Part 09 Merayakan Hari Jadi

Apa lagi kalau tbukan nyengir lagi, Bulan juga tidak punya sendal bagus selain sepatu lusuh yang biasa di bawanya bekerja. Angkasa menggeleng gemas, Ingin sekali Ia melahap tubuh yang begitu polos di depannya.

"Tunggu disini!" Angkasa membuka lagi lemari tadi tapi beda tempat. Ada puluhan pasang sepatu dan high heel berjajar di sana.

Angkasa mengambil sepatu berdia meter dua cm dari alasnya berwarna biru serupa dengan dress Bulan.

Angkasa berlutut dan memasang sepatu tersebut di kaki sang istri tapi Angkasa agak tercekap saat melihat tepian kaki Bulan pecah-pecah.

"Astaga, Sayang. Kenapa tidak bilang kaki mu begini? pasti sakit ya?" ujarnya mendongak kearah wajah Bulan yang mengkerut. "Besok kita lakukan perawatan supaya cepat sembuh ya?" Angkasa melanjutkan memakaikan high heel tersebut dan sangat pas di kaki Bulan.

Angkasa berdiri dan menjajarkan diri disamping Bulan lalu menggenggam tangan yang dianggap istrinya itu tanpa rasa canggung.

Bulan cuma bisa menurut. Ia juga lebih banyak diam karena Ia tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.

Melewati meja makan, Pak Dewok dan Bu Arumi terlihat sibuk menyiapkan pempek hasil masakan request Angkasa.

"Ayo makan, semua sudah siap!" ajak Bu Arumi tanpa menoleh.

"Pending aja, Bu. Angkasa mau merayakan hari jadian kita diluar," jawab Angkasa, begitu bahagia.

Ucapan itu mengundang perhatian orang tuanya. "Loh, udah pada dandan begini rupanya?" tutur Pak Dewok. Wajah Angkasa sangat cerah berbeda dari sebelum ada Bulan di rumah itu.

"Iya, ihk. Ibu sampek pangling liatnya," sanjung Bu Arumi. Bulan tampak anggun di mata mereka dan justru disana menonjolkan kecantikan yang alami dibanding cara Sekar bersolek.

"Oke, kalau gitu kita pergi dulu Yah, bu." Angkasa yang sudah lama tidak pernah lagi mencium tangan itu kini sudah mau melakukannya. "Sayang, ayo salim!" ujarnya pada Bulan.

Bulan mengangguk dan menyalami Pak Dewok dan Bu Arumi. "Ayo...!" ajaknya lagi menggandeng tangan Bulan. Ia sebenarnya belum mahir menggunakan high heel tapi berkat tangan Angkasa Ia mampu menjaga keseimbangan meski tetap saja tidak bisa santai dan beberapa kali hampir terjatuh.

Tiba di halaman, Angkasa menyadari jika Bulan lagi-lagi mau kepeleset langsung menahan tubuhnya.

"Kakimu sakit ya? pasti tidak nyaman karena telapak kaki mu rusak?" tebaknya, Bulan hanya tersipu.

"Tidak papa, sakit sedikit saja kok." Ternyata beruntung juga kakinya seperti itu.

Angkasa membukakan pintu mobil untuk Bulan dan keduanya meninggalkan rumah mewah tersebut. Disepanjang jalan, pemuda itu terus menggenggam tangan Bulan dengan sebelah tangan kirinya karena tangan kanannya diperuntukkan menghandle stir.

Bulan sebenarnya gerah, tapi jika menolak sudah pasti akan merusak perjanjiannya dengan Pak Dewok.

Angkasa enggan melepas Bulan, sebab Ia takut jika perempuan yang dicintainya pergi lagi darinya. Sudah cukup Ia menderita selama ini karena tidak mampu jauh dari mendiang Sekar.

Tidak ada percakapan, keduanya hanya bertukar senyum sampai mereka berhenti disebuah restaurant ternama di kota X.

"Ayo turun...!" Angkasa terus memuja Bidadarinya.

"Makasih...." ungkap Bulan. Menyambut tangan Angkasa keluar, bahkan tangan Angkasa menahan kepala Bulan dari daun pintu khawatir jika kepalanya terbentur bagian atas mobil itu.

Bulan yang merasa spesial menatap lekat wajah Angkasa. Ia tidak menyangka jika Angkasa semanis itu pada istrinya Sekar. Seharusnya wanita itu yang berada disamping Angkasa, bukanlah dirinya yang jujur saja dibilang sangat beruntung.

Pasti Sekar sangat bahagia, bila Ia masih hidup dan berada disamping Angkasa

"Kok melamun?" Angkasa selalu saja mengagetkannya.

"Ha? nggak kok. Ayo masuk!" Bulan tidak boleh lengah dan dicurigai.

Pengunjung sangat ramai, mereka datang bertepatan dengan jam makan siang. Angkasa memilih tempat yang menurutnya nyaman dan menarik kan satu buah kursi untuk Bulan. Keduanya duduk saling berhadapan.

Seorang pelayan resto menghampiri mereka dan menyerahkan Buku menu pada keduanya.

"Selamat datang, Mas, Mbak. Hari ini restaurant kami sedang merayakan hari ulang tahun. Ada diskon separuh harga bagi para tamu yang mau makan," ujar pelayan bertubuh seksi bagai model dengan sopan. Semua pria memperhatikan lekuk tubuh mereka yang melengkung mengikuti postur tubuh tidak berlaku bagi Angkasa, melirik pun Ia tidak.

"Sayang, pesanlah yang banyak. Hari ini sangat spesial untuk kita!" Angkasa menunjukkan beberapa pilihannya dan menyerahkan kembali pada pelayan itu tapi Bulan belum selesai memilih Ia tidak tahu harus makan apa. Semua menu kebanyakan makanan ala jepang dan china.

"Sayang, belum ada yang cocok?" Angkasa bertanya lagi.

Bulan tidak merespon. "Mbak, tidak adakah makanan khas Indonesia disini?"

"Oh, ada. Ini menunya." Mbak pelayan itu menukar buku mereka. Ada tiga buah buku ukuran besar ditangannya.

"Oke, aku mau sate kambing dan sop ini beserta satu porsi nasi!"

"Oh oke. Baiklah silakan tunggu sebentar ya!" Pelayan itu menyambut buku dari Bulan dan pergi kearah meja Chef.

Musik romantis tiba-tiba berbunyi menemani para tamu menikmati makanan mereka. Banyak juga balon-balon udara berterbangan di langit-langit.

"Wah, indah sekali!" seru Bulan, penuh takjub.

Angkasa ikut bahagia. "Kita beruntung merayakan hari jadi di restaurant yang tepat, sayang," ucapnya.

Bulan mengangguk. Tidak sadar jika Ia hanya seorang istri pura-pura. Beberapa pasangan muda mudi terlihat naik pentas yang sudah disediakan sebagai lantai dansa yang sudah dihiasi seindah mungkin.

Angkasa jadi tertarik mengajak Bulan ikut serta. "Kita dansa?"

Bulan mengerjap-ngerjapkan bola matanya. Ajakan Angkasa benar-benar mustahil, Ia bahkan tidak pernah melakukan gerakan romantis tersebut seumur hidupnya.

"Haruskan kita ikut?" tanya Bulan balik.

"Kenapa tidak?" Angkasa berdiri dari duduknya dan berlutut mengulurkan tangan kearah Bulan.

Bulan sangat malu tapi orang sekitar mendukungnya.

"Ayo Mbak disambut, seru ni!" teriakan seseorang.

Bulan tersipu, wajahnya memerah dan berkeringat. Angkasa selalu saja membuatnya tak berkutik saat mereka berhadapan.

"Ayo...!" Angkasa mengerling nakal.

"Ayo Mbak kasihan pacarnya," ujar salah seorang lagi.

Keduanya tidak peduli atau grogi dan hanya tersenyum. Hiruk pikuk makin ramai saat akhirnya Bulan mengalah menyambut tangan Angkasa. Pemuda itu berhasil kembali membuat Bulan terpedaya.

Setelah di atas pentas, Bulan kikuk dia tidak tahu caranya untuk berdansa. Melihat sekitarnya, semua pria memegang pin_ggul wanitanya dengan jarak yang dekat membuat Bulan terperangai.

"Sayang...!" Angkasa bingung sendiri karena Bulan diam saja. Ia pun berinisiatif meletakkan tangan Bulan melingkar dipundaknya dan tanganya sendiri di pinggang Bulan seperti yang lainnya.

Bulan kesulitan bernafas, berdekatan saja sudah gugup apa lagi Angkasa malah menempelkan keningnya ke kening Bulan dan saling tatap menatap.

Angkasa memulai gerakan kekiri kekanan hingga tubuh Bulan ikut dengan sendirinya.

"Kau bahagia?" tanya Angkasa lirih.

Bulan terlalu kaku untuk menjawab Ia selain hanya dengan hanya mengembangkan senyum sebagai bentuk jawabannya.

Terpopuler

Comments

N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧

N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧

cuit bgt,, lama lama bulan jatuh cinta x ya sm angkasa

2022-07-09

1

Rika Jhon

Rika Jhon

lama kelamaan nanti angkasa psti curiga karena sikap dan sifat nya bulan sgt jauh berbeda dgn sekar

2022-06-14

0

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

semangat yee

2022-06-05

2

lihat semua
Episodes
1 Part 01 Gadis mirip Sekar
2 Part 02 Tawaran
3 Part 03 Tidak Ada Pilihan
4 Part 04 Menyetujui
5 Part 05 Kebahagian Angkasa
6 Part 06 Sport Jantung
7 Part_07 Kehilangan
8 Part 08 Serba Salah
9 Part 09 Merayakan Hari Jadi
10 Part 10 Biang Kerok
11 Part 11 Bertemu Pacar
12 Part 12 Memastikan
13 Part 13 Alasan
14 Part 14 Hampir
15 Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16 Part 16 Kemo Pertama
17 Part 17 Pengetahuan Baru
18 Part 18 Sakit Hati
19 Part 19 Cemas
20 Part 20 Usaha Angkasa
21 Part 21 Cemberut
22 Part 22 Cerita
23 Part 23 Tak Sadar
24 Part 24 Bertemu Bu Widya
25 Part 25 Pikiran Konyol
26 Part 26 Ucapan Indah
27 Part 27 Masa Lalu
28 Part 28 Alergi
29 Part 29 Angkasa Bikin Keder
30 Part 30 Beradu
31 Part 31 Anfal
32 Part 32 Pilihan
33 Part 33 Menenangkan
34 Part 34 Sabar Lagi
35 Part 35 Di bawa Pergi
36 Part 36 Menyiapkan Pesta
37 Part 37 Pengertian Angkasa
38 Part 38 Heart
39 Part 39 Nambah Kerjaan
40 Part 40 Bersiap
41 Part 41 Rule(Aturan)
42 Part 42 Duet
43 Part 43 Pengakuan
44 Part 44 Runyam
45 Part 45 Menggemaskan
46 Part 46 Kecelakaan
47 Part 47 Kabur
48 Part 48 Perhatian
49 Part_ 49 Harapan
50 Part 50 Menarik
51 Part 51 Cemburu
52 Part 52 Makan Malam
53 Part 53 Menegangkan
54 Part 54 Balasan
55 Part 55 Malam Istimewa
56 Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57 Part 57 Dihasut
58 Part 58 Bingung
59 Part 59 Sakit Kepala
60 Part 60 Menyadarkan
61 Part 61 Ronde Berlanjut
62 Part 62 Mulai Curiga
63 Part 63 Mencari Tahu
64 Part 64 Ketulusan Cinta
65 Part 65 Harinya Pelangi
66 Part 66 Salah Paham
67 Part 67 Dipertemukan
68 Part 68 Membuktikan
69 Part 69 Belum Menerima
70 Part 70 Tidak Sesuai
71 Part 71 Bersiap
72 Part 72 Mengharu Biru
73 Part 73 Berubah
74 Part 74 Marah
75 Part 75 Nasib
76 Part 76 Maaf
77 Part 77 Hasilnya
78 Part 78 Membandingkan
79 Part 79 Mengaku
80 Part 80 Terungkap
81 Part 81 Aneh
82 Part 82 Bayangan
83 Part 83 Rezeki Tak Kemana
84 Part 84 Berubah
85 Part 85 Benarkah?
86 Part 86 Di Peralat
87 Part 87 Memberi Tahu
88 Part 88 Pernikahan
89 Part 89 Fakta Baru
90 Part 90 Akhir
91 Part 91 Bonus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Part 01 Gadis mirip Sekar
2
Part 02 Tawaran
3
Part 03 Tidak Ada Pilihan
4
Part 04 Menyetujui
5
Part 05 Kebahagian Angkasa
6
Part 06 Sport Jantung
7
Part_07 Kehilangan
8
Part 08 Serba Salah
9
Part 09 Merayakan Hari Jadi
10
Part 10 Biang Kerok
11
Part 11 Bertemu Pacar
12
Part 12 Memastikan
13
Part 13 Alasan
14
Part 14 Hampir
15
Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16
Part 16 Kemo Pertama
17
Part 17 Pengetahuan Baru
18
Part 18 Sakit Hati
19
Part 19 Cemas
20
Part 20 Usaha Angkasa
21
Part 21 Cemberut
22
Part 22 Cerita
23
Part 23 Tak Sadar
24
Part 24 Bertemu Bu Widya
25
Part 25 Pikiran Konyol
26
Part 26 Ucapan Indah
27
Part 27 Masa Lalu
28
Part 28 Alergi
29
Part 29 Angkasa Bikin Keder
30
Part 30 Beradu
31
Part 31 Anfal
32
Part 32 Pilihan
33
Part 33 Menenangkan
34
Part 34 Sabar Lagi
35
Part 35 Di bawa Pergi
36
Part 36 Menyiapkan Pesta
37
Part 37 Pengertian Angkasa
38
Part 38 Heart
39
Part 39 Nambah Kerjaan
40
Part 40 Bersiap
41
Part 41 Rule(Aturan)
42
Part 42 Duet
43
Part 43 Pengakuan
44
Part 44 Runyam
45
Part 45 Menggemaskan
46
Part 46 Kecelakaan
47
Part 47 Kabur
48
Part 48 Perhatian
49
Part_ 49 Harapan
50
Part 50 Menarik
51
Part 51 Cemburu
52
Part 52 Makan Malam
53
Part 53 Menegangkan
54
Part 54 Balasan
55
Part 55 Malam Istimewa
56
Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57
Part 57 Dihasut
58
Part 58 Bingung
59
Part 59 Sakit Kepala
60
Part 60 Menyadarkan
61
Part 61 Ronde Berlanjut
62
Part 62 Mulai Curiga
63
Part 63 Mencari Tahu
64
Part 64 Ketulusan Cinta
65
Part 65 Harinya Pelangi
66
Part 66 Salah Paham
67
Part 67 Dipertemukan
68
Part 68 Membuktikan
69
Part 69 Belum Menerima
70
Part 70 Tidak Sesuai
71
Part 71 Bersiap
72
Part 72 Mengharu Biru
73
Part 73 Berubah
74
Part 74 Marah
75
Part 75 Nasib
76
Part 76 Maaf
77
Part 77 Hasilnya
78
Part 78 Membandingkan
79
Part 79 Mengaku
80
Part 80 Terungkap
81
Part 81 Aneh
82
Part 82 Bayangan
83
Part 83 Rezeki Tak Kemana
84
Part 84 Berubah
85
Part 85 Benarkah?
86
Part 86 Di Peralat
87
Part 87 Memberi Tahu
88
Part 88 Pernikahan
89
Part 89 Fakta Baru
90
Part 90 Akhir
91
Part 91 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!