Part 13 Alasan

...🌻🌻🌻🌻...

Hai-hai bertemu lagi di novel barunya Author yang kecenya gak ketulungan. Semoga kalian yang baca terhibur dan suka dengan jalan ceritanya ya.

Jangan lupa seperti biasa Author, yang ya ampun kacau abis ini Menanti Like, komen, Vote, Gift and rate bintang lima dari sahabat reader.

Hehehe... maaf jika banyak typo bagaikan bintang-bintang di Angkasa menemani Bulan berpijar🙏🙏🙏🙏

Peringatan: ada drama ngakak nya di bawah...

...🌾🌾🌾🌾🌾...

Hari makin malam, Sedang Angkasa belum juga melepaskan Bulan dari kenakalannya. Pikiran Bulan buntu Ia selalu saja kebingungan untuk menghadapi Angkasa tanpa bantuan yang dijanjikan Pak Dewok padanya tempo hari. Ia harus segera mencari ide lagi setiap hari dipaksa untuk memeras otak sebelum semuanya terlambat.

Vaggginnya juga sudah banjir. Ia tidak bisa membiarkan dirinya tenggelam dalam rangsangan surga yang dilakukan Angkasa.

Ya ampun, kok makin enak sih? ta- tapi, ini tidak boleh terjadi...

Bulan pun tertuju pada sebuah gayung, seekor kecoa sedang berjalan-jalan di dinding. Merayap cantik dan bergerak lihai.

"Ih, kecoa, kecoa, kecoa!" teriaknya, langsung bergegas menyingkirkan tangan Angkasa dari mahkotanya dan berlari tunggang langgang keluar kamar. Kesempatan langka di waktu yang bahaya.

Angkasa terkesima lalu menoleh kearah yang sempat Bulan maksud, hanya ada seekor kecoa kecil berkumis panjang disana.

Angkasa menjimpit kumis nya lalu menginjak-injak Kecoa itu sampai remuk.

Brak! Brik! Bruk!

Dimana salah kecoa itu?

"Mati kau, mengganggu saja. Kau datang disaat yang tidak tepat. Karena kehadiranmu dia lolos lagi kan?" Angkasa mengumpat marah tidak juga menghentikan aksinya. Barulah selesai setelah kecoa itu sudah tak berbentuk lagi. Ia bergegas keluar dan menyusul Bulan yang tengah memeluk Bu Arumi dimeja makan dimana ada Pak Dewok dan Bu Arumi sedang duduk menunggu mereka.

Bu Arumi kaget, tubuh Bulan menubruknya hingga ia juga basah oleh pakaian Bulan. "Kenapa, Bul_?"

"Sekar, Bu," sahut Pak Dewok lirih, Ia tahu ada Angkasa diambang pintu.

"Oh, iya nak Sekar ada apa, nak? kok kayak baru dikejar anjing sih?"

Bulan menggidikkan bahu Ia belum berani mengatakan apa-apa, mengingatnya saja otaknya sudah kacau.

"Tidak ada apa-apa, Bu." Angkasa menyahuti, lalu bergerak mendekat.

"Tolong, Bu. Tolong saya," bisik Bulan, suaranya parau dan bergetar.

"Hanya kecoa kecil saja kok," jelas Angkasa. "Ayo, sayang. Kecoanya sudah mati!" Angkasa menarik lengan Bulan.

Pak Dewok dan Bu Arumi saling pandang-pandangan. Mereka sebenarnya sudah tahu maksud dari ucapan Bulan.

"Tidak, Bu. Aku takut. Aku mandi di kamar Ibu aja ya, kecoanya gede banget, aku takut," rengeknya, terus mendusel tubuh Bu Arumi.

"Gak papa, Sayang. 'Kan ada aku yang jagain kamu," ujar Angkasa lagi. Aneh saja jika Bulan yang punya kamar mandi pribadi denganya malah numpang di kamar mertua.

"Tidak, aku mau mandi ditempat lain saja," kekeh Bulan, sambil mendengkus pada Angkasa.

"Sekar, ayolah! kenapa kamu jadi penakut begini sih? ada suami mu yang siap siaga untukmu," desak Angkasa. Tabiat nya yang tidak sabaran menarik lengan Bulan menjauh dari Bu Arumi.

Pak Dewok ikut bingung. "Angkasa!" panggilnya.

Angkasa menghentikan langkahnya. "Kenapa, Yah?"

"Em... I_ it'u biarkan saja dulu Bulan mandi di kamar Ibu. Kasihan kan kalau dipaksa nanti dia malah makin ketakutan."

Angkasa mempertimbangkan ucapan Pak Dewok lalu melirik Bulan disampingnya. Melihat Bulan menangis, Angkasa pun melepaskan tanganya. "Baiklah untuk malam ini saja."

Bulan mengangguk cepat, akhirnya Ia bebas juga hari ini walaupun belum tentu besok. Angkasa kembali kekamar dan melanjutkan membersihkan diri. Bulan memutar tubuh hendak kekamar Bu Arumi namun ucapan Pak Dewok mengejutkan.

"Bulan, besok Fatan akan memulai kemo pertamanya sekitar jam sepuluh pagi." Suara Pak Dewo terlihat menyedihkan menambah ke khawatiran Bulan. "Kau boleh menemaninya sampai Kemo itu selesai," lanjutnya lagi.

Bulan mengangguk. "Terima kasih, Om Dewok. Aku berhutang banyak," jawab Bulan.

Pak Dewok ganti mengangguk. "Beri semangat adikmu!"

"Pasti, Om Dewok." Bulan meninggalkan kedua pasangan paruh baya tersebut. Mereka ikut kacau sejak Angkasa berubah jadi lebih egois dan mau seenaknya sendiri.

...🌻🌻🌻🌻...

Usai makan malam bersama, Bulan dengan sigap membersihkan meja makan dan mengelapnya sampai bersih lalu mencuci semua piring bekas mereka makan.

Angkasa diam-diam mengamatinya. Ia menyukai perubahan sikap manja Sekar yang dulu tidak pernah mau menyentuh piring kotor satu pun bahkan dimana dia makan wadahnya akan tertinggal disana.

"Sejak dia pergi, istriku jadi manis sekali. Kapan dia belajar mengerjakan semua ini?" guman Angkasa pelan. Sikap isengnya kembali muncul, diam-diam mendekati Bulan dan memeluknya dari belakang.

"Istriku rajin sekali?" pujian maut kata orang. Sedikit saja menyenangkan hati istri berlipat-lipat ganda pahalanya.

Gadis dua puluh dua tahun itu menghela nafas. Akal Angkasa tidak mampu Ia tebak, sulit dikendalikan dan juga suka membuatnya terkejut. Bulan tidak memungkiri, jika ada rasa bahagia mendapat perlakuan istimewa dari pemuda itu. Tapi tetap saja semua hanya samar semata.

Ia bukan Sekar, wanita beruntung yang mendapatkan Cinta Angkasa sedalam itu. Sampai mampu menghancurkan benteng kekuatan seorang laki-laki hingga rapuh.

"Swe_ sweety?" gelagapan.

"Hem?" Angkasa mencium gemas pipi Bulan.

"Jika seandainya kita terpisah, apa yang akan kamu lakukan?" Bulan sedang menguji.

"Mencari mu sampai ketemu," jawab Angkasa tenang.

"Oleh maut?" Bulan melontarkan pertanyaan kedua.

Angkasa menatap nanar wajah Bulan dibalas pula olehnya dengan penuh pengharapan.

"Jiwaku akan pergi bersamamu?" jawab Angkasa lagi." Jangan pernah pergi ya, atau aku akan mati."

Bulan terdiam, pasti itulah perkaranya Angkasa tidak reka melepas kematian Sekar. Bulan tidak bertanya lagi dan Fokus menyelesaikan pekerjaannya.

Ting! Nung! Ting! Nung!

Keduanya menoleh kearah pintu.

"Biar aku cek." Angkasa mengurai pelukannya dan segera menuju pintu utama.

"Selamat malam, nak!" sapa Bu Widya setelah pintu terbuka.

"Ibu, malam Bu. Bagaimana kabarnya sekarang?"

"Baik, Angkasa sedang apa? Ayah dan Ibu ada?" tanya Bu Widya.

Bu Widya dihantar masuk kedalam dan duduk. "Biar saya panggil sebentar." Angkasa menghampiri pintu kamar Pak Dewok dan mengetuk pintu.

"Ayah, Ibu, ada mertua Angkasa!" teriaknya dari dalam.

Bu Arumi yang masih menyusun beberapa buku di atas rak dan Pak Dewok yang sedang duduk di depan laptop terbelalak.

"Bu Widya? bukannya itu Ibu Sekar ya?" Bu Arumi takut jika nanti Bu Widya dan Bulan dipertemukan.

"Iya, Bu. Ayah lupa lagi memberi tahu Bulan tentang wanita itu," jawab Pak Dewok pula.

Keduanya keluar dan menemui besannya yang kini entah masih berstatus apa. Sebab pengikat mereka sudah pergi untuk selama-lamanya.

Terpopuler

Comments

Mamanya Glen

Mamanya Glen

entahlah klo tiba 2 mantan mertua melihat bulan mirip sekar

2022-05-30

3

🍭ͪ ͩ🍀⃟ᏽꮲ𐑈•ꪀׁꪱ꯱ׁׅ֒꯱ɑׁ🐅⃫⃟⃤

🍭ͪ ͩ🍀⃟ᏽꮲ𐑈•ꪀׁꪱ꯱ׁׅ֒꯱ɑׁ🐅⃫⃟⃤

gemesss sma angkasa nggk tau deh🙊

2022-05-28

3

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰 ❸﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝🌺꧂

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰 ❸﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝🌺꧂

duuhhh, terus apa yang akan terjadi lagi ini, Kira-kira Bulan, di pertemukan gak ya sama ibunya Sekar. terus kalau ibu Sekar, tau kalau ada yang mirip Sekar, apa yang akan dia lakukan.. 😌😌😌

2022-05-21

2

lihat semua
Episodes
1 Part 01 Gadis mirip Sekar
2 Part 02 Tawaran
3 Part 03 Tidak Ada Pilihan
4 Part 04 Menyetujui
5 Part 05 Kebahagian Angkasa
6 Part 06 Sport Jantung
7 Part_07 Kehilangan
8 Part 08 Serba Salah
9 Part 09 Merayakan Hari Jadi
10 Part 10 Biang Kerok
11 Part 11 Bertemu Pacar
12 Part 12 Memastikan
13 Part 13 Alasan
14 Part 14 Hampir
15 Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16 Part 16 Kemo Pertama
17 Part 17 Pengetahuan Baru
18 Part 18 Sakit Hati
19 Part 19 Cemas
20 Part 20 Usaha Angkasa
21 Part 21 Cemberut
22 Part 22 Cerita
23 Part 23 Tak Sadar
24 Part 24 Bertemu Bu Widya
25 Part 25 Pikiran Konyol
26 Part 26 Ucapan Indah
27 Part 27 Masa Lalu
28 Part 28 Alergi
29 Part 29 Angkasa Bikin Keder
30 Part 30 Beradu
31 Part 31 Anfal
32 Part 32 Pilihan
33 Part 33 Menenangkan
34 Part 34 Sabar Lagi
35 Part 35 Di bawa Pergi
36 Part 36 Menyiapkan Pesta
37 Part 37 Pengertian Angkasa
38 Part 38 Heart
39 Part 39 Nambah Kerjaan
40 Part 40 Bersiap
41 Part 41 Rule(Aturan)
42 Part 42 Duet
43 Part 43 Pengakuan
44 Part 44 Runyam
45 Part 45 Menggemaskan
46 Part 46 Kecelakaan
47 Part 47 Kabur
48 Part 48 Perhatian
49 Part_ 49 Harapan
50 Part 50 Menarik
51 Part 51 Cemburu
52 Part 52 Makan Malam
53 Part 53 Menegangkan
54 Part 54 Balasan
55 Part 55 Malam Istimewa
56 Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57 Part 57 Dihasut
58 Part 58 Bingung
59 Part 59 Sakit Kepala
60 Part 60 Menyadarkan
61 Part 61 Ronde Berlanjut
62 Part 62 Mulai Curiga
63 Part 63 Mencari Tahu
64 Part 64 Ketulusan Cinta
65 Part 65 Harinya Pelangi
66 Part 66 Salah Paham
67 Part 67 Dipertemukan
68 Part 68 Membuktikan
69 Part 69 Belum Menerima
70 Part 70 Tidak Sesuai
71 Part 71 Bersiap
72 Part 72 Mengharu Biru
73 Part 73 Berubah
74 Part 74 Marah
75 Part 75 Nasib
76 Part 76 Maaf
77 Part 77 Hasilnya
78 Part 78 Membandingkan
79 Part 79 Mengaku
80 Part 80 Terungkap
81 Part 81 Aneh
82 Part 82 Bayangan
83 Part 83 Rezeki Tak Kemana
84 Part 84 Berubah
85 Part 85 Benarkah?
86 Part 86 Di Peralat
87 Part 87 Memberi Tahu
88 Part 88 Pernikahan
89 Part 89 Fakta Baru
90 Part 90 Akhir
91 Part 91 Bonus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Part 01 Gadis mirip Sekar
2
Part 02 Tawaran
3
Part 03 Tidak Ada Pilihan
4
Part 04 Menyetujui
5
Part 05 Kebahagian Angkasa
6
Part 06 Sport Jantung
7
Part_07 Kehilangan
8
Part 08 Serba Salah
9
Part 09 Merayakan Hari Jadi
10
Part 10 Biang Kerok
11
Part 11 Bertemu Pacar
12
Part 12 Memastikan
13
Part 13 Alasan
14
Part 14 Hampir
15
Part 15 Pagi Yang menyebalkan
16
Part 16 Kemo Pertama
17
Part 17 Pengetahuan Baru
18
Part 18 Sakit Hati
19
Part 19 Cemas
20
Part 20 Usaha Angkasa
21
Part 21 Cemberut
22
Part 22 Cerita
23
Part 23 Tak Sadar
24
Part 24 Bertemu Bu Widya
25
Part 25 Pikiran Konyol
26
Part 26 Ucapan Indah
27
Part 27 Masa Lalu
28
Part 28 Alergi
29
Part 29 Angkasa Bikin Keder
30
Part 30 Beradu
31
Part 31 Anfal
32
Part 32 Pilihan
33
Part 33 Menenangkan
34
Part 34 Sabar Lagi
35
Part 35 Di bawa Pergi
36
Part 36 Menyiapkan Pesta
37
Part 37 Pengertian Angkasa
38
Part 38 Heart
39
Part 39 Nambah Kerjaan
40
Part 40 Bersiap
41
Part 41 Rule(Aturan)
42
Part 42 Duet
43
Part 43 Pengakuan
44
Part 44 Runyam
45
Part 45 Menggemaskan
46
Part 46 Kecelakaan
47
Part 47 Kabur
48
Part 48 Perhatian
49
Part_ 49 Harapan
50
Part 50 Menarik
51
Part 51 Cemburu
52
Part 52 Makan Malam
53
Part 53 Menegangkan
54
Part 54 Balasan
55
Part 55 Malam Istimewa
56
Part 56 Perasaan Dokter Lintang
57
Part 57 Dihasut
58
Part 58 Bingung
59
Part 59 Sakit Kepala
60
Part 60 Menyadarkan
61
Part 61 Ronde Berlanjut
62
Part 62 Mulai Curiga
63
Part 63 Mencari Tahu
64
Part 64 Ketulusan Cinta
65
Part 65 Harinya Pelangi
66
Part 66 Salah Paham
67
Part 67 Dipertemukan
68
Part 68 Membuktikan
69
Part 69 Belum Menerima
70
Part 70 Tidak Sesuai
71
Part 71 Bersiap
72
Part 72 Mengharu Biru
73
Part 73 Berubah
74
Part 74 Marah
75
Part 75 Nasib
76
Part 76 Maaf
77
Part 77 Hasilnya
78
Part 78 Membandingkan
79
Part 79 Mengaku
80
Part 80 Terungkap
81
Part 81 Aneh
82
Part 82 Bayangan
83
Part 83 Rezeki Tak Kemana
84
Part 84 Berubah
85
Part 85 Benarkah?
86
Part 86 Di Peralat
87
Part 87 Memberi Tahu
88
Part 88 Pernikahan
89
Part 89 Fakta Baru
90
Part 90 Akhir
91
Part 91 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!