Aneisha Mihai berdiri lama sambil mematut di depan cermin kamar. Dia tertegun memandangi dirinya bergaun merah dengan raut wajah yang jauh berbeda saat ia tinggal bersama ibu tirinya dan saudara tirinya.
"Ah..., aku sangat cantik sekali !?", ucap Aneisha Mihai seraya mengusap wajahnya yang putih bagai porselen.
Dia tersenyum berseri-seri seorang diri sambil berputar-putar di depan cermin, pandangan kedua mata Aneisha Mihai tak pernah pindah dari depan cermin.
"Ha...Ha...Ha..., aku sangat cantik sekali ! Ini seperti dalam mimpi !", serunya riang.
Penampilan Aneisha Mihai sekarang berbeda dari sebelumnya, ia biasanya terlihat lusuh dan menyedihkan ketika tinggal bersama ibu tirinya dan saudara tirinya yang kejam.
Mereka selalu menindas Aneisha Mihai setiap harinya dan memperlakukan dirinya bagaikan budak tetapi sekarang saat ia kembali bereinkarnasi dari kematiannya, gadis cantik dengan mata indahnya kini mengenakan gaun yang sangat cantik sekali dan wajah terawat cantik.
"Aku akan pergi bersama mama untuk membeli mawar karena hari ini adalah hari ulang tahunku, aku akan menghias seluruh rumah dengan mawar segar", ucap Aneisha Mihai tersenyum lembut.
Dia kembali memutarkan badannya di depan cermin kamarnya sambil merentangkan gaunnya yang indah.
***
Aneisha Mihai terlihat sangat senang sekali kemudian ia berlarian kearah luar kamarnya sepanjang koridor-koridor kastilnya yang megah.
"Mama ! Mama !", teriak Aneisha Mihai memanggil mamanya dengan menuruni anak-anak tangga yang berhias permadani. "Mama, kamu dimana ?"
Muncul seorang wanita berparas jelita dari sebuah ruangan dan berdiri memandangi Aneisha Mihai yang tengah berlari kearahnya.
"Aneisha, ada apa ? Kenapa kamu berteriak sepagi ini nak ?", ucap wanita bermata biru.
"Mama, mari kita membeli bunga mawar di pasar yang ada di kota ! Aku ingin menghias rumah dengan mawar yang segar !", ucap Aneisha Mihai.
"Tuhanku, untuk apa nak ? Bukankah kamu dapat memetiknya di taman yang ada di halaman belakang !?", jawab mama.
"Oh, Tuhan ! Aku melupakannya jika di kastil ini ada taman !", ucap Aneisha Mihai tersipu malu.
"Untuk apa mawar-mawar itu nantinya nak ?", ucap mama lembut.
"Apa mama lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku, mama ?", ucap Aneisha Mihai merengut manja.
"Ya, Tuhan, kamu sudah besar nak, apakah perlu merayakannya lagi cantikku ?", goda mama seraya tertawa.
"Mama..., aku ingin sekali merayakannya dengan sangat meriah sebagai wujud syukurku, mama", ucap Aneisha Mihai.
"Apakah tidak cukup dengan berdoa saja, nak ? Itu adalah bentuk syukur yang paling mewah dan berharga !", ucap mama sambil membelai lembut rambut Aneisha Mihai.
"Mama..., aku ingin merayakannya bersama mama dan ayah..., aku mohon mama...", ucap Aneisha Mihai manja sambil bergelayut di tangan wanita jelita itu.
"Baiklah..., baiklah..., mama ijinkan tetapi kita tidak perlu ke pasar untuk membeli mawar-mawar itu karena kamu dapat memetiknya di halaman !", ucap mama tegas.
"Iyah..., baiklah, aku akan memetik bunga mawar-mawar itu di taman", ucap Aneisha Mihai.
"Nah, pergilah segera untuk memetiknya karena hari ini ayahmu akan datang dari luar kota dan kita harus segera mempersiapkan pesta ulang tahunmu secepatnya !", ucap mama seraya mendorong tubuh Aneisha Mihai kearah pintu kastil yang berukuran besar.
"Iya..., iya..., iya..., aku mengerti mama dan akan segera mempersiapkannya", ucap Aneisha Mihai.
***
Gadis cantik itu berjalan riang menuju kearah belakang rumahnya yang seperti kastil istana, ia berjalan sambil bersenandung merdu melewati jalan-jalan setapak.
Aneisha Mihai tertegun sesaat ketika dia melihat sebuah hamparan taman bunga segar yang beraneka macam jenisnya terlihat di seluruh halaman belakang rumahnya.
Taman bunga itu sangat cantik sekali dengan bunga-bunga segar yang mekar di seluruh taman dengan kupu-kupu berterbangan diatas bunga-bunga mekar itu.
"Wow..., ini sangat cantik sekali, Tuhanku !", ucap Aneisha Mihai terkagum-kagum.
Dia berlarian kecil menuju taman bunga sambil tertawa riang, ia hampir melupakan semua yang ada di dalam rumahnya sejak ia mengalami penderitaan hebat dari ibu tirinya dan saudara tirinya yang kejam.
Aneisha Mihai lupa tentang bagaimana keadaan di dalam kastil istananya yang indah itu dan bagaimana suasana yang ia sebut rumah tinggal itu sejak ia mengalami kelumpuhan.
"Ini sebuah keajaiban yang sangat mengagumkan, Tuhan !", ucap Aneisha Mihai tersenyum lega.
"Iya..., kamu pasti menyukainya nak", ucap seseorang dari arah belakang.
Aneisha Mihai tersentak kaget lalu memutar badannya kearah datangnya suara tersebut.
Dia melihat seorang nenek tua bergaun merah tengah duduk di sebuah bangku taman seraya menundukkan kepalanya.
Nenek tua bertopi merah itu memegang sebuah payung berenda yang tertutup di sebelah tangannya yang memakai sarung tangan brokat merah.
"Siapa kamu ? Aku tidak pernah melihatmu ?", ucap Aneisha Mihai.
"Ha, ha, ha, ha, kamu sungguh tidak sopan, nona cantik", ucap nenek tua itu seraya menengadahkan kepalanya dan tersenyum.
"Maaf tetapi aku tidak mengenalmu nenek", ucap Aneisha Mihai.
"Kamu telah kembali dari perjalanan yang sangat panjang nona, apakah kamu merasa lelah ?", tanya nenek tua bertopi merah dengan renda menjuntai menutupi sebagian wajahnya.
"Maaf, aku tidak mengerti akan ucapanmu, nenek", ucap Aneisha Mihai bingung.
"Entah berapa orang telah melupakan semua kenangan masa lalunya dan kembali tanpa mengingatnya, itu hal yang lumrah, aku rasa", ucap nenek tua itu masih berada di tempat duduknya.
"Aku sungguh tidak mengerti...", ucap Aneisha Mihai.
"Setiap orang yang kembali dari kematiannya akan selalu berjumpa denganku, nona ! Entah itu dia akan menerimanya atau tidak tetapi setelah kamu kembali hidup dan bereinkarnasi ke tubuhmu lima tahun yang lalu, aku pasti akan datang menemuimu", ucap nenek tua itu tersenyum.
"B-b-agaimana kamu mengetahuinya ? Siapakah kamu yang sebenarnya ?", ucap Aneisha Mihai tertegun.
"Aku di utus langit untuk mendampingimu, nona", ucap nenek tua bertopi merah.
"A-apa...!?", ucap Aneisha Mihai kaget.
"Anggap saja aku adalah malaikat pelindungmu yang akan menjagamu setelah bereinkarnasi hidup kembali, nona Aneisha Mihai", ucap nenek tua.
"Aku..., aku tidak percaya ini, benar terjadi, untuk apa langit mengirimmu kepadaku ? Aku tidak menghendakinya !", ucap Aneisha Mihai.
"Gadis sombong...", ucap nenek tua bertopi merah itu memandang tajam kearah Aneisha Mihai.
"Tidak ! Aku bukan gadis sombong yang seperti kamu katakan, nenek ! Tetapi aku memang tidak menginginkannya karena ini adalah hidupku ! Aku bebas melakukan apa saja dalam hidupku ini !", ucap Aneisha Mihai.
"Bukankah kamu ingin membalaskan dendammu pada ibu tirimu yang telah membunuhmu ?", tanya nenek tua itu.
"Bagaimana kamu mengetahuinya ? Tapi itu juga bukan urusanmu nenek karena aku bisa melakukannya sendiri !", ucap Aneisha Mihai panik.
"Oh, iya ? Lalu bagaimana caranya kamu akan membalaskannya jika kamu tidak tahu caranya untuk bertemu dengannya ?", ucap nenek tua itu.
"Aku juga tidak tahu...", ucap Aneisha Mihai gelisah.
"Sebentar lagi Ayahmu akan kembali dari luar kota, nak dan ayahmu akan membawa wanita muda itu bersama dengannya", ucap nenek tua itu tersenyum tipis.
"Benarkah ? Lalu apa yang harus aku lakukan untuk mencegah mereka bersatu, nenek ?", ucap Aneisha Mihai terkejut.
"Ha..., ha..., ha..., bukankah kamu tidak membutuhkan malaikatmu ini ?", ucap nenek tua itu setengah menyindir Aneisha Mihai.
"Maaf, aku telah menyinggungmu tetapi demi kebaikan keluargaku, aku harus mencegah wanita jahat itu tinggal di rumah ini dan merebut ayahku !", ucap Aneisha Mihai geram.
"Baiklah, aku akan memaafkanmu dan aku akan membantumu, nona cantik tetapi ada syaratnya !", ucap nenek tua itu.
"Syarat ? Syarat apakah itu ?", ucap Aneisha Mihai.
"Syaratnya jangan pernah kamu berkata buruk dan jangan pernah kamu membuka payung milikku ini selama aku tidak nengijinkannya, kamu mengerti !", ucap nenek tua itu seraya menatap tajam kearah Aneisha Mihai.
"Tentu, aku akan mematuhinya selama aku mampu, nenek", ucap Aneisha Mihai.
"Tidak ada kata pengecualian, nona ! Karena kamu harus benar-benar melakukannya dan harus memenuhi syarat tersebut jika kamu melanggarnya maka kamu tidak dapat mencegah sesuatu yang buruk terjadi di masa kehidupan keduamu ini dan memperbaiki hidupmu kembali setelah reinkarnasi ini !", ucap nenek tua itu.
Aneisha Mihai berdiri tertegun memandang nenek tua bertopi merah dengan gaun merah tanpa bergeming.
Kata-kata nenek tua itu sangat mengejutkan Aneisha Mihai dan membuatnya tidak berdaya.
Ini semacam perjanjian dengan malaikat pelindung tetapi ini seperti sebuah perlombaan untuk memenangkan medali yang harus di menangkan oleh Aneisha Mihai.
"Baiklah, aku akan mematuhi semua syarat yang kamu ajukan padaku, nenek dan jika aku boleh tahu namamu, siapakah namamu ?", ucap Aneisha Mihai.
"Perkenalkan namaku Amarise, nona...", ucap nenek tua bertopi merah itu lalu tersenyum pada Aneisha Mihai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Tobatos Corp
👍👍👍👍👍👍
2024-07-19
0
manusia gelap
This story is very interesting
2022-07-18
1