Part 20

Sesampainya di depan gedung, Vijendra berpamitan pada adiknya untuk menemui Justin. Tuan mudanya bilang bahwa ada beberapa hal yang harus di selesaikan bersama dan itu menyangkut perusahaan.

Laurinda melambaikan tangannya saat mobil Vijendra pergi menjauh dan hilang. Langkah Laurinda terhenti saat sebuah mobil mewah berwarna silver berhenti di belakangnya dan membunyikan klakson mobil dengan keras.

Bahkan sampai beberapa penghuni gedung dan tetangga menengok ke arah suara.

Laurinda berbalik dan menatap dua orang wanita cantik keluar dari mobil itu. Tatapan merendahkan itu kembali di layangkan kepada Laurinda. ''Siapa kalian?'' Tanya Laurinda pada kedua gadis yang sudah berdiri di depannya.

''Hey gadis licik! Kau pikir bisa hidup damai setelah membuat tuan muda kami di penjara?!! Kau itu sungguh lebih buruk dari sebuah sampah jalanan." Hina gadis dengan rambut yang di kuncir atas itu.

Laurinda kembali menunduk saat dirundung seperti ini. Ini kali pertamanya ia mendapat perundungan. "Kenapa menunduk? Kau malu? Hahaha.....Kau sendiri tidak malu saat menuduh tuan muda Ivander melakukan hal yang buruk!! Kau pikir ada yang mau menerima wanita mur@h@n Seperti mu!!! Wanita yang sudah memilik aib!!!" Gadis satu lagi sengaja mengeraskan suaranya hingga membuat bisik-bisik mulai terdengar.

Laurinda semakin menunduk dalam saat sebuah pertanyaan terdengar dari salah satu tetangganya.

Apa gadis ini menjual dirinya?

Ku kira gadis baik-baik, ternyata pel@c*r

Laurinda menutup matanya dan menggeleng, kenangan buruk tentang Ivander terlintas kembali. Tawa dan suara Ivander mulai terdengar.

Kau hanya wanita lemah yang akan selalu lemah jika di hadapkan dengan pria seperti ku.

Kata demi kata terus terlintas, bahkan ingatan yang tak ingin ia ingat sekarang memaksa masuk kedalam saraf otaknya.

''Tidak! Itu semua tidak benar!!" Seru Laurinda dengan menutup telinganya dan menggeleng.

Semakin Laurinda berteriak hinaan dari mulut kedua gadis itu membuat Laurinda hampir kehilangan akalnya.

Tak sampai disana, seorang wanita keluar dari mobil dengan gaya modisnya. Barang dan pakaian yang ia gunakan bernilai fantastis. Tak ada sejengkal pun dari tubuhnya yang tidak bernilai uang.

Wanita paruh baya itu menghampiri Laurinda yang sudah menangis dengan menggeleng. Senyumnya menyeringai. ''Jadi ini j@l@ng itu? Hey, apa kau membuat putraku mabuk hingga membuatnya terjebak masalah denganmu?'' Tanya wanita yang tak lain adalah ibu kandung Ivander, Belen.

''Apa kau tidak bisa menaiki ranjang pria lain?'' Tanya wanita itu dengan lidah ularnya. ''Cih, menjijikkan! Kau sendiri yang melempar diri ke ranjang putraku lalu merasa menjadi korban.'' Ucapan Belen membuat bisik-bisik semakin keras.

Bahkan ada yang menyindirnya secara langsung tanpa tau apa yang Belen katakan benar atau salah.

Masalah ini ternyata tidak selesai dengan pengadilan. Belen tidak akan puas sebelum Laurinda menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri, Belen adalah ahli di bidangnya. ''Apa orang tuamu kehabisan uang untuk membiayai hidupmu hingga kau harus melempar diri?' Tanya Belen dengan menyentuh bahu Laurinda.

Namun, dengan kasarnya Belen segera mengibas tangannya yang tadi sempat menyentuh Laurinda. ''Ohh God!!! Tanganku yang suci ternodai gadis sepertinya!!!" Pekik Belen dengan mengisyaratkan gadis tadi mengelap tangannya.

"Sepertinya aku harus mandi dengan air suci ka_ AAAAA!!!!" Teriak Belen yang terkejut.

Sebuah air dengan bau tidak sedap memenuhi tubuh ketiga orang itu. Laurinda yang terkejut memundurkan langkahnya karena tidak mau terkena air yang memiliki bau khas sendiri. Suara teriakan Belen yang memekakkan telinga kembali terdengar saat wanita itu menyadari bau air itu.

"Aaaa!!!! Bau ikan busukk!!! Keluar kau!!!" Teriak Belen pada kedua orang yang sedang memegang panci satu-satu. ''Astaga!! Nyonya!! Apakah anda tersiram air ikan busuk ini?'' Tanya Bu Ida dengan wajah panik.

Wanita itu berjalan mendekat dengan di ikuti oleh Nadine yang melipat bibirnya menahan tawa. Bagaimana tidak, air ini adalah air bekas mencuci ikan 3 hari lalu yang lupa Bu Ida buang. Sekarang ada manfaatnya juga air ini.

''Apa kau buta!! Tidak adakah tempat pembuangan di gedung sebesar ini!!!" Semprot wanita itu dengan wajah yang sesekali ia seka karena air yang menetes dari rambutnya.

Kedua gadis yang ada di samping Belen hanya menutup mulut mereka membiarkan bosnya marah-marah. ''Ya ampun!!! Nyonya jangan terlalu memuji gedung ini, lagian gedung ini tak semewah istana anda..." Ucap Bu Ida pura-pura malu.

Kemarahan Belen semakin memuncak kala hinaannya ternyata dianggap pujian. Tetangga yang ada disana menjadi penonton dan tidak mau melewatkan kejadian seru ini. ''Dasar kampungan!!! Tidak punya etika!!" Sarkas Belen dengan tatapan menghina.

"Kami memang kampungan nyonya, tidak tau bahwa selokan sepertinya nyonya ada di dunia ini." Ujar pedas Bu Ida, wanita itu bahkan sampai rela tidak menyiapkan pesanan dan membela Laurinda.

"Berani sekali kau!! Tak tau kah siapa diriku!!" Bentak Belen dengan menunjuk wajah Bu Ida. Seketika wanita itu kembali berteriak saat telunjuknya terasa akan patah di pegang oleh Nadine.

"Aaa!!" Teriak Belen, Nadine berdiri di depan Belen mensejajarkan tubuh mereka namun tidak dekat. "Tutup mulut bau anda nyonya!! Sekali lagi jika anda membuka mulut anda untuk menghina Laurinda maka!!!"

"Aaakkh!!" Pekik Belen saat telunjuknya di tarik. "Akan saya buat anda tidak bisa menggerakkan mulut anda untuk menghina orang lain." Ancam Nadine dengan serius lalu menghempaskan tangan Belen.

Wanita itu sama sekali belum mau menyerah dan menatap jengah Nadine. "Ohh, jadi kau membela gadis yang sudah dengan sengaja melempar dirinya ke atas ranjang Ivander hanya untuk mendapatkan ketenaran?" Hina Belen dengan menatap jijik.

Bu Ida merangkul Laurinda dengan lembut lalu menatap tajam Belen. "Hey nenek tua!! Apa kau belum mengerti juga bahasa manusia? Apa perlu aku minta seseorang untuk menerjemahkannya ke bahasa binatang?" Tanya Nadine dengan nada merendahkan.

"Kau!!" Nadine menaruh telunjuk di depan bibirnya sendiri lalu berucap. "Jangan terlalu banyak berteriak atau kau akan kehilangan suara mu dan juga umurmu. Kata orang semakin banyak kau marah-marah maka semakin pendek usiamu.'' Ucap Nadine dengan pedasnya.

Nadine berucap seperti itu bukan tanpa alasan, ia masih mengingat tawa Belen saat melihat Olivia tersakiti. Bukan hanya itu, hinaan yang keluar dari mulut Belen itu semakin membuat seorang Nadine menjadi murka dan dendam.

Belen membungkam mulutnya, ia tahu bahwa yang ada di depannya adalah Nadine keturunan Richards. ''Kau belum tau ya? Atau putri kesayangan mu tidak memberitahumu bahwa putramu Ivander telah di Nyatakan bersalah...Oh....Atau kau mau aku menyebarkan bukti Vidio di internet dan surat kabar agar semua tau bahwa Ivander bersalah?'' Tanya Nadine yang mengisyaratkan ancaman.

Belen bergeming, ia mengakui sekarang bahwa Nadine bukan tandingannya yang hanya bisa berucap melainkan Nadine adalah gadis dengan ucapan dan bukti.

''Pergi sebelum aku melemparimu bunga dengan potnya sekalian.'' Belen mengalah dan pergi dengan kedua gadis suruhannya. Wajahnya sudah pasti akan meledak setelah sampai di mension. Ia akan memarahi semua pelayannya karena tidak mengalahkan Nadine.

Sepergian Belen, semua tetangga juga membubarkan diri sebelum bernasib sama dengan Belen. Laurinda memeluk Bu Ida dengan menangis, hatinya terasa terkoyak abis mendengar hinaan itu menggema di seluruh kepalanya.

''Sabar nak, jangan hiraukan ucapan wanita sinting itu. Sepertinya dia baru keluar dari rumah sakit jiwa.'' Hibur Bu Ida yang tidak di gubris oleh Laurinda.

......Seberapa kuat orang menghiburmu, air mata itu akan tetap turun. Bagaimanapun ucapan hanya penyemangat sesaat, namun kenangan buruk akan selalu membekas dan menyisakan luka yang dalam.......

...~Nadine~...

Bersambung.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!