Mengubah Takdir Aneisha Mihai

Mengubah Takdir Aneisha Mihai

Bab 1 Penderitaan Tiada Tara

Aneisha Mihai adalah seorang wanita lumpuh dengan wajah kemerahan dan penampilan yang sangat berantakan, ia selalu mengepang rambutnya yang berwarna merah. Aneisha Mihai besar dengan kedua saudara tirinya dirumah mewah milik peninggalan ibu Aneisha yang kaya raya dan seorang bangsawan yang sudah tiada, ayahnya adalah tuan pemilik perkebunan teh yang menikah lagi dengan seorang wanita dari kalangan biasa.

Ibu tiri Aneisha sangat tidak menyukainya dan selalu bersikap jahat padanya begitu juga dengan saudari tirinya yang berkulit cokelat yang sangat jahat dan berbisa, mereka selalu memperlakukan Aneisha dengan kasar dirumah mewah milik peninggalan ibunya. Ada saja yang dilakukan oleh mereka kepada Aneisha Mihai jika ayah Aneisha sedang tidak ada dirumah.

Kelumpuhan yang Aneisha alami karena suatu hari ia meminum segelas susu yang diberikan oleh ibu tirinya saat ia hendak berangkat tidur di malam hari dan pada esok harinya ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, sejak itu Aneisha menjadi wanita lumpuh dan hal itu menambah kebencian ibu tiri Aneisha padanya.

Aneisha Mihai sedang berbaring diatas tempat tidur ketika dua orang wanita masuk kedalam kamarnya dan membangunkan dirinya dengan kasar.

"Bangun !!!", teriak seorang wanita.

"Guyur saja dia dengan air es biar bangun, mama !", kata seorang wanita muda berkulit cokelat.

"Benar juga, biar mama panggilkan pelayan untuk mengambilkan air es ! Biar bangun, anak pemalas ini !" kata mama. "PELAYAN !!!"

"Iya, iya nyonya ada apa ?", seorang wanita setengah baya masuk dengan tergopoh-gopoh kedalam kamar.

"Ada apa, ada apa ? Ambilkan saya seember air es ! Cepat !", bentak wanita berkacamata tebal dan rambut sebahu.

"Buat apa nyonya ?", tanya pelayan itu.

"Eh, pakai tanya, ambilkan saja ! Tidak usah banyak tanya !", kata wanita galak itu.

"Baik, baik nyonya, saya ambilkan dulu ?", jawab pelayan itu ketakutan.

"Cepatan !!!", teriak wanita itu sambil mendorong pelayan keluar kamar.

"Ihk, dasar gadis pemalas ?", kata wanita galak itu lagi.

Aneisha Mihai masih tertidur lelap dan tidak mendengar suara apapun. Tiba-tiba seseorang menyiramkan air kepadanya yang masih tidur.

"BYUUR !!"

Air es yang dingin membasahi wajah Aneisha Mihai dan membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Bangun, pemalas ! Ini sudah pagi !", teriak seorang wanita padanya.

"Eh, mama ?", kata Aneisha terkejut.

"Bangun !!!", bentak mama tiri Aneisha.

Wanita berkacamata tebal dan rambut sebahu itu menarik selimut yang menutupi tubuh Aneisha Mihai dengan kasar, sedangkan Aneisha yang basah kuyup hanya bisa diam sambil berusaha bangun dari tidurnya.

"Bagaimana dia bisa bangun mama ? Bukankah dia tidak bisa bergerak ?", kata wanita muda dengan ketusnya.

"Benar juga apa yang kamu katakan, Valeska ! Mana bisa gadis bodoh itu bangun, bukannya dia lumpuh ?", kata wanita galak itu.

"Iyalah, mama tersayangku !", kata wanita muda bernama Valeska.

Kedua wanita berhati iblis itu tertawa senang saat melihat Aneisha yang gelagapan dan berusaha untuk bangun.

"Hei, lumpuh ! Cepat bersihkan kamar tidurnya dan keringkan !", bentak mama tiri Aneisha.

"Buruan ! Jangan lama-lama !", bentak Valeska.

"Iiya, sebentar !", sahut Aneisha gemetaran.

"Jangan makan jika belum selesai !", kata mama tirinya.

"Eits !!", kata Valeska seraya menyingkirkan kursi roda Aneisha jauh-jauh dari jangkauannya.

"Kak Valeska, kenapa kamu menjauhkan kursi roda milikku ? Aku tidak bisa mengambilnya ?", kata Aneisha.

"Ambil sendiri sana ! Enak saja, semua dilayani !", kata Valeska sengit.

"Tapi kak ?", kata Aneisha.

"Siapa suruh kamu lumpuh ? Makanya jangan lumpuh !", kata Valeska.

Mereka lalu pergi meninggalkan kamar tidur Aneisha dengan tertawa puas. Aneisha hanya bisa menangis terisak-isak diatas tempat tidurnya yang basah sembari meraih kursi rodanya dengan sekuat tenaga.

"Mereka benar-benar sangat kejam dan jahat !", ucap Aneisha Mihai menangis pedih sambil tertatih merangkak menuju kearah kursi rodanya.

Hari itu Aneisha membersihkan tempat tidurnya yang basah diteras kamar, sinar matahari yang terang membantunya untuk mengeringkan selimutnya yang ia jemur. Aneisha Mihai juga segera mandi dan berganti pakaiannya.

Wanita berkepang dua itu lalu memakai kacamatanya dan menggerakkan kursi roda miliknya keluar dari kamar menuju keruang makan, memang saat Aneisha Mihai mengalami lumpuh ia meminta pada ayahnya untuk memidahkan kamar tidurnya kelantai bawah dan kini ia menempati kamar tamu yang berukuran besar dan luas, ia beralasan karena akan kesulitan jika selalu naik turun kelantai atas rumah dan untungnya ayah Aneisha menyetujuinya meski ibu tirinya tidak senang karena ia mendapat kamar yang mewah dan besar.

"Selamat pagi, nona !", kata seorang pelayan wanita padanya.

"Selamat pagi, Bibi Dolores !", sahut Aneisha.

"Silahkan !", kata pelayan.

"Kemana semua ? Apa tidak ada yang sarapan pagi ini ?", tanya Aneisha.

"Mereka semua sudah sarapan, nona dan sekarang pergi keluar rumah entah kemana tadi mereka pergi naik mobil", kata pelayan.

"Mm ??", gumam Aneisha.

"Untuk apa nona memperdulikan nenek-nenek lampir berbisa seperti mereka ?", kata pelayan itu heran."Kalau bisa jangan kembali lagi !"

"Mmm ?", Aneisha bergumam lagi.

"Kenapa anda tidak membunyikan bel didalam kamar saja untuk memberitahukan kepada saya jika ingin sarapan, nona ?", kata pelayan.

"Tidak apa-apa, aku sengaja ingin makan diruang makan jadi aku kemari !", kata Aneisha.

"Baiklah, aku akan ambilkan nona sarapan tapi maaf, hanya tinggal roti gandum dan bubur saja yang tersisa pagi ini !", kata pelayan itu menyesal.

"Oh, baiklah, aku akan memakannya, bibi", kata Aneisha.

"Maaf, nona besok saya akan menyisihkan makanan untuk nona sebelum wanita-wanita berhati siluman itu memakannya", kata pelayan.

"Apa kamu tidak takut ketahuan oleh mereka, bibi ? Jika mereka mengusirmu keluar dari rumah ini kamu tidak bisa membiayai biaya kuliah anakmu ?", kata Aneisha mengingatkan.

"Tapi nona, saya benar-benar marah melihat perlakuan mereka yang seperti pemilik rumah ini !", kata pelayan.

"Biarkan saja, biar mereka puas !", sahut Aneisha seraya memakan sarapannya.

"Kenapa nona tidak melaporkan saja pada ayah nona perbuatan mereka yang jahat pada nona, biar mereka diusir keluar dari sini ?", kata pelayan kesal.

"Untuk apa ?", kata Aneisha.

"Maksud nona ? Anda tidak benar-benar ingin mengadukan perlakuan mereka yang jahat itu ?", tanya pelayan keheranan.

"Tidak, bibi, aku tidak ingin mengadukannya karena aku tidak punya bukti untuk itu", kata Aneisha.

"Anda bisa meminta bantuan saya untuk merekamnya nona !", kata pelayan.

"Tidak, terimakasih, bibi !", kata Aneisha sembari menyelesaikan sarapannya.

"Aku akan membantu, nona !", kata pelayan itu.

"Tidak, bibi. Itu akan membahayakan dirimu dan mereka akan memastikan kamu tidak akan hidup lagi !", kata Aneisha seraya menggerakkan kursi rodanya.

"Biar saya bantu nona kembali kekamar anda !", kata pelayan seraya mendorong kursi roda Aneisha.

"Terimakasih, bibi !", kata Aneisha.

Mereka berjalan melewati koridor rumah menuju kedalam rumah utama dan masuk kekamar tidur Aneisha yang terletak dilantai bawah.

"Sudah sampai nona, kenapa anda tidak meminta bantuan saya untuk menjemur tempat tidur nona ?", kata pelayan.

"Tidak perlu, bibi, biarkan saja nanti kering sendiri", kata Aneisha datar.

"Mereka benar-benar keterlaluan ! Bagaimana seorang ibu memperlakukan anaknya seperti itu dan sangat berani sekali mereka dirumah ini !", kata pelayan itu dengan raut marah.

Aneisha Mihai hanya terdiam diatas kursi rodanya ketika pelayan rumahnya membantunya membersihkan kamar tidurnya dan mengganti kain yang basah yang menutupi tempat tidur dengan kain penutup yang kering, ia duduk sambil menghadap lurus keluar kamar.

Lama ia menatap keluar kamarnya seraya melihat halaman teras kamarnya yang tertutup dengan kain lebar dan selimut yang dijemur, pemandangan seperti ini adalah hal yang selalu ia alami di setiap pagi harinya.

Penderitaan yang tiada akhir untuk Aneisha Mihai yang hanya bisa pasrah menerima perlakuan jahat ibu tirinya yang sangat membenci dirinya.

Terpopuler

Comments

hìķàwäþî

hìķàwäþî

jahat tp bodoh.. kombinasi yg konyol

2023-10-22

1

Bunga Nya Andi

Bunga Nya Andi

mulai membaca, bagus ini Thor cerita mu

2022-11-10

1

manusia gelap

manusia gelap

beautiful story

2022-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penderitaan Tiada Tara
2 Bab 2 Kematian Gadis Lumpuh itu
3 Bab 3 Bertemu Sang Malaikat Pelindungku
4 Bab 4 Sepatu Balet Merah Milikku
5 Bab 5 Salam Kenal Untuk Mama
6 Bab 6 Cinta Sang Malaikat Pelindung
7 Bab 7 Tarian Swan Lake
8 Bab 8 Latihan Aneisha Mihai Telah Di mulai
9 Bab 9 Wanita Jahat Datang
10 Bab 10 Mantera Itu Terpatahkan
11 Bab 11 Kemenangan
12 Bab 12 Siapa Gerangan Pria Tampan itu
13 Bab 13 Sebuah Keputusan Yang Sulit
14 Bab 14 Kelas Balet Telah Di Mulai
15 Bab 15 Sang Danseur
16 Bab 16 Sahabat Baru Itu adalah Zaina Ann
17 Bab 17 Kepala Sekolah Balet
18 Bab 18 Pulang
19 Bab 19 PARIS
20 Bab 20 Les Bourgeois
21 Bab 21 Mencari Petunjuk
22 Bab 22 La Sylphide
23 Bab 23 Apa Yang Terjadi
24 Bab 24 Namanya Beaufort Abellard
25 Bab 25 Opera Palais Garnier
26 Bab 26 Tema Audisi Film
27 Bab 27 Misteri Dua Bocah Kembar
28 Bab 28 Kepala Manekin
29 Bab 29 Manekin yang hidup
30 Bab 30 Terkuaknya Misteri Balerina Assoluta
31 Bab 31 Kisah Dua Bocah Kembar Yang Terpisahkan
32 Bab 32 Dimulainya Audisi Film
33 Bab 33 Kemenangan Sang Danseur
34 Bab 34 Ke Kota Ars-en-Rè
35 Bab 35 Mencari Saudara Kembar
36 Bab 36 Menyusun Rencana
37 Bab 37 Pertemuan Itu
38 Bab 38 Saatnya Berpisah
39 Bab 39 Roh Hantu Kepala
40 Bab 40 Pembicaraan Sederhana
41 Bab 41 Dendam Membara
42 Bab 42 KESYEA
43 Bab 43 Kisah Yang Sebenarnya
44 Bab 44 Pertemuan Kembali
45 Bab 45 Spartacus Pas De Deux
46 Bab 46 BERKUNJUNG
47 Bab 47 Kabar Tentang Kedatangannya
48 Bab 48 Di Koridor Sekolah Balet
49 Bab 49 Pergi Terbang Tinggi
50 Bab 50 Valeska
51 Bab 51 Rahasia Yang Menyeramkan
52 Bab 52 Pengadilan Neraka
53 Bab 53 MUSIM HUJAN
54 Bab 54 Menyambut Festival
55 Bab 55 Penolakan Semua Siswa penghuni Sekolah Balet
56 Bab 56 Perseteruan Terjadi
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Penderitaan Tiada Tara
2
Bab 2 Kematian Gadis Lumpuh itu
3
Bab 3 Bertemu Sang Malaikat Pelindungku
4
Bab 4 Sepatu Balet Merah Milikku
5
Bab 5 Salam Kenal Untuk Mama
6
Bab 6 Cinta Sang Malaikat Pelindung
7
Bab 7 Tarian Swan Lake
8
Bab 8 Latihan Aneisha Mihai Telah Di mulai
9
Bab 9 Wanita Jahat Datang
10
Bab 10 Mantera Itu Terpatahkan
11
Bab 11 Kemenangan
12
Bab 12 Siapa Gerangan Pria Tampan itu
13
Bab 13 Sebuah Keputusan Yang Sulit
14
Bab 14 Kelas Balet Telah Di Mulai
15
Bab 15 Sang Danseur
16
Bab 16 Sahabat Baru Itu adalah Zaina Ann
17
Bab 17 Kepala Sekolah Balet
18
Bab 18 Pulang
19
Bab 19 PARIS
20
Bab 20 Les Bourgeois
21
Bab 21 Mencari Petunjuk
22
Bab 22 La Sylphide
23
Bab 23 Apa Yang Terjadi
24
Bab 24 Namanya Beaufort Abellard
25
Bab 25 Opera Palais Garnier
26
Bab 26 Tema Audisi Film
27
Bab 27 Misteri Dua Bocah Kembar
28
Bab 28 Kepala Manekin
29
Bab 29 Manekin yang hidup
30
Bab 30 Terkuaknya Misteri Balerina Assoluta
31
Bab 31 Kisah Dua Bocah Kembar Yang Terpisahkan
32
Bab 32 Dimulainya Audisi Film
33
Bab 33 Kemenangan Sang Danseur
34
Bab 34 Ke Kota Ars-en-Rè
35
Bab 35 Mencari Saudara Kembar
36
Bab 36 Menyusun Rencana
37
Bab 37 Pertemuan Itu
38
Bab 38 Saatnya Berpisah
39
Bab 39 Roh Hantu Kepala
40
Bab 40 Pembicaraan Sederhana
41
Bab 41 Dendam Membara
42
Bab 42 KESYEA
43
Bab 43 Kisah Yang Sebenarnya
44
Bab 44 Pertemuan Kembali
45
Bab 45 Spartacus Pas De Deux
46
Bab 46 BERKUNJUNG
47
Bab 47 Kabar Tentang Kedatangannya
48
Bab 48 Di Koridor Sekolah Balet
49
Bab 49 Pergi Terbang Tinggi
50
Bab 50 Valeska
51
Bab 51 Rahasia Yang Menyeramkan
52
Bab 52 Pengadilan Neraka
53
Bab 53 MUSIM HUJAN
54
Bab 54 Menyambut Festival
55
Bab 55 Penolakan Semua Siswa penghuni Sekolah Balet
56
Bab 56 Perseteruan Terjadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!