"Kenapa kalian sebaik ini kepadaku?" tanya Arya menatap sang istri.
Rania tertawa kecil, ia menopang dagunya dan membalas tatapan suaminya. "Karena kau adalah keluarga, kami tak pernah tahu apa alasanmu menikahiku!"
Arya meraih tangan istrinya dan menggenggamnya. "Kau adalah wanita yang baik, seharusnya aku tak masuk di kehidupan kalian. Ku melakukan ini agar bisa mencapai keinginanku," tuturnya.
"Apa yang kau cari?"
"Aku menginginkan perusahaan papa kandungku kembali," jawab Arya.
"Jadi?"
"Aku bukan anak kandung dari Gunadi, perusahaan Aksa Grup adalah perusahaan papaku yang diubah namanya," jelas Arya.
"Jadi tujuan kau menikahiku apa?"
"Papa Gunadi menyuruhku mendekatimu dan menghancurkan perusahaan HK Grup, ia menjanjikan posisi Presdir untukku. Tapi, dia tak menepatinya."
"Jadi, langkahmu selanjutnya apa?"
"Aku akan katakan padanya, kalau HK Grup berada di genggamanku. Aku juga sudah merayu Mama untuk membujuknya memberikan jabatan itu!"
"Apa kau yakin rencanamu berhasil?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu."
"Aku akan mendukungmu!" Rania tersenyum. "Kalau begitu, kita pergi sekarang ke tempat yang aku sebut tadi," ajak Rania.
Tempat pertama yang mereka kunjungi, toko roti yang ada di depan gedung HK Grup. Semua karyawan menunduk hormat.
Beberapa karyawan saling berbisik, "Apa dia suami Nona Rania?"
"Selamat siang semua," sapa Rania di depan para karyawan yang berkumpul di ruang produksi.
"Siang, Nona!" sahut mereka.
"Saya akan memperkenalkan bos baru kalian," ucap Rania lalu menatap suaminya. "Namanya Tuan Arya, dia adalah suami saya dan juga akan menjadi atasan kalian. Jadi, urusan toko roti ini saya serahkan kepada beliau," jelas Rania.
"Nona mau ke mana?" tanya salah satu karyawan.
"Saya masih di HK Grup dan status saya adalah seorang istri jadi fokus bukan hanya bisnis tapi rumah tangga," jawab Rania. "Jadi, Tuan Arya yang akan membantu pekerjaan saya. Diharapkan kerja samanya," ujarnya. Rania berbisik pada suaminya, "Sekarang giliran kau yang berbicara!"
"Saya mohon kerja samanya, cuma itu saja. Sekian dan terima kasih," ucap Arya singkat dan padat.
Setelah dari toko, ia pergi ke rental mobil milik ibunya Rania. Sesampainya di sana, beberapa karyawan berkumpul begitu juga dengan Papa Rayyan.
Selesai mendengar sepatah dua kata dari pimpinan baru, Rayyan mengajak Arya berbicara sementara itu Rania asyik mengobrol dengan Arina.
"Papa ingin kau benar-benar menyayangi putri kami," ucap Rayyan.
"Mungkin pernikahan kami terpaksa, tapi Papa tenang saja. Aku tidak akan menyakiti Rania," ujarnya.
"Rania memang bukan putri kandung kami, tapi ibunya adalah sahabat baikku. Mischa meninggal saat melahirkannya, kau tahu dia melahirkan tanpa di dampingi suaminya," ungkap Rayyan.
"Memang ke mana Ayah Reno?"
"Mischa meminta Reno tidak mendampinginya, malah ia menyerahkan Rania kepada mertuanya."
"Apa yang terjadi sebenarnya?" Arya begitu penasaran.
"Reno tidak mengakui Rania sebagai janin yang dikandung Mischa," jawab Rayyan.
Arya mengingat kata-kata Rania, jika ayahnya menolak menikah karena untuk menebus kesalahannya. "Apa itu alasan Ayah Reno tidak menikah lagi?" tanyanya.
"Ya, dia ingin menghabiskan waktunya untuk putrinya. Karena ia sudah menyia-nyiakan ibunya," jawab Rayyan.
"Aku akan menjaga dan menyayangi Rania seperti kalian," janji Arya.
"Papa serahkan Rania kepadamu, jika kau berani menyakitinya. Aku akan menghajarmu," Rayyan mengepalkan tangannya dihadapan Arya membuat suami Rania mengulum senyumnya.
"Ku yakin Papa tidak akan menghajarku," ucap Arya percaya diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments