Bab 18 Rekan Kerja.

Langkah Handi tampak lesu. Dia masih merasa kesal karena kegagalannya memberikan sarapan pagi untuk Ayana.

"Pak Handi!" Sapa Asistennya saat melihat kedatangan Handi.

"Iya. Ada hal penting apa?" Tanya Handi dengan suara lesu.

"Pak Farraz sudah menunggu di ruangan anda, pak." Jelasnya.

Mendengar itu membuat raut wajah lesu itu berubah menjadi gaduh. Dengan bergegas dia masuk ke rungannya untuk menemui Farraz.

"Pak Farraz, maaf membuat pak Farraz menunggu lama." Sapanya.

Handi ikut duduk di sofa yang menghadap langsung pada Farraz.

"Bagaimana lokasinya?" Bertanya tentang proyek.

"Sangat strategis dan juga masih sangat asri. Dan sangat dekat dengan pemukiman kumuh pemulung." Jelasnya.

"Loh, apa pembangunan itu tidak mengganggu lahan mereka?" Tanya Farraz khawatir.

"Tentu tidak. Pak Farraz tidak usah khawatir. Rencananya, klien juga akan membuka penampungan sampah organik dan non organik di dekat pemukiman itu. Agar sampah sampah yang mereka kutip tidak berserakan sembarangan. Sekalian, bisa mensejahterakan pemulung juga. Dia berjanji akan membayar harga mahal dari tempat penampungan sampah lainnya." Ujar Handi menjelaskan.

"Syukurlah. Harusnya memang seperti itu. Saat kita membangun sebuah usaha, kita juga harus mempertimbangkan keadaan orang orang bawah. Jangan hanya bertindak semaunya dan menindas mereka mereka yang kurang beruntung." Ucapnya merasa lega.

Inilah salah satu alasan Handi bertahan di perusahaan ini. Meski Farraz terkenal pemarah dan juga dingin, tapi sebenarnya dia punya jiwa kemanusiaan yang adil dan beradab. Sungguh seorang yang sangat dermawan. Meski terkadang menyebalkan.

"Bentar saya pesankan minuman dulu…"

"Tidak usah. Saya tidak lama." Ujarnya cepat.

Sengaja untuk menghentikan Handi yang ingin meminta asistennya membuatkan minum untuknya.

"Saya ingin meminta bantuan dari pak Handi." Sambungnya.

Handi kembali duduk dan menatap serius pada Farraz.

"Bantuan seperti apa, kira kira?" Tanya Handi penasaran.

"Kamu tahu tentang proyek saya di singapur?"

"Tahu, pak. Apa ada masalah?" Tebaknya asal.

"Bukan. Tidak ada masalah apapun." Tegasnya.

"Lalu?" Handi semakin penasaran.

"Proyeknya akan dimulai awal minggu depan. Sementara, saya harus hadir di acara rutin tahunan perusahaan. Jadi, saya tidak bisa ke Singapur untuk mengurus proyek itu." Jelasnya.

"Jadi, masud pak Farraz…" Menatap serius pada Farraz.

"Kamu harus ke Singapur menggantikan saya. Hanya lima belas hari saja kok di sana. Semua administrasinya tanggung jawab perusahaan. Kamu hanya tinggal datang ke sana. Temui klien dan berdiskusi tentang hal yang diinginkannya dalam proyek ini." Tuturnya.

Sebentar Handi terdiam. Dia merasa belum pantas untuk menggantikan Farraz pergi ke Singapur mengurus proyek besar tersebut. Karena, tujuh tahun bekerja di perusahaan ini, Handi hanya mengurus proyek dalam Negeri saja. Belum pernah sekalipun mengerjakan proyek luar Negeri.

"Waduh, saya belum punya cukup pengalaman untuk hal itu, pak Farraz. Alangkah lebih baiknya, bapak cari orang lain saja. Jangan saya." Tolaknya.

"Tapi, satu satunya yang saya percayakan untuk mengurus proyek ini, ya kamu Handi."

Dia terlihat berpikir keras. Antara mau menerima dan menolak tawaran itu.

"Baik saya mau. Tapi, kirimkan satu teman lainnya untuk ikut bersama saya, pak." Mengajukan persyaratan.

"Tentu. Saya sudah memikirkan tentang itu." Jawabnya sambil tersenyum.

"Siapa teman saya, pak?" Penasaran.

Farraz menghela napas, lalu dia tersenyum. "Ayana Yunita. Dia akan menemani kamu ke Singapur untuk mengerjakan proyek ini."

Padahal Farraz belum mengatakan apa apa pada Ayana. Dan belum tentu juga Ayana setuju dengan ide nya mengirim mereka berdua ke Singapur.

"Ayana? Saya akan pergi ke Singapur bersama Ayana?" Ucap Handi hampir berteriak kegirangan.

Senyum bahagianya bahkan sulit untuk disembunyikan dari Farraz.

"Pak Handi sepertinya sangat senang bisa pergi berdua dengan Ayana." Mulai menyelidik.

Mendengar peryataan itu, membuat Handi berusaha mengembalikan mimik wajahnya yang sangat jelas tersenyum bahagia.

"Sepertinya kalian punya hubungan khusus!" Farraz mulai menerka.

"Tidak ada pak. Hanya sekedar rekan kerja saja." Kilahnya.

Memang mereka hanya rekan kok. Handi memang menyukai Ayana. Tapi, Ayana belum tentu menyukainya juga. Jadi, kesimpulannya, hubungan mereka saat ini memang hanya sebatas rekan kerja.

"Tidak usah takut atau malu untuk mengakui hubungan kalian. Karena tidak ada aturan yang melarang untuk memilki hubungan pribadi antara karyawan. Semuanya bebas kok." Menjelaskan.

"Sebenarnya, hanya saya yang memiliki perasaan khusus untuk Ayana." Ungkap Handi pada akhirnya.

"Lalu, bagaimana dengan Ayana?" Selidiknya lagi.

"Sepertinya dia hanya menganggap saya sebatas rekan kerja saja." Ucapnya sedih.

"Apa Ayana sangat menarik perhatian pak Handi?" Penasaran.

"Bukan hanya saya yang tertarik pada Ayana, pak. Kecantikan dan juga kebaikannya membuat banyak karyawan di sini meliriknya. Dia menjadi bahan perbincangan karyawan. Mereka menganggap Ayana sebagai dewi keberuntungan mereka." Jelas Handi.

Apa yang dikatakan Handi benar adanya. Ayana memang dikagumi oleh banyak karyawan di perusahaan. Hanya saja, karena posisi Ayana yang jauh diatas dan tepat berada di samping bos, membuat mereka takut untuk sekedar menyapa Ayana.

"Sebegitu menariknyakah Ayana manurut kalian?" Ucapnya sinis, lengkap dengan ekspresi wajahnya yang tidak mengindahkan kekaguman Handi dan karyawannya terhadap seorang Ayana yang sudah tua dan pernah janda itu.

"Ayana sangat sederhana dan baik hati. Hal itu membuat semua orang yang berada disekitarnya merasa nyaman." Ucap Handi menegaskan.

Dia tahu Farraz tidak begitu menyukai Ayana, karena hanya satu yang dia suka dari Ayana, yaitu kinerjanya yang tidak pernah membuatnya kecewa.

"Lanjutkan tugas pak Handi kembali. Saya akan mendiskusikan tentang permintaan saya barusan pada Ayana." Ucapnya berpamitan.

Handi mengangguk setuju. Lalu dia mempersilahkan Farraz keluar dari ruangannya.

Begitu Farraz tiba di depan lift, pintu lift itu terbuka. Rupanya, disana ada Putri dan Irma yang baru turun dari lantai dua belas. Mereka diberitahu, kalau Farraz ada di lantai sebelas.

"Mama!" Serunya agak kaget.

Irma hanya tersenyum simpul, dia merasa bersalah karena membawa Putri bersamanya.

"Farraz. I miss you." Putri langsung memeluk Farraz.

Irma merengut tidak suka melihat Putri memeluk Farraz. Tapi, mau bagaimana lagi, dia harus tetap menjaga rahasia bahwa Farraz sudah menikah.

"Putri lepaasss… Ini di kantor." Melepaskan diri dari pelukan Putri.

"Aku tahu ini kantor. Tapi aku kangen kamu, Raz. Kenapa sih kamu selalu menghindar dariku." Celotehnya marah marah.

"Aku sudah pernah bilang, kan? Aku punya kekasih." Ucap Farras menegaskan.

"Aku tidak peduli. Karena, pada akhirnya kamu harus menikahiku. Jika tidak ingin terjadi hal buruk pada Faress Crupt." Ancamnya.

Mendengar ancaman itu membuat dahi Farraz berkerut, matanya menatap kesal pada Putri.

"Lebih baik kamu pergi dari sini, sebelum aku benar benar marah." Gertak Farraz.

"Apa? Kamu mau pukul aku? Pukul, pukul, ayo pukul?" Mendekatkan wajahnya pada Farraz.

Irma tersenyun sinis melihat kelakuan Putri. Dia baru tahu Putri ternyata seposesif itu demi mendapatkan Farraz.

"Ma, bawa dia keluar dari sini." Menarik pergelangan tangan Putri dan mamanya bersamaan.

Farraz membawa mereka masuk ke lift dan menekan tombol untuk menuju lantai dasar.

"Lepas, sakit!" Teriaknya sambil berontak meminta agar Faraz melepas pergelangan tangannya.

"Raz, lepas. Kasihan Putri, tangannya sakit." Ucap Irma sedikit memohon pada Farraz.

Segera saja Farraz menghempaskan tangan Putri, sehingga dia merengek manja pada Irma. Dia mengadu dan memperlihatkan pergelangan tangannya yang memerah karena cekalan tangan Farraz terlalu kuat tadinya.

"Tante tiup ya. Aduh, kasiannya Putri kesakitan." Irma meniup pergelangan tangan Putri dengan lembut.

Dan Farraz menatap kesal pada dua wanita itu. Yang satu memaksa untuk menikah dengannya, dan yang satu malah menghancurkan rencana pertunangannya dengan kekasihnya.

Terpopuler

Comments

fatmah nolly

fatmah nolly

gini nih yg bikin cetitanya jadi gak menarik

2023-01-11

1

Ayu tri utami Neng

Ayu tri utami Neng

Hedewwwww 🤨🧐

2022-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Seperti Jelangkung.
2 Bab 2 Janda Mes um.
3 Bab 3 Black Card.
4 Bab 4 Memilih gaun pesta.
5 Bab 5 Gaun Mama.
6 Bab 6 Jebakan
7 Bab 7 Syarat Menikah.
8 Bab 8 Menikah (Sah)
9 Bab 9 Disangka Pocong
10 Bab 10 Sebenci itukah?
11 Bab 11 Profesionalitas
12 Bab 12 Pertikaian
13 Bab 13 Gombalan Handi
14 Bab 14 Rasa Sakit.
15 Bab 15 Membohongi Mama
16 Bab 16 Harus 'Dara'
17 Bab 17 Hari yang sibuk.
18 Bab 18 Rekan Kerja.
19 Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20 Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21 Bab 21 Tangisan Ayana
22 Bab 22 Benci atau Cemburu
23 Bab 23 'Sorry'
24 Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25 Bab 25 Bunuh diri.
26 Bab 26 Tidak bisa lebih.
27 Bab 27 Malam panas.
28 Bab 28 Rencana masa depan.
29 Bab 29 Liburan
30 Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31 Bab 31 Bukan milikku.
32 Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33 Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34 Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35 Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36 Bab 36 Aku akan bertahan.
37 Bab 37 Bocah tengik.
38 Bab 38 Ternyata...
39 Bab 39 Mulai perhatian.
40 Bab 40 Hanya kamu.
41 Bab 41 Kehilangan Mama.
42 Bab 42 Pemakaman.
43 Bab 43 Membujuk Ayana.
44 Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45 Bab 45 Bantuan teman lama.
46 Bab 46 Maafkan Mama.
47 Bab 47 Resto Favorit.
48 Bab 48 Menguping
49 Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50 Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51 Bab 51 Gejolak Rindu
52 Bab 52 Kamu milikku!
53 Bab 53 Hari yang sibuk.
54 Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55 Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56 Bab 56 Panas dan Nikmat.
57 Bab 57 Lagi dan lagi.
58 Bab 58 Sekretaris baru.
59 Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60 Bab 60 Perpisahan Ayana
61 Bab 61 Pesta Pernikahan
62 Bab 62 PCOS
63 Bab 63 Tidak berani bilang...
64 Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65 Bab 65 Mengubah pola pikir.
66 Bab 66 Handi calon suami Via
67 Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68 Bab 68 Menahan.
69 Bab 69 Curhatan Via
70 Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71 Bab 71 Telat 9 hari
72 Bab 72 Tes kehamilan.
73 Bab 73 Cek kandungan.
74 Bab 74 Bumil bar bar
75 Bab 75 Rayuan Ayana.
76 Bab 76 Danil dan Aria
77 Bab 77 Ikan mas.
78 Bab 78 Ngobrol santai
79 Bab 79 Ayana dan Suci
80 Bab 80 Kematian Suci
81 Bab 81 Happy together
82 Bab 82 Happy Ending.
83 Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84 Bonus (bab) Kehancuran Danil.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Seperti Jelangkung.
2
Bab 2 Janda Mes um.
3
Bab 3 Black Card.
4
Bab 4 Memilih gaun pesta.
5
Bab 5 Gaun Mama.
6
Bab 6 Jebakan
7
Bab 7 Syarat Menikah.
8
Bab 8 Menikah (Sah)
9
Bab 9 Disangka Pocong
10
Bab 10 Sebenci itukah?
11
Bab 11 Profesionalitas
12
Bab 12 Pertikaian
13
Bab 13 Gombalan Handi
14
Bab 14 Rasa Sakit.
15
Bab 15 Membohongi Mama
16
Bab 16 Harus 'Dara'
17
Bab 17 Hari yang sibuk.
18
Bab 18 Rekan Kerja.
19
Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20
Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21
Bab 21 Tangisan Ayana
22
Bab 22 Benci atau Cemburu
23
Bab 23 'Sorry'
24
Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25
Bab 25 Bunuh diri.
26
Bab 26 Tidak bisa lebih.
27
Bab 27 Malam panas.
28
Bab 28 Rencana masa depan.
29
Bab 29 Liburan
30
Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31
Bab 31 Bukan milikku.
32
Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33
Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34
Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35
Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36
Bab 36 Aku akan bertahan.
37
Bab 37 Bocah tengik.
38
Bab 38 Ternyata...
39
Bab 39 Mulai perhatian.
40
Bab 40 Hanya kamu.
41
Bab 41 Kehilangan Mama.
42
Bab 42 Pemakaman.
43
Bab 43 Membujuk Ayana.
44
Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45
Bab 45 Bantuan teman lama.
46
Bab 46 Maafkan Mama.
47
Bab 47 Resto Favorit.
48
Bab 48 Menguping
49
Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50
Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51
Bab 51 Gejolak Rindu
52
Bab 52 Kamu milikku!
53
Bab 53 Hari yang sibuk.
54
Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55
Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56
Bab 56 Panas dan Nikmat.
57
Bab 57 Lagi dan lagi.
58
Bab 58 Sekretaris baru.
59
Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60
Bab 60 Perpisahan Ayana
61
Bab 61 Pesta Pernikahan
62
Bab 62 PCOS
63
Bab 63 Tidak berani bilang...
64
Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65
Bab 65 Mengubah pola pikir.
66
Bab 66 Handi calon suami Via
67
Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68
Bab 68 Menahan.
69
Bab 69 Curhatan Via
70
Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71
Bab 71 Telat 9 hari
72
Bab 72 Tes kehamilan.
73
Bab 73 Cek kandungan.
74
Bab 74 Bumil bar bar
75
Bab 75 Rayuan Ayana.
76
Bab 76 Danil dan Aria
77
Bab 77 Ikan mas.
78
Bab 78 Ngobrol santai
79
Bab 79 Ayana dan Suci
80
Bab 80 Kematian Suci
81
Bab 81 Happy together
82
Bab 82 Happy Ending.
83
Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84
Bonus (bab) Kehancuran Danil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!