Part 06 Sport Jantung

Bulan mulai merasa khawatir, meski kakinya mengikuti langkah Angkasa, otaknya terus berputar untuk mencari alasan apa bila pemuda didepannya itu hendak berbuat mesum kepadanya.

"Eh, sayang." Angkasa berbalik hingga wajah Bulan membentur dadanya. Darah nya seolah berdesir kesegala ribuan urat didalam tubuhnya.

"Hari ini kan, malam pertama kita. Kata orang semua pasangan menantikannya, apa kamu juga?" Angkasa mendekatkan kelopak matanya tidak jauh dari wajah Bulan yang mendadak kaku.

"Ayo jawab, kok diem aja sih? kamu cintakan sama aku? Sekar, kamu dengar tidak?" Angkasa mulai kesal.

"I_ iya tentu saja, ayo masuk. Malu didengar Ayah sama Ibu," jawab Bulan sebisanya, ganti menarik lengan Angkasa kedalam.

Angkasa tidak sabaran, begitu pintu tertutup. Ia melingkarkan kedua tangannya kepinggang Bulan. Gadis itu semakin bingung, Ia belum punya alasan untuk menolak keinginan Angkasa.

"Ayo kita lakukan, aku ingin melepas semua kerinduanku dengan memanjakan mu," bisiknya syahdu, memuja telinga Bulan.

Namun sayang, Bulan menyadari status terlarang keduanya pun mendapat ide. "Oke, kamu lihat itu!" tunjuknya pada beberapa benda yang masih berserakan hasil perbuatan Angkasa mengamuk tadi. "Biar ku bersihkan dulu ya!" Bulan melerai tangan Angkasa dan berlalu keluar.

Angkasa memijit batang hidungnya, hasratnya untuk menyentuh sang istri sudah memenuhi persendian jagoannya.

Bulan kembali dengan beberapa alat kebersihan, dan mulai menyapu. Tapi sikap Angkasa yang penyayang akhirnya mengalah dan mengambil alih. "Biar aku saja."

"Tidak usah, Swe_." aduh, apa ya tadi. "Oh iya, Sweety, biar aku yang lakukan," tolak Bulan secara halus.

Angkasa menggeleng. "Kamu tidak boleh kecapean, ini kan ulahku," ujar nya bersi keras. Terpaksa Bulan memberikan benda-benda tersebut dan mendudukkan diri ditepi ranjang mengamati kegiatan Angkasa. Kedua tangannya saling mere_mas bingung alasan apa lagi untuk menolak pria tersebut.

Mana mungkin Ia yang bukan siapa-siapa mengorbankan mahkotanya pada Angkasa yang Ia sendiri tidak mengenal nya dengan dekat.

Angkasa sangat gesit mengumpulkan pecahan beling itu dan membuangnya keluar. Bulan beranjak dan berjalan kesana-kemari mencari ide jitu untuk menyelamatkan diri. Sesekali mengigit jari telunjuk nya karena hatinya berkecamuk resah.

"O iya, mungkin yang satu ini lebih masuk akal," ucapnya seorang diri hingga Angkasa mendorong pintu dan mengamati tubuhnya dengan tatapan nakal.

Ya ampun, kenapa pria itu terlihat menyeramkan. Aku harus bagaimana ini?

Bulan menundukkan kepala ketika kaki Angkasa mulai bergerak mendekatinya. Mendongakkan dagu dan mulai mendekatkan lagi wajahnya hendak mera_up bibir Bulan namun gadis itu berpaling. Jantungnya berirama cepat lebih cepat dari sekedar ketakutan. Ini lebih tepatnya takut dan mengerikan. Entahlah, Bulan merasakan ketakutan di level tertinggi.

Angkasa tidak marah dan justru tersenyum mendapati reraksi Bulan. Menurutnya gerakan itu malah menambah gair_ah lelakinya dan itu adalah tantangan.

Angkasa menyentuh kulit lengan Bulan dari bawah sampai keatas lalu bergerak keatas dadanya. Sentuhan lembut nan samar namun mampu membangkitkan sesuatu.

Nafas Bulan langsung memburu, Ia benar-benar tidak bisa leluasa bergerak. Angkasa mengitari tubuhnya lalu menyelusupkan kepala ke jenjang tengkuknya.

"Aku mencintaimu, Sekar. Aku mencintaimu." Angkasa sengaja mengulang perkataannya agar Bulan tahu jika cintanya begitu besar.

Angkasa menjulurkan li-dahnya menyentuh kulit putih yang hanya mengenakan baju kaos oblong tersebut. Bulan memejamkan matanya berharap Angkasa tidak memanfaatkan kondisinya. Terasa sekali sentuhan itu menyapu lembut di permukaan kulitnya.

Bulan menguatkan hati untuk memberi tahu Angkasa jika Ia tidak bisa tapi untuk terbuka saja mulutnya begitu kaku.

"Swe_ Swe_ sweety," ucapnya gelagapan dan Angkasa justru ter tarik untuk terus membuai Bulan dengan taburan cintanya. Ia membalikkan tubuh Bulan kehadapannya, Bulan hendak menunduk tapi tangan Angkasa menahan tengkuknya hingga bibirnya yang ranum menggoda pandangan Angkasa.

Pemuda itu benar-benar tidak bisa menunggu dan gegas melu_mat bibir Bulan dengan miliknya. Dia menggeleng, tidak sanggup jika Angkasa terus melanjutkannya.

Bulan pun secara kasar mendorong dada Angkasa hingga tanganya terlepas. Angkasa cukup terkejut akan tindakan Bulan yang melakukan hal itu.

"Ma_ maaf, Sweety." Bulan tahu, jika Angkasa terlihat kecewa. "Se_ sebenarnya a_ aku sedang datang bulan. Ya, itu, ta_ tapi aku malu mengatakannya," Ungkap Bulan dengan suara bergetar. Tidak peduli dunia akan runtuh oleh amukan pemuda didepannya.

Tatapan Angkasa menodong, namun kemudian siapa sangka orang yang dikira Bulan seorang psikopat ternyata tergelak. "Kenapa tidak bilang? aku kan tidak perlu berna_fffsu menyentuhmu tadi," seringainya, mengejutkan.

"Ha?" Bulan melongo. "Ja_ jadi kamu tidak marah?" tanya Bulan, memastikan.

Angkasa menggeleng. "Kalau begitu beri aku satu kecupan!" Angkasa mendekatkan pipinya. "Ini sebagai ganti agar jagoanku di bawah sana tidak ngambek."

Bulan membelalakan mata tapi akhirnya mengalah. Satu kecupan manis mendarat sempurna di pipi pemuda itu. "Terima kasih, Sayang. Aku akan menunggumu sampai hai_dmu selesai," ujarnya, melompat keranjang dengan santainya. Satu kaki bertengger di atas lutut yang ditekuk.

Bulan menghembuskan nafas kasar, baru kali ini Ia di hadapkan dengan hubungan pura-pura yang memacu adrenalin.

Bulan pun mendudukkan diri di sofa. Ia ingin tidur disana untuk melepas penak seharian otot-otoknya seolah menegang tapi lagi-lagi Angkasa mengagetkannya. Entah sedari kapan pemuda itu sudah didekatnya. Ia membopong tubuh Bulan keatas ranjang dan menyelimutinya. "Ayo tidur, kamu pasti lelah kan?" Bulan tidak bisa berkata-kata lagi. Ia sendiri terhipnotis akan perhatian yang didapatnya hari itu.

Angkasa ikut tidur disamping Bulan dan memeluknya bagaikan bantal guling bahkan kaki Angkasa mengungkung kedua kakinya.

Lagi-lagi Bulan mengusap wajahnya, Ia tidak mengerti mengapa Angkasa sangat terobsesi menyentuhnya. Padahal dengan posisi seperti itu akan membuatnya kesulitan bernafas dan kegerahan.

"Kok belum tidur, biar ku elus-elus perutnya ya? kata Ibu, ini adalah rangsangan ketika anak-anak sulit tidur." Angkasa meletakkan telapak tanganya diatas perut Bulan dan menggerak- gerakannya naik turun seperti roller coaster.

Astaga, bagaimana jika ini dilakukannya setiap malam? bisa-bisa aku mati berdiri dibuatnya

Bulan meletakkan kedua tangannya di atas payud_ara takut jika Angkasa khilaf menyentuhnya.

Angkasa terkekeh. "Semua yang kau punya adalah milikku, bersiaplah," bisiknya, sengaja. Kemudian memejamkan matanya sesuka hati setelah berhasil menakuti Bulan.

Menempelkan hidung di pipi Bulan agar gadis itu tidak bisa berkutik sedikit pun.

Fatan, cepat sembuh ya, dek. Ini semua Kakak lakukan demi kamu

Hati nya ingin menjerit tapi tertahan dan akhirnya membiarkan tubuh Angkasa begitu rapat dengannya. Satu tangan Angkasa juga rela terhimpit kepalanya sendiri demi mengusap-usap rambut sang istri. Angkasa menganggap apa yang dilakukannya adalah bentuk kecintaannya tidak peduli jika sebenarnya semua itu bisa saja membunuh Bulan karena perlakuan yang berlebihan darinya.

Terpopuler

Comments

Dewi Nafara

Dewi Nafara

wah area terlarang tuh entar malah kebablasan

2023-03-19

2

Senajudifa

Senajudifa

dasar angkasa...sampai sini dulu bacax y thor kutukan cinta selalu mendukungmu

2022-06-22

1

Rika Jhon

Rika Jhon

alesan aja klo km lg PMS bulan

2022-06-14

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01 Gadis mirip Sekar
2 Part 02 Tawaran
3 Part 03 Tidak Ada Pilihan
4 Part 04 Menyetujui
5 Part 05 Kebahagian Angkasa
6 Part 06 Sport Jantung
7 Part_07 Kehilangan
8 Part 08 Serba Salah
9 Part 09 Merayakan Hari Jadi
10 Part 10 Biang Kerok
11 Part 11 Bertemu Pacar
12 Part 12 Memastikan
13 Part 13 Alasan
14 Part 14 Hampir
15 Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16 Part 16 Kemo Pertama
17 Part 17 Pengetahuan Baru
18 Part 18 Sakit Hati
19 Part 19 Cemas
20 Part 20 Usaha Angkasa
21 Part 21 Cemberut
22 Part 22 Cerita
23 Part 23 Tak Sadar
24 Part 24 Bertemu Bu Widya
25 Part 25 Pikiran Konyol
26 Part 26 Ucapan Indah
27 Part 27 Masa Lalu
28 Part 28 Alergi
29 Part 29 Angkasa Bikin Keder
30 Part 30 Beradu
31 Part 31 Anfal
32 Part 32 Pilihan
33 Part 33 Menenangkan
34 Part 34 Sabar Lagi
35 Part 35 Di bawa Pergi
36 Part 36 Menyiapkan Pesta
37 Part 37 Pengertian Angkasa
38 Part 38 Heart
39 Part 39 Nambah Kerjaan
40 Part 40 Bersiap
41 Part 41 Rule(Aturan)
42 Part 42 Duet
43 Part 43 Pengakuan
44 Part 44 Runyam
45 Part 45 Menggemaskan
46 Part 46 Kecelakaan
47 Part 47 Kabur
48 Part 48 Perhatian
49 Part_ 49 Harapan
50 Part 50 Menarik
51 Part 51 Cemburu
52 Part 52 Makan Malam
53 Part 53 Menegangkan
54 Part 54 Balasan
55 Part 55 Malam Istimewa
56 Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57 Part 57 Dihasut
58 Part 58 Bingung
59 Part 59 Sakit Kepala
60 Part 60 Menyadarkan
61 Part 61 Ronde Berlanjut
62 Part 62 Mulai Curiga
63 Part 63 Mencari Tahu
64 Part 64 Ketulusan Cinta
65 Part 65 Harinya Pelangi
66 Part 66 Salah Paham
67 Part 67 Dipertemukan
68 Part 68 Membuktikan
69 Part 69 Belum Menerima
70 Part 70 Tidak Sesuai
71 Part 71 Bersiap
72 Part 72 Mengharu Biru
73 Part 73 Berubah
74 Part 74 Marah
75 Part 75 Nasib
76 Part 76 Maaf
77 Part 77 Hasilnya
78 Part 78 Membandingkan
79 Part 79 Mengaku
80 Part 80 Terungkap
81 Part 81 Aneh
82 Part 82 Bayangan
83 Part 83 Rezeki Tak Kemana
84 Part 84 Berubah
85 Part 85 Benarkah?
86 Part 86 Di Peralat
87 Part 87 Memberi Tahu
88 Part 88 Pernikahan
89 Part 89 Fakta Baru
90 Part 90 Akhir
91 Part 91 Bonus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Part 01 Gadis mirip Sekar
2
Part 02 Tawaran
3
Part 03 Tidak Ada Pilihan
4
Part 04 Menyetujui
5
Part 05 Kebahagian Angkasa
6
Part 06 Sport Jantung
7
Part_07 Kehilangan
8
Part 08 Serba Salah
9
Part 09 Merayakan Hari Jadi
10
Part 10 Biang Kerok
11
Part 11 Bertemu Pacar
12
Part 12 Memastikan
13
Part 13 Alasan
14
Part 14 Hampir
15
Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16
Part 16 Kemo Pertama
17
Part 17 Pengetahuan Baru
18
Part 18 Sakit Hati
19
Part 19 Cemas
20
Part 20 Usaha Angkasa
21
Part 21 Cemberut
22
Part 22 Cerita
23
Part 23 Tak Sadar
24
Part 24 Bertemu Bu Widya
25
Part 25 Pikiran Konyol
26
Part 26 Ucapan Indah
27
Part 27 Masa Lalu
28
Part 28 Alergi
29
Part 29 Angkasa Bikin Keder
30
Part 30 Beradu
31
Part 31 Anfal
32
Part 32 Pilihan
33
Part 33 Menenangkan
34
Part 34 Sabar Lagi
35
Part 35 Di bawa Pergi
36
Part 36 Menyiapkan Pesta
37
Part 37 Pengertian Angkasa
38
Part 38 Heart
39
Part 39 Nambah Kerjaan
40
Part 40 Bersiap
41
Part 41 Rule(Aturan)
42
Part 42 Duet
43
Part 43 Pengakuan
44
Part 44 Runyam
45
Part 45 Menggemaskan
46
Part 46 Kecelakaan
47
Part 47 Kabur
48
Part 48 Perhatian
49
Part_ 49 Harapan
50
Part 50 Menarik
51
Part 51 Cemburu
52
Part 52 Makan Malam
53
Part 53 Menegangkan
54
Part 54 Balasan
55
Part 55 Malam Istimewa
56
Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57
Part 57 Dihasut
58
Part 58 Bingung
59
Part 59 Sakit Kepala
60
Part 60 Menyadarkan
61
Part 61 Ronde Berlanjut
62
Part 62 Mulai Curiga
63
Part 63 Mencari Tahu
64
Part 64 Ketulusan Cinta
65
Part 65 Harinya Pelangi
66
Part 66 Salah Paham
67
Part 67 Dipertemukan
68
Part 68 Membuktikan
69
Part 69 Belum Menerima
70
Part 70 Tidak Sesuai
71
Part 71 Bersiap
72
Part 72 Mengharu Biru
73
Part 73 Berubah
74
Part 74 Marah
75
Part 75 Nasib
76
Part 76 Maaf
77
Part 77 Hasilnya
78
Part 78 Membandingkan
79
Part 79 Mengaku
80
Part 80 Terungkap
81
Part 81 Aneh
82
Part 82 Bayangan
83
Part 83 Rezeki Tak Kemana
84
Part 84 Berubah
85
Part 85 Benarkah?
86
Part 86 Di Peralat
87
Part 87 Memberi Tahu
88
Part 88 Pernikahan
89
Part 89 Fakta Baru
90
Part 90 Akhir
91
Part 91 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!