Part 08 Serba Salah

Angkasa ingin membahagiakan wanita yang dicintainya, Ia berpikir untuk membawa Bulan jalan-jalan berdua. "Oya, karena hari ini adalah hari spesial bagaimana kalau kita jalan-jalan?"

"ha? jalan-jalan?" raga Bulan seolah belum sepenuhnya menyatu. Mungkin karena situasi itu tidak lah nyaman sama sekali.

Angkasa tergelak. "Kenapa wajahmu begitu? bukankah kamu paling hobi jika jalan berdua denganku?"

Bulan menunduk sejenak lalu menatap wajah Angkasa. "Maafkan aku sudah gagal menjadi istri."

Angkasa menyeringai aneh. "Apa maksudmu, Sayang?"

"Tidak papa, kalau begitu biar aku ganti baju dulu." Bulan melangkah kearah tas butut miliknya yang berada diatas meja untuk mencari baju yang pas guna merayakan hari penting tersebut.

Tentu Angkasa agak heran. Ia tahu persis dimana Lemari pakaian Sekar berada dan semua baju miliknya menyatu bersebelahan dengan pakaiannya.

"Sayang...!"

"Hem?" Bulan menoleh sebentar namun tetap sibuk karena tidak ada satupun barang yang cocok dengannya. Ia memang tidak punya pakaian bagus karena Bulan tidak pernah memikirkan soal penampilan.

"Kamu melupakan tempat pakaianmu? kenapa kau malah membongkar pakaian kumuh itu. Dari mana kau memungutnya?" Angkasa menjimpit dengan tatapan kearah baju-baju lusuh tersebut.

"A_ apa? I_ ini kan_."

"Buang!" perintahnya berubah menjadi dingin.

"Ti_ tidak Swe_ Sweety. Maaf, kepalaku ha_ habis terbentur. Jadi aku tidak fokus." Bulan memasukan kembali pakaian tersebut dan meletakkannya dibawah meja lalu berpindah ke laci kecil dan memeriksa pakaian yang di maksud Angkasa.

Hanya ada beberapa alat catok rambut dan berbagai alat-alat yang sama sekali tidak penting baginya. Berpindah kelaci-laci kecill tapi tidak ada. Bulan benar-benar bingung, Ia melihat Angkasa yang terus menatap tajam kearahnya.

Sesaat Ia kaku, kakinya terasa bergoyang. Kali ini Angkasa pasti mengetahui kedok ku? dimana aku menemukan pakaian itu?

Bulan melanjutkan kakinya kearah sebuah lemari kaca namun disana hanya ada benda-benda hias yang tertata rapi. Diedarkannya bola mata itu kesetiap penjuru tempat. Sayangnya tidak ada tempat yang bisa di anggap lemari pakaian.

Angkasa melipat tangan, tidak bergerak dari tempatnya berdiri. Lama-kelamaan, Ia jengah dan menyambar tubuh Bulan yang melewati dirinya.

"Hiks...." Karna tidak bisa apa-apa Bulan menangis dalam rengkuhan Angkasa.

Angkasa tidak lah marah, Ia malah membalikkan tubuh Bulan dan membingkainya dengan senyuman. "Tenanglah, sayang. Sepertinya kau sedang ada masalah? katakan padaku, biar kita selesaikan sama-sama."

Bulan menggeleng, bukan masalah besar. Hanya saja dia tidak tahu letak pakaian istri Angkasa.

Pemuda itu mengusap air matanya, karena tidak ada jawaban dari Bulan Ia menarik lengan Istrinya kearah nakas lalu menekan tombol hijau hingga sebuah dinding yang semula nampak bagai ukiran terbuka memperlihatkan banyak gaun-gaun indah yang tergantung didalamnya. Juga milik Angkasa yang tertata sangat rapi disebelah pakaian tersebut.

Angkasa mengangkat satu alisnya agar Bulan segera memakai baju kesukaannya. "Ayo pilih salah satu, kita akan segera pergi!"

Bulan melongo dan perasaannya seakan berkecamuk bak benang kusut. Ia tidak yakin akan menggunakan salah satu pakaian mewah tersebut tanpa izin sang empunyanya.

Bulan melangkah penuh ragu, Ia takjub akan semua pakaian yang ada disana. Tak ada yang jelek apa lagi kusut tidak ada bedanya dengan pakaian di pasar bahkan lebih bagus sekelas pakaian artis.

Tuhan, bagaimana ini? haruskah aku memakainya. Ta_ tapi_.

"Sayang, kenapa malah melamun. Ini sudah siang lo, biar aku yang pilihkan. Ini adalah baju yang aku beli beberapa bulan sebelum pernikahan kita. Kau belum pernah memakainya kuharap baju-baju ini sesuai dengan seleramu."

Angkasa meraih satu dress cantik selutut berwarna hijau laut kotak-kotak dilengkapi tas mini cantik bawaannya.

"Ayo pakai ini, kau pasti cantik mengenakannya. Wajar, kau lupa karena aku pernah menunjukkan nya sekali saat kita belum akad."

Angkasa mengitari lagi tubuh Bulan, menarik sleting pakaiannya kebawah menampakkan keindahan kulit Bulan. Ia tak bisa mengelak sebab Angkasa terlalu cepat.

Angkasa membuat jatuh kedua sisi baju Bulan sampai kebahu hampir memperlihatkan bagian belahan da_danya. Bulan menghela nafas saat merasai itu, Ia tidak kuasa menahan perlakuan Angkasa. Saat Angkasa hendak menurunkan lebih jatuh lagi Bulan menahan bagian dadanya.

"Tidak, jangan!" teriaknya spontan sambil memejamkan mata. "Maaf, biar aku sendiri. Aku malu," lanjutnya, supaya Angkasa mengerti.

Bukannya menjauh, Angkasa lagi-lagi mendekatkan wajahnya lalu melum_at lembut bibir Bulan.

"Kapan ini berakhir, aku tidak sabar," bisiknya membarakan sesuatu disana. Tubuh Bulan terasa panas dingin lebih parah dari pada demam tapi yang ini bukan menyakiti tapi lebih tepatnya menggunggah selera.

Angkasa menjauh, Ia keluar meninggalkan Bulan seorang diri. Sedangkan Bulan terpaku menatapnya, tubuhnya seakan lemas dan tidak terasa.

"Oh, Tuhan. Aku bisa saja gila kalau begini. Mengapa dia begitu cekatan tanpa memberi sela sedikitpun padaku. Aku sebenarnya ingin dia marah agar sedikit menjaga jarak, tapi reaksinya tadi malah membuat semuanya lebih dari sebelumnya."

Bulan mengacak-acak rambutnya. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana nantinya. Tanpa memikirkan yang muluk-muluk Ia segera berganti pakaian sebelum Angkasa masuk lagi dan melihat dirinya.

Benar saja, baru saja terpakai dan belum sempurna pemuda itu sudah berdiri diambang pintu. Bulan jadi tidak percaya diri untuk memasang lagi ress sleting dipunggungnya. Angkasa yang melihatnya kesulitan langsung berinisiatif mendekat. Namun sebelumnya Angkasa lebih dulu mengecup punggung Bulan.

Bulan menggeleng tak mengerti, Apakah ada pria yang sama sifatnya seperti Angkasa. Pergerakannya tidak mampu di tebak oleh pikiran dangkalnya.

"Kau tidak memoles wajahmu?"

"Ha!" Melongo lagi. "Iya, aku lakukan. Kau diam saja disini." Bulan takut Angkasa ikut andil lagi. Sudah cukup darahnya naik turun oleh ulah pria itu.

Bulan memberikan sentuhan cream sedikit lalu membubuhkan sedikit bedak kewajahnya. Ia terperangah, bedak itu tanpa indah di wajahnya tidak akan luntur meski jarinya memberi usapan.

Pasti barang-barang ini mahal semua

Bulan melirik Angkasa, masih setia menunggu mengamatinya. Ujung-ujungnya Bulan nyengir. Aslinya tidak tahu menggunakan make-up jadi Ia hanya memegangnya lalu meletakkan lagi di tempat semua. Bulan pun memilih salah satu lipstik yang berdiri sekitar sepuluh biji di sana. Asal comot, itu yang dilakukannya. Ternyata setelah di poles kan kebibir warnanya Merah muda dan serasi dengan bibir ranumnya.

Anggun, itu anggapannya. Satu lagi, menyisir rambut. Bulan tidak pernah melerai rambut jatuh kebawah tapi kali ini Ia melakukannya dengan memakaikan vitamin lebih dulu.

Angkasa mengembangkan senyum. Bulan nampak berbeda, tapi Ia mengabaikan nya. Justru perubahan Bulan yang dulunya serba glamour membuatnya semakin gemas.

"Ayo, aku sudah selesai!" ajak Bulan, melupakan sesuatu di kakinya.

"Kau akan pergi tanpa alas kaki?"

...🌾🌾🌾🌾...

Eee...reader tercinta. Hari ini semoga kita semua selalu dilimpahi kesehatan ya.

Jangan lupa dukung AKU BUKAN ISTRIMU dengan cara:

LIKE, Komen yang panjang plus- plus juga vote dan giftnya...🙏🙏🙏 maaf jika banyak typo maupun cerita tidak sesuai ekspetasi...

Terpopuler

Comments

N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧

N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧

sebaiknya dinikahi aja, biar nggak ada dosa di antara kita 😀😀

2022-07-09

2

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

bulan dalam situasi serba salah....eya..dia hanya berpura2 menjadi sekar isteri angkasa.apa2 yg dia laku kn smua tdk keruan....

2022-06-05

2

Cucum sumiati

Cucum sumiati

semoga bulan jatuh cinta deeh

2022-05-26

3

lihat semua
Episodes
1 Part 01 Gadis mirip Sekar
2 Part 02 Tawaran
3 Part 03 Tidak Ada Pilihan
4 Part 04 Menyetujui
5 Part 05 Kebahagian Angkasa
6 Part 06 Sport Jantung
7 Part_07 Kehilangan
8 Part 08 Serba Salah
9 Part 09 Merayakan Hari Jadi
10 Part 10 Biang Kerok
11 Part 11 Bertemu Pacar
12 Part 12 Memastikan
13 Part 13 Alasan
14 Part 14 Hampir
15 Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16 Part 16 Kemo Pertama
17 Part 17 Pengetahuan Baru
18 Part 18 Sakit Hati
19 Part 19 Cemas
20 Part 20 Usaha Angkasa
21 Part 21 Cemberut
22 Part 22 Cerita
23 Part 23 Tak Sadar
24 Part 24 Bertemu Bu Widya
25 Part 25 Pikiran Konyol
26 Part 26 Ucapan Indah
27 Part 27 Masa Lalu
28 Part 28 Alergi
29 Part 29 Angkasa Bikin Keder
30 Part 30 Beradu
31 Part 31 Anfal
32 Part 32 Pilihan
33 Part 33 Menenangkan
34 Part 34 Sabar Lagi
35 Part 35 Di bawa Pergi
36 Part 36 Menyiapkan Pesta
37 Part 37 Pengertian Angkasa
38 Part 38 Heart
39 Part 39 Nambah Kerjaan
40 Part 40 Bersiap
41 Part 41 Rule(Aturan)
42 Part 42 Duet
43 Part 43 Pengakuan
44 Part 44 Runyam
45 Part 45 Menggemaskan
46 Part 46 Kecelakaan
47 Part 47 Kabur
48 Part 48 Perhatian
49 Part_ 49 Harapan
50 Part 50 Menarik
51 Part 51 Cemburu
52 Part 52 Makan Malam
53 Part 53 Menegangkan
54 Part 54 Balasan
55 Part 55 Malam Istimewa
56 Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57 Part 57 Dihasut
58 Part 58 Bingung
59 Part 59 Sakit Kepala
60 Part 60 Menyadarkan
61 Part 61 Ronde Berlanjut
62 Part 62 Mulai Curiga
63 Part 63 Mencari Tahu
64 Part 64 Ketulusan Cinta
65 Part 65 Harinya Pelangi
66 Part 66 Salah Paham
67 Part 67 Dipertemukan
68 Part 68 Membuktikan
69 Part 69 Belum Menerima
70 Part 70 Tidak Sesuai
71 Part 71 Bersiap
72 Part 72 Mengharu Biru
73 Part 73 Berubah
74 Part 74 Marah
75 Part 75 Nasib
76 Part 76 Maaf
77 Part 77 Hasilnya
78 Part 78 Membandingkan
79 Part 79 Mengaku
80 Part 80 Terungkap
81 Part 81 Aneh
82 Part 82 Bayangan
83 Part 83 Rezeki Tak Kemana
84 Part 84 Berubah
85 Part 85 Benarkah?
86 Part 86 Di Peralat
87 Part 87 Memberi Tahu
88 Part 88 Pernikahan
89 Part 89 Fakta Baru
90 Part 90 Akhir
91 Part 91 Bonus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Part 01 Gadis mirip Sekar
2
Part 02 Tawaran
3
Part 03 Tidak Ada Pilihan
4
Part 04 Menyetujui
5
Part 05 Kebahagian Angkasa
6
Part 06 Sport Jantung
7
Part_07 Kehilangan
8
Part 08 Serba Salah
9
Part 09 Merayakan Hari Jadi
10
Part 10 Biang Kerok
11
Part 11 Bertemu Pacar
12
Part 12 Memastikan
13
Part 13 Alasan
14
Part 14 Hampir
15
Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16
Part 16 Kemo Pertama
17
Part 17 Pengetahuan Baru
18
Part 18 Sakit Hati
19
Part 19 Cemas
20
Part 20 Usaha Angkasa
21
Part 21 Cemberut
22
Part 22 Cerita
23
Part 23 Tak Sadar
24
Part 24 Bertemu Bu Widya
25
Part 25 Pikiran Konyol
26
Part 26 Ucapan Indah
27
Part 27 Masa Lalu
28
Part 28 Alergi
29
Part 29 Angkasa Bikin Keder
30
Part 30 Beradu
31
Part 31 Anfal
32
Part 32 Pilihan
33
Part 33 Menenangkan
34
Part 34 Sabar Lagi
35
Part 35 Di bawa Pergi
36
Part 36 Menyiapkan Pesta
37
Part 37 Pengertian Angkasa
38
Part 38 Heart
39
Part 39 Nambah Kerjaan
40
Part 40 Bersiap
41
Part 41 Rule(Aturan)
42
Part 42 Duet
43
Part 43 Pengakuan
44
Part 44 Runyam
45
Part 45 Menggemaskan
46
Part 46 Kecelakaan
47
Part 47 Kabur
48
Part 48 Perhatian
49
Part_ 49 Harapan
50
Part 50 Menarik
51
Part 51 Cemburu
52
Part 52 Makan Malam
53
Part 53 Menegangkan
54
Part 54 Balasan
55
Part 55 Malam Istimewa
56
Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57
Part 57 Dihasut
58
Part 58 Bingung
59
Part 59 Sakit Kepala
60
Part 60 Menyadarkan
61
Part 61 Ronde Berlanjut
62
Part 62 Mulai Curiga
63
Part 63 Mencari Tahu
64
Part 64 Ketulusan Cinta
65
Part 65 Harinya Pelangi
66
Part 66 Salah Paham
67
Part 67 Dipertemukan
68
Part 68 Membuktikan
69
Part 69 Belum Menerima
70
Part 70 Tidak Sesuai
71
Part 71 Bersiap
72
Part 72 Mengharu Biru
73
Part 73 Berubah
74
Part 74 Marah
75
Part 75 Nasib
76
Part 76 Maaf
77
Part 77 Hasilnya
78
Part 78 Membandingkan
79
Part 79 Mengaku
80
Part 80 Terungkap
81
Part 81 Aneh
82
Part 82 Bayangan
83
Part 83 Rezeki Tak Kemana
84
Part 84 Berubah
85
Part 85 Benarkah?
86
Part 86 Di Peralat
87
Part 87 Memberi Tahu
88
Part 88 Pernikahan
89
Part 89 Fakta Baru
90
Part 90 Akhir
91
Part 91 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!