Sepulang dari kantor, Ayana tidak langsung pulang ke rumah. Dia langsung pergi ketempat percetakan undangan. Lalu kemudian, dia langsung ke Mall. Dia akan membeli cincin untuk Farraz dan Elsa.
Beberapa menit setah berkendara, Ayana tiba di Mall. Dia pun langsung menuju toko perhiasan. Dengan begitu dia bisa melihat berbagai macam jenis perhiasan yang cantik cantik.
"Jariku bahkan belum pernah sekalipun memakai benda ini" Bisiknya pada diri sendiri.
"Ada yang bisa dibantu, mbak?" Sapa gadis cantik penjaga toko perhiasan itu.
"Boleh tunjukkan model cincin untuk pertunangan?" Tanya Ayana.
Segera saja gadis itu mengeluarkan beberapa mode cincin couple untuk pertunangan.
"Model ini sudah sangat sering digunakan para artis. Tapi, kalau ini... ini merupakan model terbaru dan terbaik tahun ini." Jelasnya dengan sangat ramah.
"Saya ambil yang ini." Pilih Ayana tanpa berpikir panjang.
"Ukuran jarinya…"
"Tidak perlu. Itu ukuran yang pas." Jawab Ayana.
Cincin model terbaru itupun akhirnya di bungus dan diberikan pada Ayana saat dia sudah selesai membayarnya.
"Sungguh terlalu mahal hanya untuk acara pertunangan." Ucapnya.
Lalu, Ayana melangkah menuju toko busana yang menjual gaun syar'i yang pantas untuk dipakai pergi ke pesta.
"Gaun yang cantik. Aku akan membeli yang itu." Ucapnya.
Begitu mudah Ayana memilih gaun. Begitulah Ayana, dia tidak butuh waktu lama saat berbelanja. Jika sudah suka pada pandangan pertama, dia akan langsung membelinya tanpa ragu ataupun menyesal karena diakhir dia akan melihat yang jauh lebih indah lagi.
"Selamat malam, mbak. Ada yang bisa saya bantu?" Sapa wanita itu sambil tersenyum ramah.
"Boleh saya mencoba gaun itu…" Tunjuk Ayana tertuju pada gaun warna silver yang dipajang di patung.
"Boleh. Silahkan masuk ke ruang ganti. Gaun yang sama sudah tersedia di sana." Jelasnya.
Ayana pun langsung masuk ke ruang ganti. Dia mencoba gaun itu dan ternyata ukurannya sangat pas dengan tubuhnya.
"Ayana tidak pernah salah dalam memilih. Hanya sekali salah, saat memilih suami." Celotehnya sambil memeriksa harga gaun tersebut.
"Alamak, mahal banget nih gaun..."
Ayana terkejut, gaun itu ternyata seharga 9,5 jt. Bahkan gajinya sebulan tidak sampai segitu.
"Kok ada ya baju semahal ini. Pasti ini didesain untuk para artis." Gumamnya yang langsung melepas gaun itu.
Dia keluar dari ruang ganti dengan perasaan sedih. Dia sangat menginginkan gaun itu, tapi harganya terlalu mahal. Menggunakan black card pun tidak tega dia membayar semahal itu, hanya untuk gaun yang akan dipakai satu malam saja.
"Mungkin lebih baik, kalau aku menyewa gaun pesta saja, ya?"
Ya, Ayana akhirnya memutuskan untuk menyewa saja pakaian untuk datang ke acara pesta ulang tahun Farraz sekaligus pertunangannya.
...🍀🍀🍀...
"Sayang, kamu yakin Mama sama Papa kamu akan menyukai ide kita untuk bertunangan di acara ulang tahunmu?"
Elsa menyenderkan kepalanya di bahu Farraz yang sedang menyetir. Mereka baru pulang dari makan malam.
"Kamu tenang saja, sayang. Akan aku pastikan mereka menyukai hubungan kita." Ucapnya sambil mengelus lembut dagu kekasihnya itu.
"Tidurlah di apartemenku malam ini, sayang!" Rengek Elsa memohon.
"Tidak mungkin, sayang. Kamu kan tahu, kita belum boleh melakukan itu." Jelas Farraz.
"Hanya menemani aku tidur, sayang. Bukan untuk melakukan apa apa. Hanya tidur saling berpelukan dan berpegangan tangan."
Elsa mengatakan itu dengan sedikit kesal. Bagaimana tidak kesal, dirinya sudah menjadi kekasih Farraz Ehsan selama hampir lima tahun. Tapi, yang Farraz lakukan hanyalah memeluk dan menggenggam tangannya saja. Berciu man saja mereka belum pernah. Ya, sedingin itulah Farraz padanya.
Tapi, meski begitu Elsa tetap bertahan. Karena dia yakin, suatu saat nanti Farraz akan mencintainya dan memberinya kasih sayang seutuhnya.
"Sayang, aku minta maaf ya. Kamu jangan marah gitu dong." Menggenggam erat tangan Elsa.
"Aku maafkan tapi dengan syarat."
"Apa syaratnya?" Tanya Farraz penasaran.
"Saat malam pertunangan kita kamu harus menci um ku didepan semua tamu yang hadir malam itu, termasuk kedua orangtuamu." Ucapnya.
Sebentar Farraz diam. Dia tidak mau melakukan itu. Tapi, sebagai laki laki tentu Farraz harus menepati janjinya demi kebahagiaan kekasihnya itu.
"Ok. Aku akan melakukan permintaan sayang."
Mendengar itu membuat Elsa merasa sangat bahagia. Dia kembali merebahkan kepalanya di bahu Farraz.
Harum semerbak tercuim oleh Farraz. Dan harum itu berasal dari rambut Elsa.
"Sebagai laki laki yang normal, harusnya kamu menci um puncak kepalaku, sayang!" Ujar Elsa menyarankan.
"Aku ingin melakukan itu, sayang. Tapi, hatiku seperti menolaknya." Jawabnya.
Sebagai lelaki normal dan sudah menjalin hubungan yang lama dengan kekasihnya, tentu membuat Farraz menginginkan hal yang lebih dari sekedar berpelukan dan bergandengan tangan. Tapi, entah mengapa nasihat papa untuk tidak mencium dan menyentuh perempuan sebelum ada ikatan yang halal, jika ingin merasakan indahnya saat malam pertama memecah dara seorang yang sangat dicintai, selalu terngiang ditelinga saat dia merasa ingin mencium kekasihnya itu.
Pesan itulah yang membuatnya bertahan untuk tidak melakukan sentuhan lebih terhadap kekasihnya itu.
...🍀🍀🍀...
Hari ini Ayana benar benar sibuk. Dia menyiapkan segalanya untuk acara pesta Farraz. Dan saat ini Ayana berada di rumah Ehsan Haris dan Irma.
"Harusnya Farraz membantu mengerjakan semua ini." Rutuk Irma sedikit kesal pada putranya itu.
"Nyonya tidak usah khawatir, menjelang pesta dimulai nanti malam, semua ini sudah selesai." Ayana meyakinkan Irma.
"Harusnya kamu mengurus dirimu sendiri. Biarkan mereka yang menyelesaikan semua ini." Ujar Irma.
Dia menyeret paksa Ayana menuju kamar hiasnya. Dia pun langsung memanggil beberapa palayan yang bertugas membantunya saat berhias.
"Nyonya, nanti saya bisa dipecat oleh pak Farraz, kalau saja pestanya sampai kacau."
"Dia tidak akan bisa memecatmu sayang. Percayalah…!" Bisiknya ditelinga Ayana.
"TAAARARRARA…" Membuka salah satu lemari pakaiannya dan memperlihatkan isinya pada Ayana.
"Apa semua ini milik, Nyonya?"
"Betul. Ini semua milik saya. Dan tugas kamu adalah, pilih satu baju yang paling kamu sukai. Ingat, pilihlah gaun yang paling elegan." Ucapnya.
Tanpa bisa menolak lagi, Ayana pun akhirnya memilih gaun yang hampir sama dengan gaun yang saat itu hampir dibelinya.
"Yang ini saja, nyonya." Pilihnya.
"NO, Big no..." Tolaknya setelah meminta memilih.
"Kamu pakai gaun ini..." Pilihnya.
Irma memilihkan gaun yang tampak sangat ngepas ditubuh. Ayana ingin menolak, karena dia tahu baju itu akan memperjelas lekak lekuk tubuh.
"Tapi, gaun ini terlalu ngepas dibadan, nyonya." Ucapnya.
"Justru bagus itu. Saya tidak mau tahu, kamu harus pakai gaun itu nanti malam." Tegasnya. "Toh kamu bisa memakai jilbab yang agak sedikit panjang untuk menutup bagian dadamu." Lanjutnya.
Ayana hanya bisa mengangguk lesu. Dia tidak akan nyaman memakai gaun itu. Tapi, dia paling tidak bisa membantah Irma yang sudah sangat baik padanya, sejak awal pertemuan mereka di hari ke empat saat dirinya masih terbilang seorang magang di perusahaan. Bahkan hari itu, Irma langsung menyukai Ayana dan masih berlanjut sampai saat ini.
Bantu Author dong teman!!
Jangan lupa LIKE, KOMEN ya. 😄😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Nurliana Saragih
Ini baru laki2 sejati, karena kebanyakan belum di kasih dah nyosor duluan!!!
Mantep Thor, good job!!!
2022-12-06
1
Fay
👏💪💪
2022-11-12
1
Ayu tri utami Neng
Serasa diragukan oleh majikan. 😇
2022-06-07
1