Part 20 Usaha Angkasa

"Em, ma_ mau apa?" Bulan kikuk ketika Angkasa semakin dekat padanya. Berulang kali mengerjap-ngerjapkan bola matanya gugup.

Angkasa sudah bisa membaca itu. Ia tahu sebenarnya istrinya telah berbohong tentang hai--dnya. "Setakut itu kau denganku. Dulu waktu belum menikah kau selalu menciumku lenih dulu tapi kenapa sekarang justru sebaliknya?"

Bulan menganga. Bibirkan terlihat sangat se*si dimata Angkasa. "Mm... ." Bola mata Bulan mengikuti tangan Angkasa yang mulai terangkat menyentuh dagunya.

Deg! Deg! Deg!

Degupan itu semakin keras dan Angkasa dapat mendengarnya dengan jelas.

Pemuda itu memainkan jari Ibunya menyisir tepian ranum merah muda yang menghaus kan dahaganya.

Glek!

Bulan meleguk salivanya dengan kasar. Kakinya lagi-lagi bergetar hebat. Diluar akal sehatnya, Ia takut. Angkasa menatapnya semakin tajam. Tidak, lebih lekat tepatnya. Pemuda itu seperti singa, sebentar lagi pasti akan mencabik-cabik tubuhnya. Oh, Tuhan... ini sungguh gila. Bulan berkali-kali meneguk salivanya dan berkali-kali juga menganga.

Mematung, itu yang dilakukannya. Tak mampu bergerak apa lagi berbicara. Cuaca yang seharusnya dingin berubah menjadi sangat gerah. Ya, tubuh yang di tutupi handuk sebatas dada dan diatas lutut itu berkeringat sesaat kadang berubah merah.

Bulan tidak punya alasan, belum siap apa lagi kepikiran. Otaknya mendadak buntu. Berat, tidak bisa berpikir bahkan bernafas pun sulit. Apa lagi tangan pemuda itu mulai menyentuh pinggangnya dengan kedua tangan.

Ada yang aneh, sangat tidak enak terasa menganggu. Sesuatu benda keras saling bertemu. Menyentuh pangkal pah__a miliknya.

Bulan benar-benar menjadi robot, tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun saat lagi-lagi Angkasa memberi gesekan halus di bawah sana.

"Aku tahu kau berbohong? kau tidak sedang hai__idkan? Jadi, aku akan meminta hak ku sekarang. Karena aku sudah sangat lelah menunggu ini," desis Angkasa sayup.

Darah Bulan seolah berlarian, benar-benar tidak bisa tenang. Ia tahu maksud ucapan pria didepannya. Meminta sesuatu dari seorang istri. Sedang dia, siapa? tidak, dia bukan istrinya bagaimana bisa Bulan akan memberikan itu pada pria asing yang sebenarnya Ia sendiri tidak berniat ada disana sebagai seorang Sekar. Ia juga tidak tahu, tidak pernah bertemu. Apa mungkin Bulan bisa menjadi Sekar dan halal dalam berhubungan.

Kenapa otakku tidak bisa berpikir jernih? Mustahil aku memberikan tubuhku pada pria yang bukan suamiku....

Angkasa menangkap raut tegang di wajah Bulan. Ia suka pemandangan itu, menarik dan baginya sangat menggoda. Siapa pria yang tidak suka ada perempuan hanya mengenakan handuk mini berdua di dalam ruangan tertutup.

Angkasa mulai meluncurkan aksinya, menciumi pipi Bulan di setiap inci tanpa sisa sedang tangannya sangat nakal mere___mmmas boko*ngnya perlahan.

Bulan? bagaimana ini?

"Swe_ Sweety tunggu dulu, auh, ahk... tidak, tolong tahan sebentar, ahk..." Bulan mengelinjang, geli tapi mengerikan baginya.

"Kenapa? biarkan aku melakukannya? kita akan buat anak yang banyak," tilas Angkasa. Menye*sapi jenjang leherrnya yang begitu menggugah selera. Li*ahnya menjulur panjang menyapu sempurna sudah seperti layaknya sapu ijuk.

"Sweety, tahan dulu!" Bulan berusaha meronta tapi Angkasa membekap tubuhnya dengan erat.

Terus, memberi rangsangann maut yang melemahkan ribuan saraf di tubuh Bulan.

"Oh... Tidak. Aku belum siap. Aku mohon, aeuh.. aihk...ahk..."

Bulan tidak bisa menahan suara des*an nikmat yang meluncur begitu saja dari mulutnya. Kini tangan itu mulai menyelusup masuk dan bersentuhan langsung dengan bo*ongnya.

Bulan menatap kegiatan Angkasa yang menggila, Ia terhipnotis sesaat namun Ia teringat pada Maya dan Awan siang tadi hatinya menjadi panas.

"Angkasa, hentikan!" teriaknya mengeras. Angkasa langsung terdiam, Ia mengamati wajah Bulan yang terlihat menangis.

"Hiks... hiks... hiks... Kamu jahat, kamu tega. Kamu menyakiti aku, apa kamu tidak tahu?" ucapnya culas. Memukul- mukul pelan dada Angkasa yang akhirnya melepaskan tubuhnya.

"Sayang, kamu beneran takut atau_?"

"Aku tidak tahu, tapi sekarang aku merasa kamu itu menyeramkan persis singa lapar," pekiknya lagi. Mendudukkan diri di tepi ranjang sambil menutupi wajahnya. Angkasa jadi merasa bersalah dan duduk berlutut didepan Bulan.

"Maaf, Sayang. Aku tidak bermaksud. Aku cuma ingin kita menjalani kewajiban setelah menikah apa itu salah?"

Tidak salah, tapi yang salah adalah aku bukan istrimu, Angkasa gumam bulan dalam hati.

"Sayang, aku juga ingin menjadi Ayah dari anak-anak kita dan membahagiakan mu dengan kasih sayangku apa itu juga salah?" Angkasa terus menanyakan hal yang sebenarnya tidak perlu di lontarkan nya dan Bulan yang pantasnya mengerti keinginannya sebagai pria normal.

"Maaf, aku masih takut, Sweety. Dulu aku mengira hal semacam ini tidak perlu terjadi. Cukup berciuman saja dan tidur dalam satu ranjang dengan pria sudah membuat hamil. Tapi yang kau lakukan tadi benar-benar menyeramkan..hiks...."

Angkasa tercengang, tidak percaya sama sekali jika Sekar yang dulu agresif berpikir sedemikian rupa. "Sayang, kenapa kau jadi pemalu sih? dulu kau sering meminta untuk bertarung lidah denganku, duduk dipangkuanku juga. Kenapa sekarang jadi begini?"

Bulan menoleh kearah foto Sekar yang terpajang didinding itu dan tidak tahu seperti apa Sekar padanya waktu masih dalam keadaan hidup.

"Jangan samakan dulu dan sekarang. Bagaimana aku tidak takut, ada yang bilang kalau malam pertama itu menyakitkan bahkan kau akan merobek milikku sampai berdarah. Bukan kah itu ngeri?" Bulan membela diri. Entahlah benar tidaknya tapi Ia pernah membaca hal serupa di sebuah berita majalah. jika malam pertama adalah malam kehancuran mahkota wanita.

"A_ apa?" Angkasa tercekap.

"Benarkan? kalian pria hanya enak nya saja. Tidak memikirkan wanita yang rusak oleh ke kejaman bira*i kalian," ketus Bulan lagi. Tidak sempat terpikir tapi kata-kata itu terlontar begitu saja.

Angkasa menggeleng. "Itu tidak benar, Sayang. Malam pertama adalah surga dunia.

"Dari mana kamu tahu?" Bulan berdiri dan bersedekap diatas Angkasa.

Angkasa ikut berdiri dan merasa kecewa. "Kata teman pria ku," jawabnya yakin.

"Na kan terbukti. Kalian itu barisan perusak pertahanan wanita. Setelah dirobek dan hamil lalu kalian tinggalkan mereka seenaknya dan mencari yang lain," jengah Bulan lagi semakin lantang.

"Sekar, aku tidak seperti itu," tampik Angkasa. "Justru aku menunggu momen kehamilanmu dan kita akan membesarkan anak kita bersama-sama."

"Alasan...!"

"Sungguh? kenapa pikiranmu jadi sempit begitu. Aku tidak mungkin berkhianat meninggalkanmu."

Angkasa garuk-garuk kepala. Masih bingung akan pikiran dangkal dari Bulan yang bisa sejauh itu menilai dirinya. Terbersit pun tidak berencana meninggalkan istri setelah hamil anaknya.

Bulan mengulum senyum. Ia berharap ucapannya berhasil membuat Angkasa lupa keinginannya.

"Ayolah, Sayang. Kau tidak kasihan denganku." Angkasa menyandarkan kepala dipundaknya. Tidak menyerah untuk terus merayu.

Terpopuler

Comments

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰 ❸﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝🌺꧂

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰 ❸﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝🌺꧂

jelas berubah, karena bulan, bukan sekar.. 🤭🤭

2022-07-02

1

Rika Jhon

Rika Jhon

memainkan ibu jarinya bkn jari ibunya😁 jari emaknya dong yg di mainin

2022-06-16

1

Mamanya Glen

Mamanya Glen

angkasa kasian ....nahan nafsu...kasian 😭

2022-05-31

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01 Gadis mirip Sekar
2 Part 02 Tawaran
3 Part 03 Tidak Ada Pilihan
4 Part 04 Menyetujui
5 Part 05 Kebahagian Angkasa
6 Part 06 Sport Jantung
7 Part_07 Kehilangan
8 Part 08 Serba Salah
9 Part 09 Merayakan Hari Jadi
10 Part 10 Biang Kerok
11 Part 11 Bertemu Pacar
12 Part 12 Memastikan
13 Part 13 Alasan
14 Part 14 Hampir
15 Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16 Part 16 Kemo Pertama
17 Part 17 Pengetahuan Baru
18 Part 18 Sakit Hati
19 Part 19 Cemas
20 Part 20 Usaha Angkasa
21 Part 21 Cemberut
22 Part 22 Cerita
23 Part 23 Tak Sadar
24 Part 24 Bertemu Bu Widya
25 Part 25 Pikiran Konyol
26 Part 26 Ucapan Indah
27 Part 27 Masa Lalu
28 Part 28 Alergi
29 Part 29 Angkasa Bikin Keder
30 Part 30 Beradu
31 Part 31 Anfal
32 Part 32 Pilihan
33 Part 33 Menenangkan
34 Part 34 Sabar Lagi
35 Part 35 Di bawa Pergi
36 Part 36 Menyiapkan Pesta
37 Part 37 Pengertian Angkasa
38 Part 38 Heart
39 Part 39 Nambah Kerjaan
40 Part 40 Bersiap
41 Part 41 Rule(Aturan)
42 Part 42 Duet
43 Part 43 Pengakuan
44 Part 44 Runyam
45 Part 45 Menggemaskan
46 Part 46 Kecelakaan
47 Part 47 Kabur
48 Part 48 Perhatian
49 Part_ 49 Harapan
50 Part 50 Menarik
51 Part 51 Cemburu
52 Part 52 Makan Malam
53 Part 53 Menegangkan
54 Part 54 Balasan
55 Part 55 Malam Istimewa
56 Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57 Part 57 Dihasut
58 Part 58 Bingung
59 Part 59 Sakit Kepala
60 Part 60 Menyadarkan
61 Part 61 Ronde Berlanjut
62 Part 62 Mulai Curiga
63 Part 63 Mencari Tahu
64 Part 64 Ketulusan Cinta
65 Part 65 Harinya Pelangi
66 Part 66 Salah Paham
67 Part 67 Dipertemukan
68 Part 68 Membuktikan
69 Part 69 Belum Menerima
70 Part 70 Tidak Sesuai
71 Part 71 Bersiap
72 Part 72 Mengharu Biru
73 Part 73 Berubah
74 Part 74 Marah
75 Part 75 Nasib
76 Part 76 Maaf
77 Part 77 Hasilnya
78 Part 78 Membandingkan
79 Part 79 Mengaku
80 Part 80 Terungkap
81 Part 81 Aneh
82 Part 82 Bayangan
83 Part 83 Rezeki Tak Kemana
84 Part 84 Berubah
85 Part 85 Benarkah?
86 Part 86 Di Peralat
87 Part 87 Memberi Tahu
88 Part 88 Pernikahan
89 Part 89 Fakta Baru
90 Part 90 Akhir
91 Part 91 Bonus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Part 01 Gadis mirip Sekar
2
Part 02 Tawaran
3
Part 03 Tidak Ada Pilihan
4
Part 04 Menyetujui
5
Part 05 Kebahagian Angkasa
6
Part 06 Sport Jantung
7
Part_07 Kehilangan
8
Part 08 Serba Salah
9
Part 09 Merayakan Hari Jadi
10
Part 10 Biang Kerok
11
Part 11 Bertemu Pacar
12
Part 12 Memastikan
13
Part 13 Alasan
14
Part 14 Hampir
15
Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16
Part 16 Kemo Pertama
17
Part 17 Pengetahuan Baru
18
Part 18 Sakit Hati
19
Part 19 Cemas
20
Part 20 Usaha Angkasa
21
Part 21 Cemberut
22
Part 22 Cerita
23
Part 23 Tak Sadar
24
Part 24 Bertemu Bu Widya
25
Part 25 Pikiran Konyol
26
Part 26 Ucapan Indah
27
Part 27 Masa Lalu
28
Part 28 Alergi
29
Part 29 Angkasa Bikin Keder
30
Part 30 Beradu
31
Part 31 Anfal
32
Part 32 Pilihan
33
Part 33 Menenangkan
34
Part 34 Sabar Lagi
35
Part 35 Di bawa Pergi
36
Part 36 Menyiapkan Pesta
37
Part 37 Pengertian Angkasa
38
Part 38 Heart
39
Part 39 Nambah Kerjaan
40
Part 40 Bersiap
41
Part 41 Rule(Aturan)
42
Part 42 Duet
43
Part 43 Pengakuan
44
Part 44 Runyam
45
Part 45 Menggemaskan
46
Part 46 Kecelakaan
47
Part 47 Kabur
48
Part 48 Perhatian
49
Part_ 49 Harapan
50
Part 50 Menarik
51
Part 51 Cemburu
52
Part 52 Makan Malam
53
Part 53 Menegangkan
54
Part 54 Balasan
55
Part 55 Malam Istimewa
56
Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57
Part 57 Dihasut
58
Part 58 Bingung
59
Part 59 Sakit Kepala
60
Part 60 Menyadarkan
61
Part 61 Ronde Berlanjut
62
Part 62 Mulai Curiga
63
Part 63 Mencari Tahu
64
Part 64 Ketulusan Cinta
65
Part 65 Harinya Pelangi
66
Part 66 Salah Paham
67
Part 67 Dipertemukan
68
Part 68 Membuktikan
69
Part 69 Belum Menerima
70
Part 70 Tidak Sesuai
71
Part 71 Bersiap
72
Part 72 Mengharu Biru
73
Part 73 Berubah
74
Part 74 Marah
75
Part 75 Nasib
76
Part 76 Maaf
77
Part 77 Hasilnya
78
Part 78 Membandingkan
79
Part 79 Mengaku
80
Part 80 Terungkap
81
Part 81 Aneh
82
Part 82 Bayangan
83
Part 83 Rezeki Tak Kemana
84
Part 84 Berubah
85
Part 85 Benarkah?
86
Part 86 Di Peralat
87
Part 87 Memberi Tahu
88
Part 88 Pernikahan
89
Part 89 Fakta Baru
90
Part 90 Akhir
91
Part 91 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!