Part 18 Sakit Hati

Sekitar pukul satu siang, Alhamdulillahnya Fatan tidak menunjukkan gejala apa pun. Ia justru malah tertidur sangat pulas. Bulan merasa senang, Ia yakin Fatan akan secepatnya sembuh setelah ini.

Karena sudah lama disana, Bulan berpamitan pada Dokter dan Suster. Seseorang tak lama datang menghampirinya. Perempuan seksi kira-kira 25 tahun.

"Siang, Bu. Maaf baru balik lagi," kata perempuan itu.

Bulan yang tidak mengenalnya bertanya. "Anda siapa ya? saya tidak pernah lihat?"

"Oh iya, saya Mesya yang selama ini menjaga Fatan selama Ibu pergi." gadis itu memperkenalkan diri. "Bu Sekar mau pulang sekarang?"

"Iya, saya harus menemui suami saya," jawabnya asal. Memantik tubuh Mesya, Ia tidak yakin wanita seseksi Mesya bisa menjaga Fatan dengan baik.

"Baik, Bu. Jangan khawatir kan Fatan disini."

"Iya, makasih. Tolong hubungi saya jika ada apa-apa dengan Fatan ya."

"Baik, Bu. Saya melaporkan keadaan Fatan satu jam sekali pada Pak Dewok," jawab Mesya lagi.

Setelah Bulan yakin, Fatan lebih aman. Ia bergegas menemui Awan terlebih dahulu untuk menjelaskan masalah kemaren di sebuah bengkel dimana Awan adalah seorang montir handal.

"Bang, Dino. Awannya ada?"

"Eh, neng Bulan. Hari ini dia libur, katanya ada urusan."

"Urusan?"

"Iya, gak tau urusan apa. Karena Awan tidak kasih tahu."

"Oh iya makasih ya, Bang.'

"Sama-sama."

Bulan memutuskan pergi kerumah Awan. Saat turun dari angkot dan masuk keteras. Bulan menemukan ada motor Maya disana. Bahkan pintu rumah kontrakan Awan tidak tertutup rapat. Perasaannya mulai tidak tenang, sejak kapan Maya mendatangi rumah Awan.

"Assalamualaikum!" salam Bulan. Beberapa kali tapi tidak ada jawaban. Bulan nekat masuk dan memeriksa setiap ruangan kontrakan itu karena lumayan luas. Hanya ada sisa bungkus makanan yang berserakan di depan televisi.

"Ya ampun, gara-gara tinggal sendiri Awan jorok sekali." Ia segera memunguti sampah itu diatas nampang beserta dua buah cangkir dan botol minuman tapi Bulan tidak tahu jika minuman itu beralkohol lalu berjalan kearah dapur melintasi kamar Awan. Disana Ia mendengar suara orang tengah merintih, oh tidak tepatnya suara kenikmatan. Pintu kamar itu juga terbuka sedikit. Dimana-mana terlihat sangat berantakan.

"Suara siapa didalam, kok ada suara perempuan?" gumam Bulan lagi semakin di buru rasa ingin tahu. Bulan yang masih membawa bungkus makanan itu mendorong pintu kamar Awan dengan lututnya.

Terlihatlah dua manusia tengah memadu cinta tanpa busana. Mereka tidak menyadari keberadaan Bulan yang langsung melangkah mundur. Hatinya bergemuruh hebat, Ia sangat mengenal orang diatas ranjang tengah dipenuhi keringat dan nafas yang berat.

Tidak salah lagi, mereka adalah Awan dan Maya. Air mata Bulan langsung terjun bebas tidak pernah Ia bayangkan sedikit pun jika kekasih dan sahabat baiknya itu telah berkhianat. Tapi Bulan tidak puas jika hanya berdiri saja tanpa melakukan apa pun.

Ia mendorong lagi pintu Awan lalu melempar nampan dan cangkir yang dibawanya hingga menimbulkan reruntuhan akibat gelas dan botol tersebut pecah.

Awan yang terkejut langsung menarik miliknya dari milik Maya dan segera memakai celana kaos diatas lutut. Sedangkan Maya menarik selimut menutupi tubuh polosnya.

"Bulan, Sayang. Ini tidak seperti yang kamu lihat," ucap Awan. Ia mendekati Bulan dan hendak menyentuhnya tapi Bulan yang sudah dikuasai amarah dan kebencian segera menepisnya. Ia terus menangis tanpa henti. Memandang tajam kearah Maya yang mengkerut ketakutan.

"Maya, kenapa kamu tega, May. Bukan kah kamu sahabat aku? kenapa harus sama Awan, kenapa?" Bulan meledakkan amarah yang menggumpal didadanya.

"Ma_aaf, Lan. Aku mencintai Mas Awan," jawab Maya, terdengar sedikit gugup.

"Sayang, kami cuma main-main.Tolong jangan marah." Awan berusaha merayu dan hendak menyentuh Bulan lagi.

"Singkirkan tanganmu itu, aku jijik," pekik Bulan. "Kamu juga, May. Pantas saja kamu sangat senang saat aku pura-pura jadi istri orang. Supaya kamu bisa leluasa mendekati Awan kan?" todong Bulan lagi.

"Ta_ tapi kan, Lan. Kamu juga pasti dipegang-pegang kan ma suami pura-pura mu itu," elak Maya.

"Iya, Sayang. Atau malah dia sudah menjamah tubuhmu kita impaskan," tambah Awan pula.

Plak!

Bulan tidak bisa menahan tangannya untuk tidak memukul Awan.

"Brengsek, laki-laki macam apa kamu.Jadi selama ini kamu hanya pura-pura baik sama aku dan Fatan tapi aslinya kalian adalah landak berduri. Tadinya aku kesini mau mintak maaf dan menjelaskan soal Angkasa pada kamu. Kalau aku melakukan ini demi Fatan, tapi sekarang aku malah menemukan kebusukan kalian berdua yang selama ini pura-pura mendukungku."

"Bulan! aku tau kita salah. Tapi kamu juga harus tahu, kami saling mencintai," sungut Maya.

"Ti_ tidak, Sayang. Aku hanya mencintai kamu. Ini hanya pelampiasan saja karena aku kecewa sama kamu," tampik Awan yang tidak menyetujui ungkapan Maya.

"Sudahlah, aku tidak butuh penjelasan. Kalian menikmati ini kan dan silakan dilanjut. Mulai sekarang kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Baik sama kamu maupun sama Maya." Jengah sekali Bulan memandangi keduanya secara bergantian.

Ia pun menerobos keluar dengan membawa lukanya. Bahkan Awan tidak mengejarnya sama sekali menambah keyakinan Bulan kalau Awan tidak bersunguh-sungguh mencintainya.

Untuk melepas rasa sakit, Bulan menyendiri di taman. Menenangkan sejenak pikiran yang kacau balau karena Cinta. Tapi yang lebih menyakitkan adalah pengkhianatan seorang sahabat yang menusuknya dari belakang.

Hari beranjak sore, Angkasa sudah kembali kerumah.Ia tidak menemukan siapa pun disana termasuk sang Istri. Angkasa masih diam, Ia membersihkan tubuhnya terlebih dulu lalu bersantai di depan televisi ditemani beberapa makanan ringan dan minuman bersoda.

Tapi sudah tiga puluh menit, belum juga ada tanda-tanda kalau Bulan maupun orang tuanya akan segera kembali. Angkasa keluar pintu depan, hari hampir gelap.Perasaannya mulai tidak tenang. Ia kembali meraih ponsel di atas meja dan menghubungi kedua orang tuanya. Lagi-lagi ponsel mereka juga tidak aktif.

"Astaga, kemana mereka pergi. Kenapa Sekar tidak izin lebih dulu padaku?"

Bingung dengan perasaannya, Angkasa merebahkan diri di ranjang. Dalam hati, Ia akan menyiapkan banyak pertanyaan untuk Sekar alasan tidak menjalankan perintahnya pagi tadi.

Selang beberapa waktu. Mobil Pak Dewok dan Bu Arumi memasuki halaman rumah. Angkasa melihat dari daun jendela kamar memastikan apakan Sekar bersama mereka. Tapi nyatanya tidak ada sama sekali. Angkasa keluar lagi dan menanyai keduanya.

"Ayah dan Ibu dari mana? kenapa aku tidak melihat Sekar bersama kalian?" tatapan menusuk Ia pancarkan.

Pak Dewok dan Bu Arumi saling pandang. "Apa dia belum kembali?" tanya Bu Arumi kemudian.

"Emang Sekar kemana, Bu?"

...🌾🌾🌾🌾...

Jangan lupa komentarnya ya🙏🙏🙏

Komen per paragraf jika menemukan typo saya buru-buru melaksanakan tugas negara dulu.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

pasti trouma brt utk bulan 🤔😖💔😭👋👋👍

2023-11-13

0

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰 ❸﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝🌺꧂

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰 ❸﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝🌺꧂

kalau sudah ketahuan, bilangnya ini tidak seperti yang kamu lihat, atau tidak seperti yang kamu pikirkan, alasan yang sudah tidak berarti, 🙄😏
sudah jelas-jelas bulan, melihat semuanya, 😒

2022-07-02

2

Rika Jhon

Rika Jhon

dasar c maya musuh dlm selimut

2022-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01 Gadis mirip Sekar
2 Part 02 Tawaran
3 Part 03 Tidak Ada Pilihan
4 Part 04 Menyetujui
5 Part 05 Kebahagian Angkasa
6 Part 06 Sport Jantung
7 Part_07 Kehilangan
8 Part 08 Serba Salah
9 Part 09 Merayakan Hari Jadi
10 Part 10 Biang Kerok
11 Part 11 Bertemu Pacar
12 Part 12 Memastikan
13 Part 13 Alasan
14 Part 14 Hampir
15 Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16 Part 16 Kemo Pertama
17 Part 17 Pengetahuan Baru
18 Part 18 Sakit Hati
19 Part 19 Cemas
20 Part 20 Usaha Angkasa
21 Part 21 Cemberut
22 Part 22 Cerita
23 Part 23 Tak Sadar
24 Part 24 Bertemu Bu Widya
25 Part 25 Pikiran Konyol
26 Part 26 Ucapan Indah
27 Part 27 Masa Lalu
28 Part 28 Alergi
29 Part 29 Angkasa Bikin Keder
30 Part 30 Beradu
31 Part 31 Anfal
32 Part 32 Pilihan
33 Part 33 Menenangkan
34 Part 34 Sabar Lagi
35 Part 35 Di bawa Pergi
36 Part 36 Menyiapkan Pesta
37 Part 37 Pengertian Angkasa
38 Part 38 Heart
39 Part 39 Nambah Kerjaan
40 Part 40 Bersiap
41 Part 41 Rule(Aturan)
42 Part 42 Duet
43 Part 43 Pengakuan
44 Part 44 Runyam
45 Part 45 Menggemaskan
46 Part 46 Kecelakaan
47 Part 47 Kabur
48 Part 48 Perhatian
49 Part_ 49 Harapan
50 Part 50 Menarik
51 Part 51 Cemburu
52 Part 52 Makan Malam
53 Part 53 Menegangkan
54 Part 54 Balasan
55 Part 55 Malam Istimewa
56 Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57 Part 57 Dihasut
58 Part 58 Bingung
59 Part 59 Sakit Kepala
60 Part 60 Menyadarkan
61 Part 61 Ronde Berlanjut
62 Part 62 Mulai Curiga
63 Part 63 Mencari Tahu
64 Part 64 Ketulusan Cinta
65 Part 65 Harinya Pelangi
66 Part 66 Salah Paham
67 Part 67 Dipertemukan
68 Part 68 Membuktikan
69 Part 69 Belum Menerima
70 Part 70 Tidak Sesuai
71 Part 71 Bersiap
72 Part 72 Mengharu Biru
73 Part 73 Berubah
74 Part 74 Marah
75 Part 75 Nasib
76 Part 76 Maaf
77 Part 77 Hasilnya
78 Part 78 Membandingkan
79 Part 79 Mengaku
80 Part 80 Terungkap
81 Part 81 Aneh
82 Part 82 Bayangan
83 Part 83 Rezeki Tak Kemana
84 Part 84 Berubah
85 Part 85 Benarkah?
86 Part 86 Di Peralat
87 Part 87 Memberi Tahu
88 Part 88 Pernikahan
89 Part 89 Fakta Baru
90 Part 90 Akhir
91 Part 91 Bonus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Part 01 Gadis mirip Sekar
2
Part 02 Tawaran
3
Part 03 Tidak Ada Pilihan
4
Part 04 Menyetujui
5
Part 05 Kebahagian Angkasa
6
Part 06 Sport Jantung
7
Part_07 Kehilangan
8
Part 08 Serba Salah
9
Part 09 Merayakan Hari Jadi
10
Part 10 Biang Kerok
11
Part 11 Bertemu Pacar
12
Part 12 Memastikan
13
Part 13 Alasan
14
Part 14 Hampir
15
Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16
Part 16 Kemo Pertama
17
Part 17 Pengetahuan Baru
18
Part 18 Sakit Hati
19
Part 19 Cemas
20
Part 20 Usaha Angkasa
21
Part 21 Cemberut
22
Part 22 Cerita
23
Part 23 Tak Sadar
24
Part 24 Bertemu Bu Widya
25
Part 25 Pikiran Konyol
26
Part 26 Ucapan Indah
27
Part 27 Masa Lalu
28
Part 28 Alergi
29
Part 29 Angkasa Bikin Keder
30
Part 30 Beradu
31
Part 31 Anfal
32
Part 32 Pilihan
33
Part 33 Menenangkan
34
Part 34 Sabar Lagi
35
Part 35 Di bawa Pergi
36
Part 36 Menyiapkan Pesta
37
Part 37 Pengertian Angkasa
38
Part 38 Heart
39
Part 39 Nambah Kerjaan
40
Part 40 Bersiap
41
Part 41 Rule(Aturan)
42
Part 42 Duet
43
Part 43 Pengakuan
44
Part 44 Runyam
45
Part 45 Menggemaskan
46
Part 46 Kecelakaan
47
Part 47 Kabur
48
Part 48 Perhatian
49
Part_ 49 Harapan
50
Part 50 Menarik
51
Part 51 Cemburu
52
Part 52 Makan Malam
53
Part 53 Menegangkan
54
Part 54 Balasan
55
Part 55 Malam Istimewa
56
Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57
Part 57 Dihasut
58
Part 58 Bingung
59
Part 59 Sakit Kepala
60
Part 60 Menyadarkan
61
Part 61 Ronde Berlanjut
62
Part 62 Mulai Curiga
63
Part 63 Mencari Tahu
64
Part 64 Ketulusan Cinta
65
Part 65 Harinya Pelangi
66
Part 66 Salah Paham
67
Part 67 Dipertemukan
68
Part 68 Membuktikan
69
Part 69 Belum Menerima
70
Part 70 Tidak Sesuai
71
Part 71 Bersiap
72
Part 72 Mengharu Biru
73
Part 73 Berubah
74
Part 74 Marah
75
Part 75 Nasib
76
Part 76 Maaf
77
Part 77 Hasilnya
78
Part 78 Membandingkan
79
Part 79 Mengaku
80
Part 80 Terungkap
81
Part 81 Aneh
82
Part 82 Bayangan
83
Part 83 Rezeki Tak Kemana
84
Part 84 Berubah
85
Part 85 Benarkah?
86
Part 86 Di Peralat
87
Part 87 Memberi Tahu
88
Part 88 Pernikahan
89
Part 89 Fakta Baru
90
Part 90 Akhir
91
Part 91 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!