum manis Kevin mengembang sempurna, membuat wajah tampannya semakin mempesona, dan hal itu sungguh menjadi siksaan bagi Kania.

Jantungnya selalu di buat berdebar setiap kali Kevin tersenyum kepadanya.

Tadinya Kania sempat berpikir jika Kevin hanyalah salah satu dari mahluk kaya yang kaku dan sedikit arogan.

Tapi ternyata Kania salah, ia tak mengira berbicara dengan Kevin akan menjadi semenyenangkan ini.

Dan yang lebih membuat Kania kagum adalah, Kevin tak pernah sedikit pun membanggakan latar belakang keluarganya yang berada.

Pria ini lebih memilih jalan hidupnya sendiri dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dengan caranya.

"Berhenti di depan kak." ucap Kania saat mobil Kevin melintasi toko rotinya.

Setelah keluar dari restauran tadi, Kevin masih menawarkan tumpangan pada Kania yang mengatakan akan singgah ke toko terlebih dahulu.

"Disini?" tanya Kevin sambil memarkirkan mobilnya dan memperhatikan toko roti milik Kania.

Kevin turun lebih dulu, dan membukakan pintu mobil untuk Kania.

Dan sepertinya gadis itu mulai terbiasa dengan segala sikap dan perhatian yang Kevin berikan untuknya.

"Yang begini di bilang kecil?" ujar Kevin menoleh pada Kania yang berjalan di belakangnya.

"Ini sih dasar kamunya aja yang gak pengen nyombong, terlalu merendah." lanjut Kevin yang semakin kagum dengan kesederhanaan Kania.

"Bikin aku makin suka." tambah pria itu lagi saat pandangan mereka kembali bertemu.

Membuat pipi Kania merona menahan malu.

"Apaan sih... yuk singgah dulu kak." ajak Kania sambil mendorong pintu toko dan kedatangan mereka berdua langsung disambut wajah terkejut dari semua karyawan Kania.

"Siang mbak." sapa Sari pada bosnya yang hanya di angguki oleh Kania.

Dan pandangan Sari tak lepas pada Kevin yang berjalan bersisian dengan bosnya yang cantik, pasangan yang sempurna, pikir Sari.

Hal yang tak jauh berbeda juga di lakukan oleh pegawai yang lain.

Mereka semua kaget melihat Kania datang dengan membawa seorang pria tampan, bahkan sangat tampan, hal yang tidak pernah mereka lihat sepanjang mereka bekerja di toko ini.

Selama ini Kania hanya pernah datang dengan satu pria selain Rian adiknya, siapa lagi kalau bukan Reyhan.

Dan semua karyawan disini tau kalau Reyhan hanyalah sahabat Kania.

Tapi kini mereka melihat Kania datang dengan pria tampan dan menawan, hal yang sangat langka, begitulah kira-kira apa yang para pegawai Kania kini pikirkan.

Apalagi menurut mereka ketampanan Kevin berada diatas rata-rata dari pria tampan pada umumnya.

"Gak nyangka mbak Kania ternyata punya pacar bak pangeran dalam negeri dongeng." bisik salah satu karyawan sambil menganga membuka mulutnya.

"Ya Tuhan..sisakan satu buatku yang gantengnya seperti itu." timpal karyawan yang lain.

Kevin hanya tersenyum ramah sambil sesekali mengangguk sebagai sapaannya kepada para pegawai Kania.

Pria itu berjalan dengan santai sambil melihat ke sekeliling toko.

Baginya mendapatkan tatapan dan pujian seperti itu adalah hal yang biasa.

Dan Kevin tidak mempermasalahkan hal itu, pria itu justru terlihat begitu menikmatinya.

"Silahkan duduk dulu disini kak." tawar Kania menunjuk pada salah satu kursi yang tersedia.

Kevin hanya mengangguk kecil, melempar senyum manis dan menuruti permintaan Kania untuk duduk sambil menikmati suasana toko dan menghirup aroma lezat dari kue juga roti yang sepertinya baru keluar dari oven.

Tak berapa lama Kania kembali datang dengan membawa nampan berisi secangkir teh hangat dan cupcake yang terlihat menggugah selera.

"Ini salah satu yang paling laris di sini, gak tau kak Kevin bakal suka juga apa enggak." ujar Kania melihat Kevin yang menatap penuh minat pada cupcake yang ia suguhkan.

"Aku ini sama kayak kamu, gak pernah pilih-pilih makanan." Kevin langsung mencicipi.

"Enak...pantes laris." mata Kevin berbinar saat gigitan pertama masuk kemulutnya.

"Beneran seenak itu?" tanya Kania memastikan, melihat wajah Kevin yang sumringah tanpa menghentikan kunyahan demi kunyahan membuat Kania senang.

"Ngapain aku bohong, nih...mau coba?" Kevin menyodorkan potongan terakhir ke mulut Kania.

Dan entah apa yang membuat Kania otomatis menurut untuk membuka mulutnya.

Gadis itu bahkan terkejut menyadari sikapnya yang tak biasa, lantas gadis itu buru-buru mengalihkan pandangannya begitu menyadari Kevin yang tak berhenti tersenyum sambil terus menatapnya penuh arti.

Terpopuler

Comments

Luh Key

Luh Key

kereeen 👍👍💞💞💞

2021-03-29

1

Lani Chayank

Lani Chayank

next

2020-12-21

0

Isu💟THY

Isu💟THY

next

2020-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Perkenalan
3 Kania yang Dingin.
4 Copet
5 Janji Daniel
6 Hadiah istimewa dari Ibu
7 Kegelisahan Daniel
8 Kecupan pertama Daniel untuk Kania
9 Dinner Romantis
10 Kania atau Tania
11 Hubungan Yang Rumit
12 Hujan
13 Musibah
14 Kecelakaan
15 Menyelidiki
16 Wajah itu
17 Terpesona
18 Berburu calon mantu
19 Bidadari
20 Permintaan Konyol
21 Kesepakatan
22 Pria yang sama
23 Tegang
24 Sambutan hangat
25 Garis takdir
26 Tempat bersandar
27 Lamaran
28 Tidak rela
29 Terjebak diantara 2 pria
30 Pilihan hati
31 Menjelang akad
32 Pemanasan
33 Cinta dan Kecewa
34 Malam Penyatuan
35 Tertunda
36 Orisinil
37 Akhirnya...
38 Tenaga ekstra
39 Siang hari yang panas
40 Hukuman
41 Jangan nakal
42 Rahasia
43 Rumah baru
44 Memberi kabar
45 Luka lama
46 Tamu
47 Tamu 2
48 Ujian
49 I Miss You
50 Sang Ratu
51 Kejutan pagi hari
52 Memberi jarak
53 Lebih terbuka
54 Lima menit
55 Menentukan pilihan
56 Pengkhianat
57 Situasi Sulit.
58 Menghindar
59 Ranjang yang bergoyang
60 Akhirnya...
61 Apakah ini lelucon?
62 Menuntunmu pulang
63 Sandiwara
64 Menjadi Debu
65 Berjuang sendiri
66 Remuk tak berbentuk
67 Berhenti saling menyakiti
68 Memilih Pergi
69 Menemukan Wanitaku
70 Salah paham
71 Memberikan pilihan
72 Meluapkan Rindu.
73 Masih Rindu.
74 Percayalah padaku.
75 Tak Akan Goyah
76 Salah Sasaran
77 Semakin Cinta.
78 Bahagia itu sederhana
79 Kehilangan
80 Panas
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog
2
Perkenalan
3
Kania yang Dingin.
4
Copet
5
Janji Daniel
6
Hadiah istimewa dari Ibu
7
Kegelisahan Daniel
8
Kecupan pertama Daniel untuk Kania
9
Dinner Romantis
10
Kania atau Tania
11
Hubungan Yang Rumit
12
Hujan
13
Musibah
14
Kecelakaan
15
Menyelidiki
16
Wajah itu
17
Terpesona
18
Berburu calon mantu
19
Bidadari
20
Permintaan Konyol
21
Kesepakatan
22
Pria yang sama
23
Tegang
24
Sambutan hangat
25
Garis takdir
26
Tempat bersandar
27
Lamaran
28
Tidak rela
29
Terjebak diantara 2 pria
30
Pilihan hati
31
Menjelang akad
32
Pemanasan
33
Cinta dan Kecewa
34
Malam Penyatuan
35
Tertunda
36
Orisinil
37
Akhirnya...
38
Tenaga ekstra
39
Siang hari yang panas
40
Hukuman
41
Jangan nakal
42
Rahasia
43
Rumah baru
44
Memberi kabar
45
Luka lama
46
Tamu
47
Tamu 2
48
Ujian
49
I Miss You
50
Sang Ratu
51
Kejutan pagi hari
52
Memberi jarak
53
Lebih terbuka
54
Lima menit
55
Menentukan pilihan
56
Pengkhianat
57
Situasi Sulit.
58
Menghindar
59
Ranjang yang bergoyang
60
Akhirnya...
61
Apakah ini lelucon?
62
Menuntunmu pulang
63
Sandiwara
64
Menjadi Debu
65
Berjuang sendiri
66
Remuk tak berbentuk
67
Berhenti saling menyakiti
68
Memilih Pergi
69
Menemukan Wanitaku
70
Salah paham
71
Memberikan pilihan
72
Meluapkan Rindu.
73
Masih Rindu.
74
Percayalah padaku.
75
Tak Akan Goyah
76
Salah Sasaran
77
Semakin Cinta.
78
Bahagia itu sederhana
79
Kehilangan
80
Panas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!