Bab 9 Disangka Pocong

Setelah akad nikah selesai. Ayana langsung dibawa oleh Farraz menuju rumah baru mereka, hadiah dari papa dan mamanya.

"Ingat, jangan sampai rahasia ini bocor. Aku tidak mau orang orang mengetahui tentang pernikahan ini." Tegas Farraz.

"Tidak perlu mengingatkan. Aku bukan wanita bermulut besar yang akan menyebarkan tentang pernikahan ini. Karena, akupun tidak ingin orang orang tahu." Jawab Ayana dengan santai dan tegas.

"Bagus. Kamu memang selalu bisa diandalkan, Sekretarisku." Puji Farraz.

Ayana hanya diam. Dia menatap jalanan di luar sana. Ada perasaan sakit saat Farraz mengatakan kata sekretaris. Meski bagaimanapun, kini Ayana sudah berstatus menikah, namun ternyata lelaki itu akan selamanya memperlakukannya sebagai seorang sekretaris, bukan sebagai seorang istri.

Setelah berkendaraan hampir setengah jam, akhirnya mereka tiba di rumah dua lantai yang sangat megah, mewah dan besar. Perkarangan rumah juga sangat luas.

"Selamat datang Tuan Farraz, Nyonya Ayana." Sambut dua orang Sekuruti yang menjaga rumah.

Farraz hanya tersenyum ramah, sedangkan Ayana sudah tertidur pulas. Dia merasa lelah tanpa alasan. Atau mungkin karena pikirannya yang terus berkerja keras tanpa henti, sehingga membuat seluruh tubuhnya ikut merasakan lelah.

Tin… tiinnn…

Sengaja Farraz menekan klakson mobilnya untuk membangunkan Ayana.

"Maaf tuan, saya agak lambat." Ujar Hadijah sambil berlari mendekati mobil majikan barunya itu.

Sedangkan Ayana hanya menggeliat sebentar, kemudian dia kembali tidur.

"Tidur lagi. Dasar nenek tua." Rutuknya kesal.

"Mbak tolong bangunkan nenek tua itu. Antar dia ke kamarnya." Ucap Farraz yang sudah turun dari mobilnya.

Lalu, dia mengambil koper miliknya dari bagasi mobil.

"Sekalian, bawakan kopernya juga." Menunjuk Koper Ayana yang masih didalam bagasi.

Hadijah mengiyakan perintah majikannya itu. Dengan segera dia mengeluarkan koper besar milik Ayana, lalu kembali menutup pintu bagasi.

"Mamat, ini mobil tuan di masukkan ke garasi." Teriaknya.

Dia memanggil Mamat sang supir pribadi untuk Tuan dan Nyonya nantinya jika diperlukan.

"Siap, mbak Dijah." Ucapnya.

Begitu Mamat mulai membuka pintu mobil, Hadijah berusaha membangunkan Ayana.

"Nyonya, bangun. Nyonya sudah tiba di rumah."

Hadijah mengelus pelan bahu Ayana, dia berusaha membangunkan nyonya yang sedang tertidur pulas itu.

"Mmhh, ini dimana?" Ucap Ayana linglung.

Dia celingukan melihat keadaan disekitarnya. Semua tampak asing dimanatanya.

"Aku dimana?" Tanya Ayana bingung.

"Ini di rumah nyonya Ayana dan tuan Farraz." Jawab Hadijah.

Sebentar Ayana mencoba berpikir. Kemudian dia mengangguk, karena sudah bisa mengingat apa saja yang terjadi padanya hari ini.

"Tuan Farraz mana?" Tanya Ayana yang baru menyadari ternyata Farraz sudah tidak ada di dalam mobil.

"Tuan Farraz sudah memasuki rumah lebih dulu, nyonya." Hadijah menjelaskan.

'Hah, jadi dia pergi sendirian tanpa membangunkan aku. Dasar bocah tengik. Jelangkung.' Rutuknya dalam hati.

Ayana pun akhirnya turun dari mobil, lalu dia mengekor di belakang Hadijah untuk memasuki rumah mewah itu. Hingga tiba di dalam rumah, Ayana terperangah melihat keindahan rumah itu.

'Sangat luas. Rumahku bahkan tidak sampai seluas ruang tamu ini saja.' Gumamnya dalam hati.

"Kamar nyonya ada di atas. Mari saya antarkan." Ajak Hadijah.

Ayana ikut melangkah menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju lantai dua, dimana ada kamar tidur untuknya.

"Ini kamar Nyonya." Tunjuk Hadijah.

Dia langsung membuka pintu kamar itu. Namun, mata Ayana bukan melirik keadaan didalam kamar, dia malah melirik satu pintu yang ada di ujung sana

"Itu kamar tuan Farraz, Nyonya." Jelasnya.

Hanya anggukan dari Ayana untuk menanggapi penjelasan Hadijah.

'Bahkan kamu membiarkan semua penghuni rumah ini tahu, bahwa kamu sangat membenciku.' Lirihnya dalam hati.

...🍀🍀🍀...

Pagi pagi sekali Ayana sudah berada di taman belakang rumah yang sangat luas. Di sana juga tersedia jalan setapak yang cocok untuk dijadikan tempat untuk berlari kecil di pagi hari. Tapi, Ayana tidak melakukan itu. Dia hanya duduk di pinggir kolam renang, dengan kakinya menjuntai bebas di air kolam yang dingin.

"Nyonya, mau saya buatkan sarapan apa pagi ini?" Tanya Hadijah, menghampiri Ayana.

"Aku tidak biasa sarapan pagi, mbak. Paling aku hanya minum jus apel atau hanya minum air putih saja." Ucap Ayana.

"Baiklah nyonya." Ujar Hadijah.

Kemudian dia berlalu, kembali pergi menuju dapur. Sementara Ayana masih menikmati suasana pagi hari yang sejuk dan sangat damai.

Pada saat itu, Farraz yang baru bangun tidur dan belum sempat mencuci wajahnya, menuruni anak tangga. Dia terus mengusak wajahnya agar matanya bisa memandang dengan jelas. Sampai akhirnya mata itu menatap kearah Ayana yang duduk di pinggir kolam dengan masih memakai mukena berwarna putih.

"Apaan itu… Maakkkk!" Teriaknya dengan langkah laju menuju dapur.

Ayana menoleh saat mendengat teriakan Farraz, tapi dia tidak melihat bayang bayang Farraz sama sekali.

"Apa aku berhalusinasi pagi pagi begini?" Tanya Ayana pada dirinya sendiri.

Dia bingung karena jelas jelas mendengar teriakan Farraz, tapi tidak melihat orangnya ataupun bayangannya sama sekali.

Sementara itu, Hadijah yang sedang sibuk di dapur ikut berteriak mendengar teriakan Farraz.

"Ada apa tuan? Apa yang membuat tuan berteriak?" Tanya Hadijah yang sudah siaga memengang panci ditangannya.

"Aku rasa ada pocong di kolam belakang." Ucapnya yang kini bersembunyi dibalik tubuh kecil Hadijah.

"Pocong?" Tanya Hadijah bingung.

Sebentar dia meletakkan panci dengan sedikit membantingnya, lalu dia berkacak pinggang menatap tuannya yang berjongkok ketakutan.

"Itu bukan pocong, tuan. Itu nyonya Ayana." Ucap Hadijah kesal karena Farraz menganggap Ayana pocong.

"Mana ada pocong nongkrong pagi pagi begini." Celotehnya kesal.

Farraz mematung saat mendengar perkataan Hadijah. Kemudian, dia pun berdiri dengan perlahan. Senyum malunya terlihat. Dia bahkan menggaruk bagian belakang kepala yang tidak terasa gatal, sangking malunya pada Hadijah.

"Salah dia juga, kenapa pagi pagi begini duduk di pinggir kolam dengan pakaian serba putih begitu." Rutuknya kesal.

"Nyonya sudah disana tepat setelah selesai sholat subuh." Jelas Hadijah.

"Mbak kok berani bicara keras padaku?" Protes Farraz tidak terima dibentak oleh Hadijah.

"Tuan dan Nyonya mengizinkan saya memaki dan berteriak pada tuan Farraz, jika saja tuan Farras berbuat tidak baik pada nyonya Ayana." Hadijah menjelaskan dengan suara yang sudah lebih rendah dari sebelumnya.

"Mama sama Papa yang memerintahkan kamu untuk memaki dan berteriak padaku?" Tanya Farraz tidak percaya.

"Iya, tuan. Saya barusan ditelpon nyonya Irma. Lalu meminta saya untuk melindungi nyonya Ayana dari keusilan dan kekejaman tuan." Hadijah menjelaskan semuanya pada majikannya itu.

"Wah, wwuuaahhh…" Farraz tidak bisa berkata kata setelah mendengar penjelasan Hadijah.

"Bagusss, bagus baget wanita tua itu. Dia berhasil mengambil alih posisiku sebagai anak kandung. Kini aku yang dijadikan menantu oleh orangtuaku sendiri." Rutuknya kesal, tidak terima karena kedua orangtuanya memperlakukan Ayana seperti anak mereka sendiri.

"Tunggu pembalasanku, wanita tua." Monolognya sambil melangkah menuju kamar mandi yang ada disudut dapur untuk membasuh wajahnya dan berkumur kumur.

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

aku rasa yg paling kocak tuh si Dijah di ijinin memaki dan berteriakin si faraz majikannya oleh mamanya si faraz🤣🤣🤣🤣

2024-07-08

0

Desi Maharani Maharani

Desi Maharani Maharani

aq suka cerita mu thorr bagus

2023-05-17

1

abu😻acii

abu😻acii

seru nih

2023-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Seperti Jelangkung.
2 Bab 2 Janda Mes um.
3 Bab 3 Black Card.
4 Bab 4 Memilih gaun pesta.
5 Bab 5 Gaun Mama.
6 Bab 6 Jebakan
7 Bab 7 Syarat Menikah.
8 Bab 8 Menikah (Sah)
9 Bab 9 Disangka Pocong
10 Bab 10 Sebenci itukah?
11 Bab 11 Profesionalitas
12 Bab 12 Pertikaian
13 Bab 13 Gombalan Handi
14 Bab 14 Rasa Sakit.
15 Bab 15 Membohongi Mama
16 Bab 16 Harus 'Dara'
17 Bab 17 Hari yang sibuk.
18 Bab 18 Rekan Kerja.
19 Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20 Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21 Bab 21 Tangisan Ayana
22 Bab 22 Benci atau Cemburu
23 Bab 23 'Sorry'
24 Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25 Bab 25 Bunuh diri.
26 Bab 26 Tidak bisa lebih.
27 Bab 27 Malam panas.
28 Bab 28 Rencana masa depan.
29 Bab 29 Liburan
30 Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31 Bab 31 Bukan milikku.
32 Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33 Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34 Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35 Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36 Bab 36 Aku akan bertahan.
37 Bab 37 Bocah tengik.
38 Bab 38 Ternyata...
39 Bab 39 Mulai perhatian.
40 Bab 40 Hanya kamu.
41 Bab 41 Kehilangan Mama.
42 Bab 42 Pemakaman.
43 Bab 43 Membujuk Ayana.
44 Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45 Bab 45 Bantuan teman lama.
46 Bab 46 Maafkan Mama.
47 Bab 47 Resto Favorit.
48 Bab 48 Menguping
49 Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50 Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51 Bab 51 Gejolak Rindu
52 Bab 52 Kamu milikku!
53 Bab 53 Hari yang sibuk.
54 Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55 Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56 Bab 56 Panas dan Nikmat.
57 Bab 57 Lagi dan lagi.
58 Bab 58 Sekretaris baru.
59 Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60 Bab 60 Perpisahan Ayana
61 Bab 61 Pesta Pernikahan
62 Bab 62 PCOS
63 Bab 63 Tidak berani bilang...
64 Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65 Bab 65 Mengubah pola pikir.
66 Bab 66 Handi calon suami Via
67 Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68 Bab 68 Menahan.
69 Bab 69 Curhatan Via
70 Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71 Bab 71 Telat 9 hari
72 Bab 72 Tes kehamilan.
73 Bab 73 Cek kandungan.
74 Bab 74 Bumil bar bar
75 Bab 75 Rayuan Ayana.
76 Bab 76 Danil dan Aria
77 Bab 77 Ikan mas.
78 Bab 78 Ngobrol santai
79 Bab 79 Ayana dan Suci
80 Bab 80 Kematian Suci
81 Bab 81 Happy together
82 Bab 82 Happy Ending.
83 Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84 Bonus (bab) Kehancuran Danil.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Seperti Jelangkung.
2
Bab 2 Janda Mes um.
3
Bab 3 Black Card.
4
Bab 4 Memilih gaun pesta.
5
Bab 5 Gaun Mama.
6
Bab 6 Jebakan
7
Bab 7 Syarat Menikah.
8
Bab 8 Menikah (Sah)
9
Bab 9 Disangka Pocong
10
Bab 10 Sebenci itukah?
11
Bab 11 Profesionalitas
12
Bab 12 Pertikaian
13
Bab 13 Gombalan Handi
14
Bab 14 Rasa Sakit.
15
Bab 15 Membohongi Mama
16
Bab 16 Harus 'Dara'
17
Bab 17 Hari yang sibuk.
18
Bab 18 Rekan Kerja.
19
Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20
Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21
Bab 21 Tangisan Ayana
22
Bab 22 Benci atau Cemburu
23
Bab 23 'Sorry'
24
Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25
Bab 25 Bunuh diri.
26
Bab 26 Tidak bisa lebih.
27
Bab 27 Malam panas.
28
Bab 28 Rencana masa depan.
29
Bab 29 Liburan
30
Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31
Bab 31 Bukan milikku.
32
Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33
Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34
Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35
Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36
Bab 36 Aku akan bertahan.
37
Bab 37 Bocah tengik.
38
Bab 38 Ternyata...
39
Bab 39 Mulai perhatian.
40
Bab 40 Hanya kamu.
41
Bab 41 Kehilangan Mama.
42
Bab 42 Pemakaman.
43
Bab 43 Membujuk Ayana.
44
Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45
Bab 45 Bantuan teman lama.
46
Bab 46 Maafkan Mama.
47
Bab 47 Resto Favorit.
48
Bab 48 Menguping
49
Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50
Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51
Bab 51 Gejolak Rindu
52
Bab 52 Kamu milikku!
53
Bab 53 Hari yang sibuk.
54
Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55
Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56
Bab 56 Panas dan Nikmat.
57
Bab 57 Lagi dan lagi.
58
Bab 58 Sekretaris baru.
59
Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60
Bab 60 Perpisahan Ayana
61
Bab 61 Pesta Pernikahan
62
Bab 62 PCOS
63
Bab 63 Tidak berani bilang...
64
Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65
Bab 65 Mengubah pola pikir.
66
Bab 66 Handi calon suami Via
67
Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68
Bab 68 Menahan.
69
Bab 69 Curhatan Via
70
Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71
Bab 71 Telat 9 hari
72
Bab 72 Tes kehamilan.
73
Bab 73 Cek kandungan.
74
Bab 74 Bumil bar bar
75
Bab 75 Rayuan Ayana.
76
Bab 76 Danil dan Aria
77
Bab 77 Ikan mas.
78
Bab 78 Ngobrol santai
79
Bab 79 Ayana dan Suci
80
Bab 80 Kematian Suci
81
Bab 81 Happy together
82
Bab 82 Happy Ending.
83
Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84
Bonus (bab) Kehancuran Danil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!