Bersama Bimo

Siang itu Fredy menjemput Alyn pulang sekolah, melihat Alyn berboncengan dengan cowok ganteng teman-temannya langsung menyoraki.

"Uhui ... gebetan baru nih ye!" sorak mereka serempak.

Alyn tersenyum menanggapi keusilan teman-temannya, sedangkan Adrian yang melihat pemandangan itu hatinya panas terbakar api cemburu.

"Yuk Kak pulang," ajak Putri pada Adrian.

Adrian saat itu sedang menunggu Putri keluar dari sekolah, nasibnya sedang sial menyaksikan pemandangan Alyn bersama cowok lain.

Sejak kejadian malam itu kini Adrian dan Putri sering jalan berdua, di sekolah semua siswa sudah tahu kalau mereka kini menjadi sepasang kekasih. Demikian juga saat Adrian berboncengan dengan Putri pulang sekolah semua teman Adrian menyoraki mereka.

"Yeee gak mau kalah juga, udah dapat gebetan baru ni yee!" sorak teman Adrian kompak.

"Kita langsung pulang?" tanya Adrian pada Putri.

"Hmmm Kakak mau kemana?" Putri balik bertanya.

"Kita cari tempat buat bahas soal kemarin ya,"

Adrian mengajak Putri ke sebuah cafe, mereka mencari tempat yang nyaman untuk berbicara. Setelah memesan makan dan minum, mereka mulai membahas kejadian kemarin.

"Put soal kemarin, apa kamu tidak apa-apa?" Adrian mencemaskan keadaan Putri.

"Mmm sakit sih Kak, masih perih kalau kena air," jawab Putri malu-malu.

"Apa kita perlu ke dokter?"

"Ish apaan sih Kak, masak kayak gitu dibawa ke dokter sih," tolak Putri

"Ya aku cemas saja, takut kamu sakit atau kenapa-kenapa, kan ini juga baru pertama buatku." Raut cemas membayang di wajah Adrian.

"Kak Adrian mencemaskan aku?" Putri menatap mata Adrian yang teduh,Adrian mengangguk.

Putri sanhat bahagia mendengar Adrian ternyata sangat peduli padanya, itu artinya pemuda itu menyayanginya.

"Aku baca-baca kalau pertama memang sakit Kak, tapi setelahnya enak," Putri tersenyum menggoda.

"Hush ... emang kamu mau ngulang lagi, gak takut apa?" Adrian mendelik heran.

"Kalau sama Kak Adrian, Putri gak takut," jawab Putri penuh harap.

"Kamu masih kelas satu, nanti hamil sayang sekolahmu berantakan," tolak Adrian.

"Ya hati-hati dong, masak Kakak gak ngerti sih," ujar Putri kesal.

"Kamu pasti kebanyakan baca novel porno," tuduh Adrian.

"Ih kog Kakak tahu sih?" Putri tersipu malu.

Pesanan mereka akhirnya datang, Putri dan Adrian menikmati makanannya. Mereka berdua menghabiskan waktu di cafe sambil bercerita. Putri yang cerewet membuat Adrian lupa akan sakit hatinya saat melihat Alyn bersama dengan pria lain.

"Kamu gak kena marah kalau pulang terlambat Put?" tanya Adrian.

"Ayah ibuku kerja, ibu pulang jam lima ayah pulang jam delapan, aku di rumah sendirian kalau mereka belum pulang. Kak Adrian mau ke rumahku, mumpung mereka lagi gak ada?" goda Putri.

"Hmm jangan, aku takut nanti digrebek warga serem!" tolak Adrian.

"Halah cemen, aku punya film bagus lo kak," rayu Putri pantang mundur.

"Film apaan?" Adrian mengernyitkan keningnya.

"Ya film begitu." Putri terkekeh geli.

"Nggak nyangka gue, kamu tontonan nya kayak gituan." Adrian menggelengkan kepala.

"Emang Kakak gak pernah nonton begituan?"

"Pernah dulu, itu pun karena kawan yang ngirimin jadi ku tonton, habis itu ku hapus," terang Adrian.

"Di laptop Putri banyak, kapan-kapan kita nonton bareng yuk," ajak Putri.

"Ah ogah gue nonton begituan, capek lihatnya," tolak Adrian, dia memang tidak suka menonton film dewasa.

"Tapi kemarin kog bisa Kakak begituan sama Putri?" desak Putri.

"Mmm itu khilaf, aku gak berniat melukaimu Put." Adrian penuh sesal, dia memang tak berniat berbuat hal itu sebelum lulus dan memang ingin menikah.

"Jadi Kakak nyesel?" Putri langsung memasang muka sedih.

"Ya pastilah aku menyesal mengambil masa depanmu, jalanmu masih jauh Put. Kakak tidak mau merusaknya." Adrian mencoba memberi pengertian pada Putri kalau yang mereka lakukan salah.

"Tapi Putri rela kog Kak, karena Putri cinta sama Kak Adrian," rengek Putri.

Air mata Putri menggenang di pelupuk mata, dia sedih karena Adrian ternyata tidak bahagia dengan apa yang mereka lakukan kemarin.

"Jangan menangis nanti dilihat orang," bujuk Adrian sambil mengusap air mata Putri dengan tisu.

"Kak Adrian sih bikin Putri sedih," isak Putri.

"Bukan begitu, aku ingin kita pacaran biasa saja jangan terlalu jauh, bukan apa Put kalau sampai kamu hamil mau ku kasih makan apa kamu," terang Adrian menghibur Putri.

"Aku yakin Kak Adrian akan tanggung jawab kalau sampai itu terjadi." Putri menatap mata Adrian.

"Ya tapi apa perlu kita buat malu orang tua kita,"

Putri tertunduk mencerna semua omongan Adrian. Ada benarnya juga apa yang Adrian bilang padanya.

"Kita pulang yuk?" ajak Adrian.

Hari sudah semakin sore Adrian mengantar Putri pulang, setelah itu dia langsung pulang ke rumahnya.

***

Di tempat lain Alyn bersama dengan Fredy sedang jalan-jalan, puas berkeliling mereka mencari tempat untuk makan dan melepas penat.

"Kamu gak punya pacar Lyn?" tanya Fredy.

"Udah putus!"

"Mmm kog bisa?" Fredy penasaran kenapa bisa putus.

"Kalau udah gak cocok lagi mau diapain, lagian Alyn juga belum dapat izin dari Papa, Kakak tau 'kan Papa itu gimana," seru Alyn dengan ekspresi menggemaskan.

"Hmm iya sih, Kakak takut aja ada yang salah sangka sama Kakak." Fredy tersenyum lega.

"Biarin aja, Alyn lagi bikin orang percaya kalau sudah punya cowok baru. Kalau sama orang lain kan Papa marah, kalau jalan sama Kakak kan Papa nggak bakalan marah." Gadis itu terkekeh.

"Hmm jadi tumbal rupanya gue," sungut Fredy pura-pura kesal, Alyn tertawa melihat ekspresi Fredy.

Makanan sudah datang, mereka kemudian menikmati makanan yang sudah mereka pesan. Hari menjelang sore sudah saatnya mereka pulang ke rumah.

"Dari mana kalian?" tegur Papa Alyn yang sedang di teras menikmati kopi.

"Mmm jalan-jalan Pa," jawab Alyn manja.

Fredy langsung bergabung bersama Om Johan papanya Alyn duduk di teras.

"Bagaimana kuliahmu Fredy?" tanya Om Johan.

"Tinggal setahun lagi Om," jawab Fredy.

"Apa ibumu sehat?"

"Alhamdulillah Om, ibu juga sudah menemukan pengganti Ayah," terang Fredy menceritakan kondisi ibunya.

"Kalau ibumu bahagia biarkan saja, biar ada yang menjaganya." Om Johan menasehati Fredy.

"Iya Om, lagian Fredy gak bisa selalu bersama dengan ibu,"

Mereka berbincang hingga adzan maghrib berkumandang, Fredy dan Om Johan masuk ke dalam rumah untuk melakukan salat magrib.

***

Bimo di rumahnya sedang sendirian karena kedua orang tuanya pergi ke rumah kakek neneknya ada urusan keluarga, dia merasa kesepian dan bosan.

Dia teringat pada Putri, sudah lama nggak gangguin cewek itu, jiwa usilnya kembali bangkit, diraihnya ponsel pipih miliknya buat menghubungi nomor Putri.

"Hai Put, gak kangen sama gue lo?" sapa Bimo saat Putri menerima panggilannya.

"Apaan sih, Kak Bimo nakal deh," jawab Putri tersipu malu.

"Lagi ngapain kamu?" tanya Bimo.

"Lagi nonton film di kamar," jawab Putri.

"Film bokep?" Bimo asal menerka.

"Wah Kak Bimo punya ilmu telepati ya, kog bisa tau sih," Putri semakin malu karena tebakan Bimo benar.

"Muka lo itu muka bokep, jadi udah kelihatan." Bimo tergelak saat tebakannya benar.

"Ish Kak Bimo nakal,"

"Nonton sendirian mana enak, sini nonton sama gue." pancing Bimo.

Entah kenapa Putri tergoda menonton film bersama Bimo, tapi dia malu mau mengiakan ajakan Bimo.

"Mau nggak gue jemput?" desak Bimo.

"Mmm ok tapi jangan sampai jam delapan malam ya, ayahku udah pulang jam segitu," tawar Putri.

"Aman, aku ke sana sekarang." Bimo mengakhiri percakapan mereka.

Putri menemui ibunya dia berpamitan akan mengerjakan tugas sekolah di rumah kawannya sambil menenteng laptop membuat ibunya percaya.

Putri sengaja menunggu Bimo di gang masuk rumahnya, agar tak terlihat oleh ibunya kalau dia sedang jalan sama cowok.

Bimo datang dengan motornya menghampiri Putri, Putri segera naik ke boncengan motor Bimo yang langsung tancap gas membawa Putri ke rumahnya.

"Yuk masuk," ajak Bimo membukakan pintu.

"Gak apa-apa nonton di sini Kak?" Putri ragu-ragu, karena gak menyangka akan dibawa ke rumah Bimo.

"Tenang bonyok lagi pulang kampung,"

Bimo dan Putri menonton film di ruang tamu. Bimo duduk di samping Putri, adegan demi adegan membuat mereka mulai merasa panas dingin.

Tangan Bimo mulai bergerilya, perlahan dia mencium tengkuk Putri, gadis itu diam saja karena ini bukan hal pertama di cium oleh Bimo.

Lama-lama Putri tidak tahan dan mengajak Bimo melakukan apa yang mereka tonton. Bimo dengan senang hati melucuti pakaian Putri. Mereka bergumul di sofa melakukan permainan dewasa.

Bimo menyudahi permainan mereka karena haru sudah semakin malam, Putri sebenarnya masih enggan diantar pulang.

"Besok ku jemput lagi kalau mau," bujuk Bimo.

"Bener ya," rengek Putri.

"Iya, kamu doyan amat sih?" goda Bimo, Putri tersipu malu.

"Kamu sama Adrian ...." Bimo menatap Putri, gadis itu mengangguk.

Bimo tak menyangka Adrian sudah menggagahi Putri, padahal hubungan mereka juga belum lama. Bimo mengantar Putri pulang, dan berjanji besok akan menjemputnya lagi.

Putri langsung masuk ke dalam kamar sebelum mendapat pertanyaan dari ibunya. Di kamar dia senyum-senyum sendiri mengingat apa yang dia lakukan bersama Bimo. Ternyata benar kalau yang kedua rasanya lebih nikmat.

***

Terpopuler

Comments

Ernys Noviswife

Ernys Noviswife

oala put jd cewek kok murah buuuaaaannnggeettyy,kesel AQ baca nya

2022-02-17

0

Is Muhajah

Is Muhajah

waduuh

2021-04-26

2

Kenza al_el

Kenza al_el

gokil lo put, dapet 2 cogan sekaligus 😆😆😆

2021-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!