Aneisha Mihai tertegun sesaat ketika Nenek Amarise menarikan sebuah tarian balet yang begitu indah.
Tarian itu bagai tarian seorang wanita yang penuh penderitaan, sedih dan penuh luka di hati.
Kesepian yang teramat dirasakan seorang wanita, tarian yang sangat dinamis dan penuh ekspresi.
Swan lake...
Seorang ratu yang dikutuk menjadi angsa yang menginginkan menjadi manusia kembali, mengiba penuh kepedihan setiap malam di danau.
Menangis...
Bukan karena dosa yang ia perbuat hanya takdir yang kejam yang mempermainkan nasib Sang Ratu odette.
Rasa iri di hati yang membutakan Von Rothbart seorang penyihir yang kejam dan menginginkan kekuasaan sang ratu.
Kisah cinta yang manis tapi berakhir tragis dan penuh dengan kesedihan yang mendalam.
Sebuah kutukan...
Ketidakberdayaan Ratu Odette yang menjadi seekor angsa putih karena kutukan penyihir, sang ratu tidak mampu melawan mantra sihir Von Rothbart.
Mantra yang tak mampu terpatahkan oleh sang ratu untuk kembali menjadi manusia dan menjadikan sang ratu setengah manusia dan setengah angsa.
Odette yang selalu meratapi hidupnya di malam hari di tengah danau angsa yang dingin.
Air mata Odette yang mengalir menggenangi danau setiap malam tanpa ia mampu kembali, kesakitan yang teramat dalam dirasakan sang ratu sepanjang hidupnya.
Siang dan malam...
Sang Ratu Odette harus menangis setiap harinya, setiap hari berganti hari, waktu berganti siang dan malam yang menyiksanya tanpa ia mampu melawannya.
Pergantian yang menyiksa tubuhnya, rasa sakit yang mendera tubuh sang ratu.
Saat siang Ratu Odette akan berubah menjadi manusia dan saat malam hari ia akan berubah menjadi seekor angsa.
Sang Ratu Odette yang menangis meraung penuh kesakitan dalam tubuhnya.
Seakan-akan ia berkata dan menjerit, "Ini sangat sakit sekali..., ini menyiksa diriku..., Tuhan tolonglah aku...!!!"
Oh... Tuhanku...
Tuhan marah terhadap penderitaan yang dihadapi Odette tetapi Tuhan memiliki ketentuannya untuk Odette.
Tuhan memberi Odette sebuah cinta, bukan cinta dari rakyatnya melainkan cinta dari kaum angsa dan makhluk penghuni danau.
Tuhan juga memberinya cinta sejati sampai mati bersama sang pangeran.
Kisah...
Kisah cinta sejati Sang Ratu Odette dan sang pangeran tampan meski harus berakhir tragis akibat pengkhianatan pangeran yang berikar menikahi Odille yang berubah wujud menyamar menjadi Odette tetapi sang ratu mampu memenangkan hati sang pangeran.
Mereka berdua mati bersama dengan menceburkan diri kedalam danau yang dingin dan dalam.
Kedua roh mereka terbang ke atas langit menuju surga, menghapus kutukan sihir jahat dan roh mereka berdua bersatu selamanya.
Sedangkan Von Rothbart tidak mampu melawan kuasa Tuhan, pecundang yang malang yang menginginkan anak gadisnya yaitu Odille dicintai seorang pangeran tetapi tidak pernah terwujudkan.
Tuhan menghukum Von Rothbart dan Odille yang jahat dengan mempermainkan hidup mereka penuh kesia-siaan.
Sebuah sihir yang akhirnya terpatahkan oleh cinta sejati seorang pangeran yang membebaskan kutukan Odette meski keduanya harus mati, akan tetapi cinta sejati mereka berdua dapat menyatukan roh keduanya terbang keatas langit.
Menjadi roh suci yang penuh keindahan...
Nenek Amarise begitu menghayati tariannya saat ia berubah menjadi seekor angsa, ia benar-benar terlihat penuh kepedihan yang dalam.
Saat Nenek Amarise melakukan fouettes sebanyak 32 kali dan berubah menjadi Odette yang cantik.
Ekspresi dia sangat mengagumkan sekali sehingga membuat Aneisha Mihai terpaku kagum ketika melihatnya.
Tarian Odette yang indah dan tergambar bagaikan lukisan dan tarian itu benar-benar hidup, sangat cantik sekali.
Aneisha Mihai terpukau dengan keindahan tari balet yang dibawakan nenek yang merupakan jelmaan malaikat pelindungnya.
Dia terlihat sangat cantik sekali dan memukau mata, Nenek Amarise bisa berubah menjelma menjadi seorang wanita muda yang sangat cantik saat ia menarikan tarian balet.
Nenek Amarise tidak terlihat tua ketika ia menari balet, benar-benar sebuah keajaiban langit. Ia kembali muda seperti bidadari yang sangat cantik.
Menarikan tarian Odette yang penuh ekspresi dan sangat indah, tarian yang biasa ditarikan dalam tarian balet klasik memang tidaklah mudah dan tergolong sulit tetapi Nenek Amarise yang menjelma menjadi sesosok bidadari yang cantik dan muda mampu melakukan tarian Swan Lake dengan sempurna dan cantik.
***
Kisah ini hampir mirip dengan kisah hidup Aneisha Mihai yang penuh penderitaan saat bersama dengan ibu tiri dan saudara tirinya yang kejam.
Hanya saja Aneisha Mihai mati dalam kesepian dan bangkit dalam kematian serta hidup kembali saat peristiwa mengenaskan itu belum terjadi, dia kembali ke masa lima tahun sebelum penderitaan yang kejam itu ada.
Tubuh Aneisha Mihai bergetar hebat saat ia mengingat penderitaan yang dialaminya selama lima tahun itu di kehidupannya yang pertama sebelum ia bereinkarnasi dan hidup kembali.
"Ini sangat menyedihkan...", ucap Aneisha Mihai sambil bertekuk lutut di lantai.
Musik tiba-tiba berhenti berputar di ruangan kamar tamu yang telah berubah menjadi ruangan latihan tari yang luas.
Menandakan bahwa Nenek Amarise telah menyelesaikan tariannya apabila musik berhenti mengalun.
"Aneisha Mihai, apa yang sedang kamu lakukan ?", ucap Nenek Amarise.
Aneisha Mihai hanya menundukkan kepalanya ke bawah dengan tubuh gemetaran hebat, ia tidak mendengarkan ucapan nenek.
"Aneisha Mihai !", panggil nenek yang berubah kembali menjadi wanita tua.
"Eh, iya...? A-apa nenek memanggilku ?", tanya Aneisha Mihai.
"Mengapa kamu duduk di lantai dengan kepala tertunduk ? Apakah kamu tidak memperhatikan setiap gerakan tarian balet yang aku bawakan tadi ?", ucap Nenek Amarise dengan ekspresi wajah serius.
"Emm..., a-aku..., a-aku melihatnya nenek..., aku melihat tarian itu...", ucap Aneisha Mihai terbata-bata.
Wajah Aneisha yang pucat pasi dan berkeringat dingin, terlihat sangat jelas ketakutan dan tergambar di wajahnya yang putih bersih nan cantik sebuah ekspresi trauma yang dalam, kengerian yang dirasakan olehnya selalu menghantui gadis cantik itu.
Nenek Amarise berjalan mendekat kearah Aneisha Mihai dan penampilannya yang mengenakan leotard perlahan berubah menjadi gaun merah lagi dengan sebuah payung berenda di sebelah tangannya.
"Ada apa nak ?", ucap nenek.
"Ehk...", suara Aneisha Mihai tercekat tanpa mampu bersuara.
"Kenapa Aneisha Mihai ? Mengapa kamu ketakutan nak ?", tanya nenek.
"A-aku..., aku tidak bisa menarikannya ! Aku tidak mampu menarikannya ! Aku tidak bisa menari balet lagi !", ucap Aneisha Mihai setengah menjerit.
"Aneisha Mihai ! Tenanglah nak ! Tenanglah !", ucap nenek.
"Aku tidak bisa melakukannya nenek..., aku tidak mampu menari balet lagi...", ucap Aneisha Mihai berurai air mata.
"Aneisha Mihai...", ucap nenek.
"Hidupku telah hancur nenek..., kelumpuhan itu telah menghancurkan kedua kakiku..., aku tidak mampu menari sebaik dulu lagi..., aku membencinya nenek...", tangis Aneisha Mihai pecah sambil memegangi dadanya yang sesak.
"Oh..., sayangku...", ucap Nenek Amarise lalu memeluk tubuh Aneisha Mihai erat-erat.
"Mimpiku telah hancur nenek...", ucap Aneisha Mihai dengan menangis pedih.
"Aku mengerti nak...", ucap nenek.
"Wanita itu telah membunuhku ! Ia membunuh masa depanku ! Membunuhku tanpa belas kasihan ! Aku membencinya nenek...! Aku ingin membalasnya !", isak tangis Aneisha Mihai dalam pelukan nenek.
Nenek Amarise memejamkan kedua matanya rapat-rapat, hatinya turut sedih mendengar rintihan hati gadis muda itu.
Rasa trauma yang dalam pasti akan terus membayangi Aneisha Mihai sepanjang hidupnya, ia harus berjuang melawan takdir yang menyakitkan itu.
Walaupun ia telah kembali hidup dan bereinkarnasi lagi untuk mencegah hal buruk di masa depannya terjadi dan terulang lagi seperti di kehidupan masa lalunya akan tetapi luka di kehidupan masa lalunya tidak mudah untuk di sembuhkan.
"Aneisha Mihai, kamu harus kuat nak ! Lawanlah rasa ketakutanmu itu ! Jangan menyerah nak ! Bangkitlah kembali dan tata masa depanmu lagi ! Ini kesempatanmu untuk membalasnya nak !", ucap sang malaikat pelindung.
Masih terdengar isak tangis Aneisha Mihai di dalam pelukan wanita tua itu.
Gadis muda itu menangis meraung pilu, tangisannya menyayat hati sang malaikat pelindung.
Tangisan pilu Aneisha Mihai mampu membuat sang malaikat pelindung mengepakkan kedua sayapnya dan menunjukkan wujud aslinya di hadapan gadis malang itu.
"Aneisha Mihai..., lihatlah aku nak...", ucap lembut wanita tua itu.
Perlahan-lahan Aneisha Mihai menengadahkan kepalanya dan betapa terkejutnya ia melihat nenek itu berubah menjadi sesosok malaikat bersayap.
"Nenek...", gumam Aneisha Mihai.
"Apakah kamu mempercayaiku sekarang bahwa aku adalah malaikat yang dikirim oleh Tuhan untuk melindungimu ? Percayakah kamu bahwa malaikat itu ada ?", ucap sesosok malaikat dengan wajah bersinar terang.
"Nenek Amarise..., apakah itu nenek ?", ucap Aneisha Mihai terkejut.
"Berhentilah bersedih nak..., karena Tuhan itu ada dan akan membantumu..., Tuhan akan membimbingmu melewati kehidupan barumu ini dan memberikanmu kesempatan untuk hidup kembali..., mencegah hal buruk terjadi lagi di masa depanmu..., tugasmu adalah menghentikan kejahatan wanita yang pernah menjadi ibu tirimu itu agar ia tidak dapat menghancurkanmu di kehidupan masa depanmu nanti !", ucap sang malaikat pelindung.
"Nenek...", gumam Aneisha Mihai.
"Aku akan membantumu dengan memberikanmu sepasang sepatu balet merah yang merupakan sistem untuk menyelesaikan misimu dalam menghentikan rencana jahat wanita muda itu, kamu harus menyelesaikan tugas sistem dengan menarikan setiap tarian balet karena dalam tarian itu akan terdapat petunjuk yang merupakan cara menghentikan rencana jahat wanita itu dan menggagalkannya menjadi ibu tirimu di masa depanmu !", ucap sang malaikat pelindung dengan senyumannya yang lembut.
Aneisha Mihai hanya duduk bersimpuh terdiam, menatap kearah malaikat pelindung dengan kedua sayapnya yang bergerak-gerak kuat.
"Percayalah bahwa malaikat akan melindungimu dalam setiap langkah hidupmu, Aneisha Mihai...! Percayalah bahwa Tuhan itu akan selalu adil padamu...! Yakinlah dalam hatimu...!!"
Aneisha diam bergeming di atas lantai tanpa bersuara sepatah katapun dan memandangi keajaiban itu di kedua matanya yang penuh misteri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments