Dendam Atau Keadilan

Dendam Atau Keadilan

Part 1

Di sebuah bandara, yang terpusat di tengah-tengah kota. Seorang gadis keluar dengan topi yang menutupi wajahnya. Rambutnya yang panjang ia gerai hingga terbang diterpa angin. Gadis itu berjalan dengan langkah panjang, tas besar yang ia gendong di punggung tidak mempersulitnya sama sekali.

''Cari ke seluruh bandara gadis itu! Jika sampai kalian tidak menemukannya maka nyawa kalian yang akan di pertaruhkan. Cepat berpencar!!" Perintah seseorang dengan pakaian setelah jas serba hitam.

Mendengar ada yang mencarinya dengan segera ia berbelok arah menuju ke jalan lain. Sayangnya, Ia terlambat karena seseorang telah memegangi tangannya. "Ketemu!!" Teriak pria itu dengan semangat.

"Sial!" Umpat gadis itu. "Cepat seret dan kembalikan dia ke asalnya!" Sarkas pemimpin tadi, gadis itu tersenyum. "Kau pikir, kau berhasil?" Gadis itu menyeringai, lalu dengan cepat tangannya menyemprotkan sesuatu hingga pria tadi melepaskan genggamannya.

"Akhh! Perih! Tangkap dia!!" Pekik pria itu karena matanya terasa perih dan tidak bisa melihat apapun. "Kemana dia? Itu dia tangkap!" Teriak yang lain, semua penjaga mengejar gadis yang sedang berlari tersebut.

Tanpa mereka sadari kalau mereka sebenarnya mengejar orang yang salah. Di depan bandara, gadis tadi sudah masuk ke sebuah taksi dengan pakaian yang berbeda. Rambut yang di ikat lalu menggunakan topi dan kemeja yang berbeda.Senyum devil terukir di wajahnya.

"Mau diantar kemana mbak?'' Tanya pak sopir dengan sopan. ''Mension Richards.'' Jawabnya, senyum yang sempat terukir tadi kini menghilang.

''Mbak kerabatnya pak rikad ya? Gak perlu bilang mension rikad mbak, saya juga tau kalau pak rikad cuma penjual siomay. Sering jualan dia di depan rumah saya, jujur ya mbak siomaynya gak enak.'' Ucap bapak itu tanpa jeda.

''Bukan bapak itu, tapi mension keluarga Richards. RC group.'' Sarkas gadis itu yang sepertinya memiliki tempramen yang buruk.

Citttt

Mobil berhenti tiba-tiba membuat gadis cantik itu hampir terjungkal ke depan. ''Maaf mbak, saya kira pak rikad itu.'' Kata sopir itu meminta maaf, raut tidak senang terlihat jelas di wajah gadis ini.

''Mbak pasti kerabatnya tuan Brian ya?'' Tanya bapak itu dengan wajah yang mulai segan, tanpa bicara gadis yang di tanya hanya mengangguk. Brian adalah suami dari tantenya, Chalondra.

''Wah, ternyata kerabatnya tuan Brian. Tuan Brian sangat baik nona. Saya dengar tuan Brian sedang membangun mall untuk mengembangkan RC group. Entah kenapa tapi tak ada satupun informasi tentang keluarga Richards.'' Heran bapak itu dengan menatap jalanan yang terlihat lenggang.

''Kenapa brian? Kemana papa dan mama?''

Tadinya ingin menghiraukan ucapan sopir itu tapi, ucapannya selalu menumbuhkan rasa mengganjal di hatinya. ''Kenapa harus Brian yang mengembangkan RC group? Kemana tuan Christian dan nyonya Olivia?'' Tanya Gadis itu dengan rasa ragu, tidak ingin mendengar bahwa mereka bahagia dan melupakannya.

Hatinya telah siap untuk menerima bahwa papa dan mamanya telah bahagia dengan keluarga barunya. ''Tuan Christian? Oh tuan yang membuat seluruh negeri hampir kehilangan nyawa?'' Ujar Pak sopir yang terlihat geram.

''Saya berharap, dia tidak bisa mendapatkan surga disana nanti. Banyak nyawa yang telah tiada karena ulahnya. Syukurlah kalau dia sudah tiada.'' Ucapan pak sopir itu membuat hati gadis ini hancur, rasa amarah menyelimuti hatinya.Tidak terima akan ucapan pak sopir.

Meski membenci papa dan mamanya, ia sungguh tak sanggup mendengar ada yang menyumpahinya. ''Antarkan aku ke pemakaman tuan Christian.'' Ujar gadis itu menahan emosi dan menutup matanya, berharap amarahnya tidak meledak dan membuka semua tentang identitas dirinya.

***

Pak sopir tadi tidak mau mengantar hingga ujung jalan, karena menurutnya itu akan membawa sial. Entah apa yang Christian perbuat hingga membuat sopir itu membencinya.

Dengan langkah yang berat, gadis ini berjalan sembari menahan air mata yang tak ia harapkan. Sungguh papanya tiada? Kenapa tiada di saat orang membencinya? Kenapa ia pergi dengan rasa benci orang-orang? Banyak sekali pertanyaan dalam benaknya.

Tepat di sebuah batu besar yang berisikan foto Christian dan Olivia. Gadis ini tak bisa menahan berat tubuhnya sendiri. Kakinya lemas tak berdaya, hatinya bergemuruh dengan rasa sedih yang mendominasi.

''Kenapa kalian pergi setelah membuang putri kalian? Kenapa tidak mati setelah menjawab semua pertanyaan ku?! Apa kalian disana bahagia melihat ku seperti ini?! Bangun!! Aku bilang bangun!!'' Ucap gadis itu bersimpuh, Air matanya tak kunjung berhenti.

Rasa sakit yang teramat sangat, ia rasakan. Pikiran dan hatinya sungguh bertolak belakang. Dalam pikirannya, ia sangat membenci kedua orang itu tapi dalam hatinya merasakan sakit.

Mengapa? Mengapa harus sekarang? Di saat rasa benciku pada kalian semakin dalam, kenapa aku harus mendapati kenyataan ini? Kenapa!! Batin Gadis itu.

Di saat ia menangis, seseorang wanita paruh baya menghampiri dirinya. ''Nona Nadine? Sungguh ini nona Nadine?'' Ucap wanita itu dengan sumringah. Bahkan ia duduk di sebelah gadis yang masih berusaha mengusap air matanya.

''Tuan, nyonya, nona Nadine sudah kembali....Lihat nyonya, firasat anda benar. Nona kembali, nona kembali!!'' Gadis yang di panggil Nadine ini hanya bisa menatap bingung. Siapa wanita gila ini? Pikirannya.

''Siapa kau? Aku bukan Nadine.'' Elak gadis itu, raut wajah wanita tadi berubah mengintimidasi. ''Anda bohong nona, anda adalah putri satu-satunya dari tuan Christian dan nyonya Olivia. Nona Nadine Xavier Richards.'' Ucap wanita itu lantang, Nadine terkejut.

Bagaimana seseorang yang baru ia lihat ini bisa tau kalau ia adalah putri Christian dan Olivia? Apa jangan-jangan, wanita ini di kirim oleh keluarganya.

Nadine sudah memundurkan tubuhnya hendak meraih semprotan cabai yang ia gunakan tadi. Wanita itu seperti tau bahwa nona mudanya takut, dengan tersenyum ia berucap.

''Nona jangan takut, saya adalah kepala pelayan di mension Richards. Saya adalah pembantu dari mendiang nyonya Olivia dulu. Beliau sangat baik, hingga saya tak bisa membiarkan makam beliau terbengkalai seperti ini.'' Ucap wanita itu sendu, Nadine terdiam.

Ia melihat ketulusan dalam ucapan wanita ini, gadis itu menelisik menebak siapa wanita yang sedang duduk di hadapannya. Satu yang membuat Nadine terkejut. Bekas luka di bagian pipi kiri yang mengingatkan dirinya akan masa lalu.

''Bibi nani...'' Lirih Nadine, wanita yang ia panggil Nani terlihat tersenyum. ''Nona mengingat bibi? Pasti karena goresan yang nona buat sendiri bukan?'' Tebak BI Nani. Mata gadis itu terlihat berkaca-kaca.

Pembantu yang selalu menemaninya, bahkan akan menyembunyikan kesalahan yang ia buat dan membantunya di saat ia berusia 12 tahun.

BI Nani terlihat menatap foto Christian dan Olivia secara bergantian. Ia seperti bicara dalam hati yang hanya akan di ketahui oleh mereka berdua.

''Bi, sama seperti 12 tahun yang lalu saat aku di seret keluar dari mension. Sama halnya saat aku berteriak padamu dan menanyakan hal apa yang aku perbuat, hingga aku di seret secara tidak hormat.'' Ucap Nadine yang terlihat mengambil nafas dalam.

''Sekarang, aku kembali bertanya. Apa yang aku lakukan hingga membuat kedua orangtuaku menyeret ku dan melempar diriku ke negara lain.'' Mata Nadine penuh dengan tatapan menuntut, bi Nani tersenyum getir.

''Hanya nona yang bisa menjawab itu sendiri, tugas bibi disini hanya untuk menyampaikan pesan yang nyonya Olivia katakan.'' Ucap Bi Nani sendu, ada guratan kesedihan yang mendalam dalam wajahnya. Tapi apa?

''Apa pesan wanita itu?'' Tanya Nadine sarkas, bi nani menatap dalam. ''Beliau sangat menyayangi anda begitu juga dengan tuan Christian. Nona harus mencari tahu sesuatu yang belum selesai.'' Bi nani merogoh sesuatu dari dalam tasnya.

Wanita itu memberikan sebuah pulpen kecil. Lalu tangannya memencet sesuatu.

klik.

''Putriku Nadine, mama dan papa tau kau sangat membenci kami. Maaf, hanya itu yang mungkin akan kamu dengar sekarang. Suatu saat nanti kamu akan menemukan jawabannya sendiri. Mama yakin padamu , ingatlah satu hal. Sesuatu yang terlihat sempurna belum tentu sempurna, dari awal ini semua belumlah selesai. Kami menyayangimu....Nadine......Akh...''

Bersambung.........

Terpopuler

Comments

Tari

Tari

Mampir thooor 😊

2022-07-03

0

Lupo Mantan

Lupo Mantan

iy

2022-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!