Saat tiba di lobi, Irma melihat Ayana yang baru saja melangkah masuk bersama Arumi. Ayana terlihat sangat bahagia dan tertawa asik mengobrol dengan Arumi sepanjang perjalanan mereka.
Farraz belum menyadari kedatangan Ayana, karena saat ini dia sedang mencoba melepaskan tangan Putri yang melingkar erat dipinggangnya. Posisi mereka seperti sepasang kekasih yang hendak berdansa.
Ayana dan Arumi semakin mendekat kearah mereka. Sehingga Irma membalikkan wajahnya. Dia mencoba bersembunyi, agar tidak dilihat oleh Ayana. Dia merasa tidak enak hati pada menantu kesayangannya itu, karena dia membawa Putri untuk menemui Farraz. Terlebih saat ini Putri dan Farraz terlihat sedang berpelukan.
Langkah Ayana dan Arumi begitu santai karena mereka terus mengobrol. Sampai akhirnya mata Ayana melihat posisi Farraz dan Putri yang sedang berpelukan.
"Waaahhh, apa pak Farraz selingkuh dari Elsa?" Ujar Arumi yang juga melihat adegan itu.
Ayana tidak menjawab, dia masih terus menatap kearah Farraz dan Putri. Sehingga, saat Ayana hendak memalingkan pandangannya, Farraz malah menyadari dan membalas tatapannya.
"Ayana, tunggu!" Teriak Farraz.
Dengan paksa dia mendorong tubuh Putri menjauh darinya. Ayana dan Arumi pun langsung menghentikan langkah mereka saat mendengar teriakan Farraz.
Sedagkan Putri menatap penuh emosi pada Ayana yang menurutnya pengganggu. Sementara, Irma masih terus bersembunyi.
"Ada yang bisa saya bantu, pak Farraz?" Tanya Ayana tersenyum ramah.
"Ikut keruangan saya, sekarang." Menarik paksa pergelangan tangan Ayana.
Arumi yang merasa bingung pun ikut mengekor dibelakang mereka.
"Tante kok diam saja?" Menatap kesal pada Irma.
"Ya, mau bagaimana lagi. Farraz sepertinya tidak suka dengan kedatangan kita." Ucapnya santai.
"Aku akan mengatakan semua perlakuan buruk Farraz pada Papa." Ancamnya.
Irma hanya tersenyum. "Tante tidak bisa mengendalikan Farraz."
"Itu karena tante sebenarnya tidak menginginkan Putri menjadi menantu tante, kan? Tante hanya berpura pura." Celotehnya.
'Memang. Karena aku sudah punya menantu.' Gumam Irma dalam hati.
"Antar Putri pulang. Akan Putri pastikan menceritakan semuanya pada Papa." Teriaknya.
Lalu, dia melangkah menuju mobilnya yang terparkir di depan gedung itu. Irma pun dengan malas mengikuti langkah Putri.
'Semoga Farraz tidak melampiaskan rasa kesalnya pada Ayana.' Batinnya khawatir.
Karena, Farraz kalau sudah terlewat kesal, akan melampiaskan rasa kesalnya dengan menakuti atau bahkan menyakiti orang yang mejadi awal dari semua puncak masalah dalam hidupnya.
...🍀🍀🍀...
"Pak Farraz, tolong lepaskan tangan saya. Sakit!" Ucap Ayana saat sudah tiba di ruangan Farraz.
Arumi sudah kembali ke ruangannya sendiri. Dan kini tinggal Farraz dan Ayana saja berdua di ruangan itu.
"Kamu dari mana saja?" Tanya Farraz sambil melepas pergelangan tangan Ayana.
"Makan." Jawabnya singkat.
Tatapan tajam Farraz tertuju pada Ayana. Dia tidak mengerti kenapa Ayana makan di saat masih jam kerja.
"Kamu tahu ini masih jam kerja?"
"Tahu, pak. Tapi, semua tugas pagi ini sudah siap. Hanya tinggal menunggu meeting nanti siang bersama pak Farraz." Jawabnya tanpa rasa takut ataupun bersalah.
Farraz menatap lekat wajah Ayana. Sedangkan Ayana tetap biasa saja dan tidak terpengatuh dengan tatapan Farraz.
'Dasar wanita pembawa masalah dalam kehidupuanku.' Gumamnya penuh amarah.
'Sepertinya, akan seru mengerjai wanita tua ini.' Pikirnya.
Senyum sinis terlihat disalah satu sudut bibirnya. Farraz juga mulai melangkah semakin dekat pada Ayana. Sehingga, membuat Ayana merasa risih dan ikut melangkah mundur.
'Kenapa lagi nih jelangkung?' Batinnya.
Farraz terus melangkah maju semakin mendekat pada Ayana. Dan Ayana terus melangkah mundur untuk menghindari Farraz. Hingga tanpa disadarinya, tubuhnya menyentuh dinding kaca itu. Dan Farraz masih terus melangkah semakin mendekat, otomatis membuat mata Ayana terpejam, hingga Ayana dapat merasakan deru napas Farraz diwajahnya.
'Rupanya kamu menginginkan aku wanita tua?' Ejeknya dalam hati saat melihat mata Ayana terpejam.
"Kamu juga menginginkan tubuhku? Hah, semua wanita sama saja. Kamu, Putri dan Mama. Kalian mencoba menghancurkan hubunganku dengan Elsa." Bisik Farraz ditelinga Ayana.
Mata Ayana yang tadi tertutup rapat langsung melotot membalas tatapan tajam Farraz yang dipenuhi luapan amarah.
"Kamu tergila gila padaku, kan? Buktinya kamu bekerjasama dengan mama, menjebakku. Itu semua kamu lakukan agar bisa memiliki tubuhku, kan?" Bisiknya ditelinga Ayana.
"Saya tidak pernah menjebak anda. Dan saya tidak tertarik sama sekali dengan tubuh anda Farraz Ehsan. Satu lagi, saya tidak pernah menghancurkan hubungan anda dengan siapapun termasuk Elsa." Jawab Ayana menegaskan kesalah pahaman Farraz padanya.
"Pembohong!" Teriak Farras menepuk dinding kaca itu sangat kuat, hingga membuat Ayana terkejut.
Farraz menjauh dari tubuh Ayana yang masih mematung disana. Dan Farraz sudah melangkah menuju kursi tahtanya.
"Kamu ngapain masih disana?" Ucap Farraz yang kini sudah duduk dikursinya.
Dia terlihat lebih tenang dari beberapa detik yang lalu. Sehingga membuat Ayana memberanikan diri untuk menghadap padanya. Dan kini, Ayana kembali ke mode kerja. Dia mengendalikan perasaan aneh yang dirasakan beberapa detik lalu dengan cepat.
"Aku akan menikahi Elsa segera." Ungkap Farraz.
"Lalu?" Tanya Ayana dengan raut wajah biasa saja.
"Dia tidak mau dipoligami."
"Saya akan segera mengurus perceraian kita." Jawabnya percaya diri.
"Kamu yakin?" Tanya Farraz yang sudah mengendalikan emosinya.
"Yakin." Jawabnya tegas.
Farraz terdiam mendengar jawaban Ayana. 'Kenapa aku jadi sakit melihat dia baik baik saja. Harusnya dia merasa sedih atau merasa tersakiti.' Gumamnya dalam hati.
"Ikut Handi ke Singapur untuk pengerjaan proyek di sana. Saya tidak bisa berangkat ke Singapur, karena harus menghadiri acara rutin tahunan. Dan, mungkin saya juga akan sibuk mempersiapkan pernikahan saya dengan Elsa." Tuturnya menjelaskan.
"Saya ke Singapur dengan pak Handi?" Tanya Ayana sekedar untuk lebih membuatnya yakin.
"Iya. Kenapa? Apa kamu keberatan?" Tanya Farraz.
"Tidak. Saya akan berangkat segera. Dan saya akan mendoakan agar pak Farraz dan Elsa segera menikah. Supaya, saya segera menjadi janda lagi." Ucapnya sinis dan terdengar menyindir.
Mata Farraz kembali menatap wajah Ayana yang sedang tersenyum. Dimata Farraz, Ayana sedang tersenyum bahagia. Padahal, hatinya merasa iba dan sakit mendengar pernyataan Farraz barusan.
Dan senyum diwajah Ayana yang dianggapnya senyuman bahagia itu, membuat emosi dan amarah yang tadi mereda kembali membara.
'Tunggu pembalasanku, Ayana Yunita.' Gumanya dalam hati.
Drritt, drriiitttt...
Handphone Ayana bergetar. Rupanya ada panggilan dari Mauri, kakaknya.
"Mbak Maurin!" Menunjukkan nama Maurin dilayar ponselnya pada Farraz, sebelum menjawab panggilan itu.
"Tolong, berpura purahlah kali ini." Ayana memohon, agar Farraz membantunya untuk berpura pura bahagia didepan kakaknya. Kerena, Ayana tidak mau mengecewakan kakaknya.
Farraz mengangguk setuju. 'Setelah itu kamu harus membalas kebaikan hatiku, Ayana Yunita.' Ujarnya dalam hati.
"Assalamualaikum, mbak." Ayana melambai ke kamera saat melihat wajah kakaknya itu.
"Waalaikum salam, dek. Apa kabar?"
"Adek sehat. Mbak dan keluarga sehat?"
"Alhamdulillah sehat. Bagaimana pernikahan adek?"
Ayana tidak menjawab dengan ucapan, tapi dia langsung mendekatkan kamera pada Farraz, sehingga Maurin mendapatkan jawaban langsung dari pertanyaannya barusan.
"Halo Farraz!" Melambaikan tangan pada Farraz.
"Halo mbak." Sapa Farraz.
Maurin tersenyum bahagia melihat Ayana dan Farraz berdekatan bahkan saat masih jam kerja.
"Jaga Ayana, ya Raz. Dia sendirian disana. Ayana memang terlihat tegas dan kuat. Tapi, sebenarnya dia hanya wanita yang lemah dan mudah menangis." Ungkapnya.
"Siap mbak. Aku akan selalu menjaga Ayana." Menarik tubuh Ayana hingga duduk di pangkuannya.
Hal itu membuat Ayana terkejut tidak percaya. Tapi, Maurin malah tersenyum senang. Dia bisa melihat sendiri bagaimana Farraz memperlakukan adiknya.
"Ya sudah, lanjutkan kemesraan kalian. Bye…" Maurin langsung mengakhiri pembicaraan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ayu tri utami Neng
Farrah sudah tidak warassss
semangat Author😍😍
2022-06-07
1