Acara pesta terus berlanjut. Farraz dan Elsa kini sudah selesai berdansa. Dan saat ini mereka sedang menikmati segelas lemon jus.
"Ma, Ayana mana?"
Farraz bertanya sambil celingukan memperhatikan sekretarisnya itu.
"Mama juga nggak tahu. Kan tadi kamu yang narik narik dia sacara paksa." Jawab Irma berbohong.
Dia tahu keberadaan Ayana saat ini. Karena dia yang meminta kokom mengurus Ayana sesaat setelah Ayana meminum air yang sudah dikasih obat tidur.
"Sayang, tunggu bentar ya." Bisik Farraz pada Elsa.
"Kamu mau kemana?" Tanya Elsa bingung.
"Aku kebelakang bentar. Kamu disini saja ngobrol sama mama." Ucapnya.
"Tapi, kamu jangan lama lama." Rengeknya.
"Iya. Aku bentaran aja kok." Mencium kening Elsa.
Mata Elsa melotot merasakan bibir lembut Farraz menempel di dahinya. Dia merasa sangat bahagia, karena Farraz akhirnya menepati janji untuk menciumnya.
Irma hanya menatap datar wajah bahagia Elsa. Dia merasa kasihan pada Elsa yang entah mengapa tidak bisa membuatnya menyukai gadis itu. Padahal, Elsa gadis yang baik, cantik dan juga terlihat pantas untuk bersanding dengan putranya. Tapi, entah mengapa hati kecil Irma tidak menyukai gadis itu meski seperti apapun caranya.
"Orangtua kamu masih di London?" Tanya Irma pada Elsa.
"Iya tante. Rencananya bulan depan mereka kembali." Jawabnya ramah.
Irma mengangguk. 'Suaranya lembut. Tapi maaf ya neng. Hatiku hanya menginginkan Ayana untuk menjadi pendamping Farraz.' Batinnya.
Elsa dan Irma melanjutkan perbincangan mereka. Irma bahkan sesekali melontarkan kata kata lucu, sehingga membuat Elsa tertawa. Kedekatan Elsa dan Irma membuat tamu undangan memuji mereka. Bahkan menurut mereka, Elsa benar benar sangat pantas untuk menjadi menantu di keluarga itu.
Sementara itu, Farraz sudah tiba di ruang ganti. Dia mendapati ruangan itu kosong..
"Kemana sih kamu Ayana?"
Farraz keluar dari ruangan itu. Dia melanjutkan mencari Ayana ke dapur, lalu gudang dan bahkan ke kamar mandi. Tapi, dia tidak juga menemui Ayana. Sampai akhirnya dia merasa kepalanya sangat pusing dan matanya snngat mengantuk.
"Kok aku ngantuk banget ya." Ucapnya.
Dia terus melangkah meski langkahnya terasa berat karena sangat mengantuk. Farraz bahkan tidak sadar, kakinya membawanya melangkah menuju kamarnya.
"Aku harus tidur sebentar saja." Bisiknya pada dirinya sendiri.
Ceklekk…
Farraz membuka pintu kamar. Di langsung melangkah menuju tempat tidurnya. Dia tidak melihat jelas, bahwa diatas tempat tidurnya ada Ayana yang sudah terlelap tidak sadarkan diri.
"Hhwwaahh…" Menguap.
Farraz pun berbaring diatas tempat tidurnya itu. Dia bahkan langsung melingkarkan tangannya tepat dipinggang Ayana. Dia menganggap tubuh Ayana adalah guling yang terasa keras dari biasanya.
"Sungguh aku mengantuk. Tapi, kenapa kok guling ini seperti tubuh manusia…" Matanya hendak memeriksa tubuh Ayana yang dianggapnya guling itu.
Tapi, rasa ngantuk yang teramat sangat, membuat mata itu tertutup rapat. Akhirnya Farraz kehilangan kesadarannya dan dia pun telelap dengan posisi kaki dan tangannya melingkar erat di tubuh Ayana yang dianggapnya sebagai guling.
...🍀🍀🍀...
"Kok Farraz lama sekali ya, tante!" Seru Elsa.
"Iya juga ya." Berpura pura khawatir.
Lalu, Irma menggamit Kokom yang sedang mengemas piring dan gelas kotor.
"Ada yang bisa saya bantu, nyonya?" Tanya Kokom yang langsung menghampiri majikannya itu.
"Farraz mana? Kamu lihat dia nggak?" Tanya Irma.
Dia mengedipkan matanya saat bicara pada Kokom. Dan beruntungnya Kokompun langsung paham dengan kode dari majikannya itu.
"Tadi saya bertemu tuan Farraz di belakang. Katanya tuan mau tidur sebentar, Tuan sangat mengantuk. Begitu katanya, nyonya." Jelas Kokom.
Elsa tersenyum getir mendengar penjelasan Kokom. 'Ada apa lagi ini Raz. Kok bisa sih kamu mau tidur duluan sementara pesta ulang tahunmu masih berlangsung. Lalu, bagaimana dengan acara pertunangan kita? Atau kamu sengaja pura pura mengantuk untuk membatalkan pertunangan kita. Lucu kamu Raz. Aku benci kamu.' Rutuk Elsa dalam hati.
"Loh kok tidur. Gimana sih, Farraz. Pesta sedang berlangsung gini, eh dia malah tidur." Sahut Ehsan yang tidak sengaja mendengar pembicaraan Kokom, Elsa dan Irma.
"Mungkin, Tuan Farraz terlalu lelah, Tuan. Akhir akhir ini Tuan Farraz memang kekurangan waktu istirahat." Jawab Kokom.
"Terus, pesta ini bagaimana?" Tanya Irma bingung.
Elsa benar benar merasa dibohongi dan dipermainkan oleh Farraz. Dia benar benar kesal kali ini.
"Tante, Om. Kalau begitu, aku pulang saja." Pamit Elsa.
"Pulang ya? Ya, mau gimana lagi, Farraznya sudah tidur." Ucap Irma merasa tidak enak pada Elsa.
"Kamu pulang sendiri?" Tanya Ehsan.
"Tidak om. Ada sopir kok." Jawab Elsa dengan senyum terpaksanya.
"Ya sudah, kalau begitu hati hati dijalan."
Irma mengantarkan Elsa hingga mobil Elsa meninggalkan perkarangan rumah.
Sementara, Ehsan langsung memberikan pengumuman pada tamu tamu Farraz untuk segera pulang karena acara pesta telah selesai. Dia juga mengucapkan terimaksih mewakili Farraz. Tidak lupa, Ehsan juga mengatakan bahwa saat ini Farraz sedang tidak enak bandan, sehingga pesta terpaksa diakhiri begitu saja.
Semua teman teman Farraz dan Elsa yang hadir di acara itu pun bergegas pulang, meski mereka merasa ada yang aneh, karena Farraz tiba tiba tidak enak bandan dan Elsa yang pulang lebih dulu. Meski begitu, mereka tidak mau mengambil pusing masalah itu. Yang terpenting, mereka merasa bahagia dan terhibur dengan kemeriahan acara pesta yang disajikan oleh Farraz malam ini.
Tapi, jangan lupa, ada Handi yang sejak tadi berusaha menemukan Ayana. Dia curiga ketika acara pesta tiba tiba selesai begitu saja dan pemilik acarapun tiba tiba sakit. Handi semakin mengkhawatirkan Ayana. Tapi, apa boleh buat, karena pesta sudah berakhir, dia harus segera pergi dari tempat itu.
Begitu rumah sudah sepi, dan yang tersisa hanya pelayan pelayan yang membersihkan sisa sisa pesta itu. Irma dan Ehsan tertawa bahagia. Mereka bahkan melakukan tos dan kembali kekamar untuk beristirahat.
Sementara itu, Farraz masih terlelap bersama Ayana didalam pelukannya. Bahkan posisi saat ini, jilbab Ayana sudah berantakan dan bahkan beberapa helai rambutnya sudah keluar dari balik jilbabnya. Sedangkan posisi Farraz saat ini sudah berte la njang dada. Dia melepas kemejanya karena merasa gerah.
Tapi mereka sudah tidak berpelukan lagi. Ayana berada di bagian pinggir ranjang. Dia membalut tubuhnya dengan selimut tebal milik Farraz. Sementara Farraz, berada di bagian pinggir ranjang sebelah kanan. Dia tidur telentang tanpa selimut.
Namun, Irma tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia khawatir Farraz benar benar akan melakulan hal yang tidak diinginkan pada Ayana. Sehingga dia pun bergegas menuju kamar Farraz. Ehsan yang terbangun karena pergerakan Irma pun akhirnya mengikuti langkah Irma menuju kamar Farraz.
"Mama mau ngapain?" Bisik Ehsan yang berhasil membuat Irma terkejut.
"Mas... bikin kaget saja, aaahhkk." Rutuk Irma.
"Maaf..." Ucap Ehsan.
"Aku khawatir terjadi sesuatu, mas. Rencana kita kan hanya ingin menjebak mereka agar terlihat sedang menghabiskan malam bersama. Tapi, tidak sampai benar benar melakukan hal itu. Kasiahan Ayana, dia wanita yang baik baik." Gumamnya sambil membuka perlahan pintu kamar Farraz yang memang tidak terkunci.
Begitu pintu dibuka. Irma dan Ehsan disajikan dengan pemandangan yang mencengangkan. Saat ini, Farraz yang berte lan jang dada itu memeluk tubuh Ayana yang sudah tidak lagi memakai jilbabnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
bhunshin
Ampe segitunya kepingin punya mantu s yg solehot dikasih obat tidur diminuman si Ayana 🤣🤣🤣anaknya juga dikasih obat tidur gak sabar
2024-07-08
0
Sulaiman Efendy
SYUKURLH ORTU FARRAZ MLH MNYUKAI AYANA, MSKIPUN JANDA DN LBH TUA DARI FARRAZ.. FELLING ORTU..
2023-06-06
1
Nurliana Saragih
Kan ketauan yang demen ma Ayana lebih ke orang tua Faraz ?!
2022-12-06
1