Bab 14 Rasa Sakit.

Ayana tidak pulang ke rumah. Dia saat ini sedang menuju rumah lamanya, rumah masa kecilnya, rumah tempatnya besar dan merasakan kasih sayang penuh dari kedua orangtuanya.

"Bapak, Ibuk, adek pulang." Ucapnya saat mobilnya memasuki jalan menuju wilayah gang tempat tinggalnya dulu.

Saat mobilnya memasuki jalanan sempit itu, banyak pasang mata warga menatap sinis padanya. Ya, mereka selalu bergunjing saat Ayana pulang ke tempat ini.

"Si wanita malam itu pulang lagi." Ucap seorang tetangga yang dekat dengan rumah orangtua Ayana.

"Janda peng-go-da, pulang!" Seru yang lainnya.

"Hati hati jeng. Jaga suami kalian. Bisa bisa dirayu sama tu janda." Celotehnya.

"Memangnya ibu ibu punya bukti kalau Ayana itu berkelakuan buruk seperti yang ibu ibu tuduhkan?" Tanya buk Rt.

"Ee ee, buk Rt nggak percaya!" Tatap mereka sinis.

"Nih buk Rt, aku ceritakan tentang wanita itu. Kata anakku, dia sering melihat Ayana di hotel bersama pria kaya." Tuturnya.

"Masak sih, buk?" Tanya ibu lainnya yang merasa tidak yakin dengan cerita ibu itu.

"Benaran. Anakku resepsionis di hotel itu. Dan bukan sekali kok anakku melihat Ayana di hotelnya. Tapi, berkali kali." Ucapnya.

"Pantas saja, dia bisa membayar hutang bapaknya dengan cepat." Ungkap ibu yang pernah dipinjam uangnya oleh bapak Ayana.

"Ayana kan bekerja di perusahaan besar, buk. Gajinya juga pasti besar, makanya bisa bayar hutang." Ujar buk Rt yang tidak setuju dengan omongan jelek ibu ibu tentang Ayana.

"Buk Rt pasti tertipu karena Ayana bersikap baik, ramah, sopan dan juga karena dia berjilbab, kan? Aduuhhh buk Rt, Zaman sekarang, jilbab digunakan hanya sebagai penutup kepala saja." Sahutnya.

"Iya buk Rt, jangan terlalu mudah percaya sama janda ga-te-l itu. Iiiddiiih, amit amit." Ucap mereka.

Buk Rt hanya bisa menggeleng mendengat tuduhan mereka terhadap Ayana.

Mata mereka semua menatap mobil Ayana yang kini sudah parkir di depan rumahnya. Dan mereka juga melihat Ayana turun dari mobil.

Ayana yang menyadari dirinya menjadi pusat perhatian dan juga bahan gunjinganpun menoleh pada ibu ibu itu dan tersenyum ramah.

Namun, hanya buk Rt yang membalas senyum manis Ayana. Sedangkan, ibu ibu lainnya malah menatap sinis dan mengejek nya.

Ayana sangat tahu akan hal itu. Tapi, dia tidak peduli. Toh yang dia lakukan dan kerjakan juga tidak sama seperti yang ibu ibu itu tuduhkan. Dan selama semua fitnah mereka itu tidak benar, Ayana mah masa bodoh. Karena yang iri itu juga mereka bukan dirinya.

Langkah kakinya masuk menuju rumah yang sudah hampir sebulan terakhir tidak di datanginya. Tapi, rumah itu tetap rapi dan tidak terlalu berdebu.

"Buk, pak…" Sapa Ayana pada foto kedua orangtuanya yang terpajang didinding.

"Adek rindu kalian…" Ucapnya.

Air mata Ayana menetes. Betapa dia sangat merindukan kedua orangtuanya. Terlebih disaat keadaan hatinya yang juga sedang merasa tersakiti.

"Pak… adek sudah menikah lagi. Buk, adek sudah punya suami lagi." Ungkapnya pada foto kedua orangtuanya.

"Adek ikhlas menikah dengannya. Meski adek tahu, dia terpaksa menikahi adek." Air matanya makin deras mengalir.

Bayangan saat tadi sore, setelah pertemuan dengan klien, Farraz langsung meninggalkannya begitu saja tanpa pamit.

"Adek tahu dia tidak menginginkan adek sama sekali. Tapi, entah mengapa hati adek rasanya sakit." Tuturnya.

"Tidak. Adek tidak punya perasaan sedikitpun sama dia, buk. Rasa sakit ini bukan karena adek suka sama dia."

Ayana mengatakan itu seakan dia berbicara dengan ibunya secara langsung dan nyata. Padahal, dia hanya bicara sendiri sambil menatap foto kedua orangtuanya.

🍀🍀🍀

Sudah lewat pukul sembilan malam, tapi tidak satupun majikannya yang pulang. Hal itu membuat Hadijah khawatir.

"Mat, kok Nyonya sama Tuan belum pulang juga, ya!" Ucapnya pada Mamat yang sejak tadi duduk santai di kursi teras sambil menikmati secangkir kopi.

"Mat! Kok kamu diam saja?" Teriak Hadijah mulai kesal.

"Mbak Dijah tenang saja. Paling tuan dan nyonya lagi jalan jalan berduaan, menikmati keindahan malam kota Jakarta." Ujarnya berbaik sangka.

"Iihh, kamu tu biking kesal saja." Rutuk Hadijah.

Karena bicara pada Mamat tidak memberikan solusi, Hadijah pun langsung saja menelpon majikannya.

"Assalamualaikum, Nyonya." Ucapnya saat merasa teleponnya tersambung.

"Waalaikumsalam. Ada apa, mbak?" Tanya Ayana dengan suara yang terdengar parau.

"Nyonya dimana? Apa nyonya baik baik saja? Kapan nyonya pulang?" Tanya Hadijah khawatir.

"Pertanyaan mbak Dijah banyak banget. Mana dulu yang harus aku jawab, nih?" Ucap Ayana masih dengan suara paraunya.

Hadijah mendengar suara parau itu seperti sehabis menangis. Tapi, dia tidak mau berburuk sangka.

"Maaf nyonya. Saya benar benar khawatir. Karena nyonya dan tuan belum pulang juga, padahal ini sudah malam." Ujarnya.

"O gitu."

Terdengar suara krasak krusuk bunyi kasur. Sehingga membuat Hadijah berpikir, kalau majikannya itu memang sedang berada di kamar, di kasur dan bermesraan.

"Aku tidak pulang malam ini. Aku tidur di rumah orangtuaku. Mbak Dijah tidak usah khawatir, aku baik baik saja." Sambungnya.

Senyum yang tadi mengembang dibibir Hadijah, kini kembali sirna dan berganti dengan raut khawatir lagi.

"Apa nyonya bersama tuan?" Tanya Hadijah Ragu.

"Tidak. Aku sendirian. Sebaiknya mbak juga tidak usah menunggu tuan Farraz. Dia tidak akan pulang." Ucap Ayana yakin.

"Apa mungkin tuan bersama pacarnya itu?" Tanya Hadijah penasaran.

"Sepertinya begitu. Jangan memberitahukan hal ini sama Mama dan Papa. Jika mereka sampai tahu, aku yang akan menjadi sasaran balas dendam tuan Farraz lagi."

"Iya nyonya. Saya tidak akan bicara tentang ini pada siapapun, termasuk Mamat." Ucap Hadijah.

Setelah mengucapkan salam, pembicaraan itu pun berakhir.

Hadijah menghela napas panjang. Dia merasa iba pada Ayana yang terpaksa harus menjadi sasaran amarah Farraz.

"Kenapa tuan Farraz tidak bisa menerima nyonya Ayana. Padahal nyonya tidak kalah cantik dari pacarnya itu." Ujarnya.

Sementara itu, di apartement Elsa. Saat ini sepasang kekasih itu sedang menonton film romantis kesukaan mereka. Farraz berbaring di pangkuan Elsa dan Elsa mengelus lembut kepala Farraz.

"Apa kamu tidak bosan menonton film ini?" Tanya Elsa.

"Tidak sama sekali. Ceritanya sangat menyentuh hati. Cinta mereka bersatu meski awalnya tidak direstui oleh keluarga. Dan itu mirip dengan kisah kita, sayang." Ucap Farraz.

"Memang mirip sih dengan kisah kita yang tidak direstui. Tapi, entah mengapa, aku rasa akhir kisah kita berbeda dengan mereka."

"Kenapa kamu bicara seperti itu, sayang?" Farraz bangkit dari posisi baringnya.

"Entahlah. Hanya saja, itulah yang aku rasakan."Jawabnya.

Dengan cepat Farraz menarik tubuh Elsa masuk dalam pelukannya. Dia mencoba meyakinkan kekasihnya itu, bahwa cintanya sangat besar dan tulus.

"Aku janji akan berjuang demi mendapatkan restu mama dan papa. Aku pastikan kita akan berakhir dipelaminan, sayang. Percayalah padaku. Dan aku mohon jangan bicara seperti itu lagi. Aku sangat mencintaimu, Elsa." Ungkapnya.

Air mata Elsa menetes, hatinya terasa sakit mendengar janji Farraz yang diyakininya hanya sebatas janji tanpa pembuktian.

Terpopuler

Comments

Ketawang

Ketawang

Selingkuh😡😡😡

2023-12-20

0

Fay

Fay

lanjut

2022-11-12

1

Ayu tri utami Neng

Ayu tri utami Neng

jangan berharap cinta dari pria yang sudah beristri neng Elsa. mending cari pria lain aja dah... 😠

2022-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Seperti Jelangkung.
2 Bab 2 Janda Mes um.
3 Bab 3 Black Card.
4 Bab 4 Memilih gaun pesta.
5 Bab 5 Gaun Mama.
6 Bab 6 Jebakan
7 Bab 7 Syarat Menikah.
8 Bab 8 Menikah (Sah)
9 Bab 9 Disangka Pocong
10 Bab 10 Sebenci itukah?
11 Bab 11 Profesionalitas
12 Bab 12 Pertikaian
13 Bab 13 Gombalan Handi
14 Bab 14 Rasa Sakit.
15 Bab 15 Membohongi Mama
16 Bab 16 Harus 'Dara'
17 Bab 17 Hari yang sibuk.
18 Bab 18 Rekan Kerja.
19 Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20 Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21 Bab 21 Tangisan Ayana
22 Bab 22 Benci atau Cemburu
23 Bab 23 'Sorry'
24 Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25 Bab 25 Bunuh diri.
26 Bab 26 Tidak bisa lebih.
27 Bab 27 Malam panas.
28 Bab 28 Rencana masa depan.
29 Bab 29 Liburan
30 Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31 Bab 31 Bukan milikku.
32 Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33 Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34 Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35 Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36 Bab 36 Aku akan bertahan.
37 Bab 37 Bocah tengik.
38 Bab 38 Ternyata...
39 Bab 39 Mulai perhatian.
40 Bab 40 Hanya kamu.
41 Bab 41 Kehilangan Mama.
42 Bab 42 Pemakaman.
43 Bab 43 Membujuk Ayana.
44 Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45 Bab 45 Bantuan teman lama.
46 Bab 46 Maafkan Mama.
47 Bab 47 Resto Favorit.
48 Bab 48 Menguping
49 Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50 Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51 Bab 51 Gejolak Rindu
52 Bab 52 Kamu milikku!
53 Bab 53 Hari yang sibuk.
54 Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55 Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56 Bab 56 Panas dan Nikmat.
57 Bab 57 Lagi dan lagi.
58 Bab 58 Sekretaris baru.
59 Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60 Bab 60 Perpisahan Ayana
61 Bab 61 Pesta Pernikahan
62 Bab 62 PCOS
63 Bab 63 Tidak berani bilang...
64 Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65 Bab 65 Mengubah pola pikir.
66 Bab 66 Handi calon suami Via
67 Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68 Bab 68 Menahan.
69 Bab 69 Curhatan Via
70 Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71 Bab 71 Telat 9 hari
72 Bab 72 Tes kehamilan.
73 Bab 73 Cek kandungan.
74 Bab 74 Bumil bar bar
75 Bab 75 Rayuan Ayana.
76 Bab 76 Danil dan Aria
77 Bab 77 Ikan mas.
78 Bab 78 Ngobrol santai
79 Bab 79 Ayana dan Suci
80 Bab 80 Kematian Suci
81 Bab 81 Happy together
82 Bab 82 Happy Ending.
83 Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84 Bonus (bab) Kehancuran Danil.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Seperti Jelangkung.
2
Bab 2 Janda Mes um.
3
Bab 3 Black Card.
4
Bab 4 Memilih gaun pesta.
5
Bab 5 Gaun Mama.
6
Bab 6 Jebakan
7
Bab 7 Syarat Menikah.
8
Bab 8 Menikah (Sah)
9
Bab 9 Disangka Pocong
10
Bab 10 Sebenci itukah?
11
Bab 11 Profesionalitas
12
Bab 12 Pertikaian
13
Bab 13 Gombalan Handi
14
Bab 14 Rasa Sakit.
15
Bab 15 Membohongi Mama
16
Bab 16 Harus 'Dara'
17
Bab 17 Hari yang sibuk.
18
Bab 18 Rekan Kerja.
19
Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20
Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21
Bab 21 Tangisan Ayana
22
Bab 22 Benci atau Cemburu
23
Bab 23 'Sorry'
24
Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25
Bab 25 Bunuh diri.
26
Bab 26 Tidak bisa lebih.
27
Bab 27 Malam panas.
28
Bab 28 Rencana masa depan.
29
Bab 29 Liburan
30
Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31
Bab 31 Bukan milikku.
32
Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33
Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34
Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35
Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36
Bab 36 Aku akan bertahan.
37
Bab 37 Bocah tengik.
38
Bab 38 Ternyata...
39
Bab 39 Mulai perhatian.
40
Bab 40 Hanya kamu.
41
Bab 41 Kehilangan Mama.
42
Bab 42 Pemakaman.
43
Bab 43 Membujuk Ayana.
44
Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45
Bab 45 Bantuan teman lama.
46
Bab 46 Maafkan Mama.
47
Bab 47 Resto Favorit.
48
Bab 48 Menguping
49
Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50
Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51
Bab 51 Gejolak Rindu
52
Bab 52 Kamu milikku!
53
Bab 53 Hari yang sibuk.
54
Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55
Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56
Bab 56 Panas dan Nikmat.
57
Bab 57 Lagi dan lagi.
58
Bab 58 Sekretaris baru.
59
Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60
Bab 60 Perpisahan Ayana
61
Bab 61 Pesta Pernikahan
62
Bab 62 PCOS
63
Bab 63 Tidak berani bilang...
64
Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65
Bab 65 Mengubah pola pikir.
66
Bab 66 Handi calon suami Via
67
Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68
Bab 68 Menahan.
69
Bab 69 Curhatan Via
70
Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71
Bab 71 Telat 9 hari
72
Bab 72 Tes kehamilan.
73
Bab 73 Cek kandungan.
74
Bab 74 Bumil bar bar
75
Bab 75 Rayuan Ayana.
76
Bab 76 Danil dan Aria
77
Bab 77 Ikan mas.
78
Bab 78 Ngobrol santai
79
Bab 79 Ayana dan Suci
80
Bab 80 Kematian Suci
81
Bab 81 Happy together
82
Bab 82 Happy Ending.
83
Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84
Bonus (bab) Kehancuran Danil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!