“Siapa namamu?” Gorzsha bertanya pada seorang pengguna kapak yang dimintanya tadi pada Slitherio.
Pemuda itu mengenalkan dirinya dengan nama Lein. Gorzsha mengangguk kemudian mengeluarkan sesuatu yang berbentuk kapak.
“Aku ingin memberikan ini kepadamu” Gorzsha memberikan Great Killer Axe yang didapatkannya dari Zyan.
Lein menerima kapak itu dan memeriksanya. “Harus kuakui, kapak ini sangat hebat!” Lein berteriak sambil mengangkat Great Killer Axe tinggi-tinggi.
“Tapi apa kau yakin ingin memberikannya padaku?” tanya Lein yang ragu akan keinginan Gorzsha.
“Terima saja. Siapa tau, kau akan membutuhkannya nanti.” Slitherio menjawab sambil menepuk pelan pundaknya. “Lein? Kenapa nama ini tidak asing?” batin Slitherio setelah mendengar nama dari pemuda yang dibawanya tadi.
“Baiklah.” Lein berterima kasih lalu kembali ke kota dengan wajah yang gembira.
“Setelah ini kau mau kemana?” tanya Atra melihat Slitherio berjalan kearah hutan.
“Aku? Aku ingin menambah pengalamanku di dunia yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan dikuasai ini.” ujar Slitherio sambil menggenggam pedangnya yang tersarung.
“Begitu ya... Baiklah, aku mendukungmu.” Atra merasa ia tak perlu menahan Slitherio ini, lagipula setelah ia kembali kekota ia akan kembali menjadi pelatih, “Jika kau lelah dalam perjalananmu, ingatlah agar kembali Rough.”
Slitherio tersenyum lembut melihat Atra yang sangat setia kawan. “Jika aku lelah, mungkin aku akan mengunjungimu lain waktu.”
Atra mengernyitkan alisnya, “Mungkin?”
“Lupakan saja itu...” selesai berkata demikian, Slitherio berlari kearah hutan dan meninggalkan Atra sendiri.
Tak lama kemudian, Slitherio kembali dan berkata, “Aku yakin kau bukanlah NPC, beritahu aku apakah kau pemain atau NPC?” Slitherio bertanya begitu karena tak pernah melihat NPC yang secerdas Atra, jadi ia merasa ada yang tidak beres.
“Sudah kuduga kau akan berkata begitu. Baiklah, aku Atra dengan job Coach level sebelumnya level 40 dan level sekarang 15.” Jawab Atra dengan tenang. “Tak percaya?”
[Atra mengirimi Anda undangan pertemanan
Terima?]
“Terima.”
[Anda telah berteman dengan Atra.
Kini Anda dapat membuat party dengan Atra dan berburu bersama]
Slitherio tersenyum dan berkata, “Sampai jumpa...”
***
Slitherio berjalan santai di tengah hutan yang lebat. Tak lama kemudian, sebuah serangan ditembakkan dari depannya sehingga dirinya tak mampu menghindar.
“Oh, kukira siapa. Ternyata hanya seorang pengelana tersesat.” Suara yang terdengar sangat sepuh menyapa Slitherio. “Namaku Zon, siapa namamu?”
“Namaku Slitherio.” jawab Slitherio singkat.
“Aih, mereka ini bosan hidup...” Zon menarik pedangnya dan bersiaga. Mata Slitherio melebar melihat pedang milik Zon yang lebih kuat auranya dibanding Great Killer Axe milik Zyan.
Tak lama, 5 orang prajurit yang memakai perlengkapan berwarna hitam dan merah darah keluar dari sekitar pohon-pohon yang ada di hutan.
“Zon, kembalikan satu mataku...”
“Kawan, kembalikan sarung tanganku...”
Prajurit-prajurit itu mulai meminta sesuatu yang aneh-aneh, “Kenapa aku harus menuruti permintaan kalian?” Zon mengarahkan pedangnya kearah prajurit-prajurit tersebut, “Temani aku bertarung 10 jurus, barulah aku akan mengikuti apa yang kalian inginkan.”
Prajurit-prajurit tersebut menampakkan wajah aslinya, kejam dan haus darah, “Jangan biarkan dia lolos...” salah satu prajurit itu berkata sambil melepaskan aura yang berhasil membuatnya terlihat mengerikan. Rekannya yang lain melakukan hal yang sama.
“Kalian kira hanya kalian yang punya Murderous Aura? Aku juga punya.” Zon melepaskan aura yang bahkan lebih kuat dari kelima prajurit itu.
Zon menarik mundur pedangnya kemudian melesat maju menyerang prajurit yang menyuruh rekannya untuk membunuh Zon.
Gerakan Zon yang lincah dan sulit ditebak membuat kelima prajurit itu kesulitan menghadapinya. Satu persatu prajurit itu terlepas kepalanya terkena serangan lincah Zon. Akhirnya Zon membunuh prajurit terakhir dengan senyum uang mengerikan.
“Aih, aku terlalu bersemangat...” Zon menyarungkan pedangnya dan melihat Slitherio yang terbaring melihat aksi Zon.
“Hei? Sadarlah...” Zon mengayunkan tangannya di depan muka Slitherio yang masih tak bergeming.
“Mengerikan...” Slitherio berkata satu kata saja sebelum berkata, “Terima aku sebagai muridmu!”
Zon tersenyum lembut kemudian mengelus kepala Slitherio, “Asal kau tau saja, itu tujuanku setelah melihat dirimu...” Slitherio terdiam mendengar ucapan Zon tersebut.
***
2 Minggu kemudian...
Slitherio yang menjadi murid dari Zon mempelajari berbagai teknik pedang yang sulit ia gambarkan tingkat kekuatannya.
Akhir-akhir ini, Zon juga kembali diserang sekumpulan orang yang datang saat Slitherio pertama kali bertemu Zon. Tentu saja, dengan kekuatan Zon yang besar ia dapat mengatasi semua itu dengan mudah.
Selama 2 Minggu ini, Slitherio menerima berbagai pelajaran tentang seni pedang dan berbagai pemahaman tentang dunia dari Zon.
Selain belajar seni pedang dengan Zon, Slitherio juga sesekali belajar berburu untuk memenuhi kebutuhan makan Zon dan dirinya.
Slitherio dan Zon membagi tugas, Slitherio yang mencari bahan masakan dan Zon memasakkannya. Awal-awal mereka melaksanakan rencana itu, Slitherio harus merasakan rasanya daging pahit yang dimasak oleh Zon. Saat itu, Zon hanya berkata, “Aku masih pemula... Sebab itu, kau harus mencari bumbu masak.”
Slitherio mencoba mencari bumbu masak yang dimaksud. Slitherio kembali dengan sebutir bawang dan sebuah cabai.
Zon memasakkannya dan rasa daging tersebut manjadi sedikit pedas. Slitherio merasa bahwa kesalahannya menyuruh gurunya memasak.
Di lain waktu, Slitherio menawarkan diri untuk membantu memasak, tetapi Zon berkata, “Kau masih dalam tahap perkembangan tubuh... Jangan melakukan hal yang keras, oke?”
Slitherio hanya mengangguk pelan dan menerima seluruhnya.
2 Minggu Slitherio lalui dengan tawa, sedih, dan berbagai pelajaran yang membuat Slitherio memahami arti hidup.
Setelah Zon kehabisan bahan pelajaran, terkadang ia menceritakan beberapa pengalamannya berkelana di dunia yang luas beserta dengan kesannya selama melakukannya.
“Aih, kau berhasil membuatku kehabisan bahan untuk berbincang denganmu...” Zon mulai semakin menerima kehadiran Slitherio, “Kau juga berhasil membantuku kembali memahami apa itu perjuangan...”
Di suatu malam, Zon mengajak Slitherio untuk memasuki sebuah goa. Zon mengatakan ingin membagi suatu rahasia dengan Slitherio.
“Guru, untuk apa kita kemari?” Slitherio awalnya hanya mengikuti kemanapun Zon pergi dan merasa Zon adalah orang yang kuat serta baik.
“Aku ingin menceritakan sesuatu...”
Catatan Penulis:
Jangan lupa like, comment, dan share jika kau ingin cerita ini tersebar. Kalau ingin tau update terbaru, favoritkan cerita ini.
Salam
Rio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Semau Gue
..oooO..............
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
next post
2022-08-11
2
Pay Lee
judulnya bagus tp ceritanya kok begitu
2022-01-17
0
gehena
gimana alurnya? bikin bingung
2021-11-18
0