Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2

Ayana hendak bangkit dari posisi itu, tapi tangan Farraz menahan tubuhnya dengan erat. Bahkan tangan Farraz kini sudah melingkar dipinggangnya dan Farraz juga meletakkan dagunya di ceruk leher Ayana.

"Apa yang anda lakukan pak Farraz?" Protes Ayana tidak nyaman dengan posisi itu.

"Ini bayaran yang harus kamu berikan sebagai imbalan bantuanku yang bersedia berpura pura menjadi suami yang baik dihadapan kakakmu." Bisiknya ditelinga Ayana.

Ucapan Farraz barusan membuatnya marah dan merasa direndahkan. Sehingga Ayana semakin berusaha kuat untuk lepas dari Farraz.

"Jangan bergerak terlalu banyak, kamu akan membuat sesuatu bangun di bawah sana." Bisik Farraz yang membuat Ayana merasa semakin direndahkan dan dile ceh kan.

"Pak saya mohon, lepaskan saya. Bagaimana kalau orang orang melihat?" Ucap Ayana memohon.

"Biarkan saja mereka melihat. Agar mereka tahu, kalau Ayana yang mereka puji puji adalah seorang janda Peng-Go-Da." Berbisik tegas ditelinga Ayana.

Plaakkkk

Tangan Ayana menampar keras pipi Farraz. Saat Farraz merasakan perih dipipinya, dia melonggarkan lingkaran tangannya di pinggang Ayana. Sehingga Ayana menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan diri dari Farraz.

"Jangan memperlakukan saya seperti wanita rendahan, Farraz Ehsan." Teriak Ayana marah.

"Ingat, saya bukan wanita rendahan seperti yang anda pikirkan." Bentaknya kesal.

"Jika bukan wanita peng go da, lalu, sebutan apa yang pantas untuk wanita seperti kamu, hah!" Farraz menunjuk wajah Ayana.

"Bukannya kamu sendiri yang bersedia membantu Mama untuk menjebakku hingga akhirnya aku terpaksa harus menikahi wanita tua dan janda sepertimu?" Lanjutnya semakin keras berteriak meluapkan amarah yang menguasai dirinya.

"Saya sama sekali tidak tahu menahu tentang jebakan itu. Terserah anda menuduh saya seperti apa. Saya tidak peduli." Ucap Ayana menegaskan.

Lalu, dia melangkah hendak meninggalkan Farraz yang sedang dipengaruhi amarah dan menjadikan dirinya sebagai sasaran amarah tersebut.

"Semua kekacauan ini karena kamu. Kamu yang menjebakku!" Teriaknya sambil menarik pergelangan tangan Ayana yang hendak melangkah keluar dari ruangan itu.

"Lepas… Kamu gi la Farraz. Lepaskan saya!" Teriak Ayana mencoba berontak.

Farraz tidak membiarkan Ayana lepas darinya. Dia bahkan kini menarik Ayana menuju kamar mandi khusus di ruangannya.

"Farraz… apa yang kamu lakukan! Lepaskan saya." Teriaknya sambil berontak. Bahkan kaki sepatu Ayana patah saat dia mencoba berontak.

Tapi, Farraz terus menarik paksa tubuh Ayana dan menghempaskannya ke dinding kamar mandi. Lalu, Farraz menindih tubuh Ayana didinding. Farraz terlihat sangat bernafsu hendak menyentuh Ayana.

"Saya mohon lepaskan saya, Farraz Eh…" Mulut Ayana langsung dibekap oleh Farraz dengan mulutnya.

Ayana terkejut dan tidak terima, sehingga dia menggigit bibir Farraz dan menendang bagian bawah Farraz.

"Aaakkhhgg…" Teriak Farraz kesakitan, pada saat itu jugalah tangannya tidak sengaja menekan tombol shower hingga airnya turun dan menyiram tubuh mereka.

Ayana yang sudah basah kuyup lansung berlari dengan cepat meninggalkan Farraz yang masih kesakitan dan kebasahan di bawah guyuran air shower.

Dan Ayana berlari menuju lift setelah meraih tasnya yang ada dimeja kerjanya. Dengan bajunya yang basah dan juga kaki sepatunya yang patah, Ayana terus melangkah tanpa peduli dengan penampilannya yang kacau itu.

"Ayana, Kamu harus kuat. Jangan menangis!" Menyemangati dirinya sendiri yang hampir menangis merasakan sakit dihatinya atas perlakuan Farraz padanya.

Saat tiba di lantai bawah, Ayana dengan percaya diri melangkah keluar dari lift. Air dari bajunya menetes dilantai, tapi dia tidak peduli. Dia hanya terus melangkah seakan tidak terjadi apa apa. Padahal, kakinya terasa sakit karena berjalan dengan satu kaki sepatu yang patah.

Semua mata menatap padanya. Mereka saling berbisik khawatir. Bahkan ada beberapa yang hendak menyapa Ayana, tapi dengan cepat Ayana menunduk lebih dulu dan tersenyum seperti biasa.

Beberapa detik kemudian, Handi keluar dari lift di lantai yang sama dengan Ayana. Betapa terkejutnya dia melihat kearah Ayana yang berjalan pincang karena kaki sepatunya yang patah.

"Ayana!" Panggil Handi lantang.

Dia berlari untuk mengejar Ayana yang pada saat itu menoleh padanya.

"Apa yang terjadi? Kenapa bajumu basah?" Tanya Handi khawatir.

Ayana tersenyum getir. Mendengar Handi menghawatirkannya membuat air matanya terasa berdemo hendak keluar dari pelupuk mata. Tapi, Ayana berhasil mehannya dengan terus tersenyum pada Handi.

"Apa yang terjadi, Yana?" Handi bertanya lagi.

"Hanya terjatuh di toilet. Karena saya ceroboh." Jawabnya santai seperti biasa.

"Yana… kamu kok seceroboh itu sih. Tapi, ada yang sakit?" Memeriksa keadaan Ayana.

"Tidak ada. Hanya sepatu saja yang patah." Ucapnya sambil tersenyum.

Handi tersenyum gemas. Lalu, dia membuka jasnya dan memakaikan pada Ayana.

"Thanks." Ucap Ayana terharu dengan kebaikan Handi.

"Aku antar pulang, ya!"

"Tidak usah, pak Handi. Saya bawa mobil sendiri." Memperlihatkan kunci mobil di tangannya pada Handi.

"Ok. Tapi, menyetirlah dengan hati hati." Ucap Handi masih merasa khawatir pada Ayana.

Senyuman manis Ayana adalah respon dari ucapan Handi.

"Tapi, bolehkah saya meminta bantuan pak Handi?" Bertanya sebelum benar benar pergi.

"Tentu. Bantuan apapun itu."

Sebenta Ayana mencari sesuatu didalam tasnya. Setelah menemukan barang yang dicarinya, dia langsung menyerahkan pada Handi.

"Apa ini?" Tanya Handi bingung.

"Hardisk." Jawabnya.

Handi tersenyum mendengar jawaban Ayana. "Aku tahu ini hardisk, Yana. Maksudnya ini untuk apa?" Jelasnya.

Senyum malu pun terlihat diwajah Ayana. "Tolong berikan pada Pak Farraz. Hardisk ini menyimpan semua dokumen yang diperlukan untuk meeting siang ini." Tuturnya.

"Berarti, kamu tidak akan kembali ke kantor lagi hari ini?" Tebak Handi.

Ayana mengangguk.

"Ok. Akan aku berikan pada pak Farraz." Menggenggam erat hardisk tersebut.

"Dan, saya senang karena pak Farraz memilih saya untuk menemani pak Handi ke Singapur." Ungkapnya.

Mendengar itu membuat Handi seakan terbang. Dia bahkan merasakan saat ini dirinya dipenuhi kebun bunga lengkap dengan semua jenis kupu kupu yang cantik.

"Terimakasih pak Handi. Maaf saya hanya bisa selalu merepotkan pak Handi." Ujar Ayana sebelum dia benar benar pergi meninggalkan gedung perusahaan.

"Bye, Yana." Melambaikan tangan mengiringi langkah Ayana.

Sementara itu, Farraz terdiam kesal pada dirinya sendiri. Dia benar benar merasa sudah berbuat diluar batas kepada Ayana.

"Aaarrggghhh…" Teriaknya kesal.

Untung kamar mandinya kedap suara. Sehingga teriakan lantangnya tidak didengar oleh siapapun.

"Kamu gi la Farraz Ehsan. Kamu sudah gi la." Memaki dirinya sendiri.

"Memang benar kata orang orang, penyesalan selalu datang diakhir. Aku benci diriku sendiri. Aku benci diriku yang tidak mampu mengendalikan amarahku. Aku benci diriku…" Teriaknya.

Farraz berdiri sambil memukul tembok dan sesekali menghantukkan kepalanya disana. Sedangkan air terus menetes membasahi seluruh tubuhnya dan pakaian yang ada padanya.

"Kenapa semuanya jadi seperti ini. Kenapa…!" Menghantukkan kepalanya ke tembok.

"Maafkan aku Ayana. Maafkan aku." Ucapnya tertahan.

Dia menyesal karena sudah bersikap keterlaluan pada Ayana.

"Seharusnya aku tidak melakukan itu. Aku bingung dengan hatiku sendiri. Aku benci melihat senyum bahagiamu untuk orang lain. Sementara saat bersamaku, kamu seperti robot. Aku benci itu Ayana. Dan aku tidak tahu, kenapa aku membenci hal itu." Gumamnya pada dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

ary rachmawati

ary rachmawati

ada tawonnya juga mak .. 😍

2023-07-27

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KARENA LO TDK BRSIKAP KE AYANA, BHKN LO MRENDAHKN DN MNGHINA AYANA..

2023-06-06

1

Kina Cska

Kina Cska

itu krn kamu nya raz.. oon.. kek mana ayana mo senyum sama km. km nya aja gitu...

2023-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Seperti Jelangkung.
2 Bab 2 Janda Mes um.
3 Bab 3 Black Card.
4 Bab 4 Memilih gaun pesta.
5 Bab 5 Gaun Mama.
6 Bab 6 Jebakan
7 Bab 7 Syarat Menikah.
8 Bab 8 Menikah (Sah)
9 Bab 9 Disangka Pocong
10 Bab 10 Sebenci itukah?
11 Bab 11 Profesionalitas
12 Bab 12 Pertikaian
13 Bab 13 Gombalan Handi
14 Bab 14 Rasa Sakit.
15 Bab 15 Membohongi Mama
16 Bab 16 Harus 'Dara'
17 Bab 17 Hari yang sibuk.
18 Bab 18 Rekan Kerja.
19 Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20 Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21 Bab 21 Tangisan Ayana
22 Bab 22 Benci atau Cemburu
23 Bab 23 'Sorry'
24 Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25 Bab 25 Bunuh diri.
26 Bab 26 Tidak bisa lebih.
27 Bab 27 Malam panas.
28 Bab 28 Rencana masa depan.
29 Bab 29 Liburan
30 Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31 Bab 31 Bukan milikku.
32 Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33 Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34 Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35 Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36 Bab 36 Aku akan bertahan.
37 Bab 37 Bocah tengik.
38 Bab 38 Ternyata...
39 Bab 39 Mulai perhatian.
40 Bab 40 Hanya kamu.
41 Bab 41 Kehilangan Mama.
42 Bab 42 Pemakaman.
43 Bab 43 Membujuk Ayana.
44 Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45 Bab 45 Bantuan teman lama.
46 Bab 46 Maafkan Mama.
47 Bab 47 Resto Favorit.
48 Bab 48 Menguping
49 Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50 Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51 Bab 51 Gejolak Rindu
52 Bab 52 Kamu milikku!
53 Bab 53 Hari yang sibuk.
54 Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55 Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56 Bab 56 Panas dan Nikmat.
57 Bab 57 Lagi dan lagi.
58 Bab 58 Sekretaris baru.
59 Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60 Bab 60 Perpisahan Ayana
61 Bab 61 Pesta Pernikahan
62 Bab 62 PCOS
63 Bab 63 Tidak berani bilang...
64 Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65 Bab 65 Mengubah pola pikir.
66 Bab 66 Handi calon suami Via
67 Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68 Bab 68 Menahan.
69 Bab 69 Curhatan Via
70 Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71 Bab 71 Telat 9 hari
72 Bab 72 Tes kehamilan.
73 Bab 73 Cek kandungan.
74 Bab 74 Bumil bar bar
75 Bab 75 Rayuan Ayana.
76 Bab 76 Danil dan Aria
77 Bab 77 Ikan mas.
78 Bab 78 Ngobrol santai
79 Bab 79 Ayana dan Suci
80 Bab 80 Kematian Suci
81 Bab 81 Happy together
82 Bab 82 Happy Ending.
83 Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84 Bonus (bab) Kehancuran Danil.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Seperti Jelangkung.
2
Bab 2 Janda Mes um.
3
Bab 3 Black Card.
4
Bab 4 Memilih gaun pesta.
5
Bab 5 Gaun Mama.
6
Bab 6 Jebakan
7
Bab 7 Syarat Menikah.
8
Bab 8 Menikah (Sah)
9
Bab 9 Disangka Pocong
10
Bab 10 Sebenci itukah?
11
Bab 11 Profesionalitas
12
Bab 12 Pertikaian
13
Bab 13 Gombalan Handi
14
Bab 14 Rasa Sakit.
15
Bab 15 Membohongi Mama
16
Bab 16 Harus 'Dara'
17
Bab 17 Hari yang sibuk.
18
Bab 18 Rekan Kerja.
19
Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20
Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21
Bab 21 Tangisan Ayana
22
Bab 22 Benci atau Cemburu
23
Bab 23 'Sorry'
24
Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25
Bab 25 Bunuh diri.
26
Bab 26 Tidak bisa lebih.
27
Bab 27 Malam panas.
28
Bab 28 Rencana masa depan.
29
Bab 29 Liburan
30
Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31
Bab 31 Bukan milikku.
32
Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33
Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34
Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35
Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36
Bab 36 Aku akan bertahan.
37
Bab 37 Bocah tengik.
38
Bab 38 Ternyata...
39
Bab 39 Mulai perhatian.
40
Bab 40 Hanya kamu.
41
Bab 41 Kehilangan Mama.
42
Bab 42 Pemakaman.
43
Bab 43 Membujuk Ayana.
44
Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45
Bab 45 Bantuan teman lama.
46
Bab 46 Maafkan Mama.
47
Bab 47 Resto Favorit.
48
Bab 48 Menguping
49
Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50
Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51
Bab 51 Gejolak Rindu
52
Bab 52 Kamu milikku!
53
Bab 53 Hari yang sibuk.
54
Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55
Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56
Bab 56 Panas dan Nikmat.
57
Bab 57 Lagi dan lagi.
58
Bab 58 Sekretaris baru.
59
Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60
Bab 60 Perpisahan Ayana
61
Bab 61 Pesta Pernikahan
62
Bab 62 PCOS
63
Bab 63 Tidak berani bilang...
64
Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65
Bab 65 Mengubah pola pikir.
66
Bab 66 Handi calon suami Via
67
Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68
Bab 68 Menahan.
69
Bab 69 Curhatan Via
70
Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71
Bab 71 Telat 9 hari
72
Bab 72 Tes kehamilan.
73
Bab 73 Cek kandungan.
74
Bab 74 Bumil bar bar
75
Bab 75 Rayuan Ayana.
76
Bab 76 Danil dan Aria
77
Bab 77 Ikan mas.
78
Bab 78 Ngobrol santai
79
Bab 79 Ayana dan Suci
80
Bab 80 Kematian Suci
81
Bab 81 Happy together
82
Bab 82 Happy Ending.
83
Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84
Bonus (bab) Kehancuran Danil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!