Bab 6 Jebakan

Acara pesta terus berlanjut. Farraz dan Elsa kini sudah selesai berdansa. Dan saat ini mereka sedang menikmati segelas lemon jus.

"Ma, Ayana mana?"

Farraz bertanya sambil celingukan memperhatikan sekretarisnya itu.

"Mama juga nggak tahu. Kan tadi kamu yang narik narik dia sacara paksa." Jawab Irma berbohong.

Dia tahu keberadaan Ayana saat ini. Karena dia yang meminta kokom mengurus Ayana sesaat setelah Ayana meminum air yang sudah dikasih obat tidur.

"Sayang, tunggu bentar ya." Bisik Farraz pada Elsa.

"Kamu mau kemana?" Tanya Elsa bingung.

"Aku kebelakang bentar. Kamu disini saja ngobrol sama mama." Ucapnya.

"Tapi, kamu jangan lama lama." Rengeknya.

"Iya. Aku bentaran aja kok." Mencium kening Elsa.

Mata Elsa melotot merasakan bibir lembut Farraz menempel di dahinya. Dia merasa sangat bahagia, karena Farraz akhirnya menepati janji untuk menciumnya.

Irma hanya menatap datar wajah bahagia Elsa. Dia merasa kasihan pada Elsa yang entah mengapa tidak bisa membuatnya menyukai gadis itu. Padahal, Elsa gadis yang baik, cantik dan juga terlihat pantas untuk bersanding dengan putranya. Tapi, entah mengapa hati kecil Irma tidak menyukai gadis itu meski seperti apapun caranya.

"Orangtua kamu masih di London?" Tanya Irma pada Elsa.

"Iya tante. Rencananya bulan depan mereka kembali." Jawabnya ramah.

Irma mengangguk. 'Suaranya lembut. Tapi maaf ya neng. Hatiku hanya menginginkan Ayana untuk menjadi pendamping Farraz.' Batinnya.

Elsa dan Irma melanjutkan perbincangan mereka. Irma bahkan sesekali melontarkan kata kata lucu, sehingga membuat Elsa tertawa. Kedekatan Elsa dan Irma membuat tamu undangan memuji mereka. Bahkan menurut mereka, Elsa benar benar sangat pantas untuk menjadi menantu di keluarga itu.

Sementara itu, Farraz sudah tiba di ruang ganti. Dia mendapati ruangan itu kosong..

"Kemana sih kamu Ayana?"

Farraz keluar dari ruangan itu. Dia melanjutkan mencari Ayana ke dapur, lalu gudang dan bahkan ke kamar mandi. Tapi, dia tidak juga menemui Ayana. Sampai akhirnya dia merasa kepalanya sangat pusing dan matanya snngat mengantuk.

"Kok aku ngantuk banget ya." Ucapnya.

Dia terus melangkah meski langkahnya terasa berat karena sangat mengantuk. Farraz bahkan tidak sadar, kakinya membawanya melangkah menuju kamarnya.

"Aku harus tidur sebentar saja." Bisiknya pada dirinya sendiri.

Ceklekk…

Farraz membuka pintu kamar. Di langsung melangkah menuju tempat tidurnya. Dia tidak melihat jelas, bahwa diatas tempat tidurnya ada Ayana yang sudah terlelap tidak sadarkan diri.

"Hhwwaahh…" Menguap.

Farraz pun berbaring diatas tempat tidurnya itu. Dia bahkan langsung melingkarkan tangannya tepat dipinggang Ayana. Dia menganggap tubuh Ayana adalah guling yang terasa keras dari biasanya.

"Sungguh aku mengantuk. Tapi, kenapa kok guling ini seperti tubuh manusia…" Matanya hendak memeriksa tubuh Ayana yang dianggapnya guling itu.

Tapi, rasa ngantuk yang teramat sangat, membuat mata itu tertutup rapat. Akhirnya Farraz kehilangan kesadarannya dan dia pun telelap dengan posisi kaki dan tangannya melingkar erat di tubuh Ayana yang dianggapnya sebagai guling.

...🍀🍀🍀...

"Kok Farraz lama sekali ya, tante!" Seru Elsa.

"Iya juga ya." Berpura pura khawatir.

Lalu, Irma menggamit Kokom yang sedang mengemas piring dan gelas kotor.

"Ada yang bisa saya bantu, nyonya?" Tanya Kokom yang langsung menghampiri majikannya itu.

"Farraz mana? Kamu lihat dia nggak?" Tanya Irma.

Dia mengedipkan matanya saat bicara pada Kokom. Dan beruntungnya Kokompun langsung paham dengan kode dari majikannya itu.

"Tadi saya bertemu tuan Farraz di belakang. Katanya tuan mau tidur sebentar, Tuan sangat mengantuk. Begitu katanya, nyonya." Jelas Kokom.

Elsa tersenyum getir mendengar penjelasan Kokom. 'Ada apa lagi ini Raz. Kok bisa sih kamu mau tidur duluan sementara pesta ulang tahunmu masih berlangsung. Lalu, bagaimana dengan acara pertunangan kita? Atau kamu sengaja pura pura mengantuk untuk membatalkan pertunangan kita. Lucu kamu Raz. Aku benci kamu.' Rutuk Elsa dalam hati.

"Loh kok tidur. Gimana sih, Farraz. Pesta sedang berlangsung gini, eh dia malah tidur." Sahut Ehsan yang tidak sengaja mendengar pembicaraan Kokom, Elsa dan Irma.

"Mungkin, Tuan Farraz terlalu lelah, Tuan. Akhir akhir ini Tuan Farraz memang kekurangan waktu istirahat." Jawab Kokom.

"Terus, pesta ini bagaimana?" Tanya Irma bingung.

Elsa benar benar merasa dibohongi dan dipermainkan oleh Farraz. Dia benar benar kesal kali ini.

"Tante, Om. Kalau begitu, aku pulang saja." Pamit Elsa.

"Pulang ya? Ya, mau gimana lagi, Farraznya sudah tidur." Ucap Irma merasa tidak enak pada Elsa.

"Kamu pulang sendiri?" Tanya Ehsan.

"Tidak om. Ada sopir kok." Jawab Elsa dengan senyum terpaksanya.

"Ya sudah, kalau begitu hati hati dijalan."

Irma mengantarkan Elsa hingga mobil Elsa meninggalkan perkarangan rumah.

Sementara, Ehsan langsung memberikan pengumuman pada tamu tamu Farraz untuk segera pulang karena acara pesta telah selesai. Dia juga mengucapkan terimaksih mewakili Farraz. Tidak lupa, Ehsan juga mengatakan bahwa saat ini Farraz sedang tidak enak bandan, sehingga pesta terpaksa diakhiri begitu saja.

Semua teman teman Farraz dan Elsa yang hadir di acara itu pun bergegas pulang, meski mereka merasa ada yang aneh, karena Farraz tiba tiba tidak enak bandan dan Elsa yang pulang lebih dulu. Meski begitu, mereka tidak mau mengambil pusing masalah itu. Yang terpenting, mereka merasa bahagia dan terhibur dengan kemeriahan acara pesta yang disajikan oleh Farraz malam ini.

Tapi, jangan lupa, ada Handi yang sejak tadi berusaha menemukan Ayana. Dia curiga ketika acara pesta tiba tiba selesai begitu saja dan pemilik acarapun tiba tiba sakit. Handi semakin mengkhawatirkan Ayana. Tapi, apa boleh buat, karena pesta sudah berakhir, dia harus segera pergi dari tempat itu.

Begitu rumah sudah sepi, dan yang tersisa hanya pelayan pelayan yang membersihkan sisa sisa pesta itu. Irma dan Ehsan tertawa bahagia. Mereka bahkan melakukan tos dan kembali kekamar untuk beristirahat.

Sementara itu, Farraz masih terlelap bersama Ayana didalam pelukannya. Bahkan posisi saat ini, jilbab Ayana sudah berantakan dan bahkan beberapa helai rambutnya sudah keluar dari balik jilbabnya. Sedangkan posisi Farraz saat ini sudah berte la njang dada. Dia melepas kemejanya karena merasa gerah.

Tapi mereka sudah tidak berpelukan lagi. Ayana berada di bagian pinggir ranjang. Dia membalut tubuhnya dengan selimut tebal milik Farraz. Sementara Farraz, berada di bagian pinggir ranjang sebelah kanan. Dia tidur telentang tanpa selimut.

Namun, Irma tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia khawatir Farraz benar benar akan melakulan hal yang tidak diinginkan pada Ayana. Sehingga dia pun bergegas menuju kamar Farraz. Ehsan yang terbangun karena pergerakan Irma pun akhirnya mengikuti langkah Irma menuju kamar Farraz.

"Mama mau ngapain?" Bisik Ehsan yang berhasil membuat Irma terkejut.

"Mas... bikin kaget saja, aaahhkk." Rutuk Irma.

"Maaf..." Ucap Ehsan.

"Aku khawatir terjadi sesuatu, mas. Rencana kita kan hanya ingin menjebak mereka agar terlihat sedang menghabiskan malam bersama. Tapi, tidak sampai benar benar melakukan hal itu. Kasiahan Ayana, dia wanita yang baik baik." Gumamnya sambil membuka perlahan pintu kamar Farraz yang memang tidak terkunci.

Begitu pintu dibuka. Irma dan Ehsan disajikan dengan pemandangan yang mencengangkan. Saat ini, Farraz yang berte lan jang dada itu memeluk tubuh Ayana yang sudah tidak lagi memakai jilbabnya.

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

Ampe segitunya kepingin punya mantu s yg solehot dikasih obat tidur diminuman si Ayana 🤣🤣🤣anaknya juga dikasih obat tidur gak sabar

2024-07-08

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SYUKURLH ORTU FARRAZ MLH MNYUKAI AYANA, MSKIPUN JANDA DN LBH TUA DARI FARRAZ.. FELLING ORTU..

2023-06-06

1

Nurliana Saragih

Nurliana Saragih

Kan ketauan yang demen ma Ayana lebih ke orang tua Faraz ?!

2022-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Seperti Jelangkung.
2 Bab 2 Janda Mes um.
3 Bab 3 Black Card.
4 Bab 4 Memilih gaun pesta.
5 Bab 5 Gaun Mama.
6 Bab 6 Jebakan
7 Bab 7 Syarat Menikah.
8 Bab 8 Menikah (Sah)
9 Bab 9 Disangka Pocong
10 Bab 10 Sebenci itukah?
11 Bab 11 Profesionalitas
12 Bab 12 Pertikaian
13 Bab 13 Gombalan Handi
14 Bab 14 Rasa Sakit.
15 Bab 15 Membohongi Mama
16 Bab 16 Harus 'Dara'
17 Bab 17 Hari yang sibuk.
18 Bab 18 Rekan Kerja.
19 Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20 Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21 Bab 21 Tangisan Ayana
22 Bab 22 Benci atau Cemburu
23 Bab 23 'Sorry'
24 Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25 Bab 25 Bunuh diri.
26 Bab 26 Tidak bisa lebih.
27 Bab 27 Malam panas.
28 Bab 28 Rencana masa depan.
29 Bab 29 Liburan
30 Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31 Bab 31 Bukan milikku.
32 Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33 Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34 Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35 Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36 Bab 36 Aku akan bertahan.
37 Bab 37 Bocah tengik.
38 Bab 38 Ternyata...
39 Bab 39 Mulai perhatian.
40 Bab 40 Hanya kamu.
41 Bab 41 Kehilangan Mama.
42 Bab 42 Pemakaman.
43 Bab 43 Membujuk Ayana.
44 Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45 Bab 45 Bantuan teman lama.
46 Bab 46 Maafkan Mama.
47 Bab 47 Resto Favorit.
48 Bab 48 Menguping
49 Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50 Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51 Bab 51 Gejolak Rindu
52 Bab 52 Kamu milikku!
53 Bab 53 Hari yang sibuk.
54 Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55 Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56 Bab 56 Panas dan Nikmat.
57 Bab 57 Lagi dan lagi.
58 Bab 58 Sekretaris baru.
59 Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60 Bab 60 Perpisahan Ayana
61 Bab 61 Pesta Pernikahan
62 Bab 62 PCOS
63 Bab 63 Tidak berani bilang...
64 Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65 Bab 65 Mengubah pola pikir.
66 Bab 66 Handi calon suami Via
67 Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68 Bab 68 Menahan.
69 Bab 69 Curhatan Via
70 Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71 Bab 71 Telat 9 hari
72 Bab 72 Tes kehamilan.
73 Bab 73 Cek kandungan.
74 Bab 74 Bumil bar bar
75 Bab 75 Rayuan Ayana.
76 Bab 76 Danil dan Aria
77 Bab 77 Ikan mas.
78 Bab 78 Ngobrol santai
79 Bab 79 Ayana dan Suci
80 Bab 80 Kematian Suci
81 Bab 81 Happy together
82 Bab 82 Happy Ending.
83 Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84 Bonus (bab) Kehancuran Danil.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Seperti Jelangkung.
2
Bab 2 Janda Mes um.
3
Bab 3 Black Card.
4
Bab 4 Memilih gaun pesta.
5
Bab 5 Gaun Mama.
6
Bab 6 Jebakan
7
Bab 7 Syarat Menikah.
8
Bab 8 Menikah (Sah)
9
Bab 9 Disangka Pocong
10
Bab 10 Sebenci itukah?
11
Bab 11 Profesionalitas
12
Bab 12 Pertikaian
13
Bab 13 Gombalan Handi
14
Bab 14 Rasa Sakit.
15
Bab 15 Membohongi Mama
16
Bab 16 Harus 'Dara'
17
Bab 17 Hari yang sibuk.
18
Bab 18 Rekan Kerja.
19
Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20
Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21
Bab 21 Tangisan Ayana
22
Bab 22 Benci atau Cemburu
23
Bab 23 'Sorry'
24
Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25
Bab 25 Bunuh diri.
26
Bab 26 Tidak bisa lebih.
27
Bab 27 Malam panas.
28
Bab 28 Rencana masa depan.
29
Bab 29 Liburan
30
Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31
Bab 31 Bukan milikku.
32
Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33
Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34
Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35
Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36
Bab 36 Aku akan bertahan.
37
Bab 37 Bocah tengik.
38
Bab 38 Ternyata...
39
Bab 39 Mulai perhatian.
40
Bab 40 Hanya kamu.
41
Bab 41 Kehilangan Mama.
42
Bab 42 Pemakaman.
43
Bab 43 Membujuk Ayana.
44
Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45
Bab 45 Bantuan teman lama.
46
Bab 46 Maafkan Mama.
47
Bab 47 Resto Favorit.
48
Bab 48 Menguping
49
Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50
Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51
Bab 51 Gejolak Rindu
52
Bab 52 Kamu milikku!
53
Bab 53 Hari yang sibuk.
54
Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55
Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56
Bab 56 Panas dan Nikmat.
57
Bab 57 Lagi dan lagi.
58
Bab 58 Sekretaris baru.
59
Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60
Bab 60 Perpisahan Ayana
61
Bab 61 Pesta Pernikahan
62
Bab 62 PCOS
63
Bab 63 Tidak berani bilang...
64
Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65
Bab 65 Mengubah pola pikir.
66
Bab 66 Handi calon suami Via
67
Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68
Bab 68 Menahan.
69
Bab 69 Curhatan Via
70
Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71
Bab 71 Telat 9 hari
72
Bab 72 Tes kehamilan.
73
Bab 73 Cek kandungan.
74
Bab 74 Bumil bar bar
75
Bab 75 Rayuan Ayana.
76
Bab 76 Danil dan Aria
77
Bab 77 Ikan mas.
78
Bab 78 Ngobrol santai
79
Bab 79 Ayana dan Suci
80
Bab 80 Kematian Suci
81
Bab 81 Happy together
82
Bab 82 Happy Ending.
83
Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84
Bonus (bab) Kehancuran Danil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!