Guna Guna Sang Mantan

Guna Guna Sang Mantan

Saatnya Berpisah

Sejak kelas satu SMA Adrian berpacaran dengan Alyn. Kemanapun mereka selalu berdua seperti tidak bisa dipisahkan kecuali saat berada di rumah.

Adrian pemuda yang sangat posesif dan pencemburu, dia tidak suka kalau Alyn berdekatan dengan laki-laki lain. Sifat Adrian lama-lama membuat Alyn merasa bosan. Bahkan untuk berteman dengan sesama cewek pun Adrian juga mengatur, siapa yang boleh dan tidak boleh berteman dengan Alyn.

Alyn cewek supel, ramah, suka bergaul. Sikap Adrian sangat bertentangan dengannya, dia merasa terkekang. Bukan sekali dua kali Alyn meminta putus dari Adrian, tapi laki-laki itu tak pernah melepaskannya. Kadang dia menyesal kenapa dulu bisa berpacaran dengan Adrian. Andai waktu bisa diputar kembali, jangankan berpacaran kenalan pun mungkin dia tak akan mau.

"Lyn, ngomong apa anak itu sama kamu?" tanya Adrian, setelah melihat Alyn ngobrol dengan salah satu teman cowok.

"Oh, dia tadi nanyain tugas bahasa inggris," jawab Alyn datar.

"Emang harus sama kamu nanyanya? gak ada orang lain selain kamu?" Adrian mulai gusar.

"Lah dia kelompokku, aku ketuanya. Ya wajarlah dia nanya sama aku. Kamu ini aneh jadi orang," Alyn mulai merasa kesal.

"Ngapain aja dia di kelas, kog enggak tau apa-apa? emang dia nggak nyimak waktu guru ngasih tugas," geram Adrian.

"Duh kamu tuh ih, ah malas aku. Udah ah sudah waktunya masuk kelas bye!" Alyn meninggalkan Adrian.

"Lyn! Alyn!" teriak Adrian memanggil Alyn.

Alyn tak menghiraukan panggilan Adrian, dan terus berlalu. Untung saja mereka tidak satu kelas, kalau sampai sekelas entah seperti apa hidup Alyn. Ini harus segera diakhiri pikir Alyn.

"Ngapa manyun?" tegur Dyah, teman sebangku Alyn melihat wajah temannya masam.

"Biasa Adrian tu, bikin gue kesel," jawab Alyn sewot.

"Heran, lu kog bisa tahan pacaran sama cowok kayak dia. Ganteng sih ganteng over protektifnya ini lo gak nahan!" ucap Dyah ikutan sewot.

"Lu kira gue tahan, gue udah putusin berkali-kali kagak mau putus juga, gedek gue. Diapain coba?" sungut Alyn.

"Ya, derita elo deh Lyn," Dyah terkekeh.

"Please jangan ngledek, gue lagi butuh solusi," balas Alyn kesal karena diketawain.

"Sorry sorry, ok nanti kita pikirkan," sambung Dyah menghentikan tawanya.

Mereka berdua kemudian terdiam saat guru masuk ruangan dan memulai pelajaran. Alyn melupakan masalah Adrian, dia hanya ingin konsen pada pelajaran. Alyn tidak mau nilainya jelek gara-gara memikirkan hubungannya dengan Adrian.

Saat istirahat Alyn menghindar bertemu dengan Adrian. Dia menghabiskan waktu di perpustakaan, agar Adrian tidak melihatnya.

Adrian kebingungan mencari Alyn, seperti biasa kalau tidak berhasil menemukannya Adrian mengirim pesan berantai menanyakan di mana pacarnya itu berada. Alyn tak mau membaca pesan dari Adrian, dia mematikan ponselnya.

Sekolah melarang siswa menggunakan ponsel, namun tetap saja para siswa membawa ponsel secara sembunyi-sembunyi.

...***...

Pulang sekolah Alyn cepat-cepat meninggalkan sekolah, dia sengaja berjalan agak jauh dari sekolah kemudian baru naik angkot. Rasanya sudah kayak agen FBI, main petak umpet dengan Adrian. Alyn benar-benar sudah bosan dengan perlakuan Adrian padanya.

Sebelum pulang ke rumah Alyn mampir ke konter untuk membeli nomor baru. Dia tak mau Adrian mengetahui nomornya yang baru, pokoknya kalau Adrian dapat nomornya dia akan ganti lagi. Kali ini Alyn bertekad untuk putus dengan Adrian, apa pun caranya yang penting dia harus putus.

Adrian tidak berani mendatangi rumah Alyn. Ayah Alyn tidak mengizinkan anaknya pacaran, Adrian tahu hal itu. Ayah Alyn seorang polisi yang sangat berwibawa dan disegani. Sebenarnya pria itu baik cuma tampangnya saja yang sangar. Wajahnya tegas dan selalu serius, jarang bercanda, tapi kalau di rumah selalu humoris dengan anak dan istrinya.

"Mah ini nomer Alyn yang baru, ya," Alyn menyimpan nomor barunya ke ponsel mamanya.

"Ganti lagi?" Mama Alyn heran.

"Hu um, yang kemarin sudah banyak gangguan Mah," ucap Alyn bohong.

"Dih sok ngartis anak Mamah, makanya nomer hp jangan sembarangan kasih ke orang," kata Mama Alyn.

"Nggak juga Mah, tapi ah sudahlah susah ngomongnya." Alyn berlalu masuk ke kamar, sambil mengirim pesan pada Dyah.

"Ini nomor baru gue, tolong jangan kasih tau siapa pun, Alyn," isi pesan Alyn.

"Ok Bos, lu mau putusin Adrian?" balas Dyah.

"Iya, pokoknya kali ini harus berhasil," balas Alyn.

"Kalau masih juga gimana?" balas Dyah lagi.

"Terpaksa bokap gue yang akan maju," jawab Alyn.

"Hah lo mau ngomong soal ini sama bokap lo? apa gak kena marah nanti?" balas Dyah.

"Mending gue dimarah bokap, palingan juga didiemin dua hari sama gak dikasih uang jajan, dari pada gue terus-terusan sama Adrian," balas Alyn lagi.

"I see ..., ok lah semoga berhasil. Eh tapi kalau Adrian dendam sama lo gimana Lyn?" tanya Dyah lagi.

"Itu urusan belakangan, yang penting gue putus dulu sama dia," balas Alyn.

"Baiklah good luck ya Lyn, semoga masalahmu cepat selesai," balas Dyah

"Thanks," balas Alyn

...***...

Alyn berhasil menghindar dari Adrian. Pemuda itu kelimpungan di sekolah hanya saat jam istirahat saja dia bisa bertemu tapi Alyn selalu menghindar dan susah ditemui. Hpnya juga sudah tidak bisa dihubungi lagi.

Adrian sengaja menunggu Alyn di pintu gerbang sekolah saat pulang sekolah. Dia harus bicara serius dengannya.

"Lyn, Alyn ... tunggu dulu. Aku mau bicara." Adrian mengejar Alyn yang baru keluar dari gerbang sekolah.

"Lyn, jangan menghindariku. Ngomong dong, apa salahku padamu? Kalau aku salah aku minta maaf." Adrian memohon, Alyn menghentikan langkahnya mendengus kesal.

"Aku mau kita putus titik!" kata Alyn ketus.

"Putus, apa masalahnya? gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba kamu diemin aku, sekarang ngajak putus. Kamu tuh suka gitu dikit-dikit putus," sahut Adrian bingung.

"Duh kamu tuh ya, kamu sadar nggak sih sifat mu itu membuatku gak nyaman, kita ini baru pacaran kamu udah kayak gitu," geram Alyn.

"Karna aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu Lyn," balas Adrian.

"Orang tua gue juga sayang sama gue, tapi gak senaif elo!" balas Alyn sengit.

"Aku bisa berubah, aku janji gak akan begitu lagi," ucap Adrian memelas.

"Oh, please deh Adrian. Aku kenal kamu hampir tiga tahun. Selama itu berapa kali kamu berjanji tentang ini, dan apa hasilnya? kamu tetep saja gak berubah. Gue capek, gue pengin menikmati masa muda gue, bukan tersiksa kayak gini!" dengus Alyn kesal.

"Lyn, please kasih aku kesempatan sekali ini," Adrian terus memohon.

"Tidak! sudah cukup Adrian, kalau kamu masih ganggu aku, aku akan bilang sama papaku!" Alyn mulai mengancam Adrian.

Alyn menghentikan angkot yang lewat. Adrian terdiam memandangi kepergiannya. Hatinya terasa sesak, dia tak menyangka Alyn semarah ini padanya. Dipandangnya angkot yang membawa Alyn sampai menghilang.

...***...

note :

Hai kak trimakasih sudah mampir di coretanku, semoga kalian suka ceritanya. Jangan lupa like komennya biar semakin semangat nulis lanjutan ceritanya. Big hug yah💗

Terpopuler

Comments

Alfina Febrianti

Alfina Febrianti

Baru mampir semoga aja ceritanya asyik ya thor

2021-04-28

0

Kenza al_el

Kenza al_el

mampir neh.. 😁

2021-04-08

0

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

Pendekar Tak Pernah Kalah

2020-09-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!