Part 12 Memastikan

...🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️...

...Hai-hai bertemu lagi di novel barunya Author yang kecenya gak ketulungan. Semoga kalian yang baca terhibur dan suka dengan jalan ceritanya ya....

Jangan lupa seperti biasa Author, yang ya ampun kacau abis ini Menanti Like, komen, Vote, Gift and rate bintang lima dari sahabat reader.

Hehehe... maaf jika banyak typo bagaikan bintang-bintang di Angkasa menemani Bulan berpijar🙏🙏🙏🙏

Peringatan: ada drama ngakak nya di bawah...

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Angkasa dan Bulan mengangguk bersamaan lalu menyalami punggung tangan wanita yang menyapa mereka.

"Ayah, kemana, Bu?" Angkasa menoleh ke beberapa titik yang terjangkau pandangan matanya.

"Pergi, ada temennya yang sakit katanya," jawab Bu Arumi santai. "O ya, Sekar anak perempuan jangan mandi malam-malam, cepat mandi sekarang," ujarnya mengalihkan topik pembicaraan. Apa lagi kalau bukan menghindari pertanyaan Angkasa yang selalu saja bikin pusing kepala.

Bulan mengembangkan senyum, Ia yakin kalau Pak Dewok pasti menengok adik lelakinya. "Baik, Bu. Bulan masuk dulu."

Bulan berlalu dari hadapan mereka dan Angkasa langsung berlari merangkul pundaknya. "Kita mandi sama-sama," teriaknya sampai ketelinga Bu Arumi.

"Ck, apa yang akan terjadi dengan dua anak itu. Aku tidak yakin gadis tersebut akan aman dari rayuan Angkasa," dumel Bu Arumi melanjutkan mengunyah kacang asin dari dalam keller berukuran sedang.

"Ya ampun, mertua kok jahat begitu sama menantu, amit-amit deh untung saya baik." Bu Arumi mengusap dadanya, langsung berkomentar dengan emosi melihat drama televisi "Ku Menangis" yang terkenal dengan kualitas drama keluarganya di salah satu stasiun televisi lokal.

"Sayang...." Angkasa selalu saja terobsesi memeluk Bulan tanpa A, I, U leboh dulu. "Mandi bareng ya?"

"Ha?" Bulan baru paham. "Mandi sendiri saja," jawabnya ketus dan sedikit berdegup. Menyambar handuk di atas gantungan dan hendak masuk tapi Angkasa menahan pintu kamar mandi lalu menggenggam tangannya.

"Kapan kita lakukan semuanya bersama? aku tidak sabar, Sayang?"

Bulan menghela nafas dan kesal. "Kau itu sudah dewasa, Sweety. Aku tidak terbiasa mandi bersama pria."

Wajah Angkasa yang awalnya ceria berubah padam. "Tapi kan kita sudah menikah dan halal kan? Emang tidak boleh kita mandi bersama? Apakah itu haram?"

Bulan mendongak menatap Angkasa tak mampu menjawab sepatah katapun sampai hampir menangis. Itu haram, Angkasa. Kamu tidak mengerti.

Angkasa mengeratkan giginya dan menggoyang tubuh Bulan. "Kenapa diam? ayo katakan! dimana letak salahnya?"

Bulan menunduk takut. Mata Angkasa menajam. "Maaf, sweety, aku belum sembuh dari tamu bulananku itu sebabnya aku malu," jawabnya pelan, berbohong akan menjadi kebiasaan.

Angkasa menggeleng kan kepala. "Oh ya, cuma itu?'

Bulan mengulum bibir, tidak punya alasan untuk menjawab selain diam. Angkasa mematahkan segala apa pun pernyataannya. Hingga tak disadari, Angkasa menarik Bulan di bawah guyuran air Shower yang diputar Angkasa sampai membasahi tubuh mereka.

Membingkai wajah Bulan dengan tatapan lekat, selang beberapa waktu Angkasa menempel kan kening keduanya sampai hidung mancung milik Angkasa menempel pada milik Bulan yang berbentuk bangir, kecil dan terlihat manis dipandang.

"Kenapa kamu jadi seperti ini? dulu kamu manja dan menggemaskan? tapi sekarang kamu sangat ketakutan dan selalu menghindari ku. Apa masalahmu?"

Karena aku bukan Sekar, Angkasa. Aku bukan istrimu

"Sayang, apa pun keadaanmu, kekurangan mu maupun kepemilikanmu sekarang adalah milikku. Aku akan menerima segala kekurangan mu apa pun itu, kau tidak akan berdosa untuk itu," ujar Angkasa, Bulan sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana jika Angkasa benar-benar melakukan hal mengerikan itu.

Bulan gemetaran, bibir sedikit tebal milik Angkasa menempel tepat di mulutnya. Ia tidak boleh pasrah begitu saja akan tindakan suami pura-pura nya itu, Bulan langsung berbalik untuk menghindari sentuhan berbahaya Angkasa. "Ma-maaf, aku malu. Tolong kasih aku waktu sampai ini berakhir."

"Tidak," tandas Angkasa.

"Aku tidak mau menunggu lagi," bisiknya, hembusan nafas sisa rasa es-cream menyambangi indra penciuman Bulan.

Angkasa memutar tubuh Bulan menghadapnya, tidak peduli wajah Bulan memerah ketakutan. Gadis itu menggigit bibir, pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Angkasa tersenyum, Ia akan menaklukan Bulan dengan cara lain jika miliknya belum bisa menyentuh langsung.

Astaga, bagaimana ini? aku tidak tahu harus apa sekarang. Pak Dewok, Bu Arumi tolong Bulan.

Bulan memejamkan matanya erat-erat, ketika tangan Angkasa hampir mendekati menggapai wajahnya.

"Aw...!" Bulan berteriak keras karena kaget saat tangan Angkasa rupanya sudah berhasil menyentuhnya. "To_ tolong hentikan, na_ nanti saja kalau aku sudah sembuh," ucapnya penuh permohonan akibat ketakutan berpikir Angkasa akan melakukan hal yang tidak diinginkannya.

Angkasa menggeret bangku kecil di dekat dinding dengan kakinya. "Ayo duduk, aku akan membasuh rambutmu."

Bulan mendongakkan kepalanya. "Membasuh?"

"Kamu pikir apa? lihat, rambutmu sangat kotor, pasti itu karena kamu jarang keramas." Angkasa menuangkan sampo ketangan nya lalu dengan sigap mengucek-nguceknya ke kepala Bulan.

"Sweety hentikan! kau akan membunuhku jika kau keras-keras begitu!" teriak Bulan kesal saking jengkelnya dengan kejahilan Angkasa. Bu Arumi yang melintasi pintu kamar Angkasa tersentak dan menguping. Tembok itu tembus suara, dan Bu Arumi langsung terhenyat mendengarnya.

"Ya ampun, Angkasa. Apa sudah sekeras itu batang bertopimu itu," geram Bu Arumi.

"Ibu, ngapain nguping?" tanya Pak Dewok, penasaran.

"As, AstaufiruLlah Ayah, ngagetin saja." Bu Arumi kembali mengusap dada. Akhir-akhir ini Ia sering sekali kaget meski sebenarnya tidak sedang memikirkan sesuatu. "Dengerin tu, Yah. Mereka sedang bergumuuul. Tanggung dosanya sama, Ayah!" oceh Bu Arumi, Ia pun melenggang pergi tidak mau tahu apa lagi kecipratan dosanya.

Pak Dewok ganti menguping, tapi Ia tidak mendengar apa pun disana. Pak Dewok memukul keningnya. "Ibu itu sudah pikun, orang di dalam hening begitu. kalau lagi kerja pasti ranjangnya rame."

"Ih, Ayah. Kasur kita kan bed kafer sekarang bukan lagi bed kapuk semasa AYah muda dulu," sahut Bu Arumi tidak terima. Rupanya pendengarannya masih sangatlah tajam meski jarak mereka cukup jauh.

Pak Dewok senyum sendiri, Ia malu mengingat malam pertama dengan Istrinya. Ranjang reyot kratak-kretek berbunyi riuh ketika Ia menggoyang pinggui_ilnya berdaya lemah takut jika ada anggota keluarga lain yang mendengar.

"Jadi kangen, Bu. Ayo kita lakukan lagi," ujarnya bergurau menjauhi kamar Angkasa dan duduk di meja makan dimana Bu Arumi menyajikan makan malam.

Bu Arumi menjebikkan bibir. "Sudah tua bangkotan masih saja kotor, pikirkan nasib gadis itu. Bagaimana kalau dia hamil karena anak kesayanganmu?" sasarnya.

Pak Dewok terhenyat lalu menyeruput air putih didepannya. Memikirkan cara agar Angkasa menahan diri sampai Ia pulih.

Terpopuler

Comments

Rika Jhon

Rika Jhon

aduh thor sakit mulutku ketawa mulu😀

2022-06-14

1

Rika Jhon

Rika Jhon

bed kafer VS bed kapuk😂😂

2022-06-14

1

Rika Jhon

Rika Jhon

ahahaha sumpah ngakak bgt gw..batang bertopi😀😀🤣🤣 bukan jamur payung ya bu 😂😂😂

2022-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 Part 01 Gadis mirip Sekar
2 Part 02 Tawaran
3 Part 03 Tidak Ada Pilihan
4 Part 04 Menyetujui
5 Part 05 Kebahagian Angkasa
6 Part 06 Sport Jantung
7 Part_07 Kehilangan
8 Part 08 Serba Salah
9 Part 09 Merayakan Hari Jadi
10 Part 10 Biang Kerok
11 Part 11 Bertemu Pacar
12 Part 12 Memastikan
13 Part 13 Alasan
14 Part 14 Hampir
15 Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16 Part 16 Kemo Pertama
17 Part 17 Pengetahuan Baru
18 Part 18 Sakit Hati
19 Part 19 Cemas
20 Part 20 Usaha Angkasa
21 Part 21 Cemberut
22 Part 22 Cerita
23 Part 23 Tak Sadar
24 Part 24 Bertemu Bu Widya
25 Part 25 Pikiran Konyol
26 Part 26 Ucapan Indah
27 Part 27 Masa Lalu
28 Part 28 Alergi
29 Part 29 Angkasa Bikin Keder
30 Part 30 Beradu
31 Part 31 Anfal
32 Part 32 Pilihan
33 Part 33 Menenangkan
34 Part 34 Sabar Lagi
35 Part 35 Di bawa Pergi
36 Part 36 Menyiapkan Pesta
37 Part 37 Pengertian Angkasa
38 Part 38 Heart
39 Part 39 Nambah Kerjaan
40 Part 40 Bersiap
41 Part 41 Rule(Aturan)
42 Part 42 Duet
43 Part 43 Pengakuan
44 Part 44 Runyam
45 Part 45 Menggemaskan
46 Part 46 Kecelakaan
47 Part 47 Kabur
48 Part 48 Perhatian
49 Part_ 49 Harapan
50 Part 50 Menarik
51 Part 51 Cemburu
52 Part 52 Makan Malam
53 Part 53 Menegangkan
54 Part 54 Balasan
55 Part 55 Malam Istimewa
56 Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57 Part 57 Dihasut
58 Part 58 Bingung
59 Part 59 Sakit Kepala
60 Part 60 Menyadarkan
61 Part 61 Ronde Berlanjut
62 Part 62 Mulai Curiga
63 Part 63 Mencari Tahu
64 Part 64 Ketulusan Cinta
65 Part 65 Harinya Pelangi
66 Part 66 Salah Paham
67 Part 67 Dipertemukan
68 Part 68 Membuktikan
69 Part 69 Belum Menerima
70 Part 70 Tidak Sesuai
71 Part 71 Bersiap
72 Part 72 Mengharu Biru
73 Part 73 Berubah
74 Part 74 Marah
75 Part 75 Nasib
76 Part 76 Maaf
77 Part 77 Hasilnya
78 Part 78 Membandingkan
79 Part 79 Mengaku
80 Part 80 Terungkap
81 Part 81 Aneh
82 Part 82 Bayangan
83 Part 83 Rezeki Tak Kemana
84 Part 84 Berubah
85 Part 85 Benarkah?
86 Part 86 Di Peralat
87 Part 87 Memberi Tahu
88 Part 88 Pernikahan
89 Part 89 Fakta Baru
90 Part 90 Akhir
91 Part 91 Bonus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Part 01 Gadis mirip Sekar
2
Part 02 Tawaran
3
Part 03 Tidak Ada Pilihan
4
Part 04 Menyetujui
5
Part 05 Kebahagian Angkasa
6
Part 06 Sport Jantung
7
Part_07 Kehilangan
8
Part 08 Serba Salah
9
Part 09 Merayakan Hari Jadi
10
Part 10 Biang Kerok
11
Part 11 Bertemu Pacar
12
Part 12 Memastikan
13
Part 13 Alasan
14
Part 14 Hampir
15
Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16
Part 16 Kemo Pertama
17
Part 17 Pengetahuan Baru
18
Part 18 Sakit Hati
19
Part 19 Cemas
20
Part 20 Usaha Angkasa
21
Part 21 Cemberut
22
Part 22 Cerita
23
Part 23 Tak Sadar
24
Part 24 Bertemu Bu Widya
25
Part 25 Pikiran Konyol
26
Part 26 Ucapan Indah
27
Part 27 Masa Lalu
28
Part 28 Alergi
29
Part 29 Angkasa Bikin Keder
30
Part 30 Beradu
31
Part 31 Anfal
32
Part 32 Pilihan
33
Part 33 Menenangkan
34
Part 34 Sabar Lagi
35
Part 35 Di bawa Pergi
36
Part 36 Menyiapkan Pesta
37
Part 37 Pengertian Angkasa
38
Part 38 Heart
39
Part 39 Nambah Kerjaan
40
Part 40 Bersiap
41
Part 41 Rule(Aturan)
42
Part 42 Duet
43
Part 43 Pengakuan
44
Part 44 Runyam
45
Part 45 Menggemaskan
46
Part 46 Kecelakaan
47
Part 47 Kabur
48
Part 48 Perhatian
49
Part_ 49 Harapan
50
Part 50 Menarik
51
Part 51 Cemburu
52
Part 52 Makan Malam
53
Part 53 Menegangkan
54
Part 54 Balasan
55
Part 55 Malam Istimewa
56
Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57
Part 57 Dihasut
58
Part 58 Bingung
59
Part 59 Sakit Kepala
60
Part 60 Menyadarkan
61
Part 61 Ronde Berlanjut
62
Part 62 Mulai Curiga
63
Part 63 Mencari Tahu
64
Part 64 Ketulusan Cinta
65
Part 65 Harinya Pelangi
66
Part 66 Salah Paham
67
Part 67 Dipertemukan
68
Part 68 Membuktikan
69
Part 69 Belum Menerima
70
Part 70 Tidak Sesuai
71
Part 71 Bersiap
72
Part 72 Mengharu Biru
73
Part 73 Berubah
74
Part 74 Marah
75
Part 75 Nasib
76
Part 76 Maaf
77
Part 77 Hasilnya
78
Part 78 Membandingkan
79
Part 79 Mengaku
80
Part 80 Terungkap
81
Part 81 Aneh
82
Part 82 Bayangan
83
Part 83 Rezeki Tak Kemana
84
Part 84 Berubah
85
Part 85 Benarkah?
86
Part 86 Di Peralat
87
Part 87 Memberi Tahu
88
Part 88 Pernikahan
89
Part 89 Fakta Baru
90
Part 90 Akhir
91
Part 91 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!