Jam lima sore, Ayana baru bisa pulang. Tubuhnya terasa sangat lelah setelah bekerja seharian.
"Yana. Kamu sakit lagi?"
Suara Handi terdengar oleh Ayana, sehingga dia menoleh kebelakang. Dia melihat Handi melangkah cepat kearahnya.
"Pak Handi!" Serunya dengan wajah lelahnya.
"Kamu baik baik saja?" Tanya Handi khawatir.
"Baik kok, cuma kelelahan saja. Pak Handi tidak usah khawatir begitu." Jawab Ayana.
Senyuman terlihat di bibirnya. Senyuman itu sungguh menyejukkan hati Handi.
"Pak Handi sendiri, kenapa belum pulang?" Tanya Ayana.
"Biasa, nunggu bidadari secantik kamu." Jawabnya menggombali Ayana.
Gombalan itu membuat mata Ayana menyipit. Baru kali ini dia mendengar seorang Handi yang terkenal dingin di mata semua karyawati di perusahaan ini, menggombal seperti itu.
"Kenapa? Apa ada yang aneh?" Tanya Handi bingung melihat tatapan serius Ayana padanya.
"Pak Handi ternyata bisa ngegombal juga." Ucapnya kemudian.
"Tentu. Dan itu hanya bisa saya lakukan pada Ayana Yunita seorang." Sambungnya.
"Hhwueekk…" Ayana berpura pura hendak muntah mendengar gombalan Handi.
Melihat itu, Handi jadi khawatir, dia tida tahu kalau Ayana hanya beracting.
"Tu kan, kamu benaran sakit. Aku antar ke rumah sakit, ya!"
Handi benar benar khawatir. Dia bahkan terlihat bingung harus bagaimana. Hingga akhirnya tawa Ayana terdengar nyaring ditelinganya.
"Hahahhaaa… Saya hanya pura pura kok, pak Handi. Habisnya pak Handi gombal melulu sih!"
Penjelasan Ayana membuat raut wajah khawatir Handi menjadi raut penuh rasa kesal. Tapi, beberapa detik kemudian, kedua sudut bibirnya terangkat dan dia ikut tertawa bersama Ayana.
"Aku benar benar khawatir terjadi sesuatu samu kamu, Yana." Ungkapnya setelah tawa mereka berhenti.
"Maaf pak Handi. Tapi, gombalan pak Handi benar benar terdengar lucu di telinga saya." Sambung Ayana.
"Bagus dong. Berarti, gombalanku bisa membuat Yana tertawa bahagia. Karena memang salah satu keinginan terbesarku adalah membuat Ayana Yunita bahagia."
Handi kembali menggombal. Tapi, kali ini dia menggombal dengan langsung menatap serius mata Ayana. Dia ingin Ayana bisa melihat ketulusannya.
Merasa ditatap seperti itu, Ayana yang awalnya hampir tertawa, kini malah terdiam dengan matanya yang tidak berani menatap bola mata Handi. Karena, sungguh tatapan Handi kali ini membuat Ayana tersentuh dan merasakan getaran aneh dalam dirinya.
"Sebaiknya kita pulang." Ajak Ayana yang melangkah mendahului Handi.
"Aku akan membuat kamu melihat ketulusan cintaku Ayana Yunita. Lihat saja nanti. Akan aku pastikan kamu bahagia bersamaku." Ucapnya sambil menatap langkah Ayana yang semakin menjauh darinya.
"Ayana Yunita, tunggu aku!" Teriaknya.
Handi pun bergegas menyusul Ayana yang sudah jauh di depan sana. Dia melangkah dengan penuh rasa bahagia, karena perlahan lahan usahanya untuk mendekati Ayana berhasil.
...🍀🍀🍀...
Farraz kini berada di depan gedung apartemen Elsa. Sepulang dari kantor, dia langsung menuju ke sini. Dia ingin menemui kekasihnya itu dan menjelaskan banyak hal. Tapi, sayangnya sampai saat ini Elsa masih belum juga terlihat. Bahkan saat dihubungi pun, Elsa tidak menjawabnya.
"Dimana kamu, sayang? Kenapa tidak menjawab panggilanku." Monolognya.
"Tidak biasanya kamu seperti ini." Terus mencoba menelpon kekasihnya.
Pada saat itulah, mata Farraz melihat mobil Elsa memasuki kawasan gedung apartemen. Dia pun langsung berlari menghampiri Elsa yang memarkir mobilnya di depan gedung.
"Sayang!" Teriak Farraz saat melihat Elsa keluar dari mobil.
Mendengar teriakan itu, membuat Elsa menoleh secara otomatis. Dan saat menoleh, matanya menangkap sosok tubuh tinggi itu berlari kearahnya.
"Farraz!" Ucapnya tidak percaya Farraz yang tidak bisa ditemui ataupun dihubungi sejak kemarin, kini ada di hadapannya.
"Sayang, kamu kemana aja? Aku khawatir loh." Farraz langsung memeluk erat tubuh Elsa.
Sedangkan Elsa masih mematung. Dia tidak menyangka Farraz akan memeluknya di tempat terbuka seperti saat ini. Karena memang sebelumnya Farraz hanya akan memeluknya saat mereka sedang di mobil, ataupun saat sedang berpamitan ketika hendak pulang dari tempatnya. Tapi, saat ini Farraz malah memeluknya dengan sangat erat di tempat terbuka.
"Sayang, aku minta maaf. Malam itu aku benar benar mengantuk. Dan ternyata, mama sengaja memerintahkan kokom mencampur obat tidur di minumanku." Ucapnya menjelaskan dengan suara manja.
"Apa kamu jujur?" Tanya Elsa kurang yakin dengan penjelasan Farraz.
"Aku jujur, sayang. Coba lihat mataku!" Meminta Elsa menatap bola matanya.
"Aku mengatakan dengan jujur." Sambungnya mencoba meyakinkan Elsa.
"Lalu, untuk alasan apa mama kamu menaruh obat tidur di minuman kamu?" Tanya Elsa yang merasa bingung mendengar pernyataan kekasihnya itu.
"Seperti yang kita tahu, sayang. Mama melakukan itu agar pertunangan kita gagal. Karena ternyata, mama masih belum sepenuhnya merestui hubungan kita." Tuturnya mencoba meyakinkan kekasihnya.
Sebentar Elsa diam. Dia mencoba memahami apa yang dijelaskan Farraz barusan.
"Terus, sekarang kita harus bagaimana? Aku tidak mau terus terusan kita hanya sebatas pacaran saja, Raz. Aku butuh tanda keseriusan kamu padaku. Kita bukan lagi sepasang remaja yang dimabuk cinta. Aku butuh kepastian." Ungkap Elsa dengan suara serak.
Dia menahan diri untuk tidak berteriak pada Farraz ditempat terbuka seperti saat ini.
"Aku akan segera melamarmu, dengan restu atau tanpa restu dari mama. Percayalah, sayang." Farraz membelai wajah Elsa, lalu memberi kecupan penuh cinta di dahi Elsa.
Perlakuan Farraz yang seperti ini, baru kali ini dirasakan Elsa. Dan itu cukup membuatnya yakin dengan kesungguhan Farraz.
"Menginaplah malam ini." Ucap Elsa lembut.
Farraz tersenyum, lalu dia mengangguk setuju.
"Sungguh?" Tanya Elsa tidak percaya, Farraz setuju untuk menginap di apartemennya kali ini.
"Sungguh, sayangku. Aku akan lebih sering menghabiskan waktu bersamamu mulai hari ini." Ucapnya serius.
Dengan segera Elsa memeluk erat tubuh Farraz. Dan Farraz pun membalas pelukan itu lebih erat lagi. Mereka bahkan tidak peduli pada orang orang yang menatap sinis dan juga menatap baper pada mereka.
'Jangan salahkan aku, Pa. Mulai hari ini, aku akan melakukan semua yang aku ingin lakukan. Maafkan aku, Ma. Mulai hari ini aku tidak akan patuh lagi sama semua perintah Mama. Semua ini kalian yang memulainya.' Ucap Farraz dalam hati.
"Masuk yuk." Ajak Elsa.
"Yuk." Jawab Farraz senang.
Merekapun akhirnya langsung menuju apartemen Elsa.
Dan sesaat setelah berada di apartemen Elsa. Entah mengapa, tiba tiba Farraz teringat Ayana.
'Elaahhh, kenapa aku ingat wanita tua itu. Terserah dia saja, mau ngapain kek. Toh dia bukan tanggung jawabku. Mama sama Papa yang mengatur agar aku menikahi janda tua itu. Biarkan saja dia menungguku. Rasain kamu Ayana. Nikmati neraka pernikahan keduamu.' Gumamnya dalam hati.
"Sayang, nih aku buatkan hot coklat kesukaan kamu."
Elsa datang membawakan secangkir hot coklat kesukaan Farraz saat mampir di Apartemennya.
"Wah, mantap nih. Apa lagi kalau ada pizzanya." Ucap Farraz.
"Aku sudah mesan pizza kok. Bentar lagi sampai tu pizza kesukaan kamu." Mencubit pelan kedua pipi Farraz.
Biasanya Farraz tidak suka saat Elsa akan melakukan sentuhan sentuhan seperti itu. Tapi, kali ini dia malah merasa senang dan membalas Elsa dengan memcium keningnya.
"Hari ini aku sangat bahagia." Ungkap Elsa.
"Aku juga, sayang." Meraih tubuh Elsa untuk dipeluknya.
Mereka pun saling berpelukan dan merasakan betapa hangatnya pelukan penuh cinta itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KLO LO KBABLASAN SAMA ELSA, YANA MAU LO KMANAIIN..?
JGN SAMPE NNTI LO NYESAL, TERUS LO POSSESIF & BUCIN SAMA AYANA, TU HANDI & ABANG LO MNYUKAI AYANA..
2023-06-06
0
Fay
semangat thor
2022-11-12
1
Ayu tri utami Neng
dasar laki laki. 😠😡😠😤
semangat Thor......
2022-06-07
1