...🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞...
Angkasa garuk-garuk kepala. Gak mungkin dia mengaku sedang menunggu Sekar. "Oh, iya itu_. Ada apa datang kemari?" tanya nya sedikit ketus. Mengalihkan pertanyaan Bayu yang membuatnya mati kutu.
Bayu pun mengatakan maksud kedatangannya. Memang pekerjaan itu sudah lama tidak dilakukannya. Sebab Ia tahu, Angkasa sudah sebulan tak pernah lagi kekantor kematian Sekar. "Ini, Bos. Saya mau makan siang, Bos mau nitip tidak?"
Angkasa tergelak sebentar. "Oh... iya nanti saja. Aku bisa beli sendiri." Masih menunggu sang istri datang. Ia takut mengecewakan Sekar jika nanti Ia sudah kekenyangan.
"Yakin, Bos. Biasanya nitip kalau males keluar?" Bayu memastikan.
Angkasa mengingat sesuatu dan ingin mengatakan langsung pada asistennya itu. "Iya, gak usah. O ya setelah selesai makan. segera temui saya."
"Baik, Bos."
Bayu berlalu pergi, berbeda dengan Angkasa yang terus menunggu berharap Sang Istri segera menemuinya. Namun cukup lama dengan posisi duduknya. Angkasa bertanya-tanya akan keberadaan sang istri. Pasalnya Sekar tidak mungkin melupakan kebiasaan itu sebelum mereka menikah.
Mondar-mandir sampai lelah tidak juga membuahkan hasil. Angkasa merasa khawatir. Baru kali ini Sekar menghilang. Angkasa juga aneh, biasanya Sekar juga akan cepat mengabari jika Ia tidak datang.
"Oh iya, saya lupa."
Angkasa ingat soal nomor ponsel Sekar dan segera menghubunginya untuk menanyai sang istri namun sayangnya beberapa kali mengulang nomer itu tidak lagi aktif.
"Sekar, kamu dimana, Sayang? aku cemas."
Tok! Tok! Tok!
Terdengar lagi pintu diketuk.
"Masuk...!" jawab Angkasa setengah malas.
Bayu muncul lagi dari balik pintu. "Mau membicarakan apa, Bos?"
Angkasa pun mendaratkan bokongnya dikursi. Ia menatap ragu pada Bayu.
Bayu sendiri merasa heran. "Kenapa, Bos? a_ apa saya mau di pecat?" tanyanya takut.
Angkasa menyeringai. "Bukan itu? ada hal lain," ujarnya melanjutkan.
Bayu jadi penasaran dan bertanya lagi. "Perihal apa, Bos?"
"Soal wanita," tandas Angkasa.
"Wanita? Bos punya pacar baru?" sontak Kata-kata itu keluar dari mulut Bayu.
"Ngac*k kamu, aku setia pada istriku," desis Angkasa. "Begini, Bay. Kau kan sudah menikah pasti taukan soal Ha*d perempuan?"
Bayu mengerutkan dahi. "Iya, tapi kenapa Bos sangat ingin tahu?"
Angkasa mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Lalu menyeruput koffe moccha yang masih ada, sisa dari OB mengantar beberapa waktu yang lalu.
"Bos?" Bayu menanti alasan pemuda didepannya.
"Berapa lama perempuan ha*d?" pertanyaan itu meluncur begitu saja.
"Hahaha...." Bayu yang tadi nya kaget langsung tertawa. "Yang bener saja, Bos gak tahu soal itu?"
Angkasa melotot. "Jawab saja apa susahnya sih?" Angkasa butuh jawaban bukan bualan.
"Ya ampun, maaf Bos. Sebulan gak ketemu otakku ngelak gara-gara pertanyaan Bos."
"Jawab saja sekarang, berapa lama?" kesal Angkasa.
"Bos sedang mengincar seseorang ya? terus gak jadi gara-gara dia ha*d?" Bayu asal menebak.
"Gila kamu." Angkasa pun bangkit dari duduknya menuju kesebuah rak buku lalu menarik satu buah map berisikan kertas-kertas tebal di dalamnya yang kemudian Ia lemparkan ke atas meja.
"Jawab, atau poto kopi semua file didalamnya," ucapnya bersunguh-sungguh.
Bayu langsung membulatkan mata. "Jadi Bos serius?"
"Kau pikir aku bohong!"
"Tidak, Bos. Maaf, saya cuma becanda. Ha*d itu tidak menentu, Bos. Bisa lebih cepat juga lebih lambat." Bayu memulai menjelaskan. "Seminggu adalah waktu yang paling normal."
"A_ apa, tunggu dulu. Seminggu? kamu yakin?" Angkasa tidak percaya.
"Iya, Bos. Disitulah wanita sedang subur-suburnya. Masa itu kita tidak boleh menyentuh wanita karena haram hukumnya sebab dia sedang membuang darah kotor. Berdampak juga pada kesehatan silawan main nya jika tetap dilakukan. Terutama untuk si cowok."
Angkasa mulai paham. "Lalu?"
"Menunggu dia sembuh, nah di saat dia baru sembuh itulah sangat bagus mencetak anak," lirih Bayu setengah berbisik. Tujuannya menggoda Angkasa.
"Akan cepat jadi maksudmu?"
"Benar sekali, Bos. Aku bahkan pernah dengar dari seorang Dokter terkemuka jika kita menginginkan anak perempuan sangat bagus kerja diwaktu subuh sepertiga malam. Tapi ingat lakukan lewat belakang."
"Ha? Dokter mana tu?"
"Adalah itu ilmunya. Berbeda dengan anak cowok, mana aja boleh lah. Merebah, terlengkap, miring, berdiri juga boleh," sambung Bayu lagi.
"Tapi mengapa dia bilang sebulan," gumam Angkasa bingung.
"Wah, berarti wanita itu ada masalah Bos," sahut Bayu, Ia mendengar jelas ucapan Angkasa.
Angkasa kembali memandang Bayu. "Maksudmu?"
"Sebulan atau lebih tepatnya 40 hari itu disebut masa nifas, hanya terjadi pada perempuan yang habis melahirkan. Jika sampai terjadi diluar itu artinya ada masalah diperut si cewek."
"Kurang paham," sela Angkasa.
"Ada penyakit atau kelainan, Bos," pungkas Bayu.
"Penyakit?"
"Bos, yakin wanita yang Bos maksud tidak sakit. Jangan-jangan dia takut sama Bos terus berbohong," tukas Bayu lagi membuat Angkasa berpikir ulang.
"Berbohong?"
"Hahaha... Bos ini sangat payah. Wanita kalau takut mau di perlihatkan Burung kita dia akan beralasan yang tidak masuk akal, Bos. Percaya sama saya."
"Kamu yakin, Bay. Bisa jadi dia berbeda dengan istrimu?" tanya Angkasa lagi.
"Ya enggaklah haid dan nifas akan dialami semua perempuan tapi hormon dan masalahnya lah yang membedakan."
"Kamu yakin, Bay? Bagaimana kamu tahu jika istrimu telah selesai?"
"Hehehe... Aku periksa langsung sehabis seminggu. Soalnya aku orangnya gak bisa jauh-jauh dengan rutinitas itu, Bos. Nagihin dah pokoknya." Bayu terpingkal-pingkal.
"Rasanya kayak apa, Bay?" Angkasa mulai usil.Dia memang belum melakukannya sampai saat ini.
"Bos pasti mengalami saat melihat wanita seksi apa lagi tanpa busana, burung Bos langsung mengeras kayak mau meledak. Nah, kalau udah dimasukin ke situ Bos. Rasanya beh.. nyut-nyut kayak kess_dot, Bos." Bayu terus menjelaskan dengan mimik yang sulit dijabarkan.
Otak Angkasa mulai menari-nari. Ia semakin tidak sabar melakukan masa itu.
"Ada lagi, Bos?"
"Anakmu laki-laki apa perempuan?" tanya Angkasa untuk kesekian kalinya.
"Lah, si Bos lupa.Perempuanlah, kan dari awal aku udah ngarep punya anak perempuan. Makanya aku kasih tau tipsnya ke Bos sebab aku sudah membuktikannya sendiri," jawab Bayu yang juga tidak lelah menjelaskan.
Angkasa mengangguk. Senyum licik langsung terbit disudut bibirnya.
"Bos, buktikan saja. Jika dia masih deras, pasti pakai pelindung. Bukannya waktu sekolah guru kita juga pernah menjelaskan soal ini."
"Aku lupa, itu sudah sangat lama, Bay."
"Ahk, si Bos. Begitu saja gak peka."
"Kamu pernah melakukan apa saja sama istrimu diranjang?" seringai Angkasa.
Bayu lagi-lagi tertawa lepas. "Aku sudah melakukan semuanya, Bos. Bahkan mencicipi rasa pada Vaggi_nya."
"Astaga, ternyata kau berbahaya juga ya, Bay," ujar Angkasa bersungut-sungut.
"Hahaha... kan sudah jadi milik saya. La si Bos ma siapa tu?" goda Si Bayu.
Angkasa jadi marah, Ia melepas sepatunya dan hendak memukul Bayu.
"Ampun, Bos. Ampun...." Bayu segera berlari keluar. "Jangan asal main ma cewek apa lagi si Club, Bos. Takut terjangkit HIV," sambung Bayu lagi menangadahkan kepalanya lagi di depan Angkasa.
"Hey, tutup mulutmu."
"Ampun, Bos. Permisi...!" teriaknya sambil menghilang.
Angkasa memang marah tapi pura-pura Ia telah mendapat angin segar setelah mendapat penjelasan dari Asistennya itu dan akan membuktikan sendiri ucapan Bayu sepulang nanti.
...🌾🌾🌾...
Jangan lupa Komentarnya, kok pada menghilang sih😭😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Alanna Th
bravo bayu, km bkln dpt bonus br lipat" nie 👍🤫😂🤣😘💖
2023-11-13
0
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰 ❸﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝🌺꧂
voloz nya si angkasa, sampai segitunya, sangking penasaran sampai bertanya pada asistennya.. 🤭🤭
2022-07-02
2
Rika Jhon
awas bulan km siap2 nih..hutan belantara mu mo di periksa alias di cek lgsg olh angkasa🤣
2022-06-16
1