Bab 8 Menikah (Sah)

Pagi itu Ayana mendapat omelan dari kakaknya, karena kabar pernikahan yang terkesan tiba tiba.

"Kenapa tidak memberitahu mbak dari jauh hari. Kamu kan tahu, mas Amir sangat sibuk. Nggak mungkin mbak pulang sama anak anak. Mas Amir juga nggak akan ngasih mbak izin, dek." Celoteh Maurin.

Ayana hanya terdiam. Dia bingung mau menjelaskan apa pada kakaknya itu.

"Tunda dulu pernikahannya sampai akhir pekan." Sahut Amir mendekatkan wajahnya ke layar ipad, sehingga bisa dilihat oleh Ayana.

"Nggak bisa, mas. Pernikahannya harus hari ini juga." Jawab Ayana lesu.

"Apa kamu dipaksa?" Tanya Amir curiga.

"Tidak, mas. Pernikahan ini atas dasar cinta kok." Kilahnya.

"Lalu mengapa harus menikah terburu buru begitu?" Amir tidak percaya pada Ayana.

"Karena, Farraz akan sangat sibuk nantinya. Jadi, hanya hari ini dia punya waktu." Jelas Ayana terbata bata.

Sebentar Amir diam. Dia merasa ada yang aneh pada adik iparnya itu. Tidak biasanya Ayana menjelaskan sesuatu dengan terbata bata, jika yang dikatakannya adalah kebenaran. Dia semakin yakin, ada yang disembunyikan Ayana darinya dan Maurin.

"Tidak apa jika kalian tidak bisa pulang. Doakan saja, agar pernikahannya lancar. Lagian, kami menikah langsung di KUA kok. Karena adek kan tidak punya wali nikah. Nggak seperti pernikahan sebelumnya, karena waktu itu masih ada Om Herman, adiknya Bapak. Sekarang om Herman sudah bersama Bapak." Ungkapnya dengan suara serak menahan perasaan sedih.

Setelah mengatakan itu, Ayana langsung mengakhiri pembicaraan itu dengan kakaknya yang tinggal dan menetap di negeri Jiran Malaysia.

Tok, tok, tok…

Kokom mengetuk pintu kamar tamu tempat Ayana saat ini.

"Iya, sebentar." Sahut Ayana.

Dia melangkah untuk membuka pintu kamar.

"Non Ayana dipanggil nyonya." Ucap Kokom.

"Mmh…"

Ayana pun mengikuti langkah Kokom menuju ruang keluarga. Disana sudah kumpul kakak kakak Farraz, Nyonya Irma, Tuan Ehsan dan juga Farraz tentunya.

"Ini calon adik iparku, Ma?" Tanya Via, dan langsung mendapat anggukan dari mamanya.

"Cantik sekali." Sapa Via yang langsung menghampiri Ayana.

"Tapi cocokan jadi pendampingku deh, ma, pa." Ujar Fikri yang juga tertarik pada Ayana.

"Sayangnya, dia akan menikah denganku." Ujar Farraz sinis.

Fikri mengangkat bahunya sambil tersenyum tidak percaya pada apa yang Farraz ucapkan.

'Benar banget, secara usia sih aku lebih cocok sama mas Fikri. Tapi, mendengar isu kalau mas Fikri adalah duda yang ganas dan hanya menganggap wanita sebagai mainan…' Ayana melirik Farraz. 'Lebih baik dengan tuan Jelangkung aja, deh.' Gumamnya dalam hati.

"Tidak usah dengarkan Fikri. Kamu cocok kok bersama Farraz." Ucap Via mencoba menghibur Ayana.

'Wanita pintar, baik dan cantik seperti mbak Via saja diceraikan suaminya. Jadi, pantaslah wanita sepertiku juga diceraikan.' Gumam Ayana dalam hati.

"Ayana, bagaimana dengan kakakmu? Apa mereka merestui pernikahan kalian? Apa mereka akan pulang ke Jakarta hari ini?" Tanya Irma.

"Mereka mendoakan dari jauh saja Nyonya. Mereka tidak bisa pulang hari ini, kecuali pernikahan ini di undur hingga akhir pekan." Jelas Ayana.

"Oh tidak bisa. Kalian harus menikah hari ini juga." Tegasnya.

Ehsan, Via, Fikri dan Farraz hanya bisa menggeleng mendengar ucapan Irma yang sama sekali tidak goyah dengan permintaan kakak Ayana. Dia tetap akan menikahkan Farraz dan Ayana hari ini juga.

"Dan satu lagi… jangan panggil nyonya. Tapi, panggil mama." Sambungnya.

...🍀🍀🍀...

Setelah menunggu hampir tiga jam, akhirnya keluarga Farraz dan Ayana pun di minta untuk segera menemui pihak KUA yang mendapat tugas untuk menikahkan Farraz dan Ayana. Tiga jam penantian tadi, adalah proses pengajuan surat surat untuk pernikahan mereka.

Begitu tiba di tempat yang telah disediakan, Ayana duduk berdampingan dengan Farraz di kursi yang berhadapan langsung dengan penghulu nikah mereka. Dan tepat di samping kiri dan kanan pak penghulu, sudah ada saksi untuk pernikahan.

"Karena semua sudah siap, ada baiknya saya akan segera menikahkahkan saudara Farraz dengan saudari Ayana." Ucap pak penghulu yang ditunjuk untuk menjadi wali nikah dari KUA.

Dia pun mulai menyampaikan beberapa hal kepada Ayana, Farraz dan keluarga tentang hal hal yang berhubungan dengan pernikahan itu. Lalu dilanjutkan dengan berbagai prosedur sebelum akad diucapkan.

Farraz dan Ayana hanya diam dengan beribu pikiran dalam kepala mereka. Sehingga saat tangan Farraz menjabat tangan bapak penghulu itu terasa bergetar dan berpeluh.

"Saudara Farraz, apakah anda siap untuk menikahi Ayana Yunita?" Tanya pak penghulu.

Farraz tidak langsung menjawab. Dia benar benar tidak bisa berpikir jernih. 'Haruskah aku menikahinya. Tapi, aku tidak mencintainya sama sekali.' Pikirnya.

"Saudara Farraz Ehsan, apakah saudara bersedia meni…"

"Iya saya bersedia." Jawab Farraz memotong ucapan pak KUA.

Semua orang diruangan itu merasa lega dan bahagia, karena Farraz bersedia menikahi Ayana. Namun, lain dengan Ayana yang malah merasa sangat tertekan dan agak sedih karena harus menikah dengan laki laki yang tidak mencintainya.

'Ya Allah, semoga ini menjadi pernikahan terakhirku. Dulu aku menikahi lelaki yang mengaku sangat mencintaiku, tapi setelah hidup bersama, dia malah membenciku dan akhirnya menceraikan aku. Sekarang, aku dinikahi lelaki yang sudah jelas tidak mencintaiku. Bantulah aku untuk ikhlas, kuat dan sabar demi mempertahankan pernikahan ini, ya Allah.' Ayana berdoa dalam hati.

"Bagaimana saksi?" Tanya pak penghulu saat Farraz sudah selesai mengucapkan akad nikah.

"Sah." Jawab para saksi serentak.

Mata Ayana berkaca kaca mendengar kata sah. Hatinya berkecamuk dengan segala rasa yang bercampur menjadi satu, sehingga membuat air matanya terdorong keluar dari pelupuk mata.

Sementara Farraz hanya menghela napas lega. Tapi, ekspresi wajahnya tidak bisa berbohong, bahwa dia sangat terpaksa dengan semua ini.

Dan setelah doa selesai dilantunkan, Ayana dan Farraz pun menandatangani berkas berkas nikah mereka, untuk kemudian diproses dan dikeluarkan dalam bentuk buku nikah.

"Untuk buku nikahnya, akan selesai paling lama dua minggu. Nanti, kami dari pihak KUA akan langsung menghubungi saudara Farraz, apa bila bukunya sudah selesai di cetak." Jelas pak penghulu.

"Baik pak. Terimakasih." Ucap Farraz menyalami para petugas KUA yang membantu pernikahannya.

Sedangkan Irma dan Via langsung memeluk Ayana. Mereka memberikan ucapan selamat kepada keluarga baru mereka itu.

"Akhinya aku punya teman. Selamat datang Ayana, adik iparku." Via memeluk Ayana.

"Terimakasih, mbak." Ucap Ayana sambil menghapus air matanya.

"Menantu mama kenapa sedih? Harusnya bahagia dong sayang. Ingat, mulai saat ini kamu punya mama. Kamu bisa ceritakan apa saja sama mama." Kini giliran Irma yang memeluk Ayana.

"Kamu tenang saja, tidak akan papa biarkan Farraz menyakiti menantu papa." Ujar Ehsan ikut mencoba menenangkan Ayana agar tidak berlarut dalam kesedihannya.

"Dan, kalau Farraz menyakiti adik ipar cantikku ini… maka aku akan merebutmu darinya." Fikri ikut menimpali.

Plakk…

Tangan Ehsan mendarat di punggung Fikri.

"Kok papa mukul aku?" Merintih kesakitan.

"Kurangi merayu wanita. Rayuan gombalmu itu sudah basi." Bentak Papa agak kesal pada Fikri, karena telah menceraikan wanita baik, menantu kesayangan mama dan papanya.

Melihat ekspresi merintih Fikri membuat Ayana tersenyum. Lalu, Fikripun berlanjut memperlihatkan tingkah konyolnya dan berhasil membuat Ayana tertawa. Irma, Via dan Ehsan pun ikut tertawa bersama Ayana.

Farraz melihat hal itu dari kejauhan. Sudut bibirnya juga ikut terangkat membentuk senyuman, meski sangat tipis.

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

jalangkung jalangse datang tak diundang pulang tak diantar huaaaaaa🤣🤣🤣🤣

2024-07-08

0

Is Wanthi

Is Wanthi

☹️☹️☹️

2023-08-19

1

Nurliana Saragih

Nurliana Saragih

Gak pa2 Ayana, walaupun dia si Tuan Jelangkung,lama2 dia bakalan klepek-klepek sama mu nanti.

2022-12-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Seperti Jelangkung.
2 Bab 2 Janda Mes um.
3 Bab 3 Black Card.
4 Bab 4 Memilih gaun pesta.
5 Bab 5 Gaun Mama.
6 Bab 6 Jebakan
7 Bab 7 Syarat Menikah.
8 Bab 8 Menikah (Sah)
9 Bab 9 Disangka Pocong
10 Bab 10 Sebenci itukah?
11 Bab 11 Profesionalitas
12 Bab 12 Pertikaian
13 Bab 13 Gombalan Handi
14 Bab 14 Rasa Sakit.
15 Bab 15 Membohongi Mama
16 Bab 16 Harus 'Dara'
17 Bab 17 Hari yang sibuk.
18 Bab 18 Rekan Kerja.
19 Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20 Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21 Bab 21 Tangisan Ayana
22 Bab 22 Benci atau Cemburu
23 Bab 23 'Sorry'
24 Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25 Bab 25 Bunuh diri.
26 Bab 26 Tidak bisa lebih.
27 Bab 27 Malam panas.
28 Bab 28 Rencana masa depan.
29 Bab 29 Liburan
30 Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31 Bab 31 Bukan milikku.
32 Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33 Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34 Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35 Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36 Bab 36 Aku akan bertahan.
37 Bab 37 Bocah tengik.
38 Bab 38 Ternyata...
39 Bab 39 Mulai perhatian.
40 Bab 40 Hanya kamu.
41 Bab 41 Kehilangan Mama.
42 Bab 42 Pemakaman.
43 Bab 43 Membujuk Ayana.
44 Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45 Bab 45 Bantuan teman lama.
46 Bab 46 Maafkan Mama.
47 Bab 47 Resto Favorit.
48 Bab 48 Menguping
49 Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50 Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51 Bab 51 Gejolak Rindu
52 Bab 52 Kamu milikku!
53 Bab 53 Hari yang sibuk.
54 Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55 Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56 Bab 56 Panas dan Nikmat.
57 Bab 57 Lagi dan lagi.
58 Bab 58 Sekretaris baru.
59 Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60 Bab 60 Perpisahan Ayana
61 Bab 61 Pesta Pernikahan
62 Bab 62 PCOS
63 Bab 63 Tidak berani bilang...
64 Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65 Bab 65 Mengubah pola pikir.
66 Bab 66 Handi calon suami Via
67 Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68 Bab 68 Menahan.
69 Bab 69 Curhatan Via
70 Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71 Bab 71 Telat 9 hari
72 Bab 72 Tes kehamilan.
73 Bab 73 Cek kandungan.
74 Bab 74 Bumil bar bar
75 Bab 75 Rayuan Ayana.
76 Bab 76 Danil dan Aria
77 Bab 77 Ikan mas.
78 Bab 78 Ngobrol santai
79 Bab 79 Ayana dan Suci
80 Bab 80 Kematian Suci
81 Bab 81 Happy together
82 Bab 82 Happy Ending.
83 Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84 Bonus (bab) Kehancuran Danil.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Seperti Jelangkung.
2
Bab 2 Janda Mes um.
3
Bab 3 Black Card.
4
Bab 4 Memilih gaun pesta.
5
Bab 5 Gaun Mama.
6
Bab 6 Jebakan
7
Bab 7 Syarat Menikah.
8
Bab 8 Menikah (Sah)
9
Bab 9 Disangka Pocong
10
Bab 10 Sebenci itukah?
11
Bab 11 Profesionalitas
12
Bab 12 Pertikaian
13
Bab 13 Gombalan Handi
14
Bab 14 Rasa Sakit.
15
Bab 15 Membohongi Mama
16
Bab 16 Harus 'Dara'
17
Bab 17 Hari yang sibuk.
18
Bab 18 Rekan Kerja.
19
Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20
Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21
Bab 21 Tangisan Ayana
22
Bab 22 Benci atau Cemburu
23
Bab 23 'Sorry'
24
Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25
Bab 25 Bunuh diri.
26
Bab 26 Tidak bisa lebih.
27
Bab 27 Malam panas.
28
Bab 28 Rencana masa depan.
29
Bab 29 Liburan
30
Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31
Bab 31 Bukan milikku.
32
Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33
Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34
Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35
Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36
Bab 36 Aku akan bertahan.
37
Bab 37 Bocah tengik.
38
Bab 38 Ternyata...
39
Bab 39 Mulai perhatian.
40
Bab 40 Hanya kamu.
41
Bab 41 Kehilangan Mama.
42
Bab 42 Pemakaman.
43
Bab 43 Membujuk Ayana.
44
Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45
Bab 45 Bantuan teman lama.
46
Bab 46 Maafkan Mama.
47
Bab 47 Resto Favorit.
48
Bab 48 Menguping
49
Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50
Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51
Bab 51 Gejolak Rindu
52
Bab 52 Kamu milikku!
53
Bab 53 Hari yang sibuk.
54
Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55
Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56
Bab 56 Panas dan Nikmat.
57
Bab 57 Lagi dan lagi.
58
Bab 58 Sekretaris baru.
59
Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60
Bab 60 Perpisahan Ayana
61
Bab 61 Pesta Pernikahan
62
Bab 62 PCOS
63
Bab 63 Tidak berani bilang...
64
Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65
Bab 65 Mengubah pola pikir.
66
Bab 66 Handi calon suami Via
67
Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68
Bab 68 Menahan.
69
Bab 69 Curhatan Via
70
Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71
Bab 71 Telat 9 hari
72
Bab 72 Tes kehamilan.
73
Bab 73 Cek kandungan.
74
Bab 74 Bumil bar bar
75
Bab 75 Rayuan Ayana.
76
Bab 76 Danil dan Aria
77
Bab 77 Ikan mas.
78
Bab 78 Ngobrol santai
79
Bab 79 Ayana dan Suci
80
Bab 80 Kematian Suci
81
Bab 81 Happy together
82
Bab 82 Happy Ending.
83
Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84
Bonus (bab) Kehancuran Danil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!