Gangguan

Setibanya di rumahnya, Adrian mengambil motornya, memasukkan bungkusan dari Mbah Kliwon di kantung jaketnya. Dia akan menabur barang itu di rumah Alyn, tak sabar membuat Alyn sengsara.

Adrian memacu motornya dengan sangat lamban saat memasuki komplek perumahan Alyn, motor melaju mendekati rumah Alyn, Adrian mengeluarkan bungkusan di kantong jaketnya yang sudah dibuka dari rumah agar mudah saat membuang isinya.

Tepat di depan rumah Alyn, Adrian langsung menuang isi bungkusan dengan berjalan pelan, dia kembali memacu motornya pulang ke rumah.

Di kamar Alyn sedang mendengarkan musik lewat hand phonenya, dia sama sekali tidak menyadari Adrian sedang berbuat jahat padanya. Mendengarkan musik sampai ketiduran.

"Arrgghhh!"

Alyn tercekat, sosok mahluk hitam besar menindih tubuhnya, dan berusaha mencekik lehernya. Alyn berusaha melepaskan diri dari cengkraman mahluk itu.

"Too-looong!" Alyn menjerit minta tolong namun suaranya tak keluar, tertahan di tenggorokan.

Mahluk menyeramkan itu terus mencekiknya hingga Alyn tak bisa bernapas, badannya menggelepar mencoba melepaskan diri dari cengkraman.

"Arrghhh!!"

Akhirnya terlepas, mahluk itu menghilang, Alyn terduduk di ranjang terbangun dari mimpinya, baru sekali mengalami mimpi seseram ini. Alyn tak berani tidur lagi, dia takut mimpi it datang lagi.

Pagi harinya Alyn terlihat lesu, karena tadi malam dia tidak bisa tidur setelah mimpi buruk yang ia alami. Kepalanya pusing dan berat, tapi pagi ini dia tetap berangkat ke sekolah.

"Kamu sakit?" tanya mama melihat wajah Alyn pucat.

"Nggak Mah, Alyn hanya kurang tidur tadi malam," jawab Alyn.

"Kalau kamu gak enak badan gak usah berangkat, "kan ujiannya juga sudah selesai." Mama Alyn mencemaskan kondisi putrinya.

"Iya, kamu di rumah saja tiduran Lyn, nanti biar Mama izin ke sekolah." Papa Alyn melarang putrinya ke sekolah.

"Sarapan dulu, terus kamu istirahat lagi, ya," bujuk mama lagi.

"Baiklah Mah."

Alyn menghabiskan sarapan, kemudian kembali ke kamar. Dia sangat mengantuk, sebentar saja kepalanya mencium bantal dia langsung tertidur dengan pulas.

***

Di sekolah, Adrian sengaja melewati kelas Alyn, dia ingin melihat apa Alyn sudah merasakan reaksi guna-gunanya. Namun sayang, hari itu dia tidak melihat sosok Alyn di kelas.

Dyah teman sebangku Alyn duduk sendirian, tiba-tiba Adrian merasa cemas, jujur dia tidak tahu efek apa yang terjadi atas perbuatannya itu.

"Dyah, Alyn mana?" tanya Adrian pada Dyah.

"Mmm dia sakit, hari ini nggak masuk," jawab Dyah berlalu pergi.

Adrian terkejut mendengar Alyn sakit, apa separah itu pikirnya. Dia menyesal, sebenarnya dia tidak ingin membuat mantannya celaka. Rasa sesal menyeruak di hati, jangan-jangan Mbah Kliwon mengirim santet buat Alyn, Adrian gelisah dan berandai-andai dengan pikirannya sendiri.

Adrian ingin mendatangi rumah Alyn, tapi tak mungkin dia ke sana, mau menelpon tak tahu nomornya. Alyn benar-benar membuatnya menggila.

"Kak, kog bengong aja dari tadi." Putri sudah berada di sampingnya.

"Mmm apa?" Adrian terkejut.

"Mikirin apa sih, Kak?" tanya Putri.

"Oh ini, Kakak cuma mikirin hari terakhir di sini, tak terasa sebentar lagi aku sudah meninggalkan sekolah ini." Adrian berbohong.

"Termasuk ninggalin Putri juga ya, Kak?" sambung Putri sedih.

"Kakak gak bermaksud begitu, Put."

"Jadi habis ini, Kakak mau kuliah dimana?" tanya Putri.

"Kakak ada dua pilihan, tapi masih ragu mau pilih yang mana," terang Adrian.

"Yah semakin jauh dong, nanti sama Putri," keluh Putri.

"Jadi mau Putri bagaimana sekarang, kalau Kakak kuliah ya otomatis kita LDR-an, apa kamu sanggup?" Adrian menatap lekat kekasihnya itu.

Putri diam memikirkan ucapan Adrian, waktu masih di sekolah yang sama saja Adrian sangat cuek, apa lagi nanti saat mereka LDR-an, gak kebayang bagaimana kelanjutan hubungan ini.

Untung Bimo selalu mengisi hari-harinya, tapi Bimo juga akan pergi kuliah di luar kota, Putri jadi sendirian lagi.

"Kakak tidak mengikatmu Put, kalau memang Putri ketemu cowok lain, dan Putri sayang sama dia, Kakak gak akan marah sama Putri," ucap Adrian seolah tanpa beban.

"Jadi kita putus?!" tanya Putri ketus.

"Aku tidak memutuskanmu, tapi aku juga tidak mengikatmu," jawaban Adrian mengambang.

"Ah, Kakak pria yang tidak punya pendirian, kalau mau mutusin ya bilang aja putus, jangan menggantung perasaan orang. Ya, sudah kalau gitu!"

Putri meninggalkan Adrian, dia berharap pria itu mengejarnya, dan memohon kepadanya untuk kembali, tapi sampai masuk ke dalam kelas Adrian bahkan tidak memanggilnya, sangat menjengkelkan Putri mendengus kesal.

"Dasar cowok brengsek!" gerutu Putri geram.

Adrian tak menghiraukan kepergian Putri, di otaknya saat ini hanya Alyn, bagaimana keadaannya sekarang, apa yang harus dia perbuat, akankah dia datang ke rumah Mbah Kliwon agar membatalkan guna-gunanya. Semua ini membuat kepala Adrian terasa mau pecah.

***

Alyn menikmati tidur siangnya, dia bisa tidur dengan tenang tanpa gangguan mimpi buruk lagi. Setelah mengecek suhu badan anaknya, mama Alyn membiarkannya tidur seharian.

"Bagaimana Alyn, Mah?" tanya papa Alyn di telpon.

"Dia tidur, udah Mama cek suhu badannya normal, mungkin karena kurang tidur saja tadi malam," sahut Mama Alyn.

"Ya sudah kalau gitu, Papa gak khawatir lagi." Papa Alyn menutup sambungan telponnya dan kembali bekerja.

Malam harinya mimpi seram itu datang lagi, Alyn menjerit-jerit di kamarnya. Mahluk hitam besar itu menindih, dan mencekik lehernya, dengan susah payah Alyn berusaha untuk bangun dari tidur, tapi sangat susah, dia sadar kalau itu hanya mimpi.

Alyn terbangun laluvduduk di ranjang, kenapa mimpi yang sama selalu terjadi. Alyn bangkit melihat jam di meja, baru pukul dua masih lama datangnya pagi, akankah malam ini dia begadang lagi sampai pagi.

Alyn membuka laptop, memutar film sambil menunggu datangnya pagi, dia sengaja menonton film agar tidak tertidur dan kembali bermimpi. Adzan subuh pun berkumandang, mata Alyn terasa berat, dia tak kuat menahan kantuk, dia pun tertidur dengan pulas.

"Lyn, bangun Nak, kamu gak sekolah lagi?" Mama Alyn membangunkan anaknya.

"Mmm jam berapa, Mah? Alyn baru bisa tidur."

"Udah setengah enam," sahut mama Alyn sambil membukai tirai agar sinar matahari masuk ke kamar.

Alyn bangun langsung menuju ke kamar mandi, mamanya kembali ke dapur menyiapkan sarapan. Selesai mandi Alyn bersiap sarapan bersama papa dan mamanya.

"Kamu gak bisa tidur lagi, Lyn?" tanya papa Alyn melihat wajah anaknya yang sayu.

"Iya, Alyn mimpi buruk, terus gak bisa tidur lagi Pah." Alyn mengadu.

"Biasakan berdoa sebelum tidur, kamu sudah mau kuliah, Papa lihat kamu gak pernah salat, pantas aja kalau tidur diganggu setan. Mulai hari ini salat jangan ditinggal!"

"Iya, Pah."

Setelah sarapan Alyn berangkat diantar papanya sekalian pergi ke kantor. Sepanjang jalan Alyn merenungi kata-kata papanya, mungkin ada benarnya apa yang papa bilang, selama ini dia sudah jauh dengan Rabnya.

***

Terpopuler

Comments

Misik Japar

Misik Japar

sdh bngun jam 2 bukan nya sholat si alyn malah nyalain laptop buat lht film.

2020-11-17

2

Yuka Yuni Kabul

Yuka Yuni Kabul

up

2020-05-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!