Part 19 Cemas

Sekitar pukul 6.30 menit hujan tiba-tiba turun membasahi bumi. Angin berhembus cukup kencang dan sangat dingin. Angkasa yang masih setia menunggui sang istri di depan teras mulai resah. Ia mengkhawatirkan keselamatan Sekar yang belum juga kembali.

Mau menyusul pun percuma, sebab dia tidak tahu kemana istrinya itu pergi. Ayah dan Ibu nya juga tidak memberi tahukan apa pun padanya.

Angkasa terpaku dalam lesu, matanya berkaca. Bibirnya bergetar dan juga sangat mencemaskan Sekar yang tak tau kemana rimbanya.

"Kemana aku harus mencari dia? mungkin kah dia dirumah Bu Widya?"

Terlintas pikiran tersebut dibenaknya. Ia pun berlari masuk kedalam dan mengambil kunci mobil dari gantungan. Bu Arumi yang melihat Angkasa buru-buru jadi ikutan tegang.

"Angkasa, kamu mau kemana, nak? cuaca sedang tidak baik?" teriak Bu Arumi. Angkasa tidak melengos apa lagi menjawab. Ia terlalu takut dengan kondisi Sekar hingga tidak peduli akan apa pun lagi.

"Ayah, Ayah, sini, Yah!" panggilannya beralih pada Pak Dewok yang baru saja selesai mandi.

"Ada apa sih, Bu? belum pakai baju ni," jawabnya bersungut-sungut memperlihatkan bahwa dirinya masih memakai handuk yang menyelip asal di pinggangnya.

"Itu lo, Yah. Angkasa keluar, Ibu kan jadi takut. Ayah sih gak jujur aja, bilang kalau Bulan dirumah sakit," sewot Bu Arumi.

"Astaga, Ibu. Mana bisa begitu. Angkasa kan taunya Sekar anak semata wayang, pasti dia anehlah tahu Sekar punya adik sekarang." Pak Dewok membantah.

"Is, si Bapak. Ya bilang aja tu anak, diangkat jadi adek sama si Sekar."

Pak Dewok garuk-garuk kepala. "Apa Angkasa mau menerima anak itu, Bu?" Pak Dewok menatap lekat.

"Mudah-mudahan saja, dia kan sayang banget sama si Sekar. Pasti apa pun keinginan Sekar, dia tidak akan menolak. Percaya deh sama Ibu, huh."

Bu Arumi langsung melenggang pergi setelah mencebikkan bibir kearah Pak Dewok.

"Benar juga ya, dengan begitu semua pasti berjalan mudah."

Pak Dewok memikirkan semua ucapan Bu Arumi yang dirasa sangatlah masuk akal. Ia pun kembali kekamar, karena udara semakin dingin.

...🌾🌾🌾🌾...

Angkasa mempercepat laju mobilnya, Ia harus segera sampai dirumah Bu Widya untuk memastikan Sekar memang ada disana.

Namun saat hendak berbelok kekiri, Angkasa melihat seorang perempuan yang terpancar sinar lampu tepat di depan mobilnya hampir saja tertabrak, untung Ia segera mengelak dan membanting setir kekanan.

Perempuan itu berteriak ketakutan, Ia terduduk lemah di jalan sambil memegangi lututnya yang bergoyang seakan mau jatuh.

"Hiksss... Kenapa hidupku sial sih? tega sekali mereka menusukku," keluh sang perempuan. Suaranya sampai ke daun telinga Angkasa. Lekas Ia turun untuk memastikan gadis tersebut baik-baik saja.

"Maaf, Mbak. Saya tidak sengaja." Angkasa mengulurkan tangan berniat untuk membantu.

Gadis itu mendongak dan membulatkan kedua matanya. Ia sangat terkejut saat mengetahui jika pria yang hampir menabraknya tadi adalah suami pura-puranya. Begitu pula Angkasa.

"Sekar..." Angkasa sama terkejutnya, wanita dihadapannya ternyata adalah wanita yang ia cari.

"Kamu baik-baik saja, kan?" Angkasa membantu Bulan untuk bangun. Gadis itu basah kuyup, berantakan dan matanya terlihat membengkak.

"Kamu kenapa? apa aku melakukan kesalahan sampai kamu begini? katakan sama aku, Sayang?" Angkasa menganggap Ia sudah membuat kacau hidup Bulan. Sebab Sekar yang dulu sudah banyak berubah sekarang.

Bulan menggeleng, Ia masih terus menangis tak bisa membendung rasa sakit hatinya pada Awan dan Maya. Sebab Ia menyaksikan sendiri dengan kedua bola matanya saat kedua orang yang selama ini dikira malaikat sedang melakukan hubungan menjijikkkan di atas ranjang tanpa memakai apa-apa.

"Tenanglah, aku disini untukmu. Kita pulang ya!"

Angkasa menuntun Bulan masuk kemobil dan Angkasa memutar mobilnya untuk kembali kerumah.

Tidak ada pertanyaan apa-apa dari Angkasa. Dia akan menyimpan pertanyaan itu nanti jika Bulan sudah lebih tenang.

Setelah sampai rumah, Angkasa membawa Bulan masuk kamar. Ia meraih handuk di dinding lalu mengusap-usapkan handuk itu dirambut istrinya. Setelah sudah tidak ada lagi yang menetes. Angkasa memegang kedua pundak Bulan dengan tatapan yang penuh pertanyaan.

"Apa kamu sudah lebih tenang?" tanya Angkasa. "jika sudah, lebih baik kamu ganti bajumu sekarang. Aku tidak mau kamu sampai sakit, nanti."

Wajah Bulan pasi, bibirnya sangat pucat. Tapi yang tidak bisa dimengerti oleh Angkasa, air mata Bulan terus saja meleleh. Entah apa yang ia lewati hari ini hingga tampak sangat hancur.

Angkasa menunggu jawaban dari bibir Bulan namun cukup lama saling bertukar gambar sepertinya Bulan belum mau bercerita apa pun padanya.

"Oke, baiklah. Lupakan dulu masalahmu dan mandi lah. Setelah itu aku akan siap mendengarkan ceritamu!"

Bulan mengangguk kecil. Ia segera masuk kekamar mandi lalu duduk di atas closed dan menangis sejadi-jadinya. Namun untuk menghindari pertanyaan Angkasa, Bulan menahan agar mulutnya tidak mengeluarkan suara apa pun.

Ia sangat sakit, dan terpukul. Dulu, Ia pernah memimpikan akan menikah dengan Awan dan hidup bahagia. Tapi semua telah rusak dalam sekejap saja. Maya sudah seperti saudara baginya, namun ternyata Maya tak sebaik bayangannya.

Awan pun sama, rupanya mereka bersembunyi di balik kelemahannya yang terlalu mempercayai mereka.

"Seharusnya aku sudah tahu dari awal, jadi aku tidak akan melihat hal itu hari ini."

Bulan menyesalkan pemandangan hina itu dilihatnya, Ia tidak tahu harus apa. Perasaannya benar-benar sangat hancur.

"Sekar? kenapa lama sekali!" teriak Angkasa dari luar. Pasti Angkasa mengkhawatirkan dirinya. "Apa kau baik-baik saja?"

Bulan berusaha menenangkan diri, meski isakan nya masih saja terdengar. Ia tidak boleh cengeng hanya karena putus dalam hal percintaannya.

"Aku tidak boleh seperti ini, Fatan sangat membutuhkan aku."

Bulan bangkit dan melepas kan semua pakaiannya teronggok dilantai lalu mengguyur tubuhnya cepat-cepat. Menyabuni asal. Cukup lima menit saja, Bulan sudah selesai dan keluar.

Angkasa yang melihat Bulan langsung melemparkan senyuman. Ia mengamati seluruh tubuh Bulan dengan ja'im.

Bulan yang tadinya sedih jadi salah tingkah. Ia paling tidak suka saat Angkasa mulai menatapnya begitu. Bola mata Angkasa berbinar. Wajah tampannya terlihat bercahaya. Senyumnya juga sangat manis menaikan magnet aneh di degupan jantung nya. Selalu saja datang tiba-tiba meski tidak diminta olehnya.

Kaki pria bertubuh tinggi dan tegas dihadapanya melangkah mendekat. Tatapan semakin menghujam, tidak bukan menghujam tapi semakin memikat. Ahk, entahlah. apa itu namanya. Yang pasti Bulan merasa sangat aneh dengan tatapan Angkasa kali ini. Sangat berbeda dari sebelumnya. Ia jadi tampak mempesona dan semakin gagah. degup jantung yang sudah kacau kini mempora-porandakan tubuhnya. Hingga terasa panas dingin tak karuan.

Terpopuler

Comments

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰 ❸﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝🌺꧂

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰 ❸﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝🌺꧂

jangan terlalu mudah percaya kepada orang yang kita sayang, kebanyakan mereka terlihat baik, itu hanya untuk menutupi keburukannya. agar kita tidak mengetahui nya. 🤧🤧🤧

2022-07-02

2

🍭ͪ ͩ🍀⃟ᏽꮲ𐑈•ꪀׁꪱ꯱ׁׅ֒꯱ɑׁ🐅⃫⃟⃤

🍭ͪ ͩ🍀⃟ᏽꮲ𐑈•ꪀׁꪱ꯱ׁׅ֒꯱ɑׁ🐅⃫⃟⃤

koit bntr tar bgn lg🙊

2022-05-29

4

Indah Agung

Indah Agung

neks

2022-05-26

3

lihat semua
Episodes
1 Part 01 Gadis mirip Sekar
2 Part 02 Tawaran
3 Part 03 Tidak Ada Pilihan
4 Part 04 Menyetujui
5 Part 05 Kebahagian Angkasa
6 Part 06 Sport Jantung
7 Part_07 Kehilangan
8 Part 08 Serba Salah
9 Part 09 Merayakan Hari Jadi
10 Part 10 Biang Kerok
11 Part 11 Bertemu Pacar
12 Part 12 Memastikan
13 Part 13 Alasan
14 Part 14 Hampir
15 Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16 Part 16 Kemo Pertama
17 Part 17 Pengetahuan Baru
18 Part 18 Sakit Hati
19 Part 19 Cemas
20 Part 20 Usaha Angkasa
21 Part 21 Cemberut
22 Part 22 Cerita
23 Part 23 Tak Sadar
24 Part 24 Bertemu Bu Widya
25 Part 25 Pikiran Konyol
26 Part 26 Ucapan Indah
27 Part 27 Masa Lalu
28 Part 28 Alergi
29 Part 29 Angkasa Bikin Keder
30 Part 30 Beradu
31 Part 31 Anfal
32 Part 32 Pilihan
33 Part 33 Menenangkan
34 Part 34 Sabar Lagi
35 Part 35 Di bawa Pergi
36 Part 36 Menyiapkan Pesta
37 Part 37 Pengertian Angkasa
38 Part 38 Heart
39 Part 39 Nambah Kerjaan
40 Part 40 Bersiap
41 Part 41 Rule(Aturan)
42 Part 42 Duet
43 Part 43 Pengakuan
44 Part 44 Runyam
45 Part 45 Menggemaskan
46 Part 46 Kecelakaan
47 Part 47 Kabur
48 Part 48 Perhatian
49 Part_ 49 Harapan
50 Part 50 Menarik
51 Part 51 Cemburu
52 Part 52 Makan Malam
53 Part 53 Menegangkan
54 Part 54 Balasan
55 Part 55 Malam Istimewa
56 Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57 Part 57 Dihasut
58 Part 58 Bingung
59 Part 59 Sakit Kepala
60 Part 60 Menyadarkan
61 Part 61 Ronde Berlanjut
62 Part 62 Mulai Curiga
63 Part 63 Mencari Tahu
64 Part 64 Ketulusan Cinta
65 Part 65 Harinya Pelangi
66 Part 66 Salah Paham
67 Part 67 Dipertemukan
68 Part 68 Membuktikan
69 Part 69 Belum Menerima
70 Part 70 Tidak Sesuai
71 Part 71 Bersiap
72 Part 72 Mengharu Biru
73 Part 73 Berubah
74 Part 74 Marah
75 Part 75 Nasib
76 Part 76 Maaf
77 Part 77 Hasilnya
78 Part 78 Membandingkan
79 Part 79 Mengaku
80 Part 80 Terungkap
81 Part 81 Aneh
82 Part 82 Bayangan
83 Part 83 Rezeki Tak Kemana
84 Part 84 Berubah
85 Part 85 Benarkah?
86 Part 86 Di Peralat
87 Part 87 Memberi Tahu
88 Part 88 Pernikahan
89 Part 89 Fakta Baru
90 Part 90 Akhir
91 Part 91 Bonus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Part 01 Gadis mirip Sekar
2
Part 02 Tawaran
3
Part 03 Tidak Ada Pilihan
4
Part 04 Menyetujui
5
Part 05 Kebahagian Angkasa
6
Part 06 Sport Jantung
7
Part_07 Kehilangan
8
Part 08 Serba Salah
9
Part 09 Merayakan Hari Jadi
10
Part 10 Biang Kerok
11
Part 11 Bertemu Pacar
12
Part 12 Memastikan
13
Part 13 Alasan
14
Part 14 Hampir
15
Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16
Part 16 Kemo Pertama
17
Part 17 Pengetahuan Baru
18
Part 18 Sakit Hati
19
Part 19 Cemas
20
Part 20 Usaha Angkasa
21
Part 21 Cemberut
22
Part 22 Cerita
23
Part 23 Tak Sadar
24
Part 24 Bertemu Bu Widya
25
Part 25 Pikiran Konyol
26
Part 26 Ucapan Indah
27
Part 27 Masa Lalu
28
Part 28 Alergi
29
Part 29 Angkasa Bikin Keder
30
Part 30 Beradu
31
Part 31 Anfal
32
Part 32 Pilihan
33
Part 33 Menenangkan
34
Part 34 Sabar Lagi
35
Part 35 Di bawa Pergi
36
Part 36 Menyiapkan Pesta
37
Part 37 Pengertian Angkasa
38
Part 38 Heart
39
Part 39 Nambah Kerjaan
40
Part 40 Bersiap
41
Part 41 Rule(Aturan)
42
Part 42 Duet
43
Part 43 Pengakuan
44
Part 44 Runyam
45
Part 45 Menggemaskan
46
Part 46 Kecelakaan
47
Part 47 Kabur
48
Part 48 Perhatian
49
Part_ 49 Harapan
50
Part 50 Menarik
51
Part 51 Cemburu
52
Part 52 Makan Malam
53
Part 53 Menegangkan
54
Part 54 Balasan
55
Part 55 Malam Istimewa
56
Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57
Part 57 Dihasut
58
Part 58 Bingung
59
Part 59 Sakit Kepala
60
Part 60 Menyadarkan
61
Part 61 Ronde Berlanjut
62
Part 62 Mulai Curiga
63
Part 63 Mencari Tahu
64
Part 64 Ketulusan Cinta
65
Part 65 Harinya Pelangi
66
Part 66 Salah Paham
67
Part 67 Dipertemukan
68
Part 68 Membuktikan
69
Part 69 Belum Menerima
70
Part 70 Tidak Sesuai
71
Part 71 Bersiap
72
Part 72 Mengharu Biru
73
Part 73 Berubah
74
Part 74 Marah
75
Part 75 Nasib
76
Part 76 Maaf
77
Part 77 Hasilnya
78
Part 78 Membandingkan
79
Part 79 Mengaku
80
Part 80 Terungkap
81
Part 81 Aneh
82
Part 82 Bayangan
83
Part 83 Rezeki Tak Kemana
84
Part 84 Berubah
85
Part 85 Benarkah?
86
Part 86 Di Peralat
87
Part 87 Memberi Tahu
88
Part 88 Pernikahan
89
Part 89 Fakta Baru
90
Part 90 Akhir
91
Part 91 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!