Aku Bukan Istrimu

Aku Bukan Istrimu

Part 01 Gadis mirip Sekar

Kematian Sekar di hari yang baru saja melakukan ijab Qobul benar-benar membuat seluruh anggota keluarga berduka. Seharusnya pesta itu berlangsung untuk membawa kebahagian bagi kedua pasangan tapi nyatanya justru berakhir dengan banjir air mata.

Terutama Angkasa Sadewa, Ialah orang yang paling terpukul disana. Sebab Ia dan Sekar sudah menjalin hubungan sekitar lima tahun lamanya. Demi fokus mengejar mimpi, baru sekarang Angkasa berani menikahinya. Itu semua dilakukan agar nantinya mereka bisa membangun keluarga yang bahagia.

Sayang, semua itu telah pupus bersama perginya Sekar untuk selama-lamanya hari itu juga. Angkasa baru tahu, Perempuan yang sudah sangat lama mengunci hatinya tengah menderita kanker darah stadium lanjut dan tidak memberitahukan kepada siapapun juga.

"Sekar, kenapa kamu pergi secepat ini? Bahkan kita belum sehari menikah, Sayang. Apa kamu tahu, aku sudah bersabar menanti selama lima tahun bersamamu, dan saat kita sudah ditakdirkan bersama kenapa kau malah pergi untuk selama-lamanya? Aku menderita, Sekar."

Angkasa memeluk jenazah yang sudah kaku diatas brankar rumah sakit masih memakai baju pengantin. Hanya air mata yang tercurah, menunjukkan betapa terpukul hatinya saat itu.

"Sudah, Angkasa. Sekar sudah bahagia disana. Ikhlaskan dia," ucap Bu Widya. Dia adalah perempuan yang melahirkan Sekar seorang diri tanpa pernah menyerah. Melewati masa panjang dan pelik Ia lalui demi kecintaannya. Bercerai dari Ayah Sekar, akibat perempuan ja_lang sudah berhasil menghancurkan hidupnya.

"Tapi Angkasa belum ridho, Bu. Pernikahan kami baru terjadi beberapa jam yang lalu, dan_ dan sekarang Sekar sudah tidak ada, Bu."

Angkasa memeluk Bu Widya, Ia tak sanggup menahan gejolak perih yang terus memusar dalam hatinya, enggan rasanya Ia melepaskan kepergian Sekar.

Apa yang bisa Ia lakukan? Menggocang-goncang tubuh Sekar pun tidak ada gunanya. Sekali pun pahit itu harus Ia telan.

...🌾🌾🌾🌾...

Beberapa waktu telah berlalu, sejak kejadian itu Angkasa kerap kali tidak bisa mengendalikan diri. Emosi yang mudah terpancing, membuat semua orang takut kepadanya.

Seperti pagi itu, dia memasuki kaffe dan meminta pesanannya segera disediakan tapi pelayan yang kerepotan membuatnya menjadi terlambat.

Brak!

Angkasa menggebrak meja.

"Hey, pelayan bod_oh, kenapa kalian lelet sekali, ha? Aku sudah sepuluh menit disini. Bisakah kalian bekerja lebih cepat lagi!"

Perbuatannya menjadi tontonan, mereka menatap aneh pada Angkasa tapi dia tidak perduli. Baginya, pembeli adalah raja yang harus dilayani dengan sopan dan cepat.

"Ma_ maaf, Mas. Pelanggan hari minggu cukup padat jadi kami sangat kelelahan," ujar salah seorang pelayan perempuan, yang ingin meredam amukan Angkasa. Ia hanya menundukkan kepala tanpa berani menatap. Seragam Kaffe dan topi berlogokan KRP melekat sempurna dalam tubuhnya.

"Emang aku peduli, kamu mau, kalian semua dipecat hari ini ya?"Sentak nya, tanpa aba-aba.

"Iya, Mas. Tadi pesan apa ya, biar aku yang ambilkan?" Gadis itu bertanya lagi, pasalnya yang melayani Angkasa beberapa menit yang lalu bukanlah dirinya.

"Tidak usah, dasar pelayan bo_doh. Tidur saja dirumah jika tidak becus bekerja!"

Sudah bersikap baik, tapi Angkasa tetap kurang ajar membuat gadis itu memanas.

"Mas, kalau tidak sabar. Masak sendiri saja dirumah, ini tempat umum. Mana bisa mau buru-buru seperti kehendakmu," balasnya balik, menodongkan tatapan pada Angkasa saat mengangkat kepalanya.

Angkasa menganga dan tercekap, lalu menumpahkan saos di jari telunjuknya untuk mencicipi kalau dia tidak sedang bermimpi.

"Sekar? Ini beneran kamu, Sayang. Kamu tahu gak? Aku kangen banget lo sama kamu," ujarnya memegang pundak gadis itu dengan lancang, mengundang bola mata gadis itu mengikuti tangan Angkasa.

Byur!

Satu gelas jus yang ada ditangannya mendarat diwajah Angkasa tanpa dosa. "Dasar, mata keranjang. Kau pikir aku cewek murahan, ha?"

Angkasa terkejut tak percaya, ketika orang yang mirip istrinya itu melakukan hal memalukan di hadapan orang banyak. Tanpa melepas pandangan kearah gadis tersebut, Angkasa menarik tissue kering untuk mengusap wajah dan jasnya.

Gadis tersebut hendak beralih, namun seperti sebelumnya Angkasa menahan lengannya. "Sekar, ku mohon jangan pergi aku merindukanmu. Sudah sebulan ini, aku merasa hidupku sudah berakhir. Tolong kembalilah, Sekar."

Angkasa berlutut sampai menciumi tangan gadis itu akan tetapi karena dia tidak mengenal Angkasa, Ia pun melangkah mundur.

"Apa kamu sudah gila, ha? Aku bukan Sekar, kamu pasti sudah tidak waras," ucapnya berulang, mencela dan marah.

"Sekar, aku suamimu. Kamu lupa ya? baru kemaren kita menikah, Sayang." Angkasa terus meyakinkan diri jika Ia ada hubungan dengan wanita itu.

"Aku bukan Sekar," pekiknya, lelah menjelaskan.

"Kau_ kau melupakan ku?" Tanya Angkasa, belum yakin.

Gadis itu menyeringai. "Aku bukan, Sekar. Berhenti mengada-ngada, Mas." Gadis itu kembali menegaskan.

Angkasa sangat kecewa saat mendapat penolakan itu. Ia sangat yakin kalau yang ada didepannya adalah seorang istri yang Ia nikahi belum lama ini.

Angkasa bangkit dari duduknya dan menatap jengah kearah gadis itu lalu menggeret taplak meja hingga vas bunga, sendok serta botol kecap dan Soas diatasnya jatuh berserakan kelantai.

Gadis itu terbelalak. "Mas, apa-apaan ini kamu mau merusak kaffe Bosku?"

"Aku tidak peduli, kau harus ikut denganku." Angkasa menarik lengan gadis itu dengan paksa.

"Ihk, lepas Mas. Kamu mau bawa aku kemana sih? Kan, aku udah bilang, jika kamu salah orang."

Tepi di ambang pintu, seorang lelaki paruh baya menghentikan sikap Angkasa. Ia berpindah mengamati wajah gadis disamping Angkasa secara menyeluruh.

"Lepaskan dia!" Ucapnya meminta.

"Ayah..!"

"Angkasa, lepaskan dia!" Sang Ayah mengulangi, hanya tatapan dingin yang terpancar.

"Tidak, Ayah. Aku sangat mencintai Sekar. Tolong jangan pisahkan lagi," tolaknya, tidak terima.

Sang Ayah menepuk pundak Angkasa. "Percayalah, Ayah hanya ingin bicara empat mata dengan istrimu."

Gadis itu terkejut dan menggeleng. "A_ apa Mak_?"

Ayah Angkasa meminta dia diam, dengan mengisyaratkan jari telunjuknya diatas bibir, Hanya itu, yang bisa Ia lakukan agar Angkasa tidak merasa dibohongi.

"Ayah, kau akan mengembalikan Sekar padaku 'kan?" Angkasa, ragu-ragu.

Sang Ayah mengangguk. "Tentu, Nak. Tunggulah di mobil. Ayah dan Sekar akan menyusul," jawab Sang Ayah, berjanji.

Angkasa tersenyum, Ia menyempatkan diri melirik Gadis disampingnya yang dibingungkan oleh perlakuan mereka. "Aku tunggu diluar!" Ujarnya, berpamitan.

Angkasa melangkah pergi tanpa adanya jawaban dari mulut Wanita yang dianggapnya adalah mendiang Sekar. Sedangkan Ayah Angkasa Pak Dewok tahu, jika gadis itu tidak menyukainya.

"Bisa kita bicara?" Pak Dewok mempersilakan Keluar dan Gadis itu mengalah agar mengetahui apa yang ingin Ayah Angkasa katakan padanya.

Keduanya berpindah ke tempat sepi dimana tidak ada orang lain selain mereka disana. "Kenapa melibatkan saya, Om?" tanyanya tidak mengerti.

"Hanya kamu yang bisa membantu menyembuhkan derita Angkasa, Nak," jawab Pak Dewok. "Boleh tahu namamu?" Imbuhnya melanjutkan.

"Perlukan ku beritahu, sebab aku tidak tahu tujuan kalian?" tanyanya lebih dulu.

"Saya mohon, Nak. Angkasa sangat menderita, dan aku yakin hanya kamu yang mampu mengembalikan jati dirinya."

Terpopuler

Comments

𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

bru awal dah bawang

2023-04-13

1

Dewi Nafara

Dewi Nafara

langsung baper nih.lanjut thor

2023-03-19

1

N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧

N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧

mampir kak di karyamu

2022-07-08

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01 Gadis mirip Sekar
2 Part 02 Tawaran
3 Part 03 Tidak Ada Pilihan
4 Part 04 Menyetujui
5 Part 05 Kebahagian Angkasa
6 Part 06 Sport Jantung
7 Part_07 Kehilangan
8 Part 08 Serba Salah
9 Part 09 Merayakan Hari Jadi
10 Part 10 Biang Kerok
11 Part 11 Bertemu Pacar
12 Part 12 Memastikan
13 Part 13 Alasan
14 Part 14 Hampir
15 Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16 Part 16 Kemo Pertama
17 Part 17 Pengetahuan Baru
18 Part 18 Sakit Hati
19 Part 19 Cemas
20 Part 20 Usaha Angkasa
21 Part 21 Cemberut
22 Part 22 Cerita
23 Part 23 Tak Sadar
24 Part 24 Bertemu Bu Widya
25 Part 25 Pikiran Konyol
26 Part 26 Ucapan Indah
27 Part 27 Masa Lalu
28 Part 28 Alergi
29 Part 29 Angkasa Bikin Keder
30 Part 30 Beradu
31 Part 31 Anfal
32 Part 32 Pilihan
33 Part 33 Menenangkan
34 Part 34 Sabar Lagi
35 Part 35 Di bawa Pergi
36 Part 36 Menyiapkan Pesta
37 Part 37 Pengertian Angkasa
38 Part 38 Heart
39 Part 39 Nambah Kerjaan
40 Part 40 Bersiap
41 Part 41 Rule(Aturan)
42 Part 42 Duet
43 Part 43 Pengakuan
44 Part 44 Runyam
45 Part 45 Menggemaskan
46 Part 46 Kecelakaan
47 Part 47 Kabur
48 Part 48 Perhatian
49 Part_ 49 Harapan
50 Part 50 Menarik
51 Part 51 Cemburu
52 Part 52 Makan Malam
53 Part 53 Menegangkan
54 Part 54 Balasan
55 Part 55 Malam Istimewa
56 Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57 Part 57 Dihasut
58 Part 58 Bingung
59 Part 59 Sakit Kepala
60 Part 60 Menyadarkan
61 Part 61 Ronde Berlanjut
62 Part 62 Mulai Curiga
63 Part 63 Mencari Tahu
64 Part 64 Ketulusan Cinta
65 Part 65 Harinya Pelangi
66 Part 66 Salah Paham
67 Part 67 Dipertemukan
68 Part 68 Membuktikan
69 Part 69 Belum Menerima
70 Part 70 Tidak Sesuai
71 Part 71 Bersiap
72 Part 72 Mengharu Biru
73 Part 73 Berubah
74 Part 74 Marah
75 Part 75 Nasib
76 Part 76 Maaf
77 Part 77 Hasilnya
78 Part 78 Membandingkan
79 Part 79 Mengaku
80 Part 80 Terungkap
81 Part 81 Aneh
82 Part 82 Bayangan
83 Part 83 Rezeki Tak Kemana
84 Part 84 Berubah
85 Part 85 Benarkah?
86 Part 86 Di Peralat
87 Part 87 Memberi Tahu
88 Part 88 Pernikahan
89 Part 89 Fakta Baru
90 Part 90 Akhir
91 Part 91 Bonus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Part 01 Gadis mirip Sekar
2
Part 02 Tawaran
3
Part 03 Tidak Ada Pilihan
4
Part 04 Menyetujui
5
Part 05 Kebahagian Angkasa
6
Part 06 Sport Jantung
7
Part_07 Kehilangan
8
Part 08 Serba Salah
9
Part 09 Merayakan Hari Jadi
10
Part 10 Biang Kerok
11
Part 11 Bertemu Pacar
12
Part 12 Memastikan
13
Part 13 Alasan
14
Part 14 Hampir
15
Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16
Part 16 Kemo Pertama
17
Part 17 Pengetahuan Baru
18
Part 18 Sakit Hati
19
Part 19 Cemas
20
Part 20 Usaha Angkasa
21
Part 21 Cemberut
22
Part 22 Cerita
23
Part 23 Tak Sadar
24
Part 24 Bertemu Bu Widya
25
Part 25 Pikiran Konyol
26
Part 26 Ucapan Indah
27
Part 27 Masa Lalu
28
Part 28 Alergi
29
Part 29 Angkasa Bikin Keder
30
Part 30 Beradu
31
Part 31 Anfal
32
Part 32 Pilihan
33
Part 33 Menenangkan
34
Part 34 Sabar Lagi
35
Part 35 Di bawa Pergi
36
Part 36 Menyiapkan Pesta
37
Part 37 Pengertian Angkasa
38
Part 38 Heart
39
Part 39 Nambah Kerjaan
40
Part 40 Bersiap
41
Part 41 Rule(Aturan)
42
Part 42 Duet
43
Part 43 Pengakuan
44
Part 44 Runyam
45
Part 45 Menggemaskan
46
Part 46 Kecelakaan
47
Part 47 Kabur
48
Part 48 Perhatian
49
Part_ 49 Harapan
50
Part 50 Menarik
51
Part 51 Cemburu
52
Part 52 Makan Malam
53
Part 53 Menegangkan
54
Part 54 Balasan
55
Part 55 Malam Istimewa
56
Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57
Part 57 Dihasut
58
Part 58 Bingung
59
Part 59 Sakit Kepala
60
Part 60 Menyadarkan
61
Part 61 Ronde Berlanjut
62
Part 62 Mulai Curiga
63
Part 63 Mencari Tahu
64
Part 64 Ketulusan Cinta
65
Part 65 Harinya Pelangi
66
Part 66 Salah Paham
67
Part 67 Dipertemukan
68
Part 68 Membuktikan
69
Part 69 Belum Menerima
70
Part 70 Tidak Sesuai
71
Part 71 Bersiap
72
Part 72 Mengharu Biru
73
Part 73 Berubah
74
Part 74 Marah
75
Part 75 Nasib
76
Part 76 Maaf
77
Part 77 Hasilnya
78
Part 78 Membandingkan
79
Part 79 Mengaku
80
Part 80 Terungkap
81
Part 81 Aneh
82
Part 82 Bayangan
83
Part 83 Rezeki Tak Kemana
84
Part 84 Berubah
85
Part 85 Benarkah?
86
Part 86 Di Peralat
87
Part 87 Memberi Tahu
88
Part 88 Pernikahan
89
Part 89 Fakta Baru
90
Part 90 Akhir
91
Part 91 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!