Calon Istriku Musuhku
Seorang pria begitu bahagia mendorong kopernya setibanya ia di tanah air. Seminggu yang lalu, ayah kandungnya memintanya untuk pulang. Di sambut sang mama dan adik perempuannya di bandara.
Arya Gunadi Aksa selama ini menempuh pendidikan dan bekerja di negeri Eropa, ia memilih tinggal di sana.
Sebelas tahun di negeri orang sekali saja dia pulang, itu karena ibu dari papanya meninggal.
Alasan dia bekerja di luar negeri, karena papanya lebih mempercayai perusahaan kepada kakak kandungnya. Arya hanya dianggap anak kecil yang tidak mampu menjalankan bisnis.
"Apa kabar, Nak?" Rita memeluk putra keduanya itu dengan hati senang.
"Baik, Ma!" Arya membalas pelukan sang ibu. Ia juga menoleh ke arah sang adik.
"Kakak, aku rindu!" Sasha juga memeluk Arya
"Apa sekarang kau sudah berani tidur sendiri?" tanya Arya menyindir.
"Kakak mengejekku saja!" gerutu Sasha, gadis 22 tahun itu.
Arya melihat kanan dan kiri mamanya, "Papa dan Kak Aryo tidak ikut?"
"Mereka lagi sibuk!" sahut Sasha.
"Mereka selalu begitu, tidak pernah ada waktu untuk melihatku di sana!" keluh Arya.
"Ayo, kita pulang. Mama sudah masak makanan kesukaanmu!" ajak Rita. Mereka bertiga meninggalkan bandara menuju kediaman utama keluarga Gunadi.
Sesampainya di rumah, Arya pergi ke kamar miliknya yang selalu bersih karena sang ibu yang menyuruh pelayan membersihkannya.
Arya membersihkan diri sebelum ia menikmati makanan kesukaan buatan mamanya.
Setengah jam kemudian, mereka bertiga berkumpul di meja makan. Menikmati makan siang bersama sambil bercanda.
Menjelang malam, Aryo dan Gunadi pulang dari kantor. Mereka menumpang mobil yang sama. Gunadi tersenyum melihat putra keduanya menuruti permintaannya untuk pulang.
"Aku senang kau telah kembali!" sambut Gunadi memeluk Arya.
"Aku pergi ke kamar dulu!" Aryo melangkah ke kamarnya untuk membersihkan diri ia tak mau menyapa adiknya.
Kini mereka berlima berada di meja makan untuk menikmati makan malam yang jarang mereka lakukan selama beberapa tahun ini.
Hal ini membuat Rita begitu senang karena ia bisa berkumpul dengan anak-anaknya.
"Ada apa Papa menyuruhku pulang?" tanya Arya di sela-sela makan malam.
"Setelah makan temui Papa di ruang kerja!" titah Gunadi.
Arya pun mengiyakan.
-
Selesai makan malam, Arya menemui Gunadi di ruangan kerja miliknya yang ada di dalam rumah. Arya duduk di sofa tamu begitu juga dengan Gunadi.
Gunadi melempar sebuah foto di atas meja.
Arya mengambilnya dan melihat foto tersebut. "Papa ingin menjodohkan ku?"
"Kalau bisa Papa akan menjodohkan kau dengan dia!" jawab Gunadi.
"Lalu foto ini untuk apa?" tanya Arya.
"Kau harus mendekatinya!" perintah Gunadi.
"Maksud Papa apa?" Arya meletakkan foto itu kembali di atas meja.
"Namanya Rania , gadis itu putri pewaris HK Grup, mereka pesaing kita. Jadi kau harus membuat dia jatuh cinta!" jawab Gunadi percaya diri kalau putranya itu mampu meluluhkan Rania.
"Papa menyuruh aku pulang hanya untuk mendekati wanita ini!" Arya menunjuk foto Rania dengan jari telunjuknya.
"Iya," Gunadi tanpa mengatakannya.
"Kenapa tidak menyuruh Kak Aryo saja?"
"Rania mengenal Aryo, lagian juga kakakmu itu sudah memiliki kekasih," jawab Gunadi.
Arya menarik sudut bibirnya, "Aku pikir Papa akan memberikan jabatan di perusahaan ternyata untuk mendekati putri dari pesaingnya."
"Jika berhasil, Papa akan menempati dirimu di posisi wakil direktur!" janji Gunadi.
"Aku tidak mau menjadi wakil, ku mau posisi Presdir!" pinta Arya.
"Tidak bisa!" tolak Gunadi.
"Kalau begitu, aku tidak mau melakukan perintah Papa!" ancam Arya.
"Baiklah, Papa akan memberikan jabatan itu!"
......................
Gedung Aksa Grup
Hari ini Arya bekerja di kantor milik papanya yang bergerak di bidang periklanan. Gunadi memberikan posisi dirinya sementara sebagai manajer pemasaran.
Walau ketiganya bekerja di kantor yang sama, namun mereka tak pernah pergi bersama. Arya memilih mengendarai mobilnya sendiri.
Selama di kantor Aryo dan Arya tak pernah terlihat bersama, mereka terlihat bukan seperti saudara kandung.
"Tuan Aryo meminta anda untuk membuat laporan!" ucap seorang wanita yang merupakan sekretaris dari Aryo.
"Baiklah!" Arya pun mengerjakan tugas yang diberikan kakaknya itu.
Sebuah notifikasi masuk ke gawai Arya, ia membuka dan membacanya. Gunadi mengirimkan pesan kepada putranya untuk melakukan pekerjaannya.
Tak lama sebuah foto muncul di gawai Arya, seorang wanita dengan ekspresi tersenyum berada di sebuah kafe. Gunadi menyuruh putranya itu untuk segera ke tempat tersebut.
Arya akhirnya menyerahkan tugasnya kepada teman kantornya, ia juga mengirimkan pesan kepada kakak kandungnya tidak mengerjakan apa yang ia minta.
Mobil Arya melaju ke kafe, di mana Rania dan teman-temannya menikmati makan siang.
Sesampainya di sana Arya mengedarkan pandangannya mencari sosok wanita yang di maksud.
Saat matanya bertemu yang ia cari, Arya menyunggingkan senyumnya. "Ternyata cantik juga!" batinnya.
Arya memilih duduk tak jauh dari Rania dan teman-temannya. Ia menatap ke arah meja para wanita itu sambil menikmati kopi dan kentang goreng.
"Sepertinya pria itu melihat kita saja!" ucap Irma, salah satu teman Rania.
"Ya, apa kalian mengenalnya?" tanya Rania pada ketiga temannya.
"Tidak!" ketiganya menggelengkan kepalanya.
"Kenapa aku jadi takut? Jangan-jangan dia pria yang kerjaannya mengincar para wanita berduit," jelas Irma.
"Bisa jadi!" sahut Ria.
"Ayo, kita pergi dari sini saja!" ajak Irma.
"Aku tidak bisa ikut kalian," tolak Rania.
"Kenapa?" tanya Dian pada temannya itu.
"Aku lagi menunggu Ayah!" jawabnya.
"Kalau begitu kami duluan, kau hati-hati 'ya!" ucap Irma.
"Kalian tenang saja!" Rania mencoba menenangkan teman-temannya agar tak khawatir.
Kini ketiga temannya pergi dari kafe, tinggallah Rania. Pria itu pun mendekati Rania dengan tersenyum.
"Saya tidak butuh teman duduk, silahkan cari tempat yang lain!" ucap Rania sebelum Arya melancarkan rayuannya.
"Baiklah!" Arya pun kembali ke tempat duduknya.
Tak lama, Reno datang ke kafe menemui putrinya. Ia mencium pipi Rania lalu duduk di hadapannya.
Arya menatap pria paruh baya begitu dekat dengan Rania. "Apa dia ayahnya?" batinnya bertanya.
Rania memesankan makanan untuk Reno yang sedang berpamitan ke toilet. Arya kembali mendekati Rania.
"Ada apa?" tanya Rania sinis.
"Apa dia Ayahmu?" tanya Arya sambil tersenyum.
"Bukan!"
"Lalu?"
"Bukan urusan anda!" Rania menatap tajam pria yang berdiri di dekatnya.
"Oh, baiklah. Semoga kita bertemu lagi, Nona!" Arya melambaikan tangannya kemudian berlalu.
"Dasar pria aneh!" ucapnya lirih.
"Siapa yang aneh, Nak?" tanya Reno yang kembali duduk bersama putrinya.
"Hanya pria iseng, Yah."
"Di mana dia? Biar Ayah kasih pelajaran telah menganggu putriku yang cantik ini," ucap Reno.
Rania tersenyum menatap ayahnya. "Dia sudah aku usir, Yah!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai, semua!
Ini karyaku selanjutnya, semoga kalian menyukainya.
Ini lanjutan dari novel aku yang berjudul 'Salah Jatuh Cinta'.
Bagi kalian yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu biar nyambung.
Terima Kasih..
Selamat Membaca 🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments