Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1

Saat tiba di lobi, Irma melihat Ayana yang baru saja melangkah masuk bersama Arumi. Ayana terlihat sangat bahagia dan tertawa asik mengobrol dengan Arumi sepanjang perjalanan mereka.

Farraz belum menyadari kedatangan Ayana, karena saat ini dia sedang mencoba melepaskan tangan Putri yang melingkar erat dipinggangnya. Posisi mereka seperti sepasang kekasih yang hendak berdansa.

Ayana dan Arumi semakin mendekat kearah mereka. Sehingga Irma membalikkan wajahnya. Dia mencoba bersembunyi, agar tidak dilihat oleh Ayana. Dia merasa tidak enak hati pada menantu kesayangannya itu, karena dia membawa Putri untuk menemui Farraz. Terlebih saat ini Putri dan Farraz terlihat sedang berpelukan.

Langkah Ayana dan Arumi begitu santai karena mereka terus mengobrol. Sampai akhirnya mata Ayana melihat posisi Farraz dan Putri yang sedang berpelukan.

"Waaahhh, apa pak Farraz selingkuh dari Elsa?" Ujar Arumi yang juga melihat adegan itu.

Ayana tidak menjawab, dia masih terus menatap kearah Farraz dan Putri. Sehingga, saat Ayana hendak memalingkan pandangannya, Farraz malah menyadari dan membalas tatapannya.

"Ayana, tunggu!" Teriak Farraz.

Dengan paksa dia mendorong tubuh Putri menjauh darinya. Ayana dan Arumi pun langsung menghentikan langkah mereka saat mendengar teriakan Farraz.

Sedagkan Putri menatap penuh emosi pada Ayana yang menurutnya pengganggu. Sementara, Irma masih terus bersembunyi.

"Ada yang bisa saya bantu, pak Farraz?" Tanya Ayana tersenyum ramah.

"Ikut keruangan saya, sekarang." Menarik paksa pergelangan tangan Ayana.

Arumi yang merasa bingung pun ikut mengekor dibelakang mereka.

"Tante kok diam saja?" Menatap kesal pada Irma.

"Ya, mau bagaimana lagi. Farraz sepertinya tidak suka dengan kedatangan kita." Ucapnya santai.

"Aku akan mengatakan semua perlakuan buruk Farraz pada Papa." Ancamnya.

Irma hanya tersenyum. "Tante tidak bisa mengendalikan Farraz."

"Itu karena tante sebenarnya tidak menginginkan Putri menjadi menantu tante, kan? Tante hanya berpura pura." Celotehnya.

'Memang. Karena aku sudah punya menantu.' Gumam Irma dalam hati.

"Antar Putri pulang. Akan Putri pastikan menceritakan semuanya pada Papa." Teriaknya.

Lalu, dia melangkah menuju mobilnya yang terparkir di depan gedung itu. Irma pun dengan malas mengikuti langkah Putri.

'Semoga Farraz tidak melampiaskan rasa kesalnya pada Ayana.' Batinnya khawatir.

Karena, Farraz kalau sudah terlewat kesal, akan melampiaskan rasa kesalnya dengan menakuti atau bahkan menyakiti orang yang mejadi awal dari semua puncak masalah dalam hidupnya.

...🍀🍀🍀...

"Pak Farraz, tolong lepaskan tangan saya. Sakit!" Ucap Ayana saat sudah tiba di ruangan Farraz.

Arumi sudah kembali ke ruangannya sendiri. Dan kini tinggal Farraz dan Ayana saja berdua di ruangan itu.

"Kamu dari mana saja?" Tanya Farraz sambil melepas pergelangan tangan Ayana.

"Makan." Jawabnya singkat.

Tatapan tajam Farraz tertuju pada Ayana. Dia tidak mengerti kenapa Ayana makan di saat masih jam kerja.

"Kamu tahu ini masih jam kerja?"

"Tahu, pak. Tapi, semua tugas pagi ini sudah siap. Hanya tinggal menunggu meeting nanti siang bersama pak Farraz." Jawabnya tanpa rasa takut ataupun bersalah.

Farraz menatap lekat wajah Ayana. Sedangkan Ayana tetap biasa saja dan tidak terpengatuh dengan tatapan Farraz.

'Dasar wanita pembawa masalah dalam kehidupuanku.' Gumamnya penuh amarah.

'Sepertinya, akan seru mengerjai wanita tua ini.' Pikirnya.

Senyum sinis terlihat disalah satu sudut bibirnya. Farraz juga mulai melangkah semakin dekat pada Ayana. Sehingga, membuat Ayana merasa risih dan ikut melangkah mundur.

'Kenapa lagi nih jelangkung?' Batinnya.

Farraz terus melangkah maju semakin mendekat pada Ayana. Dan Ayana terus melangkah mundur untuk menghindari Farraz. Hingga tanpa disadarinya, tubuhnya menyentuh dinding kaca itu. Dan Farraz masih terus melangkah semakin mendekat, otomatis membuat mata Ayana terpejam, hingga Ayana dapat merasakan deru napas Farraz diwajahnya.

'Rupanya kamu menginginkan aku wanita tua?' Ejeknya dalam hati saat melihat mata Ayana terpejam.

"Kamu juga menginginkan tubuhku? Hah, semua wanita sama saja. Kamu, Putri dan Mama. Kalian mencoba menghancurkan hubunganku dengan Elsa." Bisik Farraz ditelinga Ayana.

Mata Ayana yang tadi tertutup rapat langsung melotot membalas tatapan tajam Farraz yang dipenuhi luapan amarah.

"Kamu tergila gila padaku, kan? Buktinya kamu bekerjasama dengan mama, menjebakku. Itu semua kamu lakukan agar bisa memiliki tubuhku, kan?" Bisiknya ditelinga Ayana.

"Saya tidak pernah menjebak anda. Dan saya tidak tertarik sama sekali dengan tubuh anda Farraz Ehsan. Satu lagi, saya tidak pernah menghancurkan hubungan anda dengan siapapun termasuk Elsa." Jawab Ayana menegaskan kesalah pahaman Farraz padanya.

"Pembohong!" Teriak Farras menepuk dinding kaca itu sangat kuat, hingga membuat Ayana terkejut.

Farraz menjauh dari tubuh Ayana yang masih mematung disana. Dan Farraz sudah melangkah menuju kursi tahtanya.

"Kamu ngapain masih disana?" Ucap Farraz yang kini sudah duduk dikursinya.

Dia terlihat lebih tenang dari beberapa detik yang lalu. Sehingga membuat Ayana memberanikan diri untuk menghadap padanya. Dan kini, Ayana kembali ke mode kerja. Dia mengendalikan perasaan aneh yang dirasakan beberapa detik lalu dengan cepat.

"Aku akan menikahi Elsa segera." Ungkap Farraz.

"Lalu?" Tanya Ayana dengan raut wajah biasa saja.

"Dia tidak mau dipoligami."

"Saya akan segera mengurus perceraian kita." Jawabnya percaya diri.

"Kamu yakin?" Tanya Farraz yang sudah mengendalikan emosinya.

"Yakin." Jawabnya tegas.

Farraz terdiam mendengar jawaban Ayana. 'Kenapa aku jadi sakit melihat dia baik baik saja. Harusnya dia merasa sedih atau merasa tersakiti.' Gumamnya dalam hati.

"Ikut Handi ke Singapur untuk pengerjaan proyek di sana. Saya tidak bisa berangkat ke Singapur, karena harus menghadiri acara rutin tahunan. Dan, mungkin saya juga akan sibuk mempersiapkan pernikahan saya dengan Elsa." Tuturnya menjelaskan.

"Saya ke Singapur dengan pak Handi?" Tanya Ayana sekedar untuk lebih membuatnya yakin.

"Iya. Kenapa? Apa kamu keberatan?" Tanya Farraz.

"Tidak. Saya akan berangkat segera. Dan saya akan mendoakan agar pak Farraz dan Elsa segera menikah. Supaya, saya segera menjadi janda lagi." Ucapnya sinis dan terdengar menyindir.

Mata Farraz kembali menatap wajah Ayana yang sedang tersenyum. Dimata Farraz, Ayana sedang tersenyum bahagia. Padahal, hatinya merasa iba dan sakit mendengar pernyataan Farraz barusan.

Dan senyum diwajah Ayana yang dianggapnya senyuman bahagia itu, membuat emosi dan amarah yang tadi mereda kembali membara.

'Tunggu pembalasanku, Ayana Yunita.' Gumanya dalam hati.

Drritt, drriiitttt...

Handphone Ayana bergetar. Rupanya ada panggilan dari Mauri, kakaknya.

"Mbak Maurin!" Menunjukkan nama Maurin dilayar ponselnya pada Farraz, sebelum menjawab panggilan itu.

"Tolong, berpura purahlah kali ini." Ayana memohon, agar Farraz membantunya untuk berpura pura bahagia didepan kakaknya. Kerena, Ayana tidak mau mengecewakan kakaknya.

Farraz mengangguk setuju. 'Setelah itu kamu harus membalas kebaikan hatiku, Ayana Yunita.' Ujarnya dalam hati.

"Assalamualaikum, mbak." Ayana melambai ke kamera saat melihat wajah kakaknya itu.

"Waalaikum salam, dek. Apa kabar?"

"Adek sehat. Mbak dan keluarga sehat?"

"Alhamdulillah sehat. Bagaimana pernikahan adek?"

Ayana tidak menjawab dengan ucapan, tapi dia langsung mendekatkan kamera pada Farraz, sehingga Maurin mendapatkan jawaban langsung dari pertanyaannya barusan.

"Halo Farraz!" Melambaikan tangan pada Farraz.

"Halo mbak." Sapa Farraz.

Maurin tersenyum bahagia melihat Ayana dan Farraz berdekatan bahkan saat masih jam kerja.

"Jaga Ayana, ya Raz. Dia sendirian disana. Ayana memang terlihat tegas dan kuat. Tapi, sebenarnya dia hanya wanita yang lemah dan mudah menangis." Ungkapnya.

"Siap mbak. Aku akan selalu menjaga Ayana." Menarik tubuh Ayana hingga duduk di pangkuannya.

Hal itu membuat Ayana terkejut tidak percaya. Tapi, Maurin malah tersenyum senang. Dia bisa melihat sendiri bagaimana Farraz memperlakukan adiknya.

"Ya sudah, lanjutkan kemesraan kalian. Bye…" Maurin langsung mengakhiri pembicaraan itu.

Terpopuler

Comments

Ayu tri utami Neng

Ayu tri utami Neng

Farrah sudah tidak warassss

semangat Author😍😍

2022-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Seperti Jelangkung.
2 Bab 2 Janda Mes um.
3 Bab 3 Black Card.
4 Bab 4 Memilih gaun pesta.
5 Bab 5 Gaun Mama.
6 Bab 6 Jebakan
7 Bab 7 Syarat Menikah.
8 Bab 8 Menikah (Sah)
9 Bab 9 Disangka Pocong
10 Bab 10 Sebenci itukah?
11 Bab 11 Profesionalitas
12 Bab 12 Pertikaian
13 Bab 13 Gombalan Handi
14 Bab 14 Rasa Sakit.
15 Bab 15 Membohongi Mama
16 Bab 16 Harus 'Dara'
17 Bab 17 Hari yang sibuk.
18 Bab 18 Rekan Kerja.
19 Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20 Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21 Bab 21 Tangisan Ayana
22 Bab 22 Benci atau Cemburu
23 Bab 23 'Sorry'
24 Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25 Bab 25 Bunuh diri.
26 Bab 26 Tidak bisa lebih.
27 Bab 27 Malam panas.
28 Bab 28 Rencana masa depan.
29 Bab 29 Liburan
30 Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31 Bab 31 Bukan milikku.
32 Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33 Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34 Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35 Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36 Bab 36 Aku akan bertahan.
37 Bab 37 Bocah tengik.
38 Bab 38 Ternyata...
39 Bab 39 Mulai perhatian.
40 Bab 40 Hanya kamu.
41 Bab 41 Kehilangan Mama.
42 Bab 42 Pemakaman.
43 Bab 43 Membujuk Ayana.
44 Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45 Bab 45 Bantuan teman lama.
46 Bab 46 Maafkan Mama.
47 Bab 47 Resto Favorit.
48 Bab 48 Menguping
49 Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50 Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51 Bab 51 Gejolak Rindu
52 Bab 52 Kamu milikku!
53 Bab 53 Hari yang sibuk.
54 Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55 Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56 Bab 56 Panas dan Nikmat.
57 Bab 57 Lagi dan lagi.
58 Bab 58 Sekretaris baru.
59 Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60 Bab 60 Perpisahan Ayana
61 Bab 61 Pesta Pernikahan
62 Bab 62 PCOS
63 Bab 63 Tidak berani bilang...
64 Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65 Bab 65 Mengubah pola pikir.
66 Bab 66 Handi calon suami Via
67 Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68 Bab 68 Menahan.
69 Bab 69 Curhatan Via
70 Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71 Bab 71 Telat 9 hari
72 Bab 72 Tes kehamilan.
73 Bab 73 Cek kandungan.
74 Bab 74 Bumil bar bar
75 Bab 75 Rayuan Ayana.
76 Bab 76 Danil dan Aria
77 Bab 77 Ikan mas.
78 Bab 78 Ngobrol santai
79 Bab 79 Ayana dan Suci
80 Bab 80 Kematian Suci
81 Bab 81 Happy together
82 Bab 82 Happy Ending.
83 Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84 Bonus (bab) Kehancuran Danil.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Seperti Jelangkung.
2
Bab 2 Janda Mes um.
3
Bab 3 Black Card.
4
Bab 4 Memilih gaun pesta.
5
Bab 5 Gaun Mama.
6
Bab 6 Jebakan
7
Bab 7 Syarat Menikah.
8
Bab 8 Menikah (Sah)
9
Bab 9 Disangka Pocong
10
Bab 10 Sebenci itukah?
11
Bab 11 Profesionalitas
12
Bab 12 Pertikaian
13
Bab 13 Gombalan Handi
14
Bab 14 Rasa Sakit.
15
Bab 15 Membohongi Mama
16
Bab 16 Harus 'Dara'
17
Bab 17 Hari yang sibuk.
18
Bab 18 Rekan Kerja.
19
Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20
Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21
Bab 21 Tangisan Ayana
22
Bab 22 Benci atau Cemburu
23
Bab 23 'Sorry'
24
Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25
Bab 25 Bunuh diri.
26
Bab 26 Tidak bisa lebih.
27
Bab 27 Malam panas.
28
Bab 28 Rencana masa depan.
29
Bab 29 Liburan
30
Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31
Bab 31 Bukan milikku.
32
Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33
Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34
Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35
Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36
Bab 36 Aku akan bertahan.
37
Bab 37 Bocah tengik.
38
Bab 38 Ternyata...
39
Bab 39 Mulai perhatian.
40
Bab 40 Hanya kamu.
41
Bab 41 Kehilangan Mama.
42
Bab 42 Pemakaman.
43
Bab 43 Membujuk Ayana.
44
Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45
Bab 45 Bantuan teman lama.
46
Bab 46 Maafkan Mama.
47
Bab 47 Resto Favorit.
48
Bab 48 Menguping
49
Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50
Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51
Bab 51 Gejolak Rindu
52
Bab 52 Kamu milikku!
53
Bab 53 Hari yang sibuk.
54
Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55
Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56
Bab 56 Panas dan Nikmat.
57
Bab 57 Lagi dan lagi.
58
Bab 58 Sekretaris baru.
59
Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60
Bab 60 Perpisahan Ayana
61
Bab 61 Pesta Pernikahan
62
Bab 62 PCOS
63
Bab 63 Tidak berani bilang...
64
Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65
Bab 65 Mengubah pola pikir.
66
Bab 66 Handi calon suami Via
67
Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68
Bab 68 Menahan.
69
Bab 69 Curhatan Via
70
Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71
Bab 71 Telat 9 hari
72
Bab 72 Tes kehamilan.
73
Bab 73 Cek kandungan.
74
Bab 74 Bumil bar bar
75
Bab 75 Rayuan Ayana.
76
Bab 76 Danil dan Aria
77
Bab 77 Ikan mas.
78
Bab 78 Ngobrol santai
79
Bab 79 Ayana dan Suci
80
Bab 80 Kematian Suci
81
Bab 81 Happy together
82
Bab 82 Happy Ending.
83
Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84
Bonus (bab) Kehancuran Danil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!