Hari ini benar-benar hari keberuntungan buat Putri, dia tidak menyangka kalau mendapatkan Adrian akan semudah itu. Adrian yang dingin seperti gunung es, ternyata sangat romantis.
Di tempat lain, Alyn tengah sakit hati mengingat adegan ciuman Adrian dengan cewek barunya. Adrian sudah berubah menjadi laki-laki mesum pikirnya.
Selama berpacaran dengannya, mereka tidak pernah sampai berciuman, hanya sekedar pegangan tangan tak lebih dari itu. Alyn sangat menjaga diri, dia tidak ingin terlalu jauh melangkah selama masih berpacaran.
Di rumahnya Adrian juga sedang memikirkan Alyn, apa gadis itu cemburu saat melihat dia mencium Putri, kalau cemburu berarti dia masih mencintainya pikirnya.
"Kak ...," Sebuah pesan masuk di ponsel Adrian. Dia tidak mengenali nomor itu.
"Siapa ini?" balas Adrian.
"Putri," balas Putri. Adrian heran bagaimana Putri bisa tahu nomornya.
"Kakak udah tidur ya?" tanya Putri.
"Belum," balas Adrian.
"Terimakasih novelnya ya Kak, Putri boleh nanya Kak?" tanya Putri lagi.
"Apa?" balas Adrian.
"Yang tadi itu?" balas Putri ragu.
"Yang mana?" Adrian mulai kesal.
"Waktu di mobil, Kakak mencium Putri, Putri jadi kepikiran," balas Putri.
"Mmm sorry soal tadi ya Put," Adrian merasa tak enak dengan Putri.
"Putri suka kog Kak," balas Putri dengan emot ketawa.
Adrian melotot membaca balasan dari Putri, kalau Alyn yang dicium seperti itu bisa-bisa Adrian langsung kena gampar, tapi Putri malah suka.
"Kamu nggak marah sudah kucium?" tanya Adrian penasaran.
"Kalau Kak Adrian yang nyium, Putri seneng banget," balas Putri.
"Itu tadi karena aku ..." Belum selesai mengetik malah tertekan tombol kirim. Adrian memaki dirinya sendiri.
"Kakak suka sama Putri ya?" Putri membalas dengan cepat.
Adrian bingung harus menjawab apa pada Putri, tadi itu ciuman agar Alyn cemburu. Tapi kalau dia bilang begitu pasti Putri bakal marah.
"Aku juga suka sama Kak Adrian, sudah lama banget Putri merhatiin Kakak," balas Putri lagi.
Adrian semakin bingung mau membalas apa. Akhirnya dia tidak membalas pesan dari Putri. Putri menunggu balasan dari Adrian dengan hati berbunga. Namun Adrian tak kunjung membalas pesannya.
...***...
Keesokan harinya Adrian berusaha menghindar dari Putri, dia takut gadis itu makin salah paham dengannya. Sementara Putri sudah mengikrarkan dirinya menjadi pacar Adrian pada teman-temannya. Teman Putri histeris saat dia menceritakan sudah dicium oleh Adrian. Mereka merasa iri melihat Putri begitu mudah mendapatkan Adrian.
Saat istirahat Alyn berjalan dengan Dyah menuju perpustakaan, tak sengaja mereka berpapasan dengan Putri dan kawan-kawannya. Putri melempar senyum pada Alyn, demikian juga Alyn membalas senyuman Putri tanpa dendam.
"Heh lu tau nggak cewek barunya Adrian?" Alyn berbisik pada Dyah.
"Hah, udah punya gebetan baru dia?" Dyah mengernyitkan keningnya.
"Yang barusan papasan sama kita," bisik Alyn.
"Anak kelas satu?" Dyah penasaran.
"Yup," sahut Alyn.
"Cepat juga dia move on dari kamu," kata Dyah.
"Syukurlah kalau dia sudah move on, jadi aku sudah benar-benar bebas sekarang," Alyn tertawa senang.
"Eh, by the way kamu gak cemburu Lyn?" tanya Dyah penuh selidik.
"Hmmm ngapain gue cemburu, ya sudahlah. Adrian kan masa lalu gue. Gue lagi mikirin mau kuliah di mana setelah kita lulus nanti," balas Alyn optimis.
"Itu tadi kak Alyn pacarnya Adrian 'kan Put?" tanya Maya teman Putri.
"Ho oh, udah mantan kali, kan mereka udah putus. Jangan kalian bilang aku ini pelakor yah. Aku sama Kak Adrian saat mereka sudah bener-bener putus. Buktinya tadi kak Alyn biasa saja ketemu gue," ucap Putri.
"Eh May, kamu mau gak kukenalin sama cowok temen Kak Adrian?" tanya Putri.
"Siapa?" tanya Maya.
"Anak kelas tiga juga, Kak Bimo," jawab Putri.
"Hmmm Bimo, yang pembina pramuka 'kan?" Maya penasaran.
"Iya, kan cuma ada satu Bimo di sekolah ini. Mau nggak?" desak Putri.
"Emang kamu dekat juga sama Bimo?" Maya semakin penasaran.
"Lumayan lah, aku ada nomor Bimo kog." Putri tertawa bangga.
"Wih ngeri, mainnya anak kelas tiga semua. Kamu nggak mau sama anak kelas satu ya," tanya Maya lagi.
"Mereka masih culun, cari yang sudah dewasa dong jadi kita bisa manja-manja." Putri kembali tertawa. Mereka terus membicarakan para cowok idaman di sekolah hingga bel masuk sekolah berbunyi.
...***...
Pulang sekolah Putri sengaja menunggu Adrian di pintu gerbang, dia ingin pulang bersama lagi seperti kemarin.
"Belum pulang?" Bimo mendekati Putri.
"Mmm nunggu Kak Adrian," jawab Putri polos.
"Udah pulang orangnya," kata Bimo.
"Hah, masa sih?" Putri tak percaya dengan ucapan Bimo.
"Nggak percaya ya udah, aku yang paling terakhir ambil motor di parkiran," sambung Bimo.
"Kak Bimo pasti bohong." Putri terlihat kecewa.
"Ngapain sih gua bohong sama elu, dia nggak ada. Sana lihat kalau nggak percaya." Bimo meyakinkan Putri.
Putri melongok ke pintu parkiran yang sudah ditutup. Dia kecewa karena tidak melihat ada motor lagi di sana.
"Yuk pulang bareng gua," tawar Bimo.
"Mmmm ya udah kalau gitu, Kakak gak apa-apa ngantarin Putri?" Putri ragu-ragu.
"Jangankan ngantar kamu pulang, ngelonin kamu juga ayok," Bimo kembali menggoda Putri. Putri mencubit lengan Bimo gemas, pemuda itu meringis menahan sakit.
"Mau nggak?" desak Bimo lagi.
"Ya udah, ayok kita pulang," Putri naik keboncengan motor Bimo.
"Gimana usahamu mendekati Adrian, udah sukses?" tanya Bimo sambil melajukan motornya.
"Mmm entahlah, Putri bingung dengan sikap dia," jawab Putri pelan.
"Kenapa bingung?" Bimo memelankan laju motornya.
"Kemarin dia mesra banget, eh hari ini gak bisa ditemuin lagi." Putri merengut kesal.
"Kalian udah mesra-mesraan? hebat dong," Bimo agak cemburu.
Putri terdiam sepanjang perjalanan, dia masih tidak mengerti dengan sikap Adrian yang berubah.
"Heh rumahmu sebelah mana? gua bukan tukang telepati yang bisa nebak alamatmu." Bimo menepuk tangan Putri.
"Heh anu, agak ke depan lagi Kak, nanti gang kedua rumah paling pojok cat kuning," terang Putri tersadar dari lamunan.
Keasyikan melamun ternyata mereka sudah sampai di komplek perumahan Putri. Bimo menghentikan motornya tepat di depan rumah Putri.
"Terimakasih Kak Bimo udah ngantarin Putri," ucap Putri.
"Kog rumahmu nutup kemana orang tuamu?" Bimo memperhatikan rumah Putri.
"Ayah ibu kerja Kak, mampir dulu Kak," ajak Putri.
Putri sebenarnya hanya sekedar basa-basi, ternyata Bimo benar-benar mampir. Terpaksa Putri mempersilahkan Bimo masuk ke dalam rumah.
"Kakak mau minum? ku ambilin ya," tawar Putri.
"Put ...."
Bimo menarik tangan Putri hingga jatuh ke dalam pelukannya, jantung Putri berdebar-debar. Entah kenapa pria ini selalu membuatnya terkejut dan penasaran.
"Boleh cium kamu?" bisik Bimo.
Putri diam dia memejamkan mata antara malu tapi mau. Bimo mencium dengan lembut tak sekasar ciuman pertama, kali ini Putri tak meronta. Dia begitu menikmati momen indah itu.
"Kamu suka gue cium kan," goda Bimo.
Putri tersipu malu dan memukul Bimo dengan pelan. Bimo melepaskan pelukan lalu berpamitan pulang.
"Aku pulang dulu ya, thanks ciumannya." Bimo mengerling nakal sambil berlalu dari rumah Putri.
Gadis itu menggigit bibirnya memandangi kepergian Bimo dari balik tirai jendela. Ada rasa hangat di hati, Putri jatuh cinta pada Adrian, tapi dia juga suka pada Bimo. Saat dia kecewa pada Adrian Bimo selalu hadir menghiburnya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Kenza al_el
bimo kan playboy ya, gampang dapetin hati cwe, udh ahli, apalagi cuma cwe polos ky putri.. hadeh.. put..put.. mau aja di kadalin buaya 🤦🏻
2021-04-12
0
NaNa Vero
parah jg si putri
2020-10-21
0
💝GULOJOWO💝
Si putri hadeeeeeeeehh 🤦♀️🤦♀️
2020-10-13
0