17. Dua Remaister

Slitherio, Atra, dan pemuda itu memakan hidangan yang tersedia, tak lupa juga Slitherio membeli beberapa bahan makanan di restoran itu. Untung saja restoran itu mau menjual bahan makanannya pada Slitherio.

Selesai mengurus urusannya, Slitherio mengajak Atra dan pemuda itu ke dekat jendela. “Apa yang mau kau lakukan?” Tanya pemuda itu.

“Jangan pernah berkata kau ingin...” Atra menaikkan alisnya melihat Slitherio yang tersenyum penuh makna.

“Aku malas melewati penjaga...” Slitherio menjawab dengan nada santai.

Slitherio menarik tubuh pemuda itu kemudian mengembangkan sayapnya dan melesat keluar jendela. Atra mengikuti dari belakang dengan melompati atap bangunan dan dengan kecepatan miliknya.

Slitherio terus terbang hingga menarik perhatian banyak orang ditambah dengan Atra yang melompati atap bangunan membuat suasana semakin heboh.

Pemuda yang dibawa Slitherio terus menatap bawah dan melihat ketinggian yang amat sangat tinggi itu.

Tak lama, mereka sampai di luar desa dan menurunkan pemuda itu. Pemuda itu lemas karena tak terbiasa dengan kecepatan seperti itu sehingga ia sangat lemas.

Sembari menunggu Atra, Slitherio menanyakan nama pemuda itu.

Pemuda itu mengenalkan dirinya dengan nama Whu dengan ras manusia dengan job Shadow Staff dan level 100. Bisa dikatakan Whu ini lebih kuat daripada Slitherio dan Atra.

“Apa kau pemain?” tanya Slitherio dengan hati-hati setelah mengetahui Whu lebih kuat darinya.

“Aku ini pemain... Tak percaya?” jawab Whu kemudian melakukan sesuatu.

[Whu mengirimi anda pertemana

Terima?]

“Terima.”

[Anda telah berteman dengan Whu!]

“Kalian... Bukan... Slitherio kau terlalu ce... Pat...” Atra muncul dengan napas terengah-engah kemudian jatuh berlutut.

“Aku ingin memberikanmu ini.” Slitherio mengeluarkan tongkat emas. Itulah Golden Staff.

“Ini? Golden Staff?!” Whu merasa sangat bahagia mendapatkan senjata seperti ini.

“Kau tahu ini?” tanya Slitherio dengan kebingungan.

“Tentu saja, Golden Staff adalah tongkat impian semua Staffmaster di Midvast.” Whu menjelaskan dengan semangat, “Tapi, darimana kalian mendapatkannya?”

Slitherio tersenyum canggung, merasa telah membuat kehebohan, “Kami mendapatkannya dari Shoun. 3 hari lalu kami berhasil membunuhnya dengan bayaran Mana yang nyaris habis.”

Whu tertunduk, “Asal kalian tau, Shoun adalah dewa tongkat yang sangat terkenal akan kesaktiannya yang mampu membuat 10 tiruan yang sangat kuat.” Whu menghela napas panjang, “Tapi kalian malah membunuhnya...”

Slitherio tersenyum dengan penuh kesalahan sementara Atra tertunduk lesu mendengar semua itu.

“Tapi tidak apa, aku akan menggantikan Shoun dengan tongkat ini.” Whu kembali riang.

Whu duduk bersila dan menyerap jiwa yang ada di dalam tongkat itu. Perlahan tubuhnya melayang dan tubuhnya mengeluarkan pelindung energi berwarna keemasan.

Slitherio memilih berjalan menjauh dan duduk di sebelah Atra yang mengamati semuanya dengan diam.

Slitherio juga menceritakan segalanya tentang Whu sambil menunggu Whu selesai menyerap jiwa di dalam tongkat tersebut.

“Dari ekspresinya, dia terlihat tidak berbohong...” Slitherio mengakhiri ceritanya dan menatap Whu sekali lagi, “Yang pasti, kekuatan para pemain untuk menghadapi ancaman di depan nanti akan bertambah dengan munculnya para Remaister.”

Atra mengangguk kemudian berkata, “Sepertinya akan selesai...” Atra melihat cahaya pelindung tersebut mulai memudar dan tak lama kemudian, sebuah jendela informasi muncul di hadapan mereka dan seluruh pemain Remaist Online yang masih bermain.

[Selamat, kini Whu berhasil menjadi Remaister!

Whu mendapat Soul Remaist dari Shoun, King of Monkey]

Disaat yang hampir bersamaan, sebuah jendela informasi yang sama dengan yang barusan muncul dan ini membuat dunia menjadi heboh.

[Selamat, kini Selena berhasil menjadi Remaister!

Selena mendapat Soul Remaist dari Kivlev, King of Abyss]

“Ini? Sulit untuk kuterima...” Slitherio menghela napas panjang.

Kehebohan terjadi di seluruh Midvast karena 2 Remaister muncul bahkan secara hampir bersamaan. Tentu saja yang paling heboh adalah Soul Remaist dari Shoun yang dianggap sebagai dewanta para Staffmaster.

Slitherio, Whu, dan Atra melanjutkan perjalanan bersama.

***

3 hari sebelumnya...

Selena masih terpaku melihat kejadian di depannya, ketika Kivlev memisahkan jiwanya dan kembali ke alam sana dengan tubuh serta roh masih utuh.

Selena menoleh ke sekelilingnya dan memastikan tidak ada orang yang dapat mengganggu rencananya.

Ia mengambil kotak yang berisi jiwa Kivlev beserta sebuah buku dan perlengkapan sederhana milik Kivlev kemudian menyimpannya.

“Aku akan menguasai dunia ini...” Selena tertawa pelan dan berlari kearah sebuah jendela yang berada di dekat tahta.

Dengan segala kekuatannya, ia melompati jendela itu dan menceburkan dirinya ke dalam sungai yang menjadi batas ibukota Abyss Kingdom dengan hutan.

Selena berenang dengan tenaganya, berusaha mencapai tepi sungai dengan cepat. Beberapa menit berlalu dan akhirnya ia berhasil menyentuh tepi sungai dan akhirnya berlari menjauhi kerajaan tempatnya dulu menempa ilmunya.

Di dalam kerajaan sendiri, ratusan orang mencari keberadaan sang raja sekaligus muridnya yang ditemukan menghilang sejak 5 jam lalu.

Orang-orang mulai berpikir yang tidak benar karena terlalu putus asa tidak berhasil menemukan sang raja.

“Apa mungkin...”

Sang jenderal yang masih berpikir tenang mulai mendapatkan keganjilan. Jika mereka berdua tidak ditemukan padahal tidak ada catatan mengenai kepergian sang raja dengan muridnya.

Sang jenderal berpikir bahwa mungkin saja sang raja melompati jendela di dekat kursi tahta bersama muridnya itu. Tapi tidak mungkin seorang raja mau meninggalkan kerajaannya dengan cara tidak terhormat seperti itu.