Armageddon Maker 3 Step To Revoluton
" Apakah jawaban tadi memuaskan? " ucapnya sembari melihat Shofia dan Tia bersaudara yang nampak berusaha mencerna apa yang dirinya jelaskan.
Sesaat sebelum Anma bertanya hal demikian, baik Shofia maupun Tia bersaudara sempat terkejut atas ucapan Anma yang menyinggung sebuah kisah rakyat yang mereka kenal sebagai Elder tale.
" Tunggu sebentar, tuan. Jika anda mengetahui kehancuran itu, apakah anda juga ada disana saat kejadian itu terjadi? " ucap Fra penasaran.
" Bukan hanya ada di sana, karena seperti yang telah saya katakan pada kalian sebelumnya. Saya adalah sosok yang membantunya dikala kejadian itu benar-benar terjadi " balasnya dengan menyombongkan diri
" Jika demikian maka anda adalah sosok yang diberikan jubah sihir oleh tetua Raizazna? " sahut Lindastia menambahkan
" Hm~ yah, atas bantuan yang saya berikan untuk membantu desanya kala itu, dia memberikan sebuah jubah peninggalan dari orang tuanya yang kala itu nampak beberapa sobekan dan noda darah. " balasnya sesaat setelah mengingat kejadian itu.
Mereka yang mendengar ucapan langsung dari Anma seolah tidak percaya bahwa sosok yang ada di hadapannya merupakan pahlawan yang mereka ingin temui apabila sosok pahlawan itu masih hidup.
" Hal menarik yang terjadi setelahnya, Raizaz yang usianya hampir sama seperti kalian datang mengunjungiku dan kembali berterima kasih sembari membanggakan dirinya sendiri atas keberhasilannya menjadi sosok pladin dari kerajaan Dominic atau entahlah saya sedikit lupa nama pasti kerajaan itu." tambahnya dengan nada memuji
" Sa--saya minta maaf atas apa yang telah terjadi sebelumnya karena baik pada saya maupun mereka tidak mengetahui bahwa ada ras lain selain dari ras kami dan ras iblis... " ucap Listia yang menyesal setelah mengingat apa yang sebelumnya telah dirinya lakukan terhadap Anma.
" Ya, tidak apa. Kalian marah karena kalian tidak mengetahui hal apa yang disembunyikan oleh ras kalian sendiri karena mereka hanya mengutamakan kesombongan dan keegoisan tanpa memperdulikan perbedaan yang ada pada ras lainnya. " tambahnya sembari menghela nafas panjang tanda kekecewaan.
Sama halnya seperti beberapa ucapan sebelumnya, mereka yang ada di sana hanya bisa terdiam sembari mencoba memahami setiap informasi yang ada tanpa adanya sebuah keraguan darinya.
Jikalau saat itu ras kalian mengakui perbedaan dan menghormati perbedaan di antara ras yang beragam seperti yang aku sebutkan tadi, perseteruan yang terus memakan korban seperti ini tidak akan pernah terjadi dan dia tidak akan meregang nyawa seperti itu. " gumamnya dengan melihat ke arah mereka sembari menikmati kudapan yang ada
Merasa bahwa makam semakin larut dan mereka masih membahas hal yang tabu, Anma mulai mengajukan beberapa pertanyaan yang pernah dirinya ucapkan sebagai syarat
" Langsung saja aku tanyakan hal ini kepada kalian. Saat ini aku tengah mencari beberapa orang yang masih termasuk dalam keluargaku. Diantara orang-orang yang masih selamat dan mereka yang telah menjadi artefak, setidaknya ada lima belas orang tersisa dan dua orang penjaga yang masih belum aku temukan. " lanjutnya sembari mengatakan seluruh sosok demi human yang pernah hidup bersama dengannya serta dua sosok yang tidak lain adalah Alpa dan Sese.
Fransiska yang saat itu nampak tidak asing dengan nama Alpa, sempat mengingat sebuah buku yang mana buku tersebut berisikan beberapa nama monster yang terkurung di suatu pulau.
Meskipun dirinya mengetahui sebuah petunjuk mengenai hal itu, dia yang merasa ragu atas kebenaran itu akhirnya mengurungkan niatannya untuk memberitahukan petunjuk itu kepada Anma karena mungkin apa yang ia katakan akan membuat Anma langsung meluapkan amarahnya pada tanah yang ia pijak saat ini.
" Hm~ph.... * Gbrals.... * " Anma menarik nafas panjang untuk sesaat sebelum mengeluarkan sepasang sayap putih mengkilap serta sepasang tanduk melengkung di dahinya serta mengeluarkan sebuah api hitam yang menyelimuti seluruh bagian dari tangan kanannya.
" Dengarlah.... Aku adalah sosok yang ada diantara ras kalian dan ras para iblis~ Namun karena keegoisan kalian ras yang serupa dengan diriku telah kalian masukkan dalam ras yang serupa dengan iblis. Dari saat pertama aku tinggal di tanah ini, aku tidak mempermasalahkan tindak tanduk kalian yang mungkin mengawasiku dari balik bayangan kota ini. Namun hal yang pasti, akan tiba suatu masa dimana aku mungkin akan menghancurkan kalian jika kalian melewati batas yang tidak seharusnya kalian lewati. " tambahnya sembari meremaskan telapak tangannya dan membuat api hitam itu semakin besar.
Mereka yang mendengar perkataan itu langsung tertunduk lemas seakan tidak ada lagi harapan untuk mereka agar mereka dapat selamat dari hal yang dirinya katakan.
Meskipun sempat terjadi beberapa perdebatan serius antara mereka, Anma terus mengatakan hal yang sama kepada mereka dan kepastian atas kehancuran tersebut tidak dapat dihindari meskipun mereka berusaha mencegahnya.
" Jikalau kalian sangat menginginkan kehidupan yang damai, aku akan menawarkan perlindungan kepada kalian yang berarti kalian bisa datang kepada ku untuk meminta bantuan. " ucapnya setelah menghela nafas panjang.
Merasa bahwa ada sebuah cahaya harapan, mereka yang mendengar perkataan itu nampak lebih tenang karena kekhawatiran mereka telah hilang
" Namun, kalian juga harus merahasiakan pembicaraan ini karena mungkin mereka yang merasa bahwa sosok ku adalah ancaman, akan bertindak tanpa memperdulikan norma maupun aturan yang ada demi memperoleh informasi kalian. " tambahnya setelah mengingat kejadian dimana dirinya mengancam seorang yang menggunakan sihir pengawasan.
* Glups * suara dari mereka yang sama sama menelan ludahnya membuat sebuah keheningan setelahnya.
Beberapa pembahasan berat yang mempertaruhkan masa depan dari mereka pun mulai berlalu setelah sebuah kesepakatan berhasil dibuat.
Selain dari pada itupun dirinya berniat memberikan timbal balik kepada mereka mengenai tawaran bantuan jikalau mereka benar-benar membutuhkan bantuannya.
Dalam berbagai pembahasan yang telah dilakukan, dirinya tidak sedikitpun menyinggung persoalan tentang Brotus maupun seorang kepala pendeta yang sempat dia datangi sebelumnya karena merasa bahwa belum saatnya mereka tahu sebuah rencana besar yang telah dirinya siapkan.
" Simpanlah benda-benda ini agar kalian dapat melindungi diri.... " tambahnya dengan menjelaskan hal yang sama seperti yang dia jelaskan pada Brotus mengenai benda bulat dengan lambang petir dan lingkaran
" Maaf jika ini adalah sebuah permintaan yang egois dari saya. Namun bisakah anda ikut dalam turnamen Ouroboros sebagai perwakilan dari kota ini?" ucap Shofia yang sebelumnya telah berencana memasukkan party yang Anma buat sebagai kandidat petarung bersama beberapa party besar lainnya.
"[Jika dia menerimanya, maka Luna akan melihat secara langsung calon dari gurunya nanti] " pikir Linda sesaat
" Ya~ tentu aku menolak tawaran itu karena aku tidak ingin kembali berurusan dengan pihak kerajaan atau hal semacam itu. " balas Anma dengan tegas sembari mengembalikan kembali bentuk tubuhnya agar serupa seperti ras manusia
" Ta---tapi... anda bilang anda bahwa kami boleh mengajukan suatu permintaan sebagai tanda balas budi~! " balas Linda yang kecewa
" Selain dari itu pun bukankah sedari awal perkenalan tadi sudah dijelaskan bahwa kami merupakan bagian dari keluarga kerajaan, tapi kenapa dengan hal seperti ini tuan justru.... " balas Fra yang melihat sebuah celah dari perkataan Anma sebelumnya
" Hehehe... iya. aku tahu betul siapa kalian dan apa yang kalian inginkan saat ini. Namun, akan lebih baik jika kalian memilih party yang lain. Jika dipikirkan secara logis bukanlah akan terasa aneh bahwa D rank party tiba-tiba dijadikan kandidat turnamen? dan mungkin reputasi dari kota ini pun akan jatuh...." balasnya dengan tenang yang mana itu membuat Fra terpancing ucapan dari Anma
" Ho~oh jadi begitu? Lantas bagaimana jika kami mengubah rank dari party yang anda miliki dan tetap memaksakan keinginan kami" balasnya dengan senyuman
" Hehehe.... inilah yang aku sebut sebagai bukti keegoisan manusia. " balasnya dengan senyum sebagai bukti bahwa mereka telah melupakan kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya.
Baik Listia, Shofia maupun Linda terdiam karena tidak mampu membantah apa yang Anma katakan sementara Fara memegang mulutnya seakan tidak percaya atas apa yang diucapkan olehnya.
" Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal yang terucap sebelumnya. Jika kalian kembali mengingat ucapan ku sebelumnya mengenai sosok mereka? dan bukankah jika mereka yang aku maksudkan tadi menyadari keberadaan ku mulai bertindak ? Selain daripada itupun sudah jelas akibatnya akan berimbas kepada kalian?" jelasnya melanjutkan
" Maaf jikalau saya lancang. Namun mengingat kembali apa yang telah terjadi, bisakah tuan tetap mengikuti turnamen tersebut karena mungkin anda akan mendapatkan informasi lebih yang berkaitan dengan sosok yang hilang maupun cara menghadapi sosok yang dianggap ancaman seperti yang tuan bilang..." ucap Sofia menengahi pembicaraan itu sembari memancing Anma dengan informasi yang tengah dicarinya.
" Bagaiamana pun, ucapan Shofi memang benar adanya. Mengingat salah satu hadiah dari turnamen itu yang memperbolehkan sang pemenang mewujudkan satu keinginannya. Baik dari harta, tahta ataupun semacamnya, maka mungkin nantinya tuan bisa memperoleh berbagai macam informasi yang telah disebutkan tadi." ucap Lisitia sembari menyarankan kepada Anma untuk mengulik informasi lebih dari pihak atas karena dirinya pun ingin mengetahui hal seperti apa yang disembunyikan oleh kerajaan serta mencari sebuah bukti dari ucapan Anma sebelumnya.
Untuk beberapa saat, keheningan kembali terasa sesaat ketika Anma nampak memikirkan sesuatu setelah mendengar ucapan dari Shofi dan bersama dengan hal itu pun, Tia bersaudara nampak saling menatap satu sama lain seakan mereka tengah membicarakan sesuatu melalui telepati
" Sudahlah sudah. Aku akan memikirkan kembali mengenai permintaan kalian itu. Meskipun aku dan sosok Riz tidak memiliki ikatan darah maupun keluarga, setidaknya kalian sudah aku anggap seperti saudara. Maka dari itu, setidaknya tunggulah beberapa hari kedepan sampai aku menyelesaikan urusan ku yang sempat tertunda karena pertemuan ini" ucapnya mencoba menenangkan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Haidar Jamil
p
2022-06-23
1
Rinie Rahayu
bagus ceritanya kak
2022-05-29
1
Rinie Rahayu
maaf kak.. ini seharusnya "Sa—saya minta maaf apa yang telah terjadi sebelumnya"
bukan " Sa—saya minat maaf"
2022-05-29
1